Tag Archives: adam perold

(le-ri) Yang Wang (CTO), Rizki Suluh Adi (Head of Indonesia), and Adam Perold (CEO) in #SelasaStartup / DailySocial

GDP Venture and PTB Venture Lead Investment for AI Startup Element Inc

Artificial Intelligence (AI) Startup, Element Inc, announces Series A funding of $12 million (about Rp171 billion) led by GDP Ventures and PTB Ventures. Also participating are some of Indonesia’s top-tier corporates, such as BCA (through its investment company, Central Capital Ventura), BRI (through its investment unit), Telkom Indonesia (through MDI Ventures), and Maloekoe Ventures (partner of Ayala Corporation, the Philippines).

David Fields, PTB Ventures’ Managing Partner and GDP Venture’s CTO On Lee will join Element Inc’s board of Directors. Pandu Sjahrir also continues his investment in this round.

Element Inc was founded by Adam Perold (Stanford’s graduate in product design) and Yann LeCun (machine learning expert) in the US. LeCun is a professor in NYU and previously was Facebook’s AI Research Director.

This startup develops and distributes mobile-based software platform creating a biometric identity. The company produces a thorough biometric solution that mostly used to build global vaccination platform. It allows initiate diagnose, gives identity source to the health services, and creates access for financial services.

“Our mission in Element is to provide an identity for billions of people in need. We want to build an efficient and inclusive public. Currently, the opportunity for digital transformation in Asia and Africa is very engaging. We are honored to be able to partner with these world-class companies,” Adam Perold, Element Inc’s CEO and Co-Founder, said in the release.

In Indonesia, Element Inc has built the operational team by recruiting Rizki Suluh Adi as the Head of Indonesia.

Martin Hartono, CEO of GDP Venture, said on this funding, “GDP is always open for global investment that can give a big impact on Indonesia’s development, world’s fourth-largest population. By investing in Element Inc, we spot a chance to advance Artificial Intelligence technology, particularly for digital identity safety to be implemented in various sector.”

“After years of operation, we’ve observed the well-known companies using Artificial Intelligence in Asia, US, Canada, and Europe. The end-to-end AI produced by Element for mobile and cloud is very unique,” On Lee, CTO of GDP Venture, added.

David Bangun, Telkom Indonesia’s Director of Digital & Strategic Portfolio, said, “Currently, Telkom has 180 million customers and business unit that provides national-scale IT infrastructure includes cloud, security, and broadband solution. With Element, we notice a big opportunity for partnerships that can give numerous advantage to our customers on a big scale.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

(ki-ka) Yang Wang (CTO), Rizki Suluh Adi (Head of Indonesia), dan Adam Perold (CEO) saat acara #SelasaStartup / DailySocial

GDP Venture dan PTB Ventures Pimpin Pendanaan untuk Startup Artificial Intelligence Element Inc

Startup Artificial Intelligence (AI) Element Inc mengumumkan perolehan dana Seri A sebesar $12 juta (sekitar 171 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh GDP Venture dan PTB Ventures. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini sejumlah korporasi ternama Indonesia, yaitu BCA (melalui perusahaan investasi Central Capital Ventura), BRI (melalui unit investasinya), Telkom Indonesia (melalui MDI Ventures), dan Maloekoe Ventures yang bermitra dengan Ayala Corporation (Filipina).

Managing Member PTB Ventures David Fields dan CTO GDP Venture On Lee akan bergabung di dewan direksi Element Inc. Investor Pandu Sjahrir juga melanjutkan investasinya di putaran kali ini.

Element Inc didirikan oleh Adam Perold (desainer produk lulusan Stanford) dan Yann LeCun (peneliti machine learning kenamaan) di Amerika Serikat. LeCun adalah Profesor di NYU dan pernah menjabat sebagai Direktur Facebook AI Research.

Startup ini mengembangkan dan mendistribusikan platform software berbasis mobile yang menciptakan identitas biometrik. Perusahaan ini memproduksi solusi biometrik dari hulu ke hilir yang banyak digunakan untuk membangun platform imunisasi global. Hal ini memungkinkan diagnosis awal, memberikan sumber identitas untuk penyedia jasa kesehatan, dan mendorong akses terhadap layanan finansial.

Menggunakan teknologi Element Inc yang tersedia dalam bentuk aplikasi mobile, identitas seseorang (pengenalan wajah, sidik jari, dan lain-lain) akan lebih mudah disimpan dan digunakan. Hal ini dapat mengubah bagaimana berbagai layanan, termasuk perbankan dan kesehatan, mengelola data konsumennya.

“Misi kami di Element adalah untuk memberikan identitas pada miliaran orang yang membutuhkannya. Kami ingin membangun masyarakat yang lebih efisien dan inklusif. Saat ini, kesempatan untuk melakukan transformasi digital di Asia dan Afrika sangatlah menarik. Kami merasa terhormat bisa bergabung dengan perusahaan-perusahaan mitra kelas dunia ini,” kata Co-Founder dan CEO Element Inc Adam Perold dalam rilis yang kami terima.

Di Indonesia Element Inc telah membangun operasionalnya dengan merekrut Rizki Suluh Adi sebagai Head of Indonesia.

Menanggapi pendanaan ini, CEO GDP Venture Martin Hartono berujar, “GDP selalu terbuka untuk melakukan investment global yang dapat memberikan dampak besar terhadap pembangunan Indonesia, negara yang memiliki populasi keempat terbesar di dunia. Dengan berinvestasi di element inc, kami melihat adanya kesempatan untuk memajukan teknologi Artificial Intelligence khususnya keamanan identitas digital yang bisa diterapkan di berbagai bidang di Indonesia.”

“Setelah bertahun-tahun beroperasi, kami telah memantau perusahaan-perusahaan ternama yang menggunakan Artificial Intelligence di Asia, Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa. Teknologi end-to-end AI yang diproduksi oleh Element untuk penggunaan mobile dan cloud sangatlah unik,” CTO GDP Venture On Lee menambahkan.

Director of Digital & Strategic Portfolio Telkom Indonesia David Bangun mengatakan, “Saat ini, Telkom memiliki 180 juta pelanggan seluler serta unit bisnis yang menyediakan infrastruktur TI berskala nasional, termasuk layanan cloud, solusi broadband dan security. Bermitra dengan Element, kami melihat banyaknya peluang kolaborasi yang akan memberikan sejumlah manfaat bagi pelanggan kami dalam skala besar.”

Tim Element Inc.

Amunisi Mempelajari Teknologi Kecerdasan Buatan

Teknologi kecerdasan buatan (AI kini telah menjadi bagian keseharian. Kita bisa melihat hasil kerjanya dari prediksi ramalan cuaca, penyaring e-mail spam, prediksi di mesin pencari, hingga produk seperti Siri dan Cortana yang bisa kita manfaatkan sehari-hari.

AI memiliki algoritma khusus yang memungkinkan teknologi ini dapat memberi reaksi, merespons, atau memecahkan masalah secara real time seperti layaknya manusia. Ke depannya pemanfaatan AI akan jauh lebih mendalam dan terasa dalam seluruh elemen kehidupan sehari-hari.

Potensi yang besar ini menjadi suatu peluang bagi siapapun yang ingin menekuninya. Namun apa saja hal-hal yang perlu diketahui? CEO Element Inc. Adam Perold dan CTO Element Inc. Yang Wang hadir dalam #SelasaStartup edisi pekan pertama bulan Maret 2017.

Element Inc. adalah perusahaan software yang khusus mengembangkan identitas biometrik berbasis di New York, Amerika Serikat. Solusinya tersebut kini dimanfaatkan untuk platform imunisasi, memberikan identitas digital untuk penyedia layanan kesehatan dan keuangan.

Baik Perold maupun Yang berbagi tentang apa saja yang harus diperhatikan sebelum mendalami teknologi mutakhir ini. Berikut rangkumannya:

1. Mengetahui lebih dalam kaitan deep learning dan AI

Deep learning bisa dikatakan sebagai puzzle yang bisa membawa AI jadi lebih cerdas dan manusiawi. Pasalnya, dalam deep learning berisi rangkaian metode untuk melatih jaringan saraf buatan multilapisan dari ujung ke ujung.

Dia belajar terus menerus seiring bertambahnya saraf, bagaimana memroses suatu informasi baru. Saat itu, deep learning bisa senantiasa diawasi atau tidak diawasi oleh manusia.

Lalu mengapa harus memahami proses kerja deep learning? Menurut Perold, hal ini disebabkan deep learning itu data driven, sehingga bisa diandalkan dalam menyampaikan data.

Contoh terdekat yang bisa dilihat dari implementasi deep learning untuk AI adalah produk yang dihasilkan Element Inc., yakni kerja samanya dengan Global Good dalam mengembangkan platform mobile untuk mengidentifikasi bayi dan anak-anak.

Berikutnya, di Bangladesh dan Kamboja, BioNIC juga menggandeng Element untuk bangun platform mobile untuk identifikasi orang dewasa hingga anak-anak usia di bawah lima tahun dengan mengecek sidik jari, telinga, kaki, iris, hanya lewat perangkat seluler saja.

“AI kami pakai sebagai alat untuk memecahkan masalah apa yang ingin kita coba pecahkan.”

2. Mengenal modul-modul untuk pelajari deep learning

Untuk mempelajari seputar AI hingga deep learning, ada banyak modul yang bisa diakses secara umum. Element sendiri juga punya modul seperti ini, dinamai Torch. Ini adalah salah satu kontribusi Element terhadap proyek open source, termasuk torch7, nn, dan dp.

Kontribusi ini bisa berupa perbaikan bug, pembuatan modul baru, atau script pelatihan yang lengkap. Komunitas ini berisi pengembang Facebook, Google, Twitter, NY University, dan Purdue University.

Tak hanya Element, perusahaan teknologi lainnya juga punya hal serupa. Seperti Apache MXNet dari Amazon adalah kerangka kerja mendalam bersifat open source yang memungkinkan pengembang dapat menentukan, melatih, dan menyebarkan jaringan saraf dalam berbagai platform, fleksibel, dan tersedia dalam beberapa bahasa.

Google sendiri memiliki TensorFlow sebuah perpustakaan perangkat lunak dan open source untuk perhitungan numerik dengan menggunakan grafik aliran data di berbagai tugas.

3. Menguasai ilmu seputar deep learning

Adapun ilmu-ilmu yang memiliki korelasi kuat dengan deep learning, dijelaskan Yang, adalah matematika, termasuk kalkulus, aljabar linier, analisis numerik, vektor, dan matriks. Materi lain yang berhubungan adalah stastika, misalnya probabilitas dan analisis data. Selain itu juga dibutuhkan pengetahuan analisis kompleksitas komputasi dan optimasi seluruh ilmu tersebut.

Baca info lengkap di sini