Tag Archives: Acceleration

Inilah 118 Peserta Terpilih DSLaunchpad 2.0

Program DSLaunchpad 2.0 yang diselenggarakan oleh DailySocial.id dan didukung oleh Amazon Web Services (AWS) segera bersiap memasuki fase berikutnya, yaitu tahap akselerasi intensif bagi para startup terpilih. Periode registrasi program ini sebenarnya telah dibuka sejak tanggal 5 Oktober 2020 dan ditutup pada 18 Oktober 2020. Namun karena banyaknya pertanyaan yang masuk ke email dan WhatsApp, bahkan hingga pendaftaran ditutup, maka penyelenggara memutuskan untuk memperpanjang periode registrasi selama 5 hari hingga tanggal 23 Oktober 2020. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi para calon peserta yang terlambat mendaftar.

Selama 3 pekan periode registrasi dibuka, sebanyak 736 founders telah mendaftarkan diri dalam program DSLaunchpad 2.0. Hal ini sangat menggembirakan bagi DailySocial.id dan AWS selaku penyelenggara, melihat antusiasme yang tinggi dari para founders yang mendaftar. Namun tidak semua founders dapat difasilitasi. Hanya para founders yang memenuhi kriteria, dengan ide dan konsep startup terbaik yang dapat menjadi peserta DSLaunchpad 2.0.

DailySocial.id bersama AWS telah melakukan beberapa tahapan kurasi demi mendapatkan peserta terbaik untuk program ini. Proses kurasi dilakukan berdasarkan beberapa kriteria penilaian, mulai dari kelengkapan segi administrasi pada saat pendaftaran, hingga potensi ide yang diajukan. Awalnya, proses kurasi ini direncanakan hanya akan menghasilkan 100 peserta terpilih saja. Namun, ternyata begitu banyak ide startup brilian yang didaftarkan, sehingga penyelenggara memutuskan untuk meningkatkan kuota peserta terpilih menjadi 118 demi memfasilitasi semua ide terbaik tersebut.

Lewat proses kurasi yang tidak mudah, DailySocial.id dan AWS telah memilih 118 peserta yang berhak mengikuti rangkaian program DSLaunchpad 2.0. Berikut adalah daftar 118 peserta terpilih program DSLaunchpad 2.0.

  1. REEF – Renewable Energy Financing
  2. MauCariApa.com
  3. Taplink
  4. FRESIO
  5. Bina Digital Bangsa
  6. THE PASAR
  7. Snaptig
  8. Mantab
  9. Cocreator.id
  10. Yukbanyuwangi
  11. smartbengkel
  12. Lavees
  13. Aneka Baking Online
  14. HAKITA
  15. BENEMICA
  16. GIGI.ID
  17. OBBA
  18. Imajin
  19. HRMLabs
  20. TransTRACK.ID
  21. Klepon Technology
  22. Imello
  23. Ekuitas Home
  24. MAINKODE
  25. CatatBuku Indonesia
  26. Logan
  27. Invo
  28. audita
  29. KurirLokal
  30. Redberrysoft Inc.
  31. Tarkuntansi
  32. Omni Hotelier
  33. Panggilin
  34. Tebengan Indonesia
  35. Yuk Maem
  36. Lexipage Messenger
  37. SOKU
  38. Azana Hotels
  39. MyClinicalPro
  40. Flick App
  41. Rakamin Academy
  42. banopolis.id
  43. CodeFirst
  44. Scrapiro
  45. Robohox
  46. Himall
  47. Sevvain
  48. Lahapp.com
  49. Joinan
  50. Gerakan Kopi Persahabatan
  51. Gimsak
  52. SUGAR Technology
  53. Kerja Remote Bela Negara from KodingWorks
  54. Crinoid
  55. DEPATU
  56. Keeppack
  57. Gasplus
  58. PasarKlewerCom
  59. Teman Curhat ID
  60. MOOXIQ
  61. Paladin
  62. INDOWIRA
  63. Arakata
  64. ctscope
  65. Killbot
  66. Varena
  67. Cuddl.id
  68. Suryakami
  69. CoachingYuk
  70. Neurafarm
  71. Brave Healthcare
  72. Bakal Modal
  73. FamFina: Pembukuan Keuangan
  74. Saweran.id
  75. Tradaru
  76. Littlecloud EO
  77. Mantool
  78. settrip.id
  79. BorneoTrip
  80. Jagel.id
  81. muslimlife
  82. BISASIH Indonesia
  83. WarungKiKo
  84. databaik
  85. Nilam Pad
  86. Aluno.id
  87. Bastler
  88. iLOMS
  89. pesansyur.id
  90. Schoters
  91. MadrasahQu
  92. Campuspedia Academy
  93. Aelyon
  94. Mountable
  95. Rekan Legal
  96. Create It – The Digital Creative Marketplace
  97. Datawan.io
  98. Teman Pasar
  99. MyDoctors
  100. Kapcake
  101. Wastehub.id
  102. Satu Persen
  103. Koalabora
  104. Focus AR
  105. ahlibisnis.id
  106. Mabar Yuk! Apps
  107. PROYEKIN
  108. LOCALIO
  109. Dwitari E-Learning
  110. smeco.id
  111. Helper Indonesia
  112. Maimaid
  113. Urusinaja.com
  114. Wiseree
  115. emiten.com
  116. Gets id
  117. Quoroom
  118. Suara Mas

Selamat kepada para founders yang berhasil masuk ke dalam daftar 118 peserta terpilih program DSLaunchpad 2.0. Para peserta berhak mengikuti rangkaian webinar, mentoring eksklusif, dan sesi 1-on-1 bersama para mentor yang akan memberikan berbagai wawasan mengenai langkah akselerasi startup. Selama program berlangsung, DailySocial.id bersama AWS juga akan memilih 10 peserta dengan perkembangan paling baik untuk melakukan pitching pada tahap Demo Day. Apabila terpilih menjadi 10 besar, kesempatan para peserta akan semakin tinggi untuk menjadi salah satu dari 3 lulusan terbaik yang berhak mendapatkan hadiah utama uang tunai senilai total 100 juta rupiah.

Para founders yang telah mendaftar juga berhak mengikuti sesi webinar dalam program DSLaunchpad 2.0, walaupun belum lolos menjadi 118 peserta terpilih. Akan ada banyak ilmu dan insight yang akan disampaikan oleh para pembicara dalam sesi webinar ini. Jadi, jangan sampai ketinggalan ya.

Sekali lagi, DailySocial.id bersama AWS mengucapkan selamat untuk 118 peserta terpilih DSLaunchpad 2.0. Awal perjalanan untuk mewujudkan mimpi dan mengakselerasi skala bisnis startup bersama DSLaunchpad 2.0 segera dimulai!

Nodeflux Bermitra dengan Nvidia

Nodeflux Jadi “Official Global Partner” Nvidia dalam Pengembangan Solusi AI

Tahun 2018 menjadi tahun cukup penting bagi perjalanan bisnis Nodeflux. Setelah berhasil membukukan beberapa pendanaan, Nodeflux mengumumkan telah berhasil menjadi bagian dari program NVIDIA-Metropolis Software Partner Program (Nvidia-MSPP).

Capaian Nodeflux ini tidak hanya memungkinkan mereka memanfaatkan teknologi Nvidia untuk pemrosesan komputasi cerdasnya, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka sebagai startup AI berkualitas dan disejajarkan dengan penyedia lainnya dari seluruh dunia.

Nvidia-MSPP sendiri merupakan program pemanfaatan kecerdasan buatan dan deep-learning untuk memberikan solusi inovatif dalam inisiatif kota pintar. Nodeflux menjadi startup pertama asal Indonesia dan tergabung bersama dengan 24 startup AI lainnya dari seluruh dunia.

Menurut tim Nodeflux, teknologi komputasi Nvidia penting untuk sistem mereka, mengingat GPU menjadi komponen penting untuk melakukan inferencing atau analytics function bagi delivery pada layanan Intelligent Video Analytics yang dikembangkan.

“Menjadi official global partner Nvidia tentu sangat berarti bagi kami. Tidak banyak perusahaan yang diterima. Hal ini menunjukkan pengakuan terhadap solusi Nodeflux dari perusahaan global yang merupakan hardware leader di industri AI. Saya berharap agar konsumen Indonesia mengetahui sudah ada karya anak bangsa yang berkualitas global yang dapat mereka gunakan,” terang CEO Nodeflux Meidy Fitranto.

Pihak Nodeflux menjelaskan bahwa ada proses cukup panjang sebelum akhirnya bisa bergabung dalam program Nvidia-MSPP ini. Dimulai ketika Nodeflux tergabung dalam Inception Program (program inkubasi startup yang bergerak di bidang deep-learning) pada tahun 2017. Kemudian dilanjutkan dengan implementasi solusi di beberapa kota menggunakan produk Nvidia.

Di tahun 2018 Nodeflux sudah mengembangkan beberapa solusi inovatif seperti face recognition, license plate recognition, people counting, vehicle counting & classification, hingga solusi untuk smart city. Solusi-solusi tersebut sudah diimplementasikan di beberapa kota di Indonesia.

“Nodeflux sudah implementasi di beberapa Polda di Indonesia, di antaranya Jakarta, Palembang, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur dan akan menyusul belasan lainnya. Nodeflux melakukan implementasi integrasi pertama kali di Indonesia untuk face search sistem dengan menggunakan data Dukcapil dalam rangka kerja sama kepolisian dengan Dukcapil. Implementasi percobaan dengan beberapa pemerintah kota dalam mendukung penerapan smart city,” terang Marketing Communication Nodeflux Reny Ajeng ketika dihubungi DailySocial.

Dengan capaian yang mengesankan di tahun 2018, Nodeflux tampaknya akan lebih serius dan fokus di tahun 2019. Tidak banyak yang diceritakan Reny, ia hanya menjelaskan bahwa Nodeflux akan melakukan implementasi yang lebih menyeluruh di Indonesia sekaligus terus mengembangkan produk dan riset yang lebih jauh.

Nexticorn 2018 merupakan konferensi yang mempertemukan venture capital kelas dunia dengan startup potensial di Indonesia untuk melahirkan unicorn baru.

Nexticorn Gelar “Karpet Merah”, Dukung Lebih Banyak Startup Indonesia Jadi Unicorn

Konferensi internasional yang bertajuk “Next Indonesia Unicorn (NextIcorn): Digital Paradises Weekend” diadakan Kemenkominfo pada 13-14 Oktober 2018 di Bali. Tujuan utama acara ini ialah membuka peluang startup potensial di Indonesia untuk menemukan investor dalam pendanaan tingkat lanjut (di atas Seri B), sehingga berkesempatan menjadi “unicorn” selanjutnya. Selain konferensi, acara juga diisi dengan kesempatan meeting dan pitching para startup dan diskusi panel mengenai masa depan industri digital.

Dalam pembukaannya, David Rimbo, Managing Partner Ernst & Young Indonesia, mengatakan bahwa melalui platform Nexticorn ada tiga aspek utama yang disediakan, yakni untuk mempromosikan startup, menghubungkan startup dengan investor, dan menjadi direktori startup potensial. Startup yang mendapatkan akses ke “karpet merah” tersebut dikurasi secara ketat oleh pihak komite, pun demikian dengan investor yang diundang. Secara khusus Nexticorn fokus mendatangkan investor potensial dan memiliki track record menghasilkan unciron.

“Di Nexticorn Summit II kami menghadirkan 125 venture capital dari 13 negara dan 88 startup. Selama dua hari ini, kami mencatat ada sekitar 709 pertemuan antara startup dan investor yang akan dilakukan,” sebut David dalam presentasi pembukanya.

Beberapa startup yang berhasil masuk dalam kurasi di antaranya Salestock (e-commerce), Kata.ai (artificial intelligence), Modalku (fintech), Koinworks (fintech), Harukaedu (edtech), Halodoc (healthtech), Moka (SaaS) dan lain-lain. Sementara beberapa venture capital global maupun lokal yang berhasil didatangkan termasuk Accel Partners, SoftBank Ventures Korea, Temasek, Yahoo! Japan Capital, LINE Ventures, East Ventures, Eight Roads, Quona, Reinventure, Jubilee Capital Management, dan lain-lain.

Nexticorn 2018
Statistik gelaran Nexticorn 2018 yang disampaikan dalam pembukaan acara / DailySocial

Satu lagi unicorn sebelum tahun 2019

Kemenkominfo menargetkan, tahun 2019 nanti Indonesia akan memiliki 5 startup unicorn. Setelah GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak, artinya tinggal kurang satu lagi. Pemerintah cukup optimis bisa mencapai target tersebut, bahkan bisa saja melebihi. Hal tersebut disampaikan Menkominfo Rudiantara saat memberikan sambutan keynote dalam Nexticorn di hari pertama. Di hadapan investor, menteri yang akrab disapa Chief RA ini turut memberikan dorongan mengapa mereka perlu investasi di startup Indonesia.

Alasan pertama yang disampaikan karena lingkungan bisnis yang sangat kondusif. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dalam 10 tahun terakhir. Di samping itu, pemerintah melalui regulasinya turut memberikan kelonggaran akses, terbukti banyaknya investor global yang sudah terlebih dulu menjangkau pasar bisnis di Indonesia. Peran pemerintah dalam menginkubasi dan mengakselerasi startup turut ditunjukkan sebagai keseriusan pemerintah dalam membangun industri digital.

“Jika bicara prospek, tahun 2030 Indonesia banyak disebut akan masuk dalam 5 besar negara ekonomi terbesar di dunia. Hal ini turut didorong oleh bonus demografi, pada tahun 2030 nanti akan ada 180 juta populasi di usia produktif. Jadi tidak hanya berpeluang sebagai pangsa pasar, namun juga pusat bisnis. Kita sangat percaya diri dengan visi Pak Presiden untuk menjadi digital economy country,” terang Rudiantara.

Sedikit regulasi, banyak memfasilitasi

Rudiantara juga menyampaikan, untuk mencapai tujuan tersebut, menjadi ekonomi digital Asia, Indonesia harus banyak berbenah. Sebagai kementerian yang memiliki banyak kendali dalam urusan digital, pihaknya mengklaim telah melakukan reformasi birokrasi. Termasuk terus mendorong penumbuhan infrastruktur yang dapat mendukung ekonomi digital, salah satunya Palapa Ring yang sudah mulai menghubungkan berbagai titik penting di seluruh penjuru dunia.

“Kominfo bukan kementerian yang old school, untuk menumbuhkan bisnis tidak hanya bertindak sebagai regulator, tapi fasilitator dan akselerator. So, less regulator, more facilitator. Because for me, best regulation is less regulation,” seru Rudiantara.

Meski demikian pemerintah juga menyadari, di samping peluang besar ada isu fundamental yang harus segera diselesaikan untuk merealisasikan ambisi tersebut, yakni ketersediaan talenta kompeten. Ini senada dengan apa yang sering disampaikan oleh banyak founder startup. Untuk itu, pemerintah melalui unit yang dimiliki akan terus mendorong peningkatan kualitas SDM, khususnya di bidang teknologi dan pengembangan.

“Kami punya program untuk memberangkatkan talenta potensial untuk belajar ke Bangalore, Beijing dan Silicon Valley. Kenapa di sana? Karena kalau belajar mengembangkan produk digital kita harus memilih tempat yang sesuai. Di sana saya lihat menjadi lingkungan yang pas untuk menyelesaikan isu talenta tadi,” tambah Rudiantara.

Nexticorn 2018
Program sinergi pemerintah, industri, dan universitas untuk peningkatan talenta / DailySocial

Di samping itu pemerintah turut mendorong industri teknologi yang ada di Indonesia untuk turun tangan menyelesaikan masalah ini. Beberapa perusahaan teknologi, seperti Cisco dan Microsoft, sudah berkomitmen untuk bersama-sama membangun sebuah silabus dengan standardisasi industri untuk menjadi kurikulum “Digital Talent Scholarship” yang tengah direncanakan pemerintah.

Selain dengan industri, program tersebut bekerja sama langsung dengan universitas dalam menyediakan fasilitas pendidikan dan pengajaran. Untuk menjangkau ke lebih banyak tempat, Kemenkominfo juga akan bekerja sama dengan startup pendidikan seperti Ruangguru dalam menyebarkan akses ke pendidikan teknologi.

9 Startup Akan Bersaing dalam Final Seedstars World Jakarta 2016

Seedstars World platform penghubung investor dengan founder startup, mengumumkan ada sembilan startup yang berhak memasuki babak final dalam kompetisi Seedstars World Jakarta 2016 untuk memperebutkan hadiah berupa dana investasi hingga $1 juta. Acara final akan digelar pada 10 September 2016 di Conclave Jakarta.

Seluruh peserta final akan melakukan pitching di hadapan para juri yang berkompeten di bidangnya, di antaranya Alamanda Shantika (VP Go-Jek), Sanny Gadafi (Co-Founder 8villages), Dondi Hananto (Founder Kinara), Andreas Senjaya (CEO Badr Interative), Rama Mamuaya (Founder dan CEO DailySocial) dan Usman Khan Lodhi (Head Digital Strategy and Investment Indosat Ooredoo).

Pemilihan finalis ini sebelumnya telah melalu beberapa yang dipersyaratkan, salah satunya startup sudah berdiri kurang dari dua tahun, memiliki investasi kurang dari $500 ribu dan mampu memberikan solusi untuk isu-isu regional serta mengembangkan produk-produk yang menguntungkan bagi pasar global.

Selain akan mendapatkan dana investasi, nantinya pemenang juga akan mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi di Seedstars Summit, acara tahunan di Swiss. Tahun lalu, pemenang Seedstars World Jakarta 2015 yakni Pro Sehat, aplikasi apotek dan konsultasi dokter online.

“Seedstars World sudah hadir selama tiga tahun. Kami telah mengkonfirmasi hipotesis dengan tepat, bahwa cara terbaik untuk menghasilkan dampak di negara-negara berkembang adalah dengan berinvetasi dan mempromosikan kewirausahaan. Startup lulusan dari kami sebelumnya mulai menunjukkan track record yang mengagumkan. Kami tidak sabar untuk melihat apa yang akan dibawa oleh startup dari edisi keempat,” kata Alisee de Tonnac, CEO Seedstars World dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sembilan finalis, berikut daftarnya:

(1) Konsaato, adalah platform online demand forecast pertama di Indonesia yang bersifat mendatangkan musisi favorit dan mewujudkan mimpi para fans musik di kota kesayangan mereka.

[Baca juga: Grupara Pimpin Pendanaan Pre-Seed Konsaato, Layanan Crowdfunding Konser Musik]

(2) Sevva, adalah rental marketplace yang mempertemukan pemilik barang dengan penyewa barang. Penggunaan dapat menghemat uang dengan menyewa barang yang hanya digunakan sementara waktu dan mendapatkan uang dengan menyewakan barang yang tidak terpakai.

(3) Azzam Trade, platform online yang menjembatani produsen busana muslim Indonesia yang terus berkembang untuk menyasar pasar busana muslim di negara lain.

[Baca juga: Strategi Marketplace Azzam Trade Pasarkan Produk Muslim Lokal ke Mancanegara]

(4) Shinta VR, platform untuk membuat dan membagikan game serta simulasi virtual reality secara mudah.

(5) Blumbang Reksa
, produk Internet of Things (IoT) yang berfungsi memonitor kondisi air, kondisi suhu, kelembapan hingga sanilitas pada sebuah tambah udang.

(6) Appskep, adalah aplikasi yang dapat membantu perawat di rumah sakit untuk mengumpulkan data-data pasien dan menentukan penanganan selanjutnya yang harus dilakukan.

(7) Taptopick, adalah aplikasi laundry on demand berfungsi dapat menjemput pakaian kotor pelanggan dan membawanya ke laundry partner.

(8) Akomoo, platform yang menghubungkan event planner dan vendor. Dengan Akomoo, event planner bisa mencari vendor sesuai dengan kebutuhan.

(9) Kostoom, layanan penjahit online khusus wanita yang menghubungkan calon konsumen untuk menemukan penjahit yang tepat dan membuat pakaian sesuai yang diinginkan.

Pendaftaran Google Launchpad Accelerator Batch Ketiga Tengah Dibuka

Google kembali mengumumkan pembukaan gelaran Google Launchpad Accelerator, sebuah program yang memfokuskan pada mentoring, pelatihan, hingga inkubasi oleh Google kepada startup terpilih. Google Launchpad Accelerator sendiri sudah memasuki batch ketiga. Dan pendaftaran kini sedang dibuka sampai dengan 24 Oktober 2016 mendatang.

Hingga sampai batch ketiga ini Google Launchpad Accelerator baru membuka pendaftaran di negara-negara dengan ekosistem startup yang sedang berkembang, seperti Indonesia, Brasil, India dan Meksiko. Namun Google menjanjikan akan membuka lebih banyak kesempatan bagi startup di negara-negara lain pada batch berikutnya.

Google juga mensyaratkan bahwa startup yang terpilih harus menargetkan pasar lokal untuk solusi atau aplikasi yang diusung di negara masing-masing. Selain itu Google juga mempertimbangkan market fit, masalah yang coba dipecahkan, bagaimana startup menciptakan value untuk pengguna, dan beberapa pertimbangan intensif lainnya dalam meloloskan startup pendaftar ke dalam program ini.

Program Google Launchpad Accelerator sendiri menawarkan berbagai macam keuntungan, seperti kesempatan mengikuti bootcamp, pendampingan teknis dan bisnis yang mendalam dari mentor-mentor yang berasal dari seluruh penjuru dunia, serta didukung lebih dari 20 tim ahli korporasi Google.

Sebagai informasi tambahan, dalam batch pertama startup Indonesia yang menjadi bagian dari program Google Launchpad Accelerator adalah Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Setipe, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan Seekmi. Nama-nama seperti CodaShop, HijUp, IDNtimes, Jarvis Store, Ruangguru, dan Talenta juga tercatat sebagai statup Indonesia yang turut serta dalam Google Launchpad Accelerator batch yang kedua.

Dari testimoni yang diberikan para peserta batch pertama dan kedua Google Launchpad Accelerator, mereka banyak mendapatkan pembelajaran untuk bisa meningkatkan berbagai aspek dalam produk dan bisnisnya, seperti untuk lebih mengoptimalkan UI/UX, bagaimana mengakusisi pengguna dan juga talenta, hingga bagaimana menempatkan investasi di channel yang tepat.

Seperti yang pernah disampaikan President CodaPay Paul Leisshman pada acara kelulusan peserta Google Launchpad Accelerator batch pertama yang mengungkapkan bahwa informasi yang diberikan dan teknologi baru yang diperkenalkan sedikit banyak mengubah rencana CodaPay dalam mengembangkan bisnisnya. Sementara itu bagi CEO HarukaEdua Novistar Rustandi pemahaman user experience menjadi salah satu yang penting.

Bek-Up Memfokuskan Pembinaan Pra-Inkubasi

Sabtu (30/07) lalu Bekraf baru mengadakan sebuah pagelaran akbar bertajuk “Developer Day”. Acara tersebut mengumpulkan selebihnya 1.000 developer di Yogyakarta dan sekitarnya untuk mengulas seputar berbagai potensi yang dapat dikembangkan di era digital ini. Sebagai salah satu wadah untuk industri kreatif nasional, Bekraf bertekad untuk memfasilitasi dan mengarahkan para talenta berpotensi agar mampu meningkatkan daya saing.

Ditemui di sela-sela acara, Hari Sungkari selaku Deputi Infrastruktur Bekraf mengungkapkan bahwa ia mencoba menegaskan kembali bahwa kegiatan pematangan inovator digital yang diusungnya tidak untuk bersaing dengan kegiatan inkubasi atau akselerasi yang sudah ada, justru ingin mencoba melengkapi. Bekraf sendiri sudah menginisiasi Bek-Up (Bekraf for Pre-Startup) untuk mendorong keberhasilan startup lokal.

“Bek-Up awalnya diinisiasi oleh kunjungan Presiden Jokowi ke Silicon Valley, kala itu Kepala Bekraf ikut dalam rombongan. Cita-cita Presiden ingin menumbuhkan iklim kewirausahaan digital seperti yang ada di sana. Dari situ diinisiasi program Bek-Up. Riset pun menunjukkan, bahwa hanya 10% dari total populasi startup yang benar-benar berhasil, visi Bek-Up ingin membuat persentase tersebut terus meningkat, khususnya di Indonesia,” ujar Hari menceritakan landasan fundamental pendirian Bek-Up.

Bek-Up bukanlah sebuah kelas inkubasi, melainkan justru mempersiapkan bibit-bibit unggul untuk siap terjun ke dalam proses inkubasi itu sendiri. Artinya Bek-Up melakukan proses pembinaan sampai di tahapan pra-inkubasi saja. Dari prosesnya sendiri ketika seseorang (umumnya yang bergabung di Bek-Up awalnya individual) masuk ke Bek-Up maka akan menemui tiga pengayaan, yakni talent development, founder preparation dan pre-incubation.

Materi yang disampaikan dalam Bek-Up memang lebih mengarah kepada pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia). Bekraf meyakini bahwa di luar sana kemampuan teknis sudah banyak dimiliki oleh para talenta muda, namun sayangnya banyak di antaranya yang belum paham bagaimana mengelola bisnis, berkolaborasi, melakukan negosiasi dan sebagainya. Itu semua yang ingin coba dijembatani oleh Bek-Up.

Tidak terlalu ambisius dengan Unicorn, lebih memfokuskan mencetak “Cockroach”

Proses di Bek-Up memang hanya sampai pada pre-inkubasi. Namun para lulusan Bek-Up ini nantinya akan diarahkan kepada kelas-kelas inkubasi rekanan Bekraf, salah satunya Fenox Capital. Beberapa waktu lalu lulusan Bek-Up beberapa sudah berhasil masuk ke sana. Saat ini Bekraf juga tengah menjalin kerja sama dengan beberapa penyelenggara akselerator lain, salah satunya sedang bernegosiasi dengan East Venture Capital.

Dengan modal kualifikasi dalam penjaringan peserta didukung para mentor dengan spesifikasi tinggi, Bek-Up berharap dapat menelurkan kelompok technopreneur yang memiliki kompetensi bagus. Untuk mendukung kegiatan ini, Bekraf juga mengerahkan timnya dari deputi edukasi, deputi akses pemasaran, deputi permodalan dan deputi bidang fasilitasi HAKI. Ini menjadi hal unik, karena salah satu fokus Bekraf juga untuk mengedukasi seputar HAKI kepada para insan kreatif di dalamnya.

Hari Sungkari juga menambahkan bahwa program ini tidak begitu menargetkan pada pencetakan startup Unicorn, karena pihaknya lebih banyak fokus untuk menghadirkan talenta yang “tahan banting” memfasilitasi kebutuhan digital dalam negeri. Diibaratkan seperti “cockroach”, meskipun kecil tapi memiliki kekuatan yang dahsyat. Startup masih rentan dengan berbagai tantangan di sani-sini, seperti “cockroach” tadi, ketika kakinya putus, harapannya masih tetap bisa bertahan hidup, berlari dan memperbaiki diri.

7 Hari Lagi Menuju Penutupan Pendaftaran K-Startup Grand Challenge 2016

Program K-Startup Grand Challenge 2016 akan memilih 40 startup terbaik di Asia (termasuk Indonesia) untuk mengikuti program akselerasi di Korea Selatan selama tiga bulan mulai Agustus 2016 mendatang. Tak ada batasan untuk bidang/basis bisnis startup dalam seleksi ini. Proses pendaftaran saat ini tengah dibuka, dan akan ditutup pada tanggal 14 Juni 2016 mendatang.

Semua data pendaftar yang masuk akan di-review selama 9 hari. Dan pada tanggal 27 Juni – 15 Juli akan dilakukan wawancara (online) untuk memilih startup yang berhak mengikuti pitching di awal Agustus 2016 mendatang. Startup yang lolos pitching akan diikutkan pada program akselerasi di akhir Agustus hingga akhir November 2016. Dan diakhiri dengan Demo Day di awal Desember untuk menentukan pemenang.

Agenda program K-Startup 2016
Agenda program K-Startup 2016

Dalam menjalani kegiatan akselerasi, setiap startup akan menerima $4.100 per bulannya guna mencukupi kebutuhan hidup selama proses akselerasi. Masing-masing juga akan diberikan ruang untuk kegiatan operasional, sebuah kantor dan laboratorium di Startup Campus di Pangyo, yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari pusat R&D berbagai perusahaan teknologi besar di Korea.

Beberapa pengusung program akselerasi kelas dunia, seperti ActnerLab, DEV Korea, Shift., dan SparkLabs juga siap untuk mendampingi 40 startup dalam proses pelatihan. Menjadi sebuah kesempatan emas bagi startup di Indonesia untuk dapat menimba ilmu di negara yang memiliki kemajuan dalam tren digital dan tren modern.

Selain program akselerasi dan insentif dalam bentuk sokongan finansial, para startup juga berkesempatan untuk mendapatkan grant ketika terpilih menjadi 20 besar dan juga 4 besar. Berbagai industri teknologi mapan di Korea juga siap memberikan dukungan, baik untuk inkubasi ataupun pematangan proses bisnis selama masa akselerasi. Beberapa perusahaan tersebut di antaranya Samsung, Hyundai Motors, SK, LG, Lotte, Posco, GS, Hanwha, Hanjin, Doosan, KT, CJ, Hyosung, Kakao dan Naver.

Bagi startup yang tertarik untuk mengikuti rangkai program K-Startup K-Startup Grand Challenge 2016 dapat melakukan pendaftaran melalui laman resmi yang dapat diakses melalui tautan berikut ini http://sg.k-startupgc.org/apply.html. Manfaatkan kesempatan emas ini untuk membawa startupmu berkembang lebih baik.

K-Startup Grand Challenge 2016 Membuka Kesempatan Bagi Startup Indonesia Bergabung

Kementerian Sains, TIK dan Perencanaan Masa Depan Korea Selatan semenjak tahun 2013 silam telah menggelontorkan dana sekurangnya $2 miliar (atau setara dengan Rp 156 triliun) untuk berbagai inisiatif di bidang ekonomi kreatif di Asia. Startup teknologi termasuk menjadi salah satu fokus yang ingin digerakkan. Wujud nyata dari upaya menggerakkan industri startup tersebut salah satunya dengan mengadakan program yang disebut dengan K-Startup Grand Challenge.

Program K-Startup Grand Challenge tahun ini akan memilih 40 startup terbaik di Asia (termasuk Indonesia) untuk mengikuti program akselerasi di Korea Selatan selama tiga bulan mulai Agustus 2016 mendatang. Startup terpilih akan menerima $4.100 setiap bulannya guna mencukupi kebutuhan hidup selama proses akselerasi. Masing-masing juga akan diberikan ruang untuk kegiatan oprasionalnya, sebuah kantor dan laboratorium di Startup Campus di Pangyo, yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari pusat R&D berbagai perusahaan teknologi besar di Korea.

Kesempatan meraih investasi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi
Kesempatan meraih investasi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi

Selain program akselerasi dan insentif dalam bentuk sokongan finansial, para startup juga berkesempatan untuk mendapatkan grant ketika terpilih menjadi 20 besar dan juga 4 besar. Berbagai industri teknologi mapan di Korea juga siap memberikan dukungan, baik untuk inkubasi ataupun pematangan proses bisnis selama masa akselerasi. Beberapa perusahaan tersebut di antaranya Samsung, Hyundai Motors, SK, LG, Lotte, Posco, GS, Hanwha, Hanjin, Doosan, KT, CJ, Hyosung, Kakao dan Naver.

Proses pendaftaran saat ini tengah dibuka, dan akan ditutup pada tanggal 14 Juni 2016 mendatang. Semua proposal yang masuk akan di-review selama 9 hari. Dan pada tanggal 27 Juni – 15 Juli akan dilakukan wawancara (online) untuk memilih startup yang berhak mengikuti pitching di awal Agustus 2016 mendatang. Startup yang lolos pitching akan diikutkan pada program akselerasi di akhir Agustus hingga akhir November 2016. Dan diakhiri dengan Demo Day di awal Desember untuk menentukan pemenang.

Beberapa pengusung program akselerasi kelas dunia, seperti ActnerLab, DEV Korea, Shift., dan SparkLabs juga siap untuk mendampingi 40 startup dalam proses pelatihan. Menjadi sebuah kesempatan emas bagi startup di Indonesia untuk dapat menimba ilmu di negara yang memiliki kemajuan dalam tren digital dan tren modern.

Bagi startup yang tertarik untuk mengikuti program ini dapat melakukan pendaftaran secara online dengan mengisi formulir yang tertera pada laman resmi K-Startup grand Challenge 2016 di http://sg.k-startupgc.org/apply.html.