Tag Archives: AddVentures

Printerous Secured Series A Funding, Currently Focusing on Expansion

The online platform for printing and packaging, Printerous announced series A funding from BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures and Gobi Agung. Sovereign’s Capital, the previous investor also participated.

The investment is to be used for developing technology infrastructure and expanding coverage to 30 new cities in Indonesia, including to develop a sustainable business model. Pinterous is said to be profitable, therefore, the recent cash will be focused on expansion, in terms of business and products.

“The printing market in Indonesia has reached US$14.5 billion in 2019, this is quite big for the public’s majorty are still using conventional printing. This is encouraged us to improve technology innovation to help SMEs with solution for design, printing to distribution. The online printing innovation is to create a seamless, efficient, and transparent process,” Pinterous’ Founder & CEO, Kevin Osmond told DailySocial.

Since its debut in 2012, Printerous has collaborated with more than 250 printing merchants and supported more than 35 thousand business players. In the journey, they still have some issues, including market education. It’s because the service is quite new in Indonesia.

“We partner with printing and logistics partners, so we can create an easy, transparent and cost-effective printing solution. This business model has been implemented in the emerging markets such as Japan, China, the United States, and Europe, where the so-called-conventional printing industry transformed into digital,” Kevin said.

GDP Venture’s CEO, Martin Hartono said to continue to support the local startups in order to develop the domestic industry. “We always support local startups in Indonesia to develop new solutions, one of which is Printerous in the printing and packaging industry.”

“Printerous can empower the traditional industry using its technology and additional services, therefore, it can be very advantageous for the printing business and users. Printerous is one of Indonesia’s startups we believe to have big potential,” Mulyono said as BAce Capital’s Managing Director.

Previously, the company has received pre-series A funding worth of 18 billion Rupiah, led by Golden Gate Ventures, followed by Sovereign’s Capital and Gunung Sewu Kencana.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri A Printerous

Printerous Terima Pendanaan Seri A, Fokus Lancarkan Ekspansi (UPDATED)

Platform online penyedia layanan cetak dan packaging Printerous mengumumkan perolehan pendanaan seri A dari BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures dan Gobi Agung. Investor sebelumnya Sovereign’s Capital juga turut serta dalam putaran ini.

Investasi yang didapat akan dimanfaatkan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi dan memperluas jaringan ke 30 kota baru di Indonesia, termasuk membangun model bisnis berkelanjutan. Printerous mengklaim saat ini perusahaan dalam kondisi profitable, sehingga pendanaan kali ini fokusnya memang untuk ekspansi, baik secara cakupan bisnis maupun produk.

Market printing di Indonesia mencapai US$14,5 miliar di tahun 2019, potensi ini masih sangat besar karena mayoritas masih menggunakan percetakan konvensional. Hal ini yang membuat kami terus meningkatkan inovasi teknologi untuk membantu UKM dengan solusi desain, cetak sampai distribusi. Inovasi cetak online ini akan membuat proses lebih praktis, efisien dan transparan,” ujar Founder & CEO Printerous Kevin Osmond kepada DailySocial.

Sejak meluncur pada tahun 2012, Printerous sudah bekerja sama dengan lebih dari 250 percetakan dan telah membantu lebih dari 35 ribu pelaku bisnis. Dalam perjalanannya, mereka masih menghadapi beberapa masalah, salah satunya edukasi pasar. Karena di Indonesia layanan yang diusung masih tergolong baru.

“Kami menggandeng mitra percetakan dan logistik, sehingga terciptalah solusi mencetak yang mudah, transparan dan hemat biaya. Model bisnis ini telah diimplementasikan di pasar berkembang seperti Jepang, China, Amerika Serikat dan Eropa, di mana industri percetakan yang kerap kali dianggap konvensional telah beralih menjadi digital,” terang Kevin.

CEO GDP Venture Martin Hartono menyatakan bahwa dukungan terhadap startup lokal harus terus dilakukan untuk perkembangan industri dalam negeri. “Kami selalu mendukung perusahaan lokal Indonesia yang bisa mengembangkan solusi-solusi baru, seperti salah satunya Printerous di industri percetakan dan packaging.”

“Printerous mampu memberdayakan industri tradisional dengan teknologi dan layanan tambahan lainnya, sehingga menguntungkan bagi percetakan maupun pengguna. Printerous adalah salah satu startup dari Indonesia yang kami percaya mempunyai peluang besar.” ujar Mulyono selaku Managing Director BAce Capital.

Sebelumnya perusahaan mendapatkan pendanaan pra-seri A senilai senilai 18 miliar Rupiah, dipimpin Golden Gate Ventures dan diikuti oleh Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana.

Update : perubahan angka market printing di tahun 2019

Application Information Will Show Up Here
Platform e-commerce interior dan desain Dekoruma baru saja mendapatkan pendanaan Seri B. Rencananya akan digunakan untuk memaksimalkan platform desain.

Pasca Perolehan Pendanaan, Dekoruma Berambisi Jadi Platform Menyeluruh untuk Kebutuhan Desain Interior

Platform e-commerce khusus home and living (interior) Dekoruma kemarin (11/10) mengumumkan perolehan pendanaan Seri B yang dipimpin oleh Global Digital Niaga (perusahaan di balik Blibli) dan corporate venture asal Thailand AddVentures. Nominal pendanaan tidak disebutkan detail, namun Dekoruma mengatakan nilainya mencapai jutaan dolar.

Sebelumnya Dekoruma telah mendapatkan pendanaan Seri A dengan nilai yang tidak disebutkan. Investor di tahap tersebut termasuk Skystar Capital, Beenext, dan Convergence Ventures. Ketiga investor lamanya tersebut juga turut terlibat dalam pendanaan Seri B kali ini.

Perolehan pendanaan ini membuat startup yang didirikan tahun 2016 tersebut percaya diri menghadapi persaingan industri, baik dengan pesaing langsung seperti Fabelio atau Livaza, dan pesaing di ritel tradisional seperti Informa.

Menjadi platform end-to-end

Sejak awal berdiri, Dekoruma dikenal sebagai layanan e-commerce yang menjual berbagai kebutuhan interior rumah. Visi mereka dengan layanan e-commerce menyajikan produk interior dengan harga terjangkau, menyasar kalangan menengah ke atas. Startup ini didirikan oleh dua orang co-founder, yakni Dimas Harry Priawan dan Aruna Harsa.

Pasca pendanaan ini Dimas menceritakan visi produknya ke depan. Tidak hanya ingin menjual produk interior, Dekoruma juga ingin mengakomodasi proses bisnis para desainer interior. Sebelumnya sebagian besar desainer interior harus mengerjakan pekerjaan dari ujung ke ujung, mulai dari pemasaran, desain pengadaan, manajemen proyek, hingga pembayaran. Kadang kesibukan operasional membuat para desainer menjadi kurang fokus dan maksimal dalam mengerjakan desain-desainnya.

“Melihat hal itu, kami berniat membangun platform desain, memungkinkan para desainer untuk mengurangi proses manual. Pada akhirnya akan membuat mereka fokus memberikan desain pelanggan secara lebih baik dan lebih cepat,” ujar Dimas.

Dekoruma juga sudah menyajikan vertikal layanan baru, yakni pemesanan jasa desain interior dan layanan renovasi rumah. Selain itu perusahaan juga menjalankan model bisnis B2B, bekerja sama dengan toko pemasok material/mekanik dan menghubungkan mereka dengan pelanggan atau desainer untuk menyuplai kebutuhan renovasi rumah.

Pertumbuhan bisnis positif

Dekoruma
Anggota tim Dekoruma / Dekoruma

Dalam 18 bulan terakhir, Dimas mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis Dekoruma telah bertumbuh lima kali lipat. Ada lebih dari 500 proyek desain dan pembangunan telah dikerjakan, dengan rata-rata pembiayaan antara 70-100 juta. Pekerjaan tersebut dikerjakan bersama 100 mitra desainer interior yang berbasis di Jakarta, terhubung secara online melalui platformnya.

Dimas menceritakan, dari pengalaman yang sudah ada, rata-rata desainer interior yang tergabung ke platformnya dapat meningkatkan pendapatan hingga 300%. Hal tersebut karena kompensasi yang diberikan cukup bersaing. Jika biasanya sebuah proyek memakan waktu 20 minggu, di Dekoruma rata-rata bisa selesai antara 8-12 minggu.

Bersama dengan perolehan pendanaan ini, tim Dekoruma akan melakukan penyempurnaan platform sehingga proses bisnis dapat terakomodasi secara end-to-end dengan baik. Selain itu mereka juga akan memperluas kemitraan B2B dengan rekanan untuk rantai pasokan, serta melakukan ekspansi layanan ke kota-kota lain di luar Jakarta.

“Dekoruma memastikan semua pesanan dan transaksi online bisa berjalan mulus melalui layanan yang terotomasi. Itu berlaku bagi pelanggan akhir maupun penyedia layanan, termasuk untuk transparansi harga dan proses yang lebih akurat,” terang Dimas.

Application Information Will Show Up Here