Tag Archives: A6600

Sony A7C Tiba di Indonesia, Mirrorless Full Frame dengan Bodi APS-C

Ketika ingin naik kelas, beralih dari kamera mirrorless dengan sensor APS-C ke full frame. Biasanya ada dua hal yang menjadi pertimbangan utama, yaitu harga dan ukuran.

Nah kalau harga bukan masalah dan membutuhkan kualitas full frame, tetapi mendambakan ukuran yang tetap ringkas. Kamera terbaru Sony yang baru saja mendarat di Indonesia yaitu Alpha 7C bisa menjadi jawabannya.

Embel-embel C ini memiliki arti Compact, bayangkan saja di dalam bodi APS-C sekecil A6600 tetapi mengemas spesifikasi seperti A7 III. Termasuk mewarisi fitur 5-axis in-body image stabilization (IBIS) 5-step dan mekanisme layarnya sudah vari-angle seperti A7S II.

Tampilan Alpha 7C dengan Warna Silver

Kami selalu memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap fotografi dan videografi, serta tren dan perkembangan teknologi dalam menghadirkan produk-produk kami. Kamera terbaru Alpha 7C ini menggabungkan berbagai teknologi pencitraan terdepan, sangat nyaman digunakan dan merupakan perangkat yang cocok untuk seluruh pecinta fotografi dan videografi, mulai dari pemula, para kreator hingga profesional,” ujar Kazuteru Makiyama, President Director PT Sony Indonesia.

Dari sisi desain, sepintas desain Sony A7C memang sangat menyerupai tampilan A6xxx series, terutama A6600. Meski detail tata letak tombol kontrolnya tidak sama persis, tombol video telah diletakan di atas kamera.

Dimensi A7C juga sedikit lebih besar 124x71x60 mm dengan bobot 509 gram, sementara A6600 120x67x69 mm dengan bobot 503 gram. Kamera ini sudah tahan terhadap debu dan kelembaban untuk mendukung kebutuhan pengambilan gambar dalam lingkungan yang menantang.

Tampilan Atas Alpha 7C dengan SEL2860

Layar sentuh vari-angle 3 incinya merupakan tipe touch-sensitive 3.0 beresolusi 921,6k dot, bisa ditarik ke samping dan diputar 180 derajat untuk keleluasaan mencari angle dan kemudahan vlogging. Viewfinder elektroniknya beresolusi 2,36 juta dot dengan tingkat perbesaran di angka 0,59x, dan sudah menggunakan baterai NP-FZ100 berkapasitas besar yang mampu menghasilkan 740 bidikan menggunakan layar atau 680 gambar pakai viewfinder.

Untuk spesifikasinya, Sony A7C mengusung sensor back-illuminated Exmor R CMOS 24MP dengan prosesor Bionz X yang sama seperti A7 III. Ia dapat menjepret gambar berturut-turut hingga 10 fps dengan AF/AE (auto exposure) menggunakan unit shutter baru, mendukung pemrosesan gambar 16-bit dan output 14-bit RAW.

Alpha 7C dengan SEL2860

Sistem autofocus Sony A7C juga cepat dan dapat diandalkan, berkat sistem AF 693-point focal-plane phase-detection yang mencakup sekitar 93% dari area gambar, dengan tambahan 425-point contrast-detection. Fungsi AF pada A7C mencakup fitur Real-time Eye AF untuk subjek manusia dan hewan.

Fitur ‘tracking on + AF-on‘ sekarang dapat dialihkan ke tombol khusus dan diaktifkan berbarengan saat menekan tombol AF-ON. Selain itu, pengguna juga dapat menentukan subjek yang diinginkan hanya dengan menyentuhnya di layar.

Untuk perekam videonya, A7C menangkap lebih dari dua kali jumlah data yang diperlukan untuk video 4K hingga 30 fps berkat pembacaan full-pixel full-frame tanpa pixel binning. Mendukung profil HDR (HLG) dan S-Log/S-Gamut, perekaman full HD 120 fps dan fitur video canggih lainnya.

Tampilan audio digital telah tersedia di Multi Interface (MI) kamera, memungkinkan pengguna untuk menyambungkan Mikrofon Shotgun ECM-B1M atau Kit Adaptor XLR-K3M XLR. Soket headphone dan mikrofon juga disediakan untuk memantau suara yang direkam secara akurat. Untuk menyederhanakan kebutuhan alur kerja, konektivitas WiFi memudahkan pemindahan gambar dan video ke smartphone. Dilengkapi pula port USB tipe-C yang mendukung SuperSpeed USB 5Gbps (USB 3.2).

Lensa Model SEL2860

Bersama A7C, Sony juga mengumumkan kehadiran lensa zoom mungil barunya FE 28-60mm F4-5.6 dan flash HVL-F28RM. Sony A7C akan segera hadir di Indonesia pada bulan Desember 2020 dengan harga Rp26.999.000 untuk body only dan Rp31.999.000 dengan lensa kit FE 28-60mm F4-5.6.

Flash HVL-F28RM akan tersedia pada bulan Desember 2020 dengan harga Rp4.299.000. Sedangkan lensa zoom FE 28-60mm F4-5.6 bisa dibeli secara terpisah dengan harga Rp7.999.000 dan akan hadir pada bulan Januari 2021.

Para konsumen dapat melakukan pemesanan secara pre-order mulai tanggal 6-22 November 2020 di seluruh Sony Authorized Dealers dan toko offline. Sony memberikan penawaran spesial untuk setiap pembelian dalam masa pre-order senilai Rp2.500.000 dalam bentuk memory card SF-M 64T, exclusive leash strap dan exclusive wrapping cloth, serta berkesempatan untuk mendapatkan tambahan cashback untuk beberapa lensa dan grip tertentu.

 

Sony-A6100-dan-A6600

Sony Umumkan Penerus A6000 dan Kamera Flagship A6600

Sony memiliki dua sistem kamera interchangeable-lens, yaitu full frame dan APS-C. Pada sistem APS-C, sebelumnya Sony telah merilis Alpha 6400 yang bila dilihat dari fitur dan spesifikasinya merupakan penerus A6300. Kini Sony akhirnya memperkenalkan suksesor dari A6000 dan A6500 yakni Alpha 6100 dan Alpha 6600.

Dari informasi yang saya dapat, A6000 masih merupakan kamera Sony yang paling populer di kelas entry-level dan saat ini dibanderol Rp6,5 juta untuk body only-nya. Sedangkan, A6500 ialah kamera flagship Sony di sistem APS-C yang mempunyai fitur video sentris dan saat ini dibanderol Rp14 juta (harga promo) untuk body only.

Sony-A6100-dan-A6600-1

Sementara keberadaan A6300 di pasaran sudah mulai langka, tapi sebelum A6400 meluncur sempat dijual seharga Rp9 juta body only. Sony A6400 sendiri dibanderol Rp13 juta di Indonesia.

Nah yang terbaru A6100 body only dibanderol US$750 (sekitar Rp10 jutaan), US$850 (Rp12 jutaan) dengan lensa 16-50mm, dan US$1.100 (Rp15 jutaan) dengan lensa 16-50mm + 55-210mm. Sedangkan, A6600 body only dijual seharga US$1.400 (sekitar Rp19 jutaan) dan US$1.800 (Rp25 jutaan) dengan lensa kit 18-135mm F3.5-5.6.

Lalu, peningkatan apa saja bila dibandingkan dengan para pendahulunya? Serta, apa persamaan dan perbedaan antara A6100, A6400, dan A6600? Mari cari tahu lebih banyak.

Sony A6000 Vs. A6100

Sony A6100 2

Sony A6000 dirilis pada tahun 2014, memang sudah cukup tua. Bedanya dengan A6100 pertama ialah titik fokus-nya, A6000 punya 179 titik fokus – sementara A6100 memiliki 425 fast hybrid AF dengan real-time eye AF untuk mata manusia atau hewan dan real-time tracking untuk foto maupun video.

Untuk kemampuan videonya, bila A6000 mentok pada resolusi 1080p dan tanpa port mikrofon 3,5mm – A6100 sudah mampu merekam video 4K dan dibekali dengan port mikrofon 3,5mm. Selain perbedaan mekanisme layar, sisa spesifikasinya masih identik, resolusi layar dan viewfinder-nya, serta jenis baterainya sama.

Sony A6300 Vs. A6400

Sony A6400 2

Sony A6300 dirilis pada tahun 2016 dan saat Sony merilis A6400, mekanisme layar sentuh yang dapat diputar ke depan memang menjadi salah satu keunggulannya. Selain mekanisme layar, peningkatan yang dibawa ialah sistem autofocus canggih ‘Speed X AI‘ dengan real-time autofocus yang lebih cepat dan akurat. Kemampuan videonya, masih sama-sama cukup kuat – mampu merekam video 4K dengan dukungan picture profile.

Sony A6500 Vs. A6600

Sony A6600 2

Sony A6500 juga dirilis pada tahun 2016, sebagai penerus flagship – A6600 juga mewarisi keunggulan pendahulunya dan juga dibekali update yang penting.

Kamera ini punya 5-axis image stabilization, real-time tracking autofocus-nya sudah pasti yang paling kencang, menggunakan jenis baterai baru NP-FZ1000 yang 2,2x lebih tahan lama, serta memiliki port microphone dan headphone.

Selain itu, A6600 juga dapat memotret format Raw 14-bit, perekaman video 4K dengan dukungan picture profile macam HLG yang dapat meningkatkan dynamic range, dan punya weather-sealed magnesium-alloy body. 

Sony A6100 Vs. A6400 Vs. A6600

Sony A6600 1

Semua jajaran seri Alpha 6000 mengemas sensor CMOS APS-C beresolusi 24-megapixel dan pada generasi yang terbaru memiliki layar sentuh yang bisa di lipat ke atas. Perbedaan kemampuan biasanya ada di aspek sistem autofocus dan perekam videonya.

Lalu, apa yang membedakan antara ketiga kamera mirrorless APS-C terbaru dari Sony ini? Pertama meski ketiganya mampu merekam video 4K, namun hanya A6400 dan A6600 yang didukung picture profile (HLG, S-Log3, dan S-Log2). Jadi, buat para content creator yang ingin meningkatkan kualitas videonya – maka setidaknya harus ambil A6400.

Kedua ialah A6100 dan A6400 mendukung real-time tracking di video, sementara A6600 mendukung real-time tracking dan juga real-time Eye AF di video. Ketiga, resolusi viewfinder A6100 hanya 1,440k dot. Sementara, A6400 dan A6600 sudah 2,359k dot. Terakhir adalah A6600 memiliki port headphone, jadi Anda dapat memonitor audio. Satu lagi, A6600 menggunakan jenis baterai baru.

Sumber: DPreview