Tag Archives: adwords

Google Ads Gantikan Adwords, Hadirkan Smart Campaign untuk Bantu UKM Optimalkan Iklan

Tahun 2018 ini Google sepertinya sedang menyempurnakan satu demi satu apa yang menjadi resolusinya di pergantian tahun lalu. Setelah menggulirkan perubahan besar di wajah Gmail dan juga Google Maps, pekan ini Google pun resmi memperkenalkan nama baru untuk Google Adwords yang selanjutnya akan disebut dengan Google Ads, sekaligus mengakhiri era DoubleClick.

Tapi ditutupnya era Google Adwords bukan akhir dari segalanya, karena Google sudah mempersiapkan sesuatu yang baru sebagai gantinya. Menggunakan pendekatan baru, Google juga resmi memperkenalkan tipe default periklanan yang dirancang mempermudah tahapan promosi secara online bernama, Smart Campaign.

Smart Campaign dijelaskan sebagai pengalaman iklan default yang menggabungkan teknologi mesin pembelajar dari Google Ads dan inovasi untuk pelaku bisnis kecil, yang akan membantu mereka mendapatkan hasil optimal dengan upaya yang minimal, sehingga mereka dapat tetap fokus dalam menjalankan bisnis mereka.

Memasang Iklan Jauh Lebih Mudah

Smart Campaign menjanjikan tahapan yang relatif lebih sederhana sehingga membantu pemilik usaha kecil untuk belajar lebih cepat dan fokus pada profit ketimbang proses. Kampanye ini hampir sepenuhnya berjalan otomatis, mulai dari materi iklan hingga pengoptimalan penayangan berdasarkan produk atau layanan yang diiklankan dan sasaran yang ditetapkan. Sasaran kampanye mencakup panggilan telepon, kunjungan web, dan permintaan petunjuk arah.

Kim Spalding, yang memimpin divisi Small Business Ads di Google dan juga seorang mantan pemilik bisnis kecil mengatakan, dua pertiga dari bisnis kecil menggunakan pemasaran digital, tetapi menghadapi tantangan dan mencari solusi yang lebih mudah untuk mengoptimalkan pemasan tipe ini. Smart Campaign dipersiapkan untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Hasil yang Tepat

Selain menawarkan prosedur pemasangan iklan yang serba otomatis, Smart Campaign juga dirancang untuk mampu menghantarkan iklan ke sasaran yang tepat dengan hasil yang juga diinginkan oleh pengiklan. Menurut Kim Spalding, 90% pengiklan menginginkan panggilan dari pelanggan, kunjungan ke toko dan pembelian web. Smart Campaign dirancang untuk membantu pengguna menciptakan penawaran yang tepat untuk satu dari beberapa feedback yang diinginkan. Semua proses dilakukan secara sederhana dan mudah.

Audiens yang Tepat = Konversi

Konversi menjadi faktor penting dalam mengukur keberhasilan sebuah kampanye iklan, baik online maupun offline. Untuk memperoleh konversi yang baik, pengiklan tidak hanya membutuhkan materi iklan yang menarik, tapi juga sasaran yang tepat. Misalnya, menampilkan penumbuh kumis ke sekelompok pengguna wanita tentu akan menghasilkan konversi yang buruk ketimbang menampilkan iklan produk yang sama ke pengguna berjenis kelamin pria.

Hampir sebagian besar platform periklanan online menerapkan konsep kerja di atas. Tapi Smart Campaign disebut mampu melakukan lebih dengan menampilkan iklan kepada pelanggan yang tertarik dengan apa yang ditawarkan, cenderung menelepon, mengunjungi toko, atau melakukan pembelian di situs web pengiklan. Google mengklaim telah menemukan bahwa Smart Campaign mampu melakukannya tiga kali lebih baik dalam menampilkan iklan ke target yang tepat.

Optimalisasi penargetan berjalan secara otomatis, dan algoritma mesin pembelajar milik Google bertujuan untuk menampilkan iklan kepada audiens yang tepat dengan menganalisa perilaku, lokasi, perangkat, dan kriteria lainnya.

Image Picker

Selain tiga keunggulan baru yang disebutkan di atas, Google Ads juga punya satu tambahan baru yang akan menyusul kemudian di tahun ini. Fitur Image Picker namanya. Fitur ini membantu pemilik produk dan jasa untuk memperlihatkan tiga gambar terbaik yang menonjolkan keunggulan produknya. Tiga foto tersebut bisa dipilih dari rekomendasi yang disuguhkan oleh Google atau diunggah sendiri oleh pengiklan. Nantinya, ketiga foto akan dikombinasikan dengan teks yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mencapai efektivitas terbaik.

image_selector_1.max-1000x1000

Fitur Smart Campaign sudah bisa dijumpai oleh pelaku bisnis di kawasan Amerika Serikat, dan baru akan digulirkan secara global sebelum akhir tahun ini.

Sumber berita Blog.Google dan gambar header Google.

Google Indonesia Hadirkan Program Google Ad Grants di Indonesia

Hari ini (31/5) Google Indonesia mengumumkan program Google Ad Grants telah resmi hadir di Indonesia. Program yang diberikan untuk membantu organisasi nirlaba (nonprofit) ini memberikan bantuan sebesar $10.000 per bulan dalam bentuk pengiklanan AdWords untuk mempromosikan misi dan inisiatif mereka di mesin pencarian Google. Di Indonesia, Google Ad Grants sudah membantu beberapa organisasi-organisasi nirlaba seperti IndoRelawan, Kitabisa, dan YCAB Foundation.

Pihak Google sendiri menerapkan beberapa syarat yang harus dipenuhi organisasi bila ingin mengikuti program Google Ad Grants. Beberapa syarat tersebut di antaranya, memiliki status badan amal dan berlaku di Indonesia, mengakui dan menyetujui untuk sertifikasi aplikasi yang diperlukan mengenai non-diskriminasi dan penerimaan sumbangan dan penggunaan, memiliki situs web yang berfungsi dengan konten yang substansial, dan beberapa syarat lainnya.

Organisasi yang telah disetujui untuk bergabung dengan program Google Ad Grants, atau disebut dengan penerima (Grantee), akan mendapat bantuan iklan sebesar $10.000 per bulan. Para organisasi yang tergabung dimungkinkan untuk membangun dan mengatur akun AdWords mereka sendiri namun harus memenuhi beberapa ketentuan, seperti anggaran harian diatur ke $329, batas maksimal biaya-per-klik $2.00, dan hanya menjalankan kampanye bertarget dengan kata kunci dengan iklan teks yang muncul di Google.

[Baca juga: Google Indonesia Tawarkan Solusi Adwords Express untuk Bantu UKM Jangkau Konsumen Baru]

“Google Ad Grant membantu kami untuk meningkatkan eksistensi kami di dunia digital, sekaligus kesadaran masyarakat terhadap organisasi kami. Lebih dari itu kami ingin mengajak masyarakat lebih fokus pada permasalahan sosial yang terjadi di sekitar kita. Kami senang Google telah membantu kami menyebarkan kebaikan,” ujar Sekertaris Jendral YCAB Foundation M. Farhan

Hal senada juga diungkapkan oleh Digital Marketing Manager KisaBisa Fahri Amirullah. Fahri menyampaikan bahwa Google AdWords telah membantu Kitabisa mengajak lebih banyak netizen menciptakan perubahan dengan berdonasi pada berbagai aksi sosial dan kebaikan.

Google Ad Grants ini bukan program Google yang pertama yang dibawa ke Indonesia. Sebelumnya ada beberapa program Google yang lebih dahulu hadir di Indonesia, seperti Google Launchpad Accelerator  yang sekarang sudah masuk batch kedua, pelatihan untuk developer Indonesia, dan beberapa program lainnya.

 

Google Indonesia Tawarkan Solusi Adwords Express untuk Bantu UKM Jangkau Konsumen Baru

Google Indonesia tak henti-hentinya menyuarakan agar UKM mulai membawa bisnisnya ke ranah online. Sebelumnya, dalam program Google Bisnisku, Google Indonesia memasang target untuk meng-online-kan sekitar dua juta UKM hingga akhir tahun 2017. Kini, melalui solusi Adwords Express, Google Indonesia ingin membantu UKM agar dapat mengembangkan bisnisnya di ranah online.

Sebenarnya ada banyak skema dan alat milik Google yang dapat digunakan UKM untuk mengembangkan bisnisnya di ranah online seperti Google Bisnisku, Mobile Leadership Program, hingga Google for Work. Hari ini (17/3) giliran Adworks Express yang coba diperkenalkan Google ke pasar Indonesia untuk membantu pengembangan bisnis UKM, yang dikabarkan jumlah total pelakunya sudah mencapai lebih dari 50 juta.

Adwords Express adalah alat periklanan yang secara otomatis mengelola iklan online, tanpa perlu pengaturan tingkat lanjut, pengelolaan, atau tugas harian. Adwords Express adalah versi sederhana Adwords yang dirancang dan ditujukan untuk pelaku usaha lokal pemula dan tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman khusus di bidang pemasaran daring.

Product Marketing Manager Small Medium Business Google Indonesia Mira Sumanti mengatakan, “Kalau mau ngomong singkatnya, Adwords Express itu solusi periklanan daring di Google yang mudah [digunakan] untuk UKM. […] Ini memang ditujukan untuk pasar UKM […] [dengan] tujuan untuk membantu para pengusaha lokal di berbagai kota untuk bisa beriklan dengan mudah di Google Search, Maps, dan situs rekanan kami.”

Cara kerja Adwords Express

Adwords Express saat ini sudah tersedia untuk perangkat mobile dengan platform iOS dan Android. Selain melalui aplikasi mobile, Adwords Express juga dapat diakses melalui peramban di desktop.

Untuk menggunakan layanan Adwords Express ini, pengguna perlu masuk dengan akun Gmail yang sudah terdaftar. Lebih baik lagi bila akun tersebut juga sudah digunakan untuk layanan Google Bisnisku, karena Adwords Express nantinya akan menggunakan informasi dari layanan Google Bisnisku tersebut.

Setelah mengisi informasi yang diperlukan untuk pemasangan iklan, pengguna dapat mengatur angaran sesuai kebutuhannya. Metode pembayaran yang diterima yakni melalui kartu kredit, kartu debit, dan transfer antar bank. Selain itu, pengguna juga dapat menentukan jangkauan pemirsa berdasarkan lokasi dan jarak yang memiliki jangkauan mulai dari 25 km hinga 65 km.

Untuk memperkenalkan layanan ini lebih jauh, Google juga berencana untuk mengadakan webminar melalui Google Hangouts minggu depan.

Kemendag Jalin Kerja Sama dengan Alibaba dan Google untuk Bawa UKM Go Internasional

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terlihat makin serius untuk mengajak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk dapat bersaing di era digital seperti saat ini. Salah satu terobosan teranyar yang dilakukan Kemendag ialah dengan menjalin kerja sama dengan pemain global, dalam hal ini bersama Google dan Alibaba.

Kedua pemain internasional tersebut dinilai akan memberikan dampak strategis untuk perkembangan UKM di ranah digital. Kerja sama dengan Google akan dioptimalkan membantu produk Indonesia merangkul pasar internasional yang lebih luas dengan platform pemasaran Google. Rencananya Google Adwords akan digunakan untuk mendongkrak laju gerak UKM untuk menumbuhkan profitabilitas dan pangsa pasar global.

Sedangkan dari sisi Alibaba, pemerintah ingin menginisiasi proses pemasaran produk makanan dan minuman baik secara Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C). Kesuksesan Alibaba di ranah e-commerce dinilai mampu memberikan insight dan solusi terbaiknya untuk industri lokal.

Proses kerja sama saat ini sedang dalam tahap negosiasi, terkait harga dan sasaran pangsa pasar, begitu diungkapkan oleh Irjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak. Ketika kerja sama ini sudah berjalan, nantinya berbagai produk lokal akan ditunjang Google untuk ditampilkan melalui kanal iklan yang dimiliki sesuai dengan target pasar di berbagai negara.

Benefit kemitraan dengan Alibaba adalah diterbitkannya sertifikasi perdagangan yang memberikan jaminan keamanan makanan dari Indonesia untuk melenggang ke ranah internasional. Selain itu dapat lebih melonggarkan dari sisi perpajakan dan bea masuk produk. Ditargetkan untuk fase awal nanti, setelah persiapan kerja sama rampung, ada 10 pengusaha asal Indonesia yang lolos sertifikasi Alibaba.

Secara umum pemerintah menargetkan bisa mencapai angka penjualan $10 juta tahun ini dan $50 juta di tahun depan dari kerja sama bersama Alibaba. Pemerintah meyakini bahwa digitalisasi proses bisnis ini menjadi langkah yang tepat untuk menyasar pangsa pasar internasional dan melenggangkan produk lokal.

Untuk itu bagi UKM yang nantinya akan bergabung dalam program ini akan disajikan mekanisme yang mudah, dengan melakukan pendaftaran secara online untuk mendapatkan akses dan legalitas dan pihak terkait. Seleksi produk dan validasi jaminan produk turut akan digulirkan dalam proses pendaftaran UKM.

The Challenges for Google Indonesia’s Country Marketing Manager

In Google’s product launch event named Go Local Business Online (GIBO – Get Indonesian Business Online) yesterday, we learned that Google has appointed Mr Krishna Zulkarnain as Country Marketing Manager for Indonesia. We learned that Krishna joined Google last September, so it’s been a while.

As mentioned in his LinkedIn profile, Krishna has had a long career in Bakrie Telecom, his last position was Regional Vice President of East Indonesia Business Operations (RBO) which supervised the operations covering Central Java, East Java, Kalimantan, and Sulawesi area. Before that, Krishna worked for Unilever and MTV Networks. Krishna has the educational background in marketing and finance studies which he graduated from university in Netherlands and in the United States.

Currently Krishna is based in Singapore until Google’s Indonesia office is officially established. As quoted by Tempo, Krishna expected Google’s representative office in Indonesia can be officially announced by the first quarter of this year – should be no later than March 2012.

Continue reading The Challenges for Google Indonesia’s Country Marketing Manager

Country Marketing Manager Google Indonesia dan Tantangannya

Di acara peluncuran produk Google yang dinamai Bisnis Lokal Go Online (GIBO – Get Indonesian Business Online) kemarin, kami mengetahui bahwa Google telah menunjuk Krishna Erlangga Zulkarnain selaku Country Marketing Manager untuk Indonesia. Krishna telah bergabung dengan Google sejak bulan September lalu.

Seperti yang ditampilkan oleh profil LinkedIn-nya, Krishna cukup lama berkarir di Bakrie Telecom, dengan posisi terakhir sebagai Vice President Regional Business Operation (RBO) East Indonesia yang membawahi area operasi Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Sebelum di Bakrie Telecom, Krishna pernah bekerja di Unilever dan MTV Networks. Krishna memiliki latar belakang pendidikan pemasaran dan keuangan yang diselesaikannya di Belanda dan Amerika Serikat.

Sementara ini Krishna berkedudukan di Singapura hingga kantor Google Indonesia resmi berdiri. Seperti dikutip dari Tempo, Krishna mengharapkan kantor perwakilan Google di Indonesia bisa dibuka per kuartal pertama tahun ini — artinya selambat-lambatnya bulan Maret 2012.

Continue reading Country Marketing Manager Google Indonesia dan Tantangannya

Tentang Perkembangan SITTI, Wawancara dengan Andy Sjarif

Anda mungkin masih ingat artikel DailySocial beberapa hari lalu ketika kami mengirim email ke SITTI untuk menanyakan kabar terakhir tentang perkembangan SITTI. Dikarenakan kesibukan mereka dalam mempersiapkan untuk pitch di GEPI, tim dari SITTI butuh beberapa hari untuk menjawab pertanyaan dari DailySocial, namun ditengah kesibukannya, mereka telah memberikan jawaban.

Kami bertanya pada CEO SITTI, Andy Sjarif tentang pendapatnya atas industri teknologi lokal serta ekosistem startup. Dia mengatakan bahwa, “kita berada dalam keadaan apa yang saya sebut ‘growth stuck'”, yang berarti bahwa industri ini membutuhkan dukungan dari banyak perusahaan investasi yang bersedia untuk memberikan dana sehingga bisa mendorong pertumbuhan. Meskipun telah ada sejumlah perusahaan investasi lokal masuk ke ranah ini, ia mengatakan bahwa gerakan mereka kurang cepat.

Cukup menarik bahwa ia mengatakan hal tersebut, karena sementara jumlah startup telah cukup besar, setelah melihat beberapa sesi pitch dan berdiskusi dengan pemain lain dalam industri ini, kebanyakan dari startup lokal belum siap untuk menerima jenis investasi yang ia harapkan datang dari investor.
Continue reading Tentang Perkembangan SITTI, Wawancara dengan Andy Sjarif

Here’s what’s been happening with SITTI

You may remember that a few days ago we sent an email to SITTI about how it’s been doing since the last time we heard from them. It took them a couple of days since the team is focusing on its pitch for Global Entrepreneurship Program – Indonesia (GEP-I) which will be held in next week but we did get our questions replied.

We asked SITTI CEO Andy Sjarif about his opinion on the local technology industry as well as the startup ecosystem. He said that, “we are in a state of what I call “growth stuck,” meaning that the industry needs the support of many investment firms that are willing to pour funds to drive growth. While there have been a number of local investment companies moving into this space, he said that they’re not moving fast enough.

Continue reading Here’s what’s been happening with SITTI