Tag Archives: activity tracker

Fitbit Charge 5 Hadir Membawa Desain Baru yang Lebih Stylish Sekaligus Layar Berwarna

Fitbit Charge adalah salah satu lini produk terpopuler Fitbit yang sudah eksis sejak tahun 2014. Tahun demi tahun, Fitbit terus menambahkan sederet pembaruan di tiap generasi Charge. Untuk tahun ini, pembaruan yang dihadirkan rupanya adalah yang paling banyak dan paling signifikan.

Dari fisiknya saja, Fitbit Charge 5 sudah kelihatan sangat berbeda dari Charge 4 yang dirilis tahun lalu. Hilang sudah gaya yang terkesan kaku, digantikan oleh lengkungan-lengkungan yang seksi nan elegan. Tebal bodinya pun menyusut hingga sekitar 10 persen. Secara keseluruhan, penampilan Charge 5 memang tidak sampai semodis Fitbit Luxe, tapi setidaknya jauh lebih manis di mata ketimbang pendahulu-pendahulunya.

Fitbit Charge 4 (kiri) dan Fitbit Charge 5 (kanan) / Fitbit

Juga ikut berubah drastis adalah layarnya. Charge 5 merupakan perangkat pertama di keluarga Fitbit Charge yang dibekali panel layar AMOLED berwarna. Layar ini juga dilengkapi fitur always-on, dan Fitbit tidak lupa melapisinya dengan kaca Gorilla Glass 3 demi proteksi ekstra. Berhubung AMOLED, tingkat kecerahan layarnya juga jauh lebih baik. Sekitar dua kali lebih terang daripada layar milik Charge 4 kalau kata Fitbit — 450 nit dibanding 200 nit.

Kalau kita lihat sisi kiri dan kanannya, sepintas Charge 5 mungkin kelihatan seperti dilengkapi dua buah tombol yang memanjang. Namun bagian tersebut sebenarnya berguna untuk mewujudkan dua fitur andalan Charge 5, yaitu pengecekan electrocardiogram (ECG) — cuma tersedia di negara-negara tertentu — dan electrodermal activity (EDA). Sebelumnya, dua fitur tersebut hanya bisa dinikmati oleh pengguna smartwatch Fitbit Sense.

Sebagai informasi, sensor EDA berfungsi untuk mengukur respon tubuh terhadap beragam faktor yang menyebabkan stres dengan cara memperhatikan perubahan aliran listrik pada kelenjar keringat di jari. Fitbit percaya fitur ini dapat membantu pengguna mengurangi tingkat stres, dan data yang mereka kumpulkan selama ini menunjukkan bahwa 70% pengguna Fitbit Sense berhasil menurunkan laju jantungnya dengan mengaktifkan fitur EDA Scan.

Khusus untuk para pelanggan Fitbit Premium, mereka nantinya juga bisa memantau metrik baru bernama Daily Readiness Score di Charge 5. Metrik ini akan ditampilkan setiap pagi hari dengan memperhatikan faktor-faktor seperti tingkat kebugaran, variabilitas denyut jantung, maupun kualitas tidur semalam. Tujuannya adalah supaya pengguna bisa memahami apakah tubuhnya sudah siap untuk berolahraga, atau apakah sebaiknya pengguna lebih memprioritaskan pemulihan.

Seperti pendahulunya, Charge 5 dapat digunakan secara mandiri tanpa harus terhubung ke smartphone setiap saat karena ia sudah dilengkapi dengan GPS. NFC pun turut tersedia sehingga pengguna bisa memakainya untuk transaksi contactless.

Fitbit rencananya akan segera menjual Charge 5 dengan banderol $180, lebih mahal $30 daripada Charge 4, tapi dengan pembaruan sebanyak dan sesignifikan tadi. Plus, khusus konsumen baru, harga ini juga sudah termasuk gratis berlangganan Fitbit Premium 6 bulan.

Untuk warnanya, Fitbit menawarkan tiga kombinasi warna strap dan bodi: Black/Graphite, Lunar White/Soft Gold, dan Steel Blue/Platinum. Sejumlah strap opsional dengan pilihan bahan dan gesper yang bervariasi juga dapat dibeli secara terpisah.

Sumber: Fitbit dan The Verge.

Fitbit Luxe Resmi Diluncurkan, Sangat Modis dengan Layar AMOLED

Fitbit meluncurkan hardware pertamanya di tahun 2021 yang tidak ditujukan untuk konsumen anak-anak. Dinamai Fitbit Luxe, fokus utamanya adalah tampil menawan, dan jika kita lihat sepintas, wujudnya tampak seperti versi lebih modis dari Inspire 2.

Fitbit pada dasarnya ingin memperlakukan Luxe layaknya sebuah perhiasan yang kebetulan menawarkan fitur tracking yang komprehensif. Rangka stainless steel-nya dibentuk menggunakan proses metal injection molding, teknik yang umum dipakai dalam pembuatan perhiasan, yang pada akhirnya dapat menghasilkan rangka dengan satu permukaan yang seamless.

Rangka tersebut ditawarkan dalam tiga pilihan warna yang berbeda: Graphite, Platinum, dan Soft Gold. Varian Platinum dan Soft Gold hadir dengan finish yang mengkilat, sedangkan varian Graphite memiliki tekstur matte yang tampak elegan. Tanpa perlu terkejut, Luxe hadir bersama strap yang mudah dilepas-pasang.

Pilihan strap-nya pun sangat beragam, mulai dari yang berbahan silikon yang dapat dibeli secara terpisah seharga $30, berbahan kain tenun seharga $35, berbahan kulit seharga $50, sampai yang berbahan stainless steel mesh seharga $80. Fitbit bahkan mengambil langkah ekstra dengan bekerja sama dengan brand perhiasan Gorjana dan menyediakan link bracelet berbahan stainless steel seharga $100.

Dengan tebal rangka 10,1 mm, Luxe adalah fitness tracker paling tipis milik Fitbit yang dilengkapi touchscreen, cukup tipis untuk bisa tetap terasa nyaman selagi dipakai tidur. Ia juga merupakan tracker pertama Fitbit yang mengemas panel layar AMOLED. Fitbit tidak merincikan ukuran maupun resolusinya, tapi yang pasti layar sentuh ini adalah satu-satunya metode input yang Luxe tawarkan mengingat ia sama sekali tidak dilengkapi tombol lain.

Kalau berdasarkan informasi yang didapat Wareable, layarnya memiliki ukuran 0,76 inci dengan resolusi 124 x 206 pixel, cukup kecil jika dibandingkan dengan kebanyakan tracker yang umumnya mengemas layar berukuran di atas 1 inci. Tingkat kecerahan layarnya bisa sampai dua kali lipat lebih terang daripada layar milik Inspire 2 atau Charge 4 kalau menurut Fitbit.

Melihat ukuran layarnya, bisa kita simpulkan bahwa Luxe merupakan tracker yang sangat ringkas, dan kita tahu aksesori pergelangan tangan dengan dimensi ringkas biasanya lebih cocok untuk kaum hawa. Itulah mengapa siklus menstruasi menjadi salah satu dari banyak paremeter yang bisa dimonitor oleh Luxe, yang mencakup pola pernafasan, pola tidur, variabilitas laju jantung, suhu kulit, dan nantinya kadar oksigen dalam darah alias SpO2.

Tracking kegiatan berenang pun juga dapat dilakukan mengingat fisik Luxe tahan air hingga kedalaman 50 meter. Total ada 20 profil latihan fisik yang tersedia, yang akan aktif secara otomatis ketika aktivitas dimulai.

Menariknya, Luxe juga dapat memonitor tingkat stres pengguna walaupun ia tidak dilengkapi sensor EDA (electrodermal activity) seperti yang diunggulkan smartwatch Fitbit Sense. Pada kenyataannya, Fitbit memanfaatkan peluncuran Luxe ini untuk mengumumkan bahwa Stress Management Score bakal menjadi metrik baru yang dapat dipantau oleh produk-produk mereka lainnya.

Sangat disayangkan ada satu komponen esensial yang absen dari Luxe, yaitu GPS, yang berarti pengguna Luxe masih harus membawa ponselnya untuk memonitor kegiatan seperti berlari atau bersepeda. Jadi kalau memang yang dicari adalah tracker dengan GPS di ekosistem Fitbit, sejauh ini tidak ada pilihan lain selain Charge 4, meski memang desainnya jauh lebih membosankan ketimbang Luxe.

Berhubung tidak ada GPS, otomatis baterainya pasti akan selalu awet. Dalam sekali pengisian, Luxe diyakini mampu beroperasi sampai sekitar lima hari pemakaian. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar dua jam dari 0-100%.

Rencananya, Fitbit Luxe akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini, yang berarti tidak akan terlalu lama dari sekarang. Di Amerika Serikat, Luxe dijual dengan harga $150. Alternatifnya, Fitbit juga akan menghadirkan Luxe Special Edition dengan link bracelet Gorjana tadi seharga $200 di bulan Juni mendatang. Setiap unit Luxe datang bersama akses gratis Fitbit Premium selama enam bulan, yang normalnya dihargai $10 per bulan.

Sumber: Fitbit dan The Verge.

OPPO Resmi Luncurkan Reno5 F dan OPPO Band

Lengkap sudah keluarga seri OPPO Reno5 untuk pasar Indonesia. OPPO baru saja meluncurkan Reno5 F secara resmi, dan perangkat ini melanjutkan jejak pendahulunya sebagai model yang paling terjangkau dari lini Reno5 Series.

Sesuai janji, Reno5 F dijual dengan harga yang sama persis seperti Reno4 F sebelumnya, tepatnya Rp4.299.000. Dengan begitu segmentasinya pun sangat jelas jika disandingkan dengan kedua kakaknya yang lebih mahal, yakni Reno5 dan Reno5 5G.

Sebelumnya, OPPO sudah sempat membahas mengenai desainnya secara cukup mendalam. Perangkat lagi-lagi mengedepankan gaya yang stylish tanpa mengorbankan fungsi, dan itu bisa kita lihat dari penambahan teknologi multi-cooling system pada Reno5 F yang diyakini mampu meningkatkan efisiensi pembuangan panas hingga 21,9%. Di saat yang sama, fisiknya tetap terkesan ringkas dengan tebal hanya 7,8 mm dan berat 172 gram.

Urusan performa, Reno5 F memercayakannya pada chipset MediaTek Helio P95 dan RAM LPDDR4X sebesar 8 GB. Storage internalnya tercatat mempunyai kapasitas 128 GB, dan pengguna masih bisa memperluasnya dengan bantuan kartu microSD.

Satu upgrade yang paling signifikan adalah terkait baterainya. Bukan cuma naik kapasitasnya menjadi 4.310 mAh saja, tapi dukungan fast charging-nya pun turut ditingkatkan menjadi 30 W sehingga baterainya dapat terisi penuh dalam waktu 56 menit. Kalau perlu gambaran, charging selama 5 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk menonton video YouTube selama hampir 3 jam.

Untuk layarnya, Reno5 F menggunakan panel AMOLED 6,43 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel. Di baliknya tentu sudah tertanam sensor sidik jari, dan OPPO pun tak lupa melapisi layarnya dengan kaca Gorilla Glass 3+. Lubang kameranya yang ada di ujung kiri atas mengecil jika dibandingkan pendahulunya.

Kendati demikian, resolusi kamera depannya itu justru telah ditingkatkan menjadi 32 megapixel. Di belakang, kita bisa melihat empat kamera dengan konfigurasi sebagai berikut: kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan kamera monokrom 2 megapixel.

Berhubung ini seri Reno, OPPO tentu juga menjejalkan sederet fitur fotografi dan videografi berbasis AI. Dua yang baru pada Reno5 F adalah Dynamic Bokeh dan Night Plus. Secara sederhana, Dynamic Bokeh berfungsi untuk menambahkan semacam efek motion blur (seperti sedang panning) pada detail latar belakang, lalu di saat yang sama subjek foto akan dioptimalkan menggunakan algoritma low-light HDR. Night Plus sendiri pada dasarnya merupakan koleksi filter yang dirancang untuk meningkatkan kualitas foto pemandangan di malam hari.

Secara default, OPPO Reno5 F sudah menjalankan ColorOS 11 yang berbasis Android 11. Tentunya ada banyak peningkatan yang dihadirkan dari sisi perangkat lunak, tapi yang paling menarik adalah fitur-fitur untuk keperluan gaming. Ada dua fitur yang menurut saya sangat menarik untuk disoroti, yaitu Gaming Shortcut Mode dan Bullet Screen Message.

Sesuai namanya, Gaming Shortcut Mode diciptakan untuk memberikan akses cepat ke dalam game. Caranya adalah dengan mengurangi waktu loading di awal, sehingga perangkat bisa secara otomatis melompati logo splash screen maupun bagian intro dari suatu game. Bullet Screen Message di sisi lain diciptakan untuk menampilkan notifikasi pesan teks tanpa mengganggu jalannya permainan. Jadi ketimbang menampilkan banner seperti biasanya, notifikasi pesan akan ditampilkan dalam bentuk running text yang bergerak secara horizontal.

Buat yang tertarik, Reno5 F akan dijual mulai tanggal 2 April mendatang dengan banderol Rp4.299.000. Alternatifnya, OPPO juga akan membuka flash sale Reno5 F di Lazada pada tanggal 27 Maret hingga 1 April. Selama flash sale, konsumen berhak mendapatkan bonus berupa limited 3-in-1 giftbox yang terdiri dari earphone wireless, smart bracelet, dan phone holder.

OPPO Band

Pada kesempatan yang sama, OPPO Indonesia juga memperkenalkan perangkat wearable keduanya, yakni OPPO Band. Perangkat ini merupakan sebuah fitness tracker yang berfitur lengkap, dan desainnya juga tampak trendi dengan pilihan warna hitam atau lavender.

Namun daya tarik utamanya sebenarnya terletak pada layarnya. Tidak main-main, OPPO Band mengemas layar AMOLED 1,1 inci dengan resolusi 126 x 294 pixel dan 100% coverage warna DCI-P3. AMOLED memang cukup umum kita jumpai di smartwatch, tapi masih tergolong langka di kategori smart band semacam ini.

Dari segi fitur, OPPO Band hadir membawa fitur pemantauan kadar oksigen dalam darah (SpO2) secara nonstop, yang bahkan masih akan bekerja di saat pengguna tidur. Heart-rate monitoring tentu juga tersedia dan berlangsung secara real-time berkat sensor optik yang tersematkan di belakang OPPO Band.

Total ada 12 mode latihan dasar yang didukung, termasuk halnya berenang karena perangkat ini memang tahan air hingga kedalaman 50 meter. Untuk urusan kustomisasi, OPPO Band hadir membawa lebih dari 40 tampilan (watch face) yang bisa diganti-ganti secara mudah.

Hal lain yang cukup mengejutkan dari OPPO Band adalah baterainya. Dalam sekali pengisian, ia diklaim sanggup beroperasi sampai 12 hari nonstop. Tentunya ini bisa berbeda tergantung pemakaian; bisa lebih singkat, bisa juga lebih lama, seperti yang dibuktikan oleh PR Manager OPPO Indonesia, Aryo Meidianto.

Saat mempresentasikan OPPO Band, Aryo sempat bercerita bahwa baterai OPPO Band yang dikenakannya masih tersisa 3%. Padahal, terakhir kali ia mengisi ulang perangkat tersebut adalah di tanggal 5 Maret, alias sekitar 19 hari yang lalu.

OPPO mematok harga yang cukup kompetitif untuk OPPO Band: Rp549.000 Rp649.000. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 10 April, akan tetapi sebelumnya akan ada program flash sale terlebih dulu di Shopee pada tanggal 4 – 9 April.

*Koreksi: Ada perubahan harga OPPO Band dari Rp549.000 menjadi Rp649.000 berdasarkan keterangan resmi yang langsung kami terima dari OPPO Indonesia.

Fitbit Inspire 2 Kedatangan Integrasi Fitur Bluetooth Tracking Milik Tile

Kabar gembira bagi para pemilik Fitbit Inspire 2. Fitness tracker tersebut telah mendapat pembaruan yang mendatangkan integrasi fitur Bluetooth tracking milik Tile. Tile, bagi yang tidak tahu, merupakan produsen Bluetooth tracker yang cukup populer. Produknya yang berwujud ringkas dapat disandingkan dengan berbagai macam objek, dan setelahnya objek tersebut bisa dilacak lokasinya dengan mudah selama masih dalam jangkauan koneksi Bluetooth.

Bagaimana seandainya objek tersebut tertinggal di tempat umum dan kita sudah berada jauh dari radius Bluetooth? Tidak masalah, sebab kita dapat memanfaatkan semacam jaringan crowdsourced untuk mencarinya. Tile sendiri cukup percaya diri dengan efektivitas fitur ini, sebab mereka siap memberikan kompensasi sebesar $1.000 bagi para pelanggan layanan Premium Protect-nya apabila barangnya tidak berhasil ditemukan dalam kurun waktu tujuh hari.

Semua itu sekarang bisa dilakukan dengan Fitbit Inspire 2 tanpa harus membeli tracker Tile secara terpisah. Cukup unduh pembaruan perangkat lunak yang tersedia, lalu aktifkan fitur Bluetooth tracking tersebut. Selain bisa dilacak lokasinya lewat aplikasi Tile di smartphone, Inspire 2 juga dapat digunakan untuk membuat ponsel Anda berdering meski ponsel sedang dalam posisi silent (asalkan masih dalam terhubung via Bluetooth). Berguna saat Anda lupa di mana Anda menaruh smartphone terakhir kali.

Ini bukan pertama kalinya Tile mengintegrasikan teknologi Bluetooth tracking-nya ke produk milik brand lain. Sebelum ini, mereka sempat menerapkan hal yang sama pada laptop HP Elite Dragonfly. Kemungkinan tujuan Tile adalah memperkenalkan teknologinya ke lebih banyak konsumen, sehingga mereka kemudian juga punya lebih banyak kesempatan untuk menawarkan layanan premiumnya (subscription).

Namanya layanan premium, sudah pasti ada sejumlah keuntungan yang ditawarkan. Salah satunya adalah fitur Smart Alert, yang akan secara proaktif memberikan peringatan ketika Anda meninggalkan sesuatu (yang sudah dipasangi Tile tracker tentu saja). Fitbit sendiri tidak menutup kemungkinan buat produk mereka yang lain untuk ikut mengemas integrasi Tile ke depannya.

Sumber: Engadget dan Fitbit.

Fitbit Ace 3 Adalah Activity Tracker Untuk Anak-anak Berusia Enam Tahun Ke Atas

Fitbit telah memperkenalkan activity tracker terbaru generasi ketiga dari seri Ace yang dirancang untuk anak-anak berusia enam tahun ke atas, disebut Fitbit Ace 3. Activity tracker ini mengemas animasi clock face baru, dengan aksesori yang dapat disesuaikan, dan punya desain swim-proof dengan pilihan warna baru.

Sejumlah peningkatan yang dibawa oleh Fitbit Ace 3 dibanding pendahulunya antara lain peningkatan masa pakai baterainya dari lima hari menjadi delapan hari pemakaian. Selain itu, layar Fitbit Ace 3 juga 20% lebih terang, serta dilengkapi mode do not disturb dan sleep

Adapun animasi clock face baru pada Fitbit Ace 3 meliputi animasi kelinci, kucing, Martian, dan pesawat luar angkasa. Fitbit mengatakan, seri Ace dirancang untuk membantu anak-anak membangun kebiasaan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik harian.

Selain itu, dengan Fibit Ace 3 memungkinkan orang tua untuk melacak tingkat aktivitas anak dan durasi waktu tidurnya. Seperti Ace 2, Ace 3 juga memiliki pedometer tetapi bukan monitor detak jantung melainkan menampilkan target fitness dan tidur yang sesuai dengan usia anak-anak.

Bila anak-anak terlalu lama berdiam, Fitbit Ace 3 dapat mengirim push notifikasi untuk mendorong anak-anak agar bergerak aktif. Target menit aktif harian pada Fitbit diatur ke 60 menit sesuai yang direkomendasikan oleh CDC dan jumlah langkah harian 10.000.

Soal harga, Fitbit Ace 3 dibanderol US$79.95 atau sekitar Rp1,1 jutaan. Tersedia juga dua band aksesori bertema Minion yang dijual secara terpisah seharga US$29.95 atau Rp430 ribuan.

Sumber: TheVerge

OnePlus Band Tandai Debut OnePlus di Segmen Wearable

Perlahan tapi pasti, OnePlus terus menerapkan diversifikasi terhadap portofolio produknya. Mendekati pergantian tahun kemarin, CEO OnePlus, Pete Lau, sempat mengungkapkan bahwa OnePlus berniat merilis smartwatch di awal tahun 2021. Namun sebelum rencana tersebut terlaksana, OnePlus rupanya sudah lebih dulu mencicipi ranah wearable lewat sebuah fitness tracker bernama OnePlus Band.

Dari segi desain, OnePlus Band kelihatan cukup familier. Ia terdiri dari dua bagian: strap karet dengan lubang di bagian tengahnya dan modul tracker yang dilengkapi layar AMOLED seluas 1,1 inci. Layar sentuh beresolusi 294 x 126 pixel itu adalah satu-satunya metode input yang tersedia, sebab Anda tidak akan menemukan satu pun tombol pada bodi OnePlus Band.

Secara total, bobot OnePlus Band cuma berkisar 22,6 gram. Tentu saja OnePlus juga menawarkan sejumlah strap opsional dengan kombinasi warna yang berbeda, dan semuanya telah mengantongi sertifikasi ketahanan air IP68. Lebih lanjut, OnePlus juga mengklaim fitness tracker-nya bisa diajak menyelam sampai kedalaman 50 meter selama 10 menit.

Untuk urusan fitur, OnePlus Band dilengkapi 13 mode olahraga yang berbeda, plus mode Free Training untuk aktivitas-aktivitas fisik yang tidak termasuk. Heart-rate monitoring dan sleep tracking tentu juga hadir sebagai standar, demikian pula fitur untuk memonitor kadar oksigen dalam darah (SpO2) dengan memanfaatkan sensor inframerah. Semua datanya otomatis direkam dan disinkronisasikan dengan aplikasi OnePlus Health.

Fitur-fitur ekstra seperti menampilkan notifikasi yang masuk ke smartphone yang terhubung, mengontrol jalannya musik, maupun mengaktifkan kamera smartphone dari jauh tentu juga tersedia. Dalam sekali pengisian menggunakan charger khususnya, OnePlus Band diyakini mampu beroperasi hingga 14 hari. Tentunya ini bisa bervariasi tergantung skenario penggunaan masing-masing, tapi yang pasti baterainya tercatat memiliki kapasitas 100 mAh.

Dalam waktu dekat, OnePlus Band akan dijual di India dengan harga 2.799 rupee (± Rp540 ribu). Sejauh ini belum ada informasi terkait pemasarannya di pasar global. Bisa jadi yang ditujukan ke pasar internasional adalah smartwatch-nya, yang semestinya bakal menyusul tidak lama lagi kalau mengacu pada pernyataan Pete Lau tadi.

Sumber: GSM Arena dan OnePlus.

Review-Amazfit-Bip-U-1

[Review] Amazfit Bip U, Smartwatch untuk Sehari-hari

Menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh amat penting di kondisi pandemi saat ini, seperti mengatur pola makan hingga olahraga secara teratur. Untuk memudahkan merekam segala aktivitas harian dan menunjang gaya hidup sehat, maka perlu bantuan perangkat smartwatch atau fitness tracker.

Berbagai macam bentuk dari brand yang berbeda banyak tersedia di pasaran, dari yang murah sampai yang mahal. Kali ini meja redaksi Dailysocial kedatangan jam tangan pintar terjangkau dari Huami, bernama Amazfit Bip U.

Bentuk kotak yang sekilas mirip Apple Watch memang menjadi daya tarik tersendiri, terlihat keren saat dipakai. Dibanderol dengan harga Rp795.000, apa saja fitur-fitur yang ditawarkan? Berikut review Amazfit Bip U selengkapnya.

Desain Stylish

Review-Amazfit-Bip-U-2

Sebagai alat pelacak, maka perangkat ini harus senantiasa dikenakan. Bobot yang ringan di angka 31 gram dan dimensi ringkas 40.9×35.5×11.4 mm membuat Amazfit Bip U nyaman dipakai seharian, termasuk saat diajak olahraga maupun dibawa pergi tidur.

Bicara build quality, ada harga tentu ada rupa. Smartwatch yang tersedia dalam tiga opsi warna yaitu hijau, hitam, dan pink ini bodinya terbuat dari material polikarbonat. Strap-nya dapat dilepas, terbuat dari karet silikon dengan lebar 20mm dan memiliki panjang yang bisa disesuaikan dari 76mm hingga 118mm.

Bagian muka menampilkan layar sentuh 1,43 inci beresolusi 320×302 piksel berbentuk kotak dengan kaca 2,5D Gorilla Glass 3 dan lapisan anti sidik jari. Bezel samping layarnya berukuran sedang dengan bagian dagu sedikit lebih tebal karena menampung tulisan Amazfit.

Review-Amazfit-Bip-U-3

Pada sisi kanan terdapat satu-satunya tombol fisik di jam tangan ini. Tombol ini dapat digunakan untuk membangunkan layar, tekan sekali untuk mengakses app list, tekan dan tahan akan membuka mode latihan, dan juga berfungsi untuk kembali ke menu sebelumnya.

Review-Amazfit-Bip-U-4

Kemudian pada bagian belakang, terdapat pin pengisi daya yang menempel secara magnetis. Bersama sensor SpO2 dan BioTracker 2 PPG Biological Optical.

Bodi Amazfit Bip U sudah dilengkapi dengan peringkat ketahanan air hingga 50 meter dan mendukung mode latihan renang. Hal ini juga berarti pengguna tidak perlu khawatir saat mencuci tangan dan tak perlu melepasnya saat mengambil air wudhu.

Aplikasi Zepp

Amazfit Bip U dapat digunakan oleh pengguna smartphone Android maupun iOS. Anda harus menginstal aplikasi bernama Zepp di smartphone untuk mengatur lebih lanjut smartwatch ini dan menyinkronkan data.

Secara default, Amazfit Bip U hanya dapat menampung maksimal empat watch face. Dua di antaranya dapat disesuaikan, Anda dapat memilih informasi yang ingin ditampilkan di layar.

Terdapat 50 pilihan yang bisa dipilih lewat aplikasi Zepp yang dikelompokkan dalam delapan kategori. Mulai dari digital dashboard, artistic & creative, exercise & health, simple & modern, quirky, traditional & classic, mechanical punk, dan retro sentiment.

Bila ingin lebih personal, Anda juga bisa mengubah wallpaper watch face menggunakan foto. Namun informasi yang ditampilkan sebatas waktu, hari, dan tanggal.

Antarmuka aplikasi Zepp terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu homepage, enjoy, dan profile. Pada homepage, tab ini menampilkan beragam data yang terkumpul seperti jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar, heart rate, SpO2, tingkat stres, dan sebagainya.

Kemudian pada tab enjoy, di sini menampilkan berbagai fitur untuk memaksimalkan penggunaan Amazfit Bip U. Misalnya alarm, find device, target setting, watch face, incoming call, app alerts, cycles, dan lainnya. Sedangkan pada tab profile, untuk mengkonfigurasi smartwatch lebih lanjut dengan pengguna.

User Experience

Review-Amazfit-Bip-U-11

Pengoperasian Amazfit Bip U sangat simpel, cukup dengan swipe. Usap ke atas dari homescreen untuk membuka notification center dan usap ke bawah untuk membuka control center yang menyediakan akses cepat untuk fitur do not disturb, alarm, kecerahan layar, dan setting.

Kemudian usap ke kiri atau kanan pada homescreen untuk mengakes berbagai fitur utama seperti activity goal, heart rate, SpO2, stress, PAI, wheather, dan music. Ada sepuluh slot shortcut yang bisa diatur sesuai kebutuhan di setting > preference > shortcut apps.

Layarnya terbilang responsif saat dioperasikan dan visibilitas layar di bawah sinar matahari cukup baik pada tingkat kecerahan 100%. Saya dapat melihat informasi di layar tanpa kesulitan.

Amazfit Bip U dilengkapi dengan fitur lit upon lift wrist, yang secara otomatis membangunkan layar saat mengangkat pergelangan tangan. Sangat praktis, fitur ini dapat diaktifkan sepanjang hari atau pada rentang jam tertentu. Durasi layar menyala bisa diatur di dalam fitur auto screen off, minimum 5 detik dan maksimum 15 detik.

Mengemas baterai 230 mAh, smartwatch ini diklaim dapat bertahan hingga sembilan hari untuk pemakaian normal dengan pengaturan yang fokus pada efisien daya. Dalam pengujian saya, dengan kecerahan layar 50%, durasi layar 15 detik, dan fitur app alerts aktif untuk aplikasi WhatsApp, smartwatch ini bisa menemani sampai satu minggu lebih.

Saya cukup puas dengan daya tahan baterainya. Dalam paket penjualan dibekali charger yang terpasang secara magnetis. Sayangnya, proses pengisian dayanya berlangsung cukup lama hampir dua jam.

Fitur Kesehatan dan Kebugaran

Review-Amazfit-Bip-U-12

Meski terjangkau, Amazfit Bip U membawa banyak sekali fitur untuk menunjang gaya hidup sehat. Mulai dari pemantauan detak jantung secara real-time mengandalkan sensor BioTracker 2 PPG Biological Optical. Secara default smartwatch ini mengukur denyut nadi secara otomatis pada interval 10 menit, di pengaturan tersedia juga opsi 1 menit, 5 menit, 10 menit, 30 menit, atau off.

Selain itu, Amazfit Bip U juga dapat mengukur tingkat oksigen dalam darah menggunakan sensor SpO2. Sleep tracking untuk memantau kualitas tidur dan juga dapat mengukur kualitas pernapasan saat tidur, stress monitoring, serta pelacak siklus menstruasi untuk wanita.

Terdapat 60 lebih mode olahraga yang didukung oleh smartwatch ini. Beberapa yang utama seperti outdoor running, treadmill, outdoor cycling, indoor cycling, walking, pool swimming, rope skipping, yoga, free exercise, rowing machine, elliptical trainer, badminton, cricket, dance, strength training, dan masih banyak lagi.

Semua mode latihan ini dikelompokkan ke dalam 10 kategori. Meliputi run-walking sports, cycling sports, indoor sports, outdoor sports, swimming sports, winter sports, ball sports, dance sports, boxing sports, dan other sports.

Perlu dicatat, Amazfit Bip U tidak dilengkapi dengan GPS bawaan sehingga sangat bergantung pada GPS di smartphone. Saat menggunakan mode latihan yang membutuhkan akses GPS, kita harus memastikan smartwatch tetap terhubung dengan smartphone agar dapat merekam data dengan akurat.

Daftar aplikasi lain yang bisa diakses di smartwatch ini adalah PAI atau Personal Activity Intelligence untuk membantu mengelola status kesehatan sendiri berdasarkan aktivitas tujuh hari terakhir. Lalu, ada weather, music, countdown, stopwatch, pomodoro tracker, world clock, camera remote, dan find phone.

Verdict

Review-Amazfit-Bip-U-13

Amazfit Bip U memenuhi tugasnya dengan sangat baik sebagai activity dan fitness tracker. Agar dapat merekam data secara optimal kita harus menggunakan smartwatch ini siang malam dan menjaga agar tetap terhubung dengan smartphone. Meski begitu, tidak disarankan untuk menggunakan data yang direkam sebagai dasar diagnosis dan pengobatan.

Di Amazfit Official Tokopedia, Amazfit Bip U dijual Rp795.000 dan harga normalnya tertera Rp999.000. Saya pikir dari segi fungsi, gaya, dan harga terbilang pas. Kalau pakai smartwatch premium juga sayang, baru sekitar dua minggu pemakaian saja, saya sudah mengalami beberapa kali terbentur ringan.

Sparks

  • Bentuk ringkas dan ringan sehingga nyaman dipakai
  • Desain kotak stylish, sekilas mirip Apple Watch
  • Layar cerah dan bodinya tahan air 
  • Kaya fitur dan mendukung 60+ mode latihan
  • Bisa mengutak-atik pengaturan di smartwatch tanpa perlu smartphone
  • Harga relatif cukup terjangkau

Slacks

  • Bezel samping layar masih sedikit tebal
  • Build quality standar
  • Tanpa GPS bawaan, sehingga sangat bergantung pada smartphone

Fitbit Charge 4 Hadir Membawa GPS, NFC dan Spotify Control

Fitbit Charge 3 akhirnya punya suksesor. Dinamai Fitbit Charge 4, penerusnya ini sekilas tampak tidak berbeda, dan ini memang dikarenakan Fitbit tidak mengubah aspek desainnya sedikitpun.

Saking miripnya, Charge 4 bisa dipasangi strap milik Charge 3 jika mau. Ia tetap bisa diajak menyelam sampai kedalaman 50 meter, dan baterainya pun tetap bisa bertahan sampai 7 hari pemakaian. Lalu apa yang baru?

GPS. Komponen ini absen pada Charge 3, dan kehadirannya di Charge 4 tentu punya dampak yang signifikan: untuk memonitor kegiatan seperti berlari atau bersepeda, pengguna Charge 4 tidak perlu membawa ponselnya selama beraktivitas.

Fitbit Charge 4

Timing-nya memang terkesan tidak pas, sebab kita semua sedang berusaha membatasi kegiatan di luar rumah sebisa mungkin. Terlepas dari itu, Charge 4 setidaknya sudah membenahi salah satu kelemahan terbesar pendahulunya, jadi tidak heran apabila Fitbit langsung menyetop penjualan Charge 3 secara online.

Selain GPS, NFC turut hadir sebagai fitur standar di semua varian Charge 4. Sebelumnya, NFC yang merupakan syarat wajib untuk menggunakan layanan Fitbit Pay ini hanya bisa didapat di Charge 3 Special Edition.

Bagi para pelanggan Spotify, Charge 4 menawarkan fitur Spotify Control. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur jalannya musik, memilih playlist atau podcast langsung lewat layar mini Charge 4. Sambungan dengan ponsel tetap dibutuhkan, sebab aplikasi streaming itu masih diakses melalui ponsel, bukan langsung di Charge 4.

Fitbit Charge 4

Tiga fitur ini merupakan perubahan terbesar yang dibawa Charge 4 dibanding pendahulunya, meski memang masih ada sejumlah perubahan minor lain seperti fitur Smart Wake yang dipinjam dari lini Versa, atau metrik baru bernama Active Zone Minutes.

Fitbit Charge 4 bakal dipasarkan mulai 15 April seharga $150, harga yang sama seperti Charge 3 dulunya. Fitbit masih akan menawarkan varian Special Edition, tapi kelebihan varian itu hanya sebatas estetika. Charge 4 turut hadir bersama trial gratis layanan Fitbit Premium selama 90 hari – sengaja diperpanjang durasinya selama pandemi.

Sumber: Wareable dan Fitbit.

Google Akuisisi Fitbit Senilai $2,1 Miliar

Sebagai pencetus Wear OS, Google punya harapan besar di segmen smartwatch. Beragam upaya ekstra mereka lancarkan demi menjadi pihak yang dominan, salah satunya dengan menebus teknologi smartwatch dari Fossil senilai $40 juta. Namun Google rupanya masih belum puas, dan mereka pun sekarang mengincar nama yang lebih besar lagi di bidang ini, yakni Fitbit.

Ya, Google tengah bersiap untuk mengakuisisi brand yang namanya sudah otomatis diasosiasikan dengan fitness tracker tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dana sebesar $2,1 miliar telah mereka siapkan untuk meminang Fitbit secara menyeluruh, dan proses akuisisinya diperkirakan bakal tuntas tahun depan.

Belum diketahui apa rencana Google setelah Fitbit resmi berada di tangannya. Saya menduga Fitbit masih akan tetap berdiri sendiri seperti Nest, akan tetapi software yang menenagai perangkatnya bakal diganti dengan hasil peleburan antara Wear OS dan sistem operasi rancangan Fitbit sendiri. Satu hal yang sudah dipastikan dari jauh-jauh hari adalah, perangkat bikinan Fitbit tetap akan kompatibel dengan platform Android maupun iOS.

CEO sekaligus co-founder Fitbit, James Park, menilai Google sebagai mitra yang tepat untuk memenuhi misi mereka. Dukungan sumber daya Google akan menjadi motor utama mereka dalam mempercepat inovasi di ranah wearable. Di saat yang sama, Fitbit juga memastikan bahwa privasi konsumen bakal tetap terjaga meski mereka sudah berada di bawah naungan Google nantinya.

Reputasi Google terkait privasi memang jauh dari kata bagus. Fitbit pun sadar betul akan hal ini, dan mereka memastikan data konsumen yang dikumpulkan tidak akan pernah dipakai untuk optimasi platform iklan Google. Konsumen juga dipastikan bakal terus memiliki akses sekaligus kontrol terhadap data-data yang dikumpulkan oleh perangkat.

Google yang selama ini kita kenal memang bukanlah produsen hardware, akan tetapi belakangan mereka semakin menunjukkan keseriusannya di bidang ini. Lini Pixel adalah amunisi mereka di segmen smartphone dan laptop, sedangkan Nest di bidang smart home, dan Fitbit akan segera menyusul ekspansi mereka di ranah wearable.

Sumber: Google dan Fitbit.

Agar Warganya Hidup lebih Sehat, Pemerintah Singapura Akan Bagi-Bagi Fitbit Gratis

Istilah ‘duduk ialah cara baru merokok’ memang terdengar berlebihan, namun kita tidak bisa menampik fakta bahwa kebiasaan malas bergerak menyimpan potensi penyakit yang sangat tinggi. Di Australia, ketidakaktifan menjadi pemicu kanker terbesar setelah merokok, menjadi penyebab kanker payudara dan usus besar (21 sampai 25 persen), diabetes (27 persen) dan masalah jantung (30 persen).

Baru-baru ini, sebuah inisiatif menarik dieksekusi oleh pemerintah Singapura. Demi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, pemerintah Singapura berkolaborasi bersama Fitbit untuk membagi-bagikan unit fitness tracker kepada para penduduknya. Merupakan bagian dari program kesehatan nasional bertajuk Live Healthy SG, nantinya ada ratusan ribu masyarakat Singapura yang akan mendapatkan Fitbit Inspire HR secara cuma-cuma.

Fitbit Inspire HR merupakan salah satu varian activity tracker terbaru buatan buatan perusahaan asal San Francisco itu. Perangkat ini mendapatkan respons positif baik dari pengguna maupun media karena menyajikan fitur yang lengkap serta desain premium di harga terjangkau. Produk sebetulnya juga sudah meluncur di Indonesia di bulan April kemarin, dibanderol sedikit lebih mahal dari harga retail global, yaitu Rp 1,74 juta (retail-nya adalah US$ 100).

Meski Fitbit Inspire HR bisa diperoleh secara gratis di Singapura, tentu saja ada syarat dan ketentuan yang mesti dipenuhi. Pertama, peserta program diwajibkan untuk berlangganan layanan bimbingan premium Fitbit. Mereka perlu mengeluarkan uang sebesar US$ 10 per bulan selama satu tahun. Dan kedua, Fitbit akan mengumpulkan data-data pelanggan dan peserta harus setuju dengan hal ini.

Data-data tersebut adalah hal krusial bagi pengembangan program di masa depan serta berperan juga untuk menambah pemahaman penyelenggara – yakni Health Promotion Board Singapore – soal kesehatan dan faktor-faktor yang berkaitan dengannya. Soal privasi, Fitbit berjanji semuanya akan transparan. Peserta akan tahu secara jelas informasi-informasi apa saja yang mereka bagikan ke pemerintah.

Via CNBC, Zee Yoong Kang selaku CEO Health Promotion Board Singapore menjelaskan bagaimana program ini dimaksudkan demi memotivasi masyarakat buat hidup lebih aktif dan pelan-pelan meninggalkan kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan. Agar misinya sukses, pemerintah memutuskan buat bekerja sama dengan salah satu inovator utama di industri fitness. Proses pemilihan brand sendiri kabarnya sangat ketat, Apple bahkan turut ambil bagian di sana. Fitbit sangat beruntung mempunyai produk Inspire HR yang harganya sepertiga lebih murah dari Apple Watch.

CEO Fitbit James Park percaya diri pada kesuksesan program ini, dan memperkirakan angka partisipasi yang berpeluang mencapai satu juta orang atau sekitar 20 persen dari total populasi penduduk Singapura (5,6 juta jiwa).