Tag Archives: Adrianus Hitijahubessy

Startup fintech lending JULO masuk ke ranah student loan

JULO Optimistis Segmen Pembiayaan Pendidikan Punya Ruang di Indonesia

Startup fintech lending JULO memercayai potensi pembiayaan di segmen pendidikan masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar di Indonesia. Melalui peluncuran Biaya Pendidikan, JULO berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat dengan cicilan ringan dan bunga bersahabat.

Dalam wawancara singkat bersama DailySocial.id, Chief Business Officer JULO Group Nimish Dwivedi menjelaskan, latar belakang perusahaan tertarik dengan segmen ini karena sejalan dengan visi yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan membuat masyarakat Indonesia lebih berdaya, melalui fasilitas finansial yang merata.

“JULO percaya bahwa pendidikan adalah kebutuhan esensial masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkepanjangan. Sangat disayangkan jika pendidikan terhalang oleh kendala finansial, maka itu JULO kredit digital melalui fitur Biaya Pendidikan ingin memfasiliasi pembiayaan pendidikan dengan sistem cicilan dengan bunga bersahabat,” ujarnya.

Co-founder dan CEO JULO Adrianus Hitijahubessy menuturkan, tahun ini akan menjadi tahun penuh gebrakan inovasi bagi JULO Kredit Digital. Menurutnya, selain inovasi dari segi kampanye dan fitur-fitur, pihaknya akan perbanyak kerja sama dengan berbagai partner strategis ke depannya dalam waktu dekat – seperti yang sudah dilakukan bersama Grab.

“Dengan demikian, semakin banyak lapisan masyarakat yang dapat terjangkau oleh akses kredit dan menjadi lebih berdaya secara finansial untuk kualitas hidup yang lebih baik,” ujarnya.

Sebagai catatan, Indonesia merupakan negara sistem pendidikan terbesar ke-4 di dunia – setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, dengan 50 juta siswa di lebih dari 250 ribu sekolah. Potensi sedemikian luas ini tidak terlepas dari berbagai masalah, salah satunya fenomena putus sekolah.

Mengutip dari data Badan Pusat Statistik mencatat bahwa sebanyak 67% pelajar putus sekolah karena kendala ekonomi. Dengan 86% jumlah penggangguran terbuka yang didominasi oleh tingkat pendidikan setara dan di bawah SMA, kendala ini tentunya menjadi hambatan utama bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjadi berdaya secara finansial.

JULO bukanlah pemain lending pertama yang masuk ke segmen ini. Sebelumnya ada Pintek, Danacita, CICIL, Danadidik, Edufund, dan KoinPintar dari Koinworks, dengan berbagai skema pembiayaan untuk industri pendidikan.

KoinPintar dan Pintek sudah hengkang dari bisnis ini. Koinworks beralasan penutupan per April 2023 ini ditempuh karena perusahaan memutuskan untuk beralih ke bisnis pembiayaan dengan daya tarik lebih tinggi.

Adapun Pintek, hingga kini belum ada keterangan resmi yang disampaikan. Rumor yang beredar, Shipper mengeksplorasi produk pembiayaan untuk logistik bersama Pintek. Kini dalam situs Pintek, perusahaan menawarkan dua produk pembiayaan, yakni supply chain financing (distributor, supplier, dan merchant), dan pendanaan usaha (PO, invoice, dan inventory).

Dengan kata lain, produk yang ditawarkan Pintek ini kurang lebih sama dengan yang ditawarkan oleh pemain lending kebanyakan yang fokus di pembiayaan produktif, seperti Investree, Modalku, dan KoinWorks.

Kendati demikian, Dwivedi tetap melihat dengan pendekatan dan pengukuran risiko yang tepat, maka solusi yang ditawarkan perusahaan akan tetap menarik bagi masyarakat. Dia menjelaskan, dalam skema pembiayaan di produk ini terhubung dengan JULO Kredit Digital. Yang mana, JULO Kredit Digital memberikan limit kredit untuk pengguna yang telah memenuhi kualifikasi dan verifikasi big data melalui advance analytics secara kredit scoring, anti-fraud, dan affordability.

“Layaknya produk kartu kredit digital, JULO juga melakukan kredit skoring tidak hanya ketika proses pendaftaran, tetapi secara berkesinambungan berdasarkan histori kredit user di platform fintech.”

Biaya Pendidikan

Dia menjelaskan, fitur Biaya Pendidikan adalah salah satu fitur JULO Kredit Digital, sehingga mengikuti skema pembiayaan fitur JULO Kredit Digital lainnya. Pengguna dengan limit aktif dapat mengikuti alur seperti berikut:

Memilih produk Biaya Pendidikan dalam aplikasi JULO > Memasukkan keterangan siswa dan institusi pendidikan yang dituju > Memasukkan nilai pembayaran > Memilih tenor yang tersedia > Persetujuan transaksi.

“JULO Kredit Digital menyediakan bunga mulai dari 0,1% dengan tenor sampai dengan sembilan bulan.”

Sebagai catatan, JULO Kredit Digital diresmikan sejak September 2021 untuk memperluas fungsional plafon pinjaman agar pengguna dapat gunakan untuk berbagai jenis transaksi, mulai dari transaksi di situs e-commerce, bayar tagihan, top up saldo e-wallet, pinjaman tunai, transfer dana ke rekening sendiri atau orang lain, dan transaksi via QRIS.

Biaya Pendidikan, lanjutnya, dapat digunakan untuk membayar semua biaya pendidikan di sekolah mana pun, perguruan tinggi mana pun, universitas mana pun, dan kursus online apa pun di Indonesia. Cakupan ini meluas ke lebih dari 250.000 institusi dengan rencana penambahan lebih banyak ke depannya.

“Kami tetap fokus pada penggunaan kredit digital untuk memberdayakan pelanggan kami dan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Konsumen sudah mulai menggunakan fitur pendidikan JULO ini untuk pembayaran yang meliputi biaya pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah dan universitas di kota-kota tingkat pertama dan kedua di seluruh Indonesia,” tambah Dwivedi.

Terkait kinerja perusahaan, akumulasi pembiayaan yang telah disalurkan JULO sejak didirikan sudah mencapai Rp9,87 triliun. Adapun untuk pinjaman tahun ini saja sebesar Rp1,64 triliun dengan outstanding Rp1,06 triliun. Sementara itu, untuk total peminjamnya mencapai 1,4 juta orang dengan 1,04 juta orang di antaranya adalah peminjam aktif.

Para peminjam ini didominasi oleh kelompok usia pekerja aktif dengan rentang usia 21 tahun-40 tahun. Mereka tersebar di kota urban (70%) dan sisanya di rural (30%). Disebutkan 70% dari tujuan pinjaman ini digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk modal usaha, biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan renovasi rumah.

Application Information Will Show Up Here

JULO Is Said to Receive 504 Billion Rupiah Series B Funding Led by Credit Saison

Fintech lending startup JULO reportedly received series B funding of $35.3 million or over 504 billion Rupiah, led by Credit Saison Asia Pacific. According to our source, also participated in this round subsidiaries of Saratoga, PT Surya Nuansa Stories, along with Quona Capital, AC Ventures, Gobi Partners, and Central Capital Ventura (CCV).

DailySocial.id has tried to contact JULO’s representatives, but there is no confirmation until this news was published.

JULO was previously announced its series A funding in September 2019 worth of $10 million. The round was led by Quona Capital, with participation from other investors, including Skystar Capital, East Ventures, Provident Capital, Gobi Partners, and Convergence Ventures (before merging into AC Ventures).

Focus on fintech products

Currently, Julo is expanding its lending business through the JULO Kredit Digital product in order to extend the loan function for various types of transactions. Previously, it is only available for cash loans transferred by JULO to the borrower’s account.

JULO’s Co-founder & CEO, Adrianus Hitijahubessy said, the transformation of this product was encouraged by the needs of the people who started to fully shifting into digital in daily transactions. Although JULO still focuses on productive loans, according to company data, 3/4 borrowers use their credit limit for non-consumptive purposes.

“Instead of activities that improve their living standard, such as small business capital, paying school fees, renovating houses, consumptive is also on the list, but we don’t mind it. For us, after going through strict underwriting, they pass credit worthiness, they deserve the freedom to [use the limit] whatever their needs,” he said.

JULO Kedit Digital offers a credit limit up to Rp15 million with a tenor of up to nine months and an interest of 0.1% per day. As for the payment, it can be done using the monthly installment method, thereby easing the burden on users’ expenses.

The limit can be used for e-commerce transactions with JULO partners, paying bills, top-up e-wallet, cash loans, transfer, and scanning QRIS transactions. In presenting the transfer feature to e-wallet and QRIS, JULO collaborates with partners.

The expansion of the JULO credit limit function has actually been operated by other lending players, including Akulaku and Kredivo, which offer various digital transactions in their application.

This new product also removes JULO’s old products, JULO Cicil and JULO Mini. Adrianus said the two products have become part of the JULO digital credit as they have the same function. “In fact, we have expanded its features because basicallyits the same spirit, in the past we could pay off bills for up to six months, now we can expand it to nine months.”

Based on company statistics, JULO has disbursed loans amounting to Rp2.44 trillion with Rp401 billion in total outstanding loans since it was first established. Meanwhile, the total borrowers reached 337,000 people. In 2021 alone, the company disbursed Rp1.06 trillion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri B Julo

JULO Umumkan Pendanaan Seri B 1,1 Triliun Rupiah dari Credit Saison [UPDATED]

Startup fintech lending JULO mengonfirmasi perolehan pendanaan Seri B sejumlah $80 juta dari Credit Saison dengan kombinasi $30 juta ekuitas dan $50 juta fasilitas kredit. Angka yang dikonfirmasi ini lebih tinggi dari informasi yang diperoleh DailySocial.id sebelumnya sebesar $35,3 juta pada 7 Februari 2022.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan perusahaan pada hari ini (13/4), pendanaan ekuitas ini akan dimanfaatkan JULO untuk mengembangkan sistem analisa data, pengembangan produk, marketing, serta rencana akuisisi nasabah dengan menambah Sumber Daya Manusia (SDM) di tim developer, data scientist dan business intelligence. Sedangkan, $50 juta fasilitas kredit akan dialokasikan untuk memfasilitasi dana pinjaman pada platform JULO.

Senior Managing Executive Officer and Head of Global Business Credit Saison Co., Ltd. Kosuke Mori menyampaikan pendanaan dari Credit Saison kepada JULO merupakan bagian dari upaya berkesinambungan perusahaan untuk memperkuat layanan teknologi finansial yang mengalami pertumbuhan secara signifikan di luar Jepang. Dengan dukungan dalam bentuk  penyediaan modal dan operasional strategis, investasi kali ini menandai langkah ekspansi Credit Saison ke pasar fintech Indonesia yang potensial dan bertumbuh secara pesat.

Selaku pihak investor, Credit Saison akan berperan secara aktif – terutama dalam fase hyper-growth JULO – dengan melakukan observasi bersama untuk setiap potensi pengembangan bisnis ke depannya. Strategi investasi berikut dikembangkan oleh Credit Saison melalui Saison Capital, perusahaan modal ventura yang berfokus pada startup dengan peluang untuk mengembangkan kapabilitas finansial.

“Untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, inovasi kredit perlu disertai dengan pemahaman perilaku dan kebutuhan konsumen secara mendalam. Sebagai hasilnya, JULO tetap bertumbuh di tengah situasi pandemi COVID dengan pencairan kredit lebih dari US$ 300 juta sampai saat ini. Kami sangat menantikan kerja sama dengan JULO untuk dapat mengakselerasi akses produk keuangan lebih jauh dan dapat membawa perubahan signifikan untuk perkembangan ekonomi di Asia Tenggara,” ucap Mori.

JULO terakhir kali mengumumkan secara resmi pendanaan seri A pada September 2019 sebesar $10 juta. Putaran itu dipimpin oleh Quona Capital, dengan partisipasi dari investor lain, seperti Skystar Capital, East Ventures, Provident Capital, Gobi Partners, dan Convergence Ventures (dulu belum merger menjadi AC Ventures).

Fokus produk fintech JULO

Saat ini Julo memperluas bisnis lending-nya melalui produk JULO Kredit Digital demi memperluas fungsional plafon pinjaman untuk berbagai jenis transaksi. Sebelumnya, plafon hannya bisa digunakan untuk pinjaman tunai yang ditransfer JULO ke rekening peminjam.

Co-founder & CEO JULO Adrianus Hitijahubessy mengatakan, transformasi produk ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat yang kini serba digital saat bertransaksi sehari-hari. Meski JULO masih fokus pada pinjaman produktif, namun dalam data perusahaan ternyata 3/4 peminjam menggunakan limit kreditnya untuk bukan untuk tujuan konsumtif.

“Melainkan aktivitas yang meningkatkan taraf hidupnya, seperti modal usaha kecil-kecilan, bayar uang sekolah, renovasi rumah. Ada juga yang konsumtif, tapi kami tidak mempermasalahkannya. Bagi kami setelah melalui underwriting yang ketat, mereka lolos kelayakan kredit, ya diberi kebebasan [menggunakan limit] apa pun kebutuhan mereka,” terangnya.

Berbeda dengan fasilitas kredit konvensional, JULO memberikan fasilitas limit kredit yang dapat diakses kapan saja setelah melewati satu kali pengajuan mandiri melalui smartphone. Skoring kredit berkesinambungan dilaksanakan dengan penerapan machine learning selama siklus kredit serta manajemen risiko berbasis lebih dari 5.000 variabel data untuk pengecekan identitas, pemeriksaan affordability, kelayakan kredit, dan deteksi fraud.

Diklaim, saat ini lebih dari 500.000 masyarakat Indonesia telah menggunakan fasilitas kredit digital JULO setiap harinya untuk tarik dana, kirim dana, isi pulsa, bayar tagihan listrik, isi ulang dompet digital, dan pembayaran e-commerce. Dalam menghadirkan fitur transfer ke e-wallet dan QRIS ini, JULO bekerja sama dengan mitra.

JULO Kredit Digital menawarkan limit kredit digital sampai Rp15 juta dengan tenor sampai dengan sembilan bulan dan bunga 0,1% per hari. Adapun untuk pembayarannya dapat dilakukan dengan metode cicilan bulanan, sehingga meringankan beban pengeluaran pengguna.

Meluasnya fungsional limit kredit JULO ini, sebenarnya juga sudah dilakukan oleh pemain lending lainnya, di antaranya Akulaku dan Kredivo yang menawarkan berbagai transaksi digital di dalam aplikasinya.

Produk baru ini sekaligus menghapus produk lama yang dimiliki JULO, yakni JULO Cicil dan JULO Mini. Adrianus menuturkan kedua produk tersebut sudah menjadi bagian dari kredit digital JULO karena memiliki fungsi yang sama. “Kita justru perluas fitur-fiturnya karena pada dasarnya semangatnya sama, dulu bisa mencicil tagihan hingga enam bulan, sekarang diperluas sampai sembilan bulan.”

Berdasarkan statistik perusahaan, sejak pertama kali JULO didirikan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp2,44 triliun dengan Rp401 miliar total pinjaman outstanding. Sementara untuk total peminjamnya sebanyak 337 ribu orang. Pada tahun 2021 saja, perusahaan menyalurkan sebesar Rp1,06 triliun.

Pada 2021, jumlah pencairan kredit berkembang lebih dari tiga kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. JULO menargetkan pertumbuhan loan book lebih dari 5 kali lipat untuk periode satu tahun ke depan.

*) Kami menambahkan keterangan resmi dari JULO

Application Information Will Show Up Here
JULO meresmikan Kredit Digital dengan fitur pembayaran e-commerce, bayar tagihan, top-up e-wallet, pinjaman tunai, transfer dana ke rekening sendiri/orang lain, dan transaksi scan QRIS

JULO Perluas Fungsi Plafon Pinjaman, Resmikan Kredit Digital

Startup fintech lending JULO meresmikan “JULO Kredit Digital” untuk memperluas fungsional plafon pinjaman agar dapat digunakan untuk berbagai jenis transaksi. Sebelumnya plafon hanya bisa digunakan untuk pinjaman tunai yang ditransfer JULO ke rekening peminjam.

Co-founder & CEO JULO Adrianus Hitijahubessy mengatakan, transformasi produk ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat yang kini serba digital saat bertransaksi sehari-hari. Meski JULO masih fokus pada pinjaman produktif, namun dalam data perusahaan ternyata 3/4 peminjam menggunakan limit kreditnya untuk bukan untuk tujuan konsumtif.

“Melainkan aktivitas yang meningkatkan taraf hidupnya, seperti modal usaha kecil-kecilan, bayar uang sekolah, renovasi rumah. Ada juga yang konsumtif, tapi kami tidak mempermasalahkannya. Bagi kami setelah melalui underwriting yang ketat, mereka lolos kelayakan kredit, ya diberi kebebasan [menggunakan limit] apapun kebutuhan mereka,” terangnya, Kamis (22/9).

JULO Kedit Digital menawarkan limit kredit digital sampai Rp15 juta dengan tenor sampai dengan sembilan bulan dan bunga 0,1% per hari. Adapun untuk pembayarannya dapat dilakukan dengan metode cicilan bulanan, sehingga meringankan beban pengeluaran pengguna.

Limit dapat digunakan untuk transaksi e-commerce rekanan JULO, bayar tagihan, top-up saldo e-wallet, pinjaman tunai, transfer dana ke rekening sendiri atau orang lain, dan transaksi scan QRIS. Dalam menghadirkan fitur transfer ke e-wallet dan QRIS, JULO bekerja sama dengan mitra.

Secara terpisah saat dihubungi DailySocial.id, Adrianus mengungkapkan untuk mitra QRIS, perusahaan bekerja sama dengan DOKU sebagai penyedia teknologinya. DOKU memiliki lisensi dari Bank Indonesia untuk memfasilitas transaksi QRIS. “Sementara kalau transfer saldo e-money kita ada licensed partner yang lain karena lisensi yang diperlukan berbeda,” terangnya.

Meluasnya fungsional limit kredit JULO ini, sebenarnya juga sudah dilakukan oleh pemain lending lainnya, di antaranya Akulaku dan Kredivo yang menawarkan berbagai transaksi digital di dalam aplikasinya.

Produk baru ini sekaligus menghapus produk lama yang dimiliki JULO, yakni JULO Cicil dan JULO Mini. Adrianus menuturkan kedua produk tersebut sudah menjadi bagian dari kredit digital JULO karena memiliki fungsi yang sama. “Kita justru perluas fitur-fiturnya karena pada dasarnya semangatnya sama, dulu bisa mencicil tagihan hingga enam bulan, sekarang diperluas sampai sembilan bulan.”

Dia melanjutkan, kredit digital ini juga memperluas target pengguna JULO dari sebelumnya kelas ekonomi menengah ke bawah, menjadi seluruh kalangan termasuk generasi muda yang tinggal di pedesaan dan perkotaan. Untuk langkah preventif dari kredit macet, kredit digital sangat membantu dalam hal penilaian skor kredit yang berkesinambungan.

Lantaran, seluruh kebiasaan konsumen saat bertransaksi dan saat membayar tagihan kredit akan direkam jejaknya. “Kredit digital ini tipe transaksinya bervariatif yang akan memperkaya credit score masing-masing konsumen. Sebelumnya credit score hanya pada saat pengajuan awal.”

Tidak disebutkan rasio kredit macet di JULO. Namun Adrianus mengatakan sama seperti perusahaan fintech lending kebanyakan, JULO juga mengalami kenaikan rasio selama pandemi ini. “Secara objektif harus ditekan serendah mungkin. Tidak menampik kami juga ikut terpengaruh selama pandemi. Untuk itu kami melakukan win win solution.”

Ditargetkan pada tahun ini total penyaluran kredit dapat tembus di angka Rp4 triliun sampai Rp5 triliun secara kumulatif sejak pertama kali beroperasi di 2016. Per Mei 2021 kemarin, angkanya telah mencapai Rp2 triliun. JULO telah melayani 500 ribu nasabah, naik dari tahun 2020 sebesar 350 ribu nasabah.

Performa bisnis fintech lending

Menurut data statistik OJK per Mei 2021, ada 118 penyelenggara fintech lending konvensional dan 9 syariah. Secara total, total aset yang dimiliki mencapai 4,1 triliun Rupiah. Para platform juga berhasil mengakomodasi sekitar 8,7 juta rekening pemberi pinjam (p2p) menyalurkan dana 13,8 triliun Rupiah.

Dominasi porsi pinjaman konsumtif masih mendominasi dari total portofolio penyaluran di industri. Bila melihat selama 2020 kemarin, penyaluran konsumtif memakan porsi sebanyak 62,04% dari total new loan Rp74,41 triliun. Akan tetapi trennya, perlahan turun karena dorongan OJK untuk pemain lending turun menggarap pembiayaan produktif di dalam portofolionya.

Menurut laporanDSInnovate dan AFPI, rata-rata pinjaman konsumtif yang dicairkan oleh para platform adalah di bawah Rp2,5 juta (70,1%), lalu disusul Rp2,5 juta-Rp25 juta (20,8%), dan Rp25 juta-Rp100 juta (1,3%). Adapun dari total penyaluran pinjaman, tercatat ada 46,8% perusahaan yang menyalurkan pinjamannya hingga Rp50 miliar, lebih dari Rp1 triliun (23%). Selain itu, ada 5 pemain yang sudah menyalurkan lebih dari Rp3 Triliun kepada peminjamnya: Pendanaan.com, Asetku, UangMe, Kredivo dan Kredit Pintar.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Julo

Startup P2P Lending Julo Umumkan Pendanaan Seri A 140 Miliar Rupiah

Startup fintech lending Julo mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $10 juta (sekitar 140 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Quona Capital. Investor lain yang turut berpartisipasi adalah Skystar Capital, East Ventures, Provident Capital, Gobi Partners, dan Convergence Ventures.

Perolehan dana ini sebenarnya tambahan dari putaran seri A yang sudah berlangsung pada tahun lalu. Julo telah mengantongi dana segar sebanyak $5 juta, sehingga bila ditotal startup ini memperoleh $15 juta (sekitar 280 miliar Rupiah) dalam seri A.

“Pendanaan ini telah menghadirkan dan membuka kesempatan bagi Julo untuk terus berkembang dan memberikan layanan terbaik,” ucap Founder & CEO Julo Adrianus Hitijahubessy dalam keterangan resmi.

Ia menambahkan, pendanaan ini akan dipakai untuk mengembangkan bisnis secara keseluruhan dengan memperluas tim dan meningkatkan kualitas sistem skor kredit. Fokus ini selaras upaya perusahaan dalam meningkatkan mata pencarian masyarakat Indonesia, yang tercermin dalam portofolio penyaluran kredit mayoritas untuk pinjaman produktif.

“Karenanya kami selalu mengembangkan fitur baru untuk meningkatkan layanan kami dan menjangkau orang-orang di seluruh negeri,” katanya.

Startup yang berdiri sejak 2016 ini menawarkan pinjaman antara 500 ribu hingga 8 juta Rupiah dan dapat dicicil maksimal enam bulan. Bunga yang ditawarkan adalah 3%-4% per bulan atau 0,1%-0,3% per hari, diklaim sebagai salah satu yang terendah.

Kendati demikian, Julo tetap mengedepankan asas mitigasi risiko. Tanpa melanjutkan lebih dalam, dia mengklaim credit scoring yang dipakai Julo lebih efisien dari pemain sejenisnya.

Hingga kini, Julo telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp431 miliar kepada 116 ribu total peminjam. Dari angka peminjam, 54 ribu di antaranya adalah peminjam aktif. Bila dilihat pencapaian di tahun 2019 saja, Julo telah menyalurkan Rp321 miliar atau 74,4% dari total penyaluran.

Cakupan layanan Julo tersebar di 18 wilayah, di antaranya Sukabumi, Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Garut, Palembang, Bandar Lampung, hingga Mataram.

Application Information Will Show Up Here

Layanan KTA Online JULO Peroleh Pendanaan Awal

JULO bukan Jualo atau Jualio. JULO, layanan peminjaman online yang bisa memberikan dana cepat tanpa agunan atau mudahnya KTA online, hari ini mengumumkan perolehan pendanaan awal, yang tak disebutkan jumlahnya, dari East Ventures, Skystar Capital, Convergence Ventures, dan sejumlah angel investor. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk mengakselerasi misi JULO memberikan layanan finansial untuk seluruh masyarakat, khususnya yang tidak terjangkau perbankan.

JULO didirikan Adrianus Hitijahubessy, Hans Sebastian, dan Victor Darmadi yang bertemu saat sama-sama berkarier di Silicon Valley. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, JULO memiliki dua produk, yaitu JULO Cicil (pinjaman KTA Rp2-8 juta dengan jangka waktu 3 – 6 bulan) dan JULO Mini (pinjaman KTA Rp 1 juta dengan jangka waktu 1 bulan). Yang dibutuhkan hanya KTP dan slip gaji. Secara umum tampak kemiripan bisnis antara JULO dan UangTeman.

Proses permintaan peminjaman dan penyertaan dokumen bisa dilakukan melalui aplikasi Android dengan verifikasi dalam jangka waktu maksimal 24 jam.

Co-Founder dan CEO JULO Adrianus Hitijahubessy dalam rilisnya menyebutkan:

“Ide JULO bermula ketika saya membangun solusi penilaian kredit berbasis AI untuk sebuah negara berkembang di perusahaan tempat kerja saya sebelumnya. Saya menyadari ketimbang membantu konsumen negara-negara Amerika Latin dan Afrika untuk memperoleh akses kredit, saya lebih baik membantu orang-orang di negara saya sendiri.”

“Setelah tinggal di luar negeri selama 20 tahun, saya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan membangun JULO bersama co-founder saya,” lanjutnya.

JULO berusaha mengatasi permasalahan kurangnya akses ke peminjaman yang selama ini menjadi momok bagi 100 juta orang Indonesia. Selama ini pasar dikuasai oleh lintah darat, tetapi layanan berbasis online seperti JULO mencoba memberikan solusi yang lebih mudah dan bunga yang relatif lebih terjangkau.

Para investor memberikan pendanaan bagi JULO karena mereka percaya dengan latar belakang para pendiri yang memiliki pengalaman panjang di bidang teknis dan finansial.

Partner Skystar Capital Edward Gunawan menyebutkan pihaknya percaya bahwa memiliki algoritma penilaian kredit yang kuat merupakan kunci pembeda [JULO] dibanding startup p2p lending lainnya.

Sementara Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dengan optimis mengatakan, “JULO dapat menawarkan bunga yang secara signifikan jauh lebih rendah dibanding kompetitor (online dan offline) karena penilaian risiko kredit yang jauh lebih baik, dibantu oleh algoritma proses underwriting yang berbasis machine learning.”

Application Information Will Show Up Here