Tag Archives: adira finance

Astra Credit Company, Mandiri Tunas Finance, dan Adira Finance mengalihkan fokus pengembangan digital ke restrukturisasi

Strategi dan Ekspektasi Pengembangan Inovasi Digital di Industri Pembiayaan Indonesia di 2021

Industri pembiayaan merupakan salah satu sektor yang menghadapi tantangan besar pada 2020. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, industri pembiayaan di Indonesia mencatatkan penurunan kinerja yang drastis dengan pertumbuhan minus 17,1% tahun lalu. Di 2019, pembiayaan masih mencatatkan kenaikan sebesar 3,66% secara tahunan.

Penurunan pembiayaan ini diakibatkan pandemi Covid-19 sehingga memukul industri otomotif. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyebutkan bahwa rata-rata penjualan motor dan mobil anjlok hingga 40% di periode April-Juni 2020.

Di tengah kemerosotan industri, pemerintah berupaya meringankan beban nasabah lewat restrukturisasi. OJK mencatat restrukturisasi oleh perusahaan pembiayaan telah mencapai Rp189,96 triliun dari 5 juta kontrak pembiayaan atau 48,52% dari total pembiayaan di sepanjang 2020.

Perusahaan pembiayaan juga mencari jalan untuk memastikan bahwa pengguna tetap dapat mengajukan pembiayaan tanpa perlu keluar rumah. Yang belum banyak diketahui, sejumlah perusahaan pembiayaan di Indonesia telah mengembangkan inisiatif digital, bahkan sebelum pandemi terjadi.

Bagaimana strategi dan ekspektasi perusahaan pembiayaan Indonesia di masa pandemi dan pasca pandemi nanti? Simak wawancara DailySocial dengan PT Astra Credit Company (ACC), PT Mandiri Tunas Finance (MTF), dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Pengembangan digital sebelum pandemi

Berbagai sumber menyebutkan bahwa terjadi akselerasi adopsi digital besar-besaran di sepanjang 2020. Sejumlah sektor yang awalnya belum mengimplementasi digital, bahkan akhirnya melakukannya. Namun, yang menjadi temuan menarik adalah, industri pembiayaan di Indonesia sudah mulai melakukan transformasi digital sebelum pandemi terjadi. 

Transformasi ini salah satunya dibuktikan dengan upaya perusahaan memperluas jalur pengajuan pembiayaan dan pembiayaan yang biasanya dilakukan secara offline menjadi online. Baik ACC, MTF, dan Adira Finance sama-sama telah memiliki kanal digital.

Perusahaan Aplikasi Pengguna
Astra Credit Company ACC One 50.000+ (unduhan)
Mandiri Tunas Finance MTF Go 11.700 (April 2020)
Adira Finance Adiraku 480 ribu (Des 2020)

ACC meluncurkan aplikasi ACC Yes! Di 2016 yang kemudian berevolusi menjadi ACC One (2019). Sementara Adira Finance sudah lebih dulu meluncurkan marketplace untuk jual-beli mobil dan motor bekas pada 2017 melalui momobil.id dan momotor.id. Sementara, aplikasi Adiraku meluncur pada awal 2020.

Selain itu, MTF mengembangkan MTF Go pada 2018, tetapi perusahaan menambah tiga platform digital berbasis aplikasi untuk kebutuhan lain yang meluncur di 2019, yaitu MTF Mobile, MyMTF, dan MTF Lelang.

Perubahan strategi ke otomatisasi restrukturisasi

Setiap perusahaan merespons situasi dengan cara berbeda-beda ketika pandemi Covid-19 pertama kali terjadi. Begitu pemerintah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi pada kuartal kedua 2020, sejumlah perusahaan pembiayaan menunda rencana yang sudah ada dan mengalihkannya ke inisiatif baru untuk beradaptasi di situasi tersebut.

Direktur Information Technology & Business Development ACC Mohammad Farauk mengatakan, perusahaan mengembangkan platform baru untuk memudahkan restrukturisasi pembiayaan. Maka itu, ACC meluncurkan platform berbasis website ACC One on the Web pada awal Maret 2021.

ACC One on the Web memungkinkan pelanggan memilih mobil baru dan bekas lewat E-Catalogue, disertai simulasi kredit dan jadwal pembayaran angsuran. Dua pekan sejak diluncurkan, ACC mencatat pengajuan kredit melalui ACC One on the Web naik 102% dan jumlah pengunjung naik hingga 65%.

Kami melihat perilaku masyarakat semakin akrab bertransaksi via digital. Pandemi menyadarkan kami bahwa kebutuhan digitalisasi ACC masih cukup besar. Maka itu, ACC memperkuat infrastruktur digital secara menyeluruh para business process dan mengembangkan produk dan layanan ACC secara cepat,” ungkapnya kepada DailySocial.

Sementara itu, Adira Finance juga terpaksa menunda sejumlah strategi yang sudah ada untuk memperkuat pengembangan sistem dan operasional berbasis digital. Perusahaan tidak menyebutkan secara spesifik, tetapi Adira Finance mau tak mau juga mengalihkan fokus ke restrukturisasi kredit pada platformnya, yakni Adiraku, momobil.id, dan momotor.id.

Kami sadar pandemi menjadi peluang untuk melakukan perbaikan sistem dan customer experience secara digital. Kami melakukan beberapa perbaikan, seperti menambah fitur dan melakukan user testing untuk dapat customer journey yang lebih valid dari sistem dan operasional berbasis digital. Dengan begitu, pelanggan bisa mengajukan pembiayaan atau pembayaran tanpa perlu datang ke kantor cabang,” ujar Deputy Director sekaligus Head of Digital Center of Excellence Adira Finance Manuel D. Irwanputera.

Senada dengan di atas, MTF terpaksa melakukan perubahan strategi besar-besaran di 2020. Padahal, perusahaan baru saja membentuk divisi digital pada awal Januari 2020. Divisi ini punya tiga fungsi utama, yakni Business through Online untuk mengelola pembiayaan, Development untuk eksplorasi model bisnis baru, dan Implementation untuk mengeksekusi ide menjadi produk. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi biaya dan simplifikasi serta meningkatkan penjualan dan Service Level Agreement (SLA).

Deputy Director Mandiri Tunas Finance William Francis mengatakan bahwa divisi digital yang awalnya memiliki tiga fungsi tersebut terpaksa mengalihkan fokusnya menjadi automatisasi restrukturisasi. Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat MTF harus melakukan restrukturisasi ke sebanyak 100 ribu nasabah dan itu tidak bisa dilakukan secara manual dengan banyak persyaratan yang perlu diisi oleh nasabah.

“[Penjualan] sebetulnya sudah recover di periode Agustus-November, tetapi angkanya masih 50%, belum 100%. Ini berdampak cukup besar ke kinerja bisnis kami. Makanya, inisiatif dan strategi digital kami terpaksa di-hold semua. Kami berubah prioritas dari awalnya ingin mempercepat SLA dan otomatisasi proses ke dealer menjadi restrukturisasi. Project di internal yang tadinya ada menjadi ada,” papar William.

Setelah restrukturisasi, MTF mengaku berupaya untuk mengadakan pameran otomotif berbasis online untuk mendongkrak kembali penjualan. Namun, ia menilai pameran otomotif online belum sepenuhnya efektif mengingat konsumen belum terbiasa membeli kendaraan secara online. Dari catatannya, hanya sedikit yang melakukan transaksi dari total ratusan ribu pengunjung MTF Virtual Autofiesta 2020.

Ekspektasi pembiayaan di 2021

Baik Gaikindo dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memproyeksikan penjualan otomotif domestik dapat tumbuh double digit di 2021. Gaikindo menargetkan 750 ribu mobil baru terjual, sedangkan AISI memproyeksikan kenaikan 11%-15% atau setara 4-4,3 juta sepeda motor terjual di tahun ini.

Dengan proyeksi ini, Farauk mengaku optimistis dapat mendongkrak pembiayaan baru dan melanjutkan pengembangan inovasi digital. Terlebih vaksin Covid-19 sudah mulai didistribusikan dan perilaku masyarakat sudah mulai terbiasa bertransaksi ke digital. Dengan tren tersebut, artinya digitalisasi akan sangat diperlukan.

Salah satu rencana besar ACC adalah membangun fasilitas ACC Digital Operation Center yang ditargetkan beroperasi di 2022. Menurut Farauk, ACC Digital Operation Center akan berdampak signifikan terhadap business process pembiayaan berbasis digital di ACC. Fasilitas ini juga akan menjadi pusat kegiatan digital ACC.

Sementara itu, Adira Finance masih mengalami perombakan strategi digital, baik untuk core system maupun front system di tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan performa dan kualitas customer experience. Menurut Manuel, roadmap digital perusahaan disesuaikan dengan tren kebutuhan digital yang akan semakin besar di pembiayaan ke depan.

“Ada dampak perubahan luas biasa terhadap pola perilaku masyarakat. Sepanjang 2020, respon pelanggan terhadap digitalisasi sangat positif, penggunaan platform digital terus meningkat baik. Kontribusi melalui digital channel memang belum signifikan, tetapi menunjukkan perkembangan positif. Kami harap kontribusinya dapat meningkat dengan memperluas pangsa pasar pelanggan online kami,” ucap Manuel.

Adapun, MTF masih mengosongkan budget untuk pengembangan inovasi digital di semester I mengingat situasinya belum dapat dipastikan. William menyebutkan bahwa pihaknya ingin melihat dulu situasi dan dampaknya di sepanjang semester I ini.

Guideline restrukturisasi tadinya sampai Maret 2021, tetapi diperpanjang pemerintah sampai 2022. Kalau masih ada restrukturisasi, [pengembangan dan budget inovasi] bakal tertunda. Makanya, kalau sudah membaik, kami akan putuskan [pengembangan inovasi] dan inisiatif mana yang mau dieksekusi. Semester II nanti tinggal dijalankan,” tambahnya.

Layanan Komputasi Awan Alibaba Cloud

Komputasi Awan Bantu Perusahaan Percepat Proses dan Memangkas Pengeluaran

Dalam gelaran Alibaba Cloud APAC Summit di Singapura beberapa waktu lalu, turut hadir mitra dari Indonesia di antaranya Tokopedia, MNC dan Adira Finance. Ketiga mitra tersebut selama ini telah memanfaatkan layanan dan teknologi komputasi awan milik Alibaba Cloud. Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh perwakilan dari Alibaba, mereka menyampaikan pengalaman hingga harapan terkait kebutuhan layanan komputasi awan.

Mempercepat proses dan memangkas pengeluaran

Vice President of Engineering Tokopedia Herman Widjaja menyebutkan, selama ini teknologi komputasi awan mampu mempercepat proses layanan. Tokopedia sendiri saat ini semakin gencar melancarkan Same Day Delivery, yang diklaim sebanyak 30-40% mampu dilakukan dengan proses yang cepat. Tokopedia menargetkan jumlah tersebut bisa bertambah hingga 80% success rate.

“Dengan kolaborasi yang dilakukan bersama Alibaba Cloud, kami berharap bisa mempercepat proses dan tentunya melakukan scale up. Ke depannya kami berharap bisa menangani 200 transaksi per detik,” kata Herman.

Saat ini Tokopedia telah memiliki sekitar 90 juta pengguna aktif dan lebih dari 5,5 juta merchant. Sebagai marketplace yang memiliki sejumlah kategori dan bukan sekedar jual-beli biasa, Tokopedia berencana untuk mendirikan smart fulfilment center, yang didukung dengan teknologi terkini.

Pemanfaatan layanan komputasi awan diklaim mampu memangkas biaya pemeliharaan server dan teknologi internal. Hal tersebut diungkapkan oleh Deputy Director IT Adira Finance Dodi Soewandi. Ia menceritakan, setelah menggunakan teknologi komputasi awan, perusahaannya mampu memangkas pengeluaran hingga 10-15%.

Belum berniat membangun data center baru

Dodi Soewandi (Adira Finance) dan Leon Chen (Alibaba Cloud) / DailySocial
Dodi Soewandi (Adira Finance) dan Leon Chen (Alibaba Cloud) / DailySocial

Dalam kesempatan tersebut turut hadir General Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen. Disinggung apakah ada rencana bagi Alibaba Cloud untuk membangun data center ketiga di Indonesia, Leon menegaskan saat ini belum memiliki rencana tersebut. Masih fokus menambah jumlah klien hingga menghadirkan inovasi teknologi terkini, Alibaba Cloud ingin memperkuat kehadirannya di Indonesia.

“Kita sangat antusias dengan semangat dan apresiasi yang diberikan oleh perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kami. Jika nantinya akan lebih banyak permintaan yang masuk untuk kami membangun data center ketiga di Indonesia, tentunya rencana tersebut akan kami bicarakan lebih lanjut secara internal,” kata Leon.

Saat ini Indonesia merupakan key market bagi Alibaba Cloud. Bukan hanya sambutan yang baik dari startup hingga korporasi untuk memanfaatkan teknologi Alibaba Cloud, namun Leon menyebutkan, dengan berbagai teknologi yang dimiliki, banyak klien dan mitra Alicloud yang mulai terbiasa mengadopsi teknologi, bahkan menunggu inovasi dari Alicloud selanjutnya.

“Salah satunya yang akan kami sediakan untuk klien dan mitra kami di Indonesia adalah, 10 fitur terbaru Alibaba Cloud yang bisa dipastikan bisa mempercepat pertumbuhan bisnis mereka memanfaatkan teknologi kami,” kata Leon.

DIreksi Adira Finance saat peluncuran resmi aplikasi Akses / DailySocial

Adira Finance Resmikan Aplikasi “Akses”, Dorong Transformasi Bisnis ke Digital

Perusahaan pembiayaan Adira Finance meresmikan kehadiran aplikasi Akses sebagai awal komitmen perusahaan terjun ke ranah digital. Sebelumnya, aplikasi ini dirilis dalam bentuk beta pada September 2017.

Akses adalah aplikasi pelayanan konsumen dengan berbagai fitur yang memudahkan komunikasi dengan perusahaan, termasuk fitur notifikasi dan reminder jatuh tempo dan overdue cicilan, informasi detil kontrak konsumen, lokasi cabang terdekat, simulasi kredit, informasi produk, dan jejak angsuran yang terbayar.

“Sebagai salah satu perusahaan multifinance terbesar di Indonesia dengan lebih dari tiga juta nasabah aktif, Adira Finance terus berinovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada para konsumen yang kian beralih ke digital,” ujar Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli, Rabu (21/3).

Saat ini total konsumen Adira Finance mencapai 3,7 juta orang dengan 3 juta di antaranya adalah konsumen aktif. Sekitar 80% adalah konsumen untuk pembiayaan motor, 10% adalah pembiayaan roda empat, dan sisanya adalah pembiayaan elektronik.

Konsumen kini tidak perlu mengantre ke kantor cabang untuk melunasi cicilannya. Begitu pun kantor cabang juga bisa berhemat kertas karena rekam jejak pembayaran konsumen telah tersimpan secara digital. Aplikasi ini tak hanya ditujukan untuk nasabah existing, non nasabah pun juga bisa. Hanya saja terdapat perbedaan dari sisi fitur yang bisa diakses.

Tampilan aplikasi Akses Adira Finance

Dengan berbagai fitur ini, sambung Hafid, konsumen bisa memanfaatkan hal-hal yang melekat dengan produk Adira Finance. Ke depannya bakal dirilis berbagai fitur tambahan, misalnya dalam waktu dekat adalah pengajuan kredit untuk pembiayaan apapun secara online.

Nantinya konsumen dapat melakukan top up saldo ke dalam aplikasi lewat Bank Danamon dan ATM Bersama memanfaatkan virtual account (VA).

Tersedia pula fitur live chat untuk terhubung dengan tim customer service Adira Finance, reservasi pengambilan BPKB ketika angsuran sudah lunas, dan pengajuan perpanjangan STNK secara online.

“Aplikasi ini bisa jadi tambahan nilai tambah buat para debitur dan non debitur, agar ke depannya mereka bisa lebih sticky dengan layanan dari Adira Finance,” tambah Head of IT Adira Finance Dodi Yuliarso Soewandi.

Dalam pengembangan aplikasi ini, menurut Dodi, perusahaan menggandeng pihak ketiga sebagai mitra teknologi. Untuk sementara, Akses tersedia di platform Android atau melalui situs resmi.

Application Information Will Show Up Here

Permudah Proses Kredit Kendaraan, Adira Finance Gandeng OLX Indonesia dan Cermati

Adira Finance, perusahaan pembiayaan anak usaha Bank Danamon, menggandeng OLX Indonesia dan Cermati untuk mempermudah penyaluran kredit dalam transaksi penjualan mobil dan motor bekas. Kerja sama ini sekaligus menandakan salah satu upaya Adira Finance dalam memperluas channel marketing demi meningkatkan layanan kepada konsumen di era digital.

Dalam prosesnya, Cermati selaku mitra fintech membangun teknologi di dalam platform OLX berupa kalkulator simulasi kredit untuk memberikan gambaran kepada calon pembeli. Dari sana, pembeli dapat menerima gambaran mengenai uang muka (DP), cicilan yang diperlukan hingga tenornya.

Ketika penjual dan pembeli sudah sepakat, Cermati akan menjembatani transaksi tersebut dengan konfirmasi ke pihak penjual melalui SMS hingga ketersediaan data calon nasabah untuk ditindaklanjuti oleh Adira.

“Lewat kerja sama ini kami membuka kemudahan pemrosesan kredit untuk konsumen Adira, serta mendongkrak sinergi dengan kedua perusahaan yang dapat menggiring ke arah peningkatan bisnis,” Direktur SDM dan Marketing Adira Finance Swandajani Gunadi, Rabu (12/4).

Direktur Sales & Distribution Adira Finance Hafid Hadeli menambahkan kerja sama dengan perusahaan teknologi merupakan pertama kalinya dilakukan perusahaan. Selama ini, perusahaan masih mengandalkan channel marketing dari diler sebagai punggung utama penyaluran kredit.

Menurutnya, OLX sebagai pemain iklan baris terbesar memiliki nilai tambah yang sangat baik untuk disinergikan dengan perusahaan. Pasalnya, sekitar 50%-70% pembelian kendaraan menggunakan lewat skema pengajuan kredit.

CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa mengatakan, “Kerja sama ini sekaligus memperkuat posisi OLX sebagai platform iklan baris online terbesar di Indonesia. Tugas kami adalah mendorong pengguna untuk menjual barang dan membantu cepat laku terjual, salah satunya direalisasikan lewat kerja sama eksklusif ini.”

Dia mengklaim OLX mampu menyukseskan penjualan 250 ribu unit mobil dan 210 ribu motor bekas setiap bulannya.

Lewat kerja sama ini, baik OLX maupun Cermati akan mendapat komisi dari Adira Finance dari setiap pengajuan aplikasi kredit yang disetujui. Akan tetapi, Daniel enggan merinci persentase komisi yang diperoleh.

Swandajani melanjutkan proses pengajuan aplikasi sama halnya ketika calon debitur datang ke diler Adira Finance. Hanya saja yang berbeda, kini menggunakan sistem online. Setelah aplikasi disetujui oleh Adira, perwakilan dari perusahaan akan melakukan survei ke lokasi pembeli dan penjual untuk studi kelayakan. Selanjutnya, proses kredit akan dicairkan lewat gerai Adira.

Pihaknya menjamin, apabila seluruh kelengkapan dokumen lengkap dan sesuai dengan ketentuan maka kredit akan cair dalam waktu 2×24 jam. Adapun jenis kendaraan yang hanya bisa dibiayai Adira Finance, maksimal tahun produksinya adalah 2003.

Adira Finance menargetkan lewat kerja sama ini dapat menyalurkan kredit baru untuk 3 ribu unit motor dan 2 ribu unit mobil sepanjang enam bulan ke depan.