Skandal yang cukup besar sebelumnya terjadi dalam dunia esports PUBG Mobile di Indonesia. Salah satu tim PUBG Mobile terbesar di Indonesia yaitu Aerowolf LIMAX di-banned oleh Tencent. Aerowolf LIMAX dilarang mengikuti segala bentuk turnamen resmi PUBG Mobile selama 2 tahun ke depan. Hal ini karena mereka telah dianggap merugikan para pemain Aerowolf LIMAX selama membela tim tersebut.
Teka-teki masa depan mantan para pemain Aerowolf LIMAX akhirnya terjawab. Tidak butuh waktu lama, mereka direkrut oleh tim esports papan atas Indonesia lainnya yakni Alter Ego. Melalui fanspage facebook resminya, Alter Ego Esports memperkenalkan seluruh mantan pemain Aerowolf LIMAX yaitu Superunaa, Spaov, Potato, Hzlnuts, dan Renalre. Nantinya mantan pemain Aerowolf LIMAX akan membawa nama sebagai Alter Ego LIMAX.
Lagkah tim Alter Ego dengan merekrut mantan pemain Aerowolf LIMAX tersebut terbilang tepat. Mereka telah bermain bersama cukup lama dan mempunyai kekompakan tim yang tinggi. Hzlnuts dan kawan-kawan sudah bermain bersama sejak awal tahun 2020 kemarin.
Selain itu, mantan pemain Aerowolf tersebut juga memiliki beragam prestasi. Beberapa prestasi yang pernah mereka raih antara lain juara 1 PMPL Fall 2020 Indonesia Finals, runner-up PMPL SEA Fall Split 2020, dan finalis turnamen PUBG Mobile Global Championship – Season 0 tahun 2021.
Tim Alter Ego LIMAX nantinya akan segera beraksi dan melakukan debut dalam turnamen PUBG Mobile. Mereka akan mengikuti turnamen PUBG Mobile National Championship Indonesia 2021 pada bulan Juli 2021 ini. Turnamen ini akan memperebutkan hadiah sebesar Rp350 juta serta 8 slot menuju turnamen PMPL Indonesia Season 4 mendatang.
Kita lihat saja apakah mereka mampu meraih sukses bersama tim baru Alter Egos LIMAX. Sebelumnya bersama tim Aerowolf LIMAX, mereka dapat dikatakan sebagai salah satu tim PUBG Mobile terbaik di Indonesia bersama dengan tim-tim besar lainnya seperti Bigetron Red Aliens, EVOS Reborn, dan BOOM Esports.
One of Indonesia’s largest esports organizations, Aerowolf Pro Team, have been barred from competing in any all PUBG Mobile competition starting today (16/6/21) until the end of 2021 (31/12/22) according to the official announcement.
While there is no particular explanation, Tencent claimed that the mishandling by Aerowolf’s management had caused a “substantial financial loss” to the Aerowolf LIMAX roster. The community linked the move taken by Tencent to unpaid salaries rumors that have been disseminated across the PUBG Mobile community.
The rumor started when two of their players under the Aerowolf LIMAX banner, Noval Adrian “Hzlnuts” Putra and Edo Aprilia “Spaov” Saputra changed their IGN to ‘CAIRKANPMPLS2’ and ‘PMPLS2BLMCAIR’ which translate to “Disburse the prize of PMPL S2” and “PMPL S2’s prize has not been paid out”, respectively.
Hzlnuts expressed his feelings at Planet Esports Talk Show held by RevivalTV, believed to be an implicit message directed to Aerowolf Pro Team. “Finally, I want to convey a message to all esports teams, executives, and everyone that all of us (players) are working hard for our future, not just to pay for next month’s internet bill,” Hzlnuts said.
PMPL (PUBG Mobile Indonesia Pro League) Season 2 took place in September of last year, with a total prize pool of US$71,600, which Aerowolf LIMAX won. Aerowolf took home a total of US$20,000, which is equal to IDR 284 million.
This is not the first time Aerowolf players have sparked a “little riot.” Supriadi “Watt” Dwi Putra, one of Aerowolf’s MLBB division players, also changed his name for a similar reason related to unpaid salaries in April. Azmi “Rinazmi” Naufal Ahmad made similar remarks on Jonathan “Emperor” Liandi’s podcast, claiming that Aerowolf has not paid its MPL roster since Season 6, which RRQ Hoshi won in October of last year.
Aerowolf will be banned from all PUBG Mobile competitions as a consequence of this conduct, which Tencent did not mention in their press statement. Five Aerowolf LIMAX players and their coach will be allowed to participate, however, under a new flag, Hybrid.co.id has learned from a close source to the team.
“PUBG MOBILE will always advocate for a fair and healthy ecosystem for professional players to thrive and grow with us. We have zero-tolerance for unfair treatment of players by team owners and managers in the ecosystem.
In the meantime, we will continue to update our rules and tools to uphold our values and to protect the well-being of professional PUBG MOBILE players.” Tencent stated.
At the time of writing, Aerowolf has yet to comment publicly on the accusation.
PUBG MOBILE Pro League Season 3 sudah dimulai. Berbeda dengan musim sebelumnya, kini hanya ada 20 tim peserta — dibanding 2 musim sebelumnya yang menghadirkan 24 tim. Tentu seluruh tim yang bertanding melakukan berbagai perubahan baik dari segi roster dan strategi guna bersaing lebih sengit di liga PUBG Mobile paling bergengsi di Indonesia.
Kali ini kita akan membahas 10 tim PUBGM terlebih dahulu yang dibawakan secara langsung oleh Achmad “El Dogee” Fauzan Khairy yang menjadi analis untuk PMPL Indonesia Season 3.
1. 21 Esports
Setelah berada di dasar klasemen PMPL Indonesia Season 2, perombakan besar-besaran dilakukan dengan melepas seluruh pemainnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan pemain-pemain veteran dari tim lainnya. Ada Banyuu, Cisun, dan Jughead yang sebelumnya bermain di Victim Esports, Foxe yang dikenal sebagai mantan pemain EVOS Esports dan Boonk, pemain RRQ Ryu. Kehadiran mereka sukses membawa 21 Esports kembali berada di panggung PMPL setelah meraih juara keempat PMCO
“Semua pemain datang dari roster lama yang memiliki segudang pengalaman, tinggal bagaimana mentalitas dan chemistry mereka bisa dibangun. Ditambah lagi, 21 Esports tentu mendatangkan para pemain ini agar bisa melangkah lebih jauh di PMPL Season 3. Menarik melihat reuni Jughead dan Foxe yang sebelumnya pernah satu tim di EVOS, ditambah Cisun yang sangat luar biasa baik sebagai sniper ataupun ketika bertarung jarak dekat.”
2. 69 Esports
Sama seperti 21 Esports, 69 Esports merupakan tim yang sebelumnya berada di PMPL ID Season 2. Namun mereka harus kembali berjuang ke kualifikasi setelah gagal lolos ke 16 besar. Membangun roster dari 0, mereka memilih mengumpulkan pemain yang sudah memiliki pengalaman seperti Hulk, mantan pemain Voin 2K, Ceeeb yang dikenal sebagai pemain dari NFT Esports, dan Joys dari Nara Esports, dengan 2 pemain debutan di PMPL yaitu Kangreport dan Avatar4u.
“Memakai roster yang dibangun dari kolaborasi pemain lama dan komunitas yang membuatnya meraih juara kedua PMCO Spring Split 2021 menjadi bekal yang kuat untuk PMPL Indonesia Season 3. Ceeeb atau sebelumnya dikenal dengan Masgaga sangat berperan penting di 69 Esports — terlihat dari dropzone yang mirip saat ia masih di NFT Esports. PR terbesar NFT jika ingin bergerak lebih jauh adalah chemistry dan menjaga stabilitas gameplay mereka di regular season.”
3. Aerowolf LIMAX
Bagaikan cerita Cinderella, Aerowolf LIMAX mengalami perkembangan pesat ketika mereka menjadi juara PMPL Indonesia Season 2. Bahkan, prestasi mereka berlanjut dengan meraih juara kedua PMPL SEA dan berhasil lolos ke kancah dunia yakni PUBG Mobile Global Championship 2020 — meski harus puas meraih peringkat 13. Menariknya, Aerowolf menjadi satu-satunya tim yang tidak melakukan perubahan dengan memakai roster yang sama dengan musim sebelumnya.
“Menurut saya mereka sangat-sangat siap untuk menghadapi PMPL ID Season 3 secara mental dan gameplay. Keputusan untuk tidak mengubah susunan roster menunjukkan mereka sangat percaya diri untuk bisa mempertahankan gelar juara. Tidak ada pemain dari Aerowolf LIMAX yang menonjol satu sama lain meski begitu dan hal tersebut menjadi keuntungan bagi tim. Pasalnya, mereka memiliki emosi yang stabil saat bertanding dan menyampingkan ego masing-masing.
4. Alter Ego Esports
Dikenal sebagai tim yang memainkan taktif defensif saat musim pertama PMPL Indonesia, Alter Ego tampil sangat buruk dengan berada di peringkat terakhir saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2. Menariknya, mereka sama sekali tidak melakukan pergantian pemain namun mendatangkan Matthew yang merupakan mantan pemain ONIC Esports (yang lolos ke PMCO Spring Split SEA 2019 dan PMPL SEA Spring Split 2020).
“Masuknya Matthew secara sekilas merupakan hal yang cukup baik mengingat dia pemain berpengalaman di skena PUBG Mobile Indonesia. Sejauh yang saya lihat baik di turnamen komunitas atau scrim, ia jarang sekali diturunkan. Sepertinya AE memilih fokus mempertahankan komposisi mereka saat musim kedua. Jujur, saya belum melihat mereka bisa menembus 5 besar. Namun jika Matthew diturunkan di PMPL Season 3, Alter Ego menjadi tim yang menarik untuk disimak mengingat di PMPL Season 2 ia tidak dimainkan.”
5. AURA Esports
Setelah terpuruk di PMPL SEA Fall Split 2020, pergantian pemain dilakukan oleh AURA Esports yang mendatangkan duet pemain MORPH Team yakni Jeixy dan NoMrcy serta melepas Steve (saat ini dengan nama CaiCai) dan ROSES. Jeixy akan menjadi kapten di AURA Esports yang sebelumnya dipegang oleh Jayden. Sedangkan NoMrcy dikenal dengan prestasinya meraih gelar Terminator di Grand Final PMPL Indonesia Season 2.
“AURA Esports bisa dibilang jadi tim dengan aimpower terbaik dan unggul sedikit di atas Bigetron RA, saat ini. Kehadiran NoMrcy dan Jeixy semakin membuat AURA lebih mengerikan dan menjadi tim unggulan di PMPL. Terlihat di scrim maupun turnamen, chemistry mereka sudah klop dan siap untuk meraih gelar juara PMPL Indonesia dan comeback di PMPL SEA. Menurut saya, roster ini merupakan roster terkuat AURA sepanjang 3 musim PMPL ID.”
6. Bigetron Esports
Nama Bigetron RA sudah tidak asing lagi di esports tanah air berkat prestasi mereka di Indonesia dan dunia. Setelah lebih dari 1 tahun memiliki komposisi roster utama yang sama, mereka memutuskan untuk melepas Microboy yang kini bermain di EVOS Reborn. Sebagai gantinya, mereka menghadirkan LIQUID yang berada di Bigetron RA dan KinGzz yang merupakan pemain di roster pertama Bigetron PUBGM. Tidak hanya itu, Bigetron juga mendatangkan pelatih luar negeri yakni JangS, mantan pelatih Team Secret.
“Tim yang sudah komplit dan tidak perlu diragukan lagi. Masuknya Liquid mengubah gameplay mereka dari temporal saat masih ada Microboy menjadi lebih agresif. Ditambah lagi, mereka memiliki kemampuan granat yang mematikan dan menurut saya belum ada tim yang mendekati Bigetron RA. Berkali-kali Bigetron menunjukkan mentalitas ketika mereka tertinggal di awal turnamen namun menggila di akhir. Datangnya Kingzz dan JangS sebagai pelatih masih menegaskan Bigetron sebagai calon unggulan juara PMPL musim ini.
7. BONAFIDE Esports
Menjadi tim yang bertarung sejak musim pertama, BONAFIDE harus berjuang kembali dari babak kualifikasi setelah harus puas berada di peringkat 17 PMPL Season 2. Meski gagal lolos dari babak kualifikasi namun mereka kembali ke panggung PMPL usai mengakuisisi slot dari Dranix Esports. Ucup dan Botz menjadi pemain yang berada di roster lama Dranix. Mereka ditemani oleh Licin, Noox, dan Hans4you yang dipertahankan dari musim sebelumnya.
“Masuknya BONAFIDE di PMPL sama seperti dengan Skylightz yang mengambil slot ION atau Takae Esports yang mengambil slot dari The Pillars. Meski masih ada Ucup dan Botz yang berada di roster ini, tugas terbesar BONAFIDE justru ada di pemain-pemain baru PMPL yaitu Licin dan Noox.
8. BOOM Esports
Nyaris lolos ke PMPL SEA Season 2 setelah hanya berjarak 1 poin dari AURA Esports membuat BOOM melakukan pembenahan roster untuk PMPL Indonesia Season 3. Melepas SVAFVEL, Ramones, dan Bobbs, mereka mendatangkan Ponbit yang sebelumnya bermain di Louvre Kings dan Hijrah yang merupakan kapten dari ION Esports.
“Meski mendatangkan Hijrah yang dikenal pengalamannya dan Ponbit yang memiliki aim keras banget namun BOOM terlihat masih belum menemukan gaya permainannya. Terlihat di berbagai scrim ataupun turnamen, mereka memiliki performa yang tidak stabil. Meski begitu, kedatangan kedua pemain ini semakin memperkuat roster yang sebelumnya ada Voker dan Ikyar. Peluang kembali lolos ke 16 besar sangat terbuka lebar bagi BOOM namun untuk menembus 5 besar mereka harus berjuang ekstra.”
9. Dewa United Esports
Mengakuisisi slot dari Louvre Esports yang tampil mengejutkan saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2, Dewa United menghadirkan sosok penting di Louvre yakni OkkyOzora dan Henz. Selain itu, mereka juga mendatangkan Caicai yang melejit saat bersama AURA Esports, Cryzen dari Dranix Esports, dan menariknya mereka juga mendatangkan Unii yang kembali di kompetitif PUBGM setelah terakhir bermain di RRQ Kage.
“Tim yang menurutku cukup unik namun patut diwaspadai dengan roster yang dihadirkan. Mereka memiliki paket komplit dengan OkkyOzora yang menjadi otak dari Dewa United, Caicai dan Cryzen yang kuat di closed combat, dan Henz dengan kemampuannya sebagai support. Bisa dibilang mereka tim yang patut diperhitungkan. Tinggal bagaimana mereka bisa tampil konsisten di regular season PMPL Indonesia Season 3.
10. Eagle 365 Esports
Mengakuisisi slot dari Siren Esports, mereka masih mempertahankan hampir seluruh pemain Siren yakni Audry, Justpays, Antem, dan Ekozu yang di PMPL Indonesia Season 2. Selain itu Eagle 365 juga menghadirkan Belvau yang dikenal pengalamannya sebagai pemain Call of Duty Mobile dan PUBG PC.
“Eagle 365 menjadi salah satu tim yang bisa menembus top 5 dengan roster yang hampir sama dari Siren Esports. Ada Audry yang memiliki kemampuan yang mendekati dari Ryzen (pemain Bigetron RA) dan juga Antem, Justpays, dan Belvau yang menarik perhatian komunitas setelah bermain sangat luar biasa di di berbagai turnamen komunitas.”
PUBG Mobile Global Championship 2020 telah usai digelar tanggal 26 Januari 2021 kemarin. Tahun ini mungkin menjadi tahun yang sedikit mengecewakan bagi fans esports PUBG Mobile lokal karena Bigetron RA hanya mampu meraih peringkat 5 saja dalam turnamen tingkat dunia tersebut. Walau begitu pencapaian Bigetron RA tetap patut diacungi jempol.
Walaupun Bigetron RA tidak berhasil memenuhi ekspektasi fans, namun PMGC 2020 sebenarnya menampilkan pertandingan yang teramat sengit secara keseluruhan. Hal tersebut terlihat dari hasil luar biasa yang ditorehkan tim-tim dari negara yang sebelumnya tidak terlalu menonjol di skena esports PUBG Mobile, seperti Zeus Esports asal Mongolia ataupun Navi dari Ukraina. Berkat hal tersebut, PMGC 2020 pun menarik banyak perhatian penonton dan berhasil mencatatkan rekor catatan jumlah penonton yang luar biasa.
Kendala Teknis dan Dampaknya Pada Jumlah Penonton
Mengutip dari Esports Charts, PMGC 2020 berhasil mencatatkan jumlah peak viewers yang memukau. 3,8 juta peak viewers yangdicatatkan adalah bukti keinginan para penggemar untuk menonton penampilan tim PUBG Mobile terbaik dari berbagai penjuru dunia. Pencapaian tersebut terbilang cukup istimewa mengingat tantangan berat yang dihadapi oleh sang penyelenggara untuk memastikan pertandingan PMGC 2020 tetap berjalan.
Rencana awalnya, PMGC 2020 digelar offline di Coca Cola Arena, Dubai, Uni Emirat Arab. Namun pada akhirnya rencana hanyalah tinggal rencana.
Gelombang masalah dimulai setelah beberapa pemain ditemukan positif COVID-19. Mengikuti protokol kesehatan, isolasi mandiri pun dilakukan. Para pemain pun bermain dari kamar hotel masing-masing. Sang penyelenggara sepertinya tidak siap dengan kemungkinan perpindahan lokasi pertandingan karena hotel sepertinya tidak memiliki koneksi internet yang mumpuni. Masalah teknis jaringan pun turut muncul karena perubahan format. Pertandingan sempat tertunda selama dua hari berturut-turut (22 dan 23 Januari 2021), walau setelahnya pertandingan dapat kembali lancar terselenggara. Masalah tersebut membuat angka penonton menunjukkan penurunan. Namun angkanya yang tidak terlalu jauh menjadi bukti antusiasme penonton yang ternyata masih bertahan saat pertandingan kembali berjalan.
Esports PUBG Mobile sendiri ternyata masih menjadi primadona bagi penonton Indonesia. Ada 2,1 juta lebih orang menonton tayangan berbahasa Indonesia pada tanggal 26 Januari 2021 yang jadi hari terakhir. Menyusul di posisi kedua ada tayangan berbahasa Arab dengan 494 ribu lebih peak viewers, posisi ketiga ada Russia dengan 415 ribu lebih peak viewers, Thailand dengan 269 ribu lebih peak viewers, dan Malaysia dengan 266 ribu lebih peak viewers.
Jumlah penonton Indonesia kali ini tidak lagi tersaingi oleh penonton India seperti pada PMWL East 2020 lalu. Kasus pemblokiran PUBG Mobile di India sepertinya jadi alasan atas hal tersebut. Karena hal tersebut, tidak ada tim India yang turut serta di dalam pertandingan PMGC 2020. Terlepas dari itu, tim penyelenggara PMGC 2020 tetap menyajikan tayangan berbahasa India dan masih berhasil menduduki peringkat 6 penonton terbanyak dengan catatan 182 ribu lebih peak viewers.
Selain bahasa India, tim penyelenggara PMGC 2020 juga menayangkan PUBG Mobile dengan berbagai macam bahasa lokal. Inisiatif tersebut menurut saya adalah salah satu kelebihan dari esports PUBG Mobile yang patut dicontoh oleh pertandingan esports global lainnya. Catatan peak viewers dari bahasa lain dapat Anda lihat pada grafik kedua di atas.
Fanatisme Penonton Indonesia dan Performa Bigetron RA
Peringkat jumlah penonton terbanyak berdasarkan hari dan ronde pertandingan menunjukkan pola yang mirip seperti ibadah shalat tarawih di bulan ramadhan, ramai di awal dan akhir. Lima besar pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak adalah pertandingan hari pertama dan hari terakhir dengan tanpa kehadiran pertandingan hari ke-2 atau ke-3 di dalam daftar. Catatan penonton terbanyak ada pada hari pertama yaitu sebanyak 3,8 juta lebih peak viewers, disusul dengan pertandingan hari terakhir dengan 2,8 juta lebih peak viewers di hari ke-4.
Melihat polanya, bisa jadi kendala teknis adalah penyebab utama menurunnya jumlah penonton pada hari ke-4. Penurunannya cukup drastis, hampir 1 juta penonton berkurang dari pertandingan hari pertama dibanding hari ke-4. Walaupun begitu, penonton Indonesia terlihat masih sangat semangat ingin melihat momen comeback dari tim Bigetron RA terutama di hari terakhir.
Hal tersebut terbukti dari 2,1 juta penonton (grafik kedua pada gambar di atas) tayangan berbahasa Indonesia yang menonton pertandingan ronde ke-24 di hari terakhir pertandingan. Melihat pola tersebut, salah satu penyebabnya mungkin karena reputasi Bigetron RA sebagai tim ‘lambat panas’ yang telah terpatri kepada penonton Indonesia. Walhasil jadi ada banyak penonton hadir di tayangan berbahasa Indonesia hadir karena menantikan momen gemilang Zuxxy, Luxxy, Ryzen, Liquid di hari terakhir pertandingan yang sempat terjadi di beberapa turnamen sebelumnya.
Dari segi platform, kali ini Nimo TV berhasil muncul sebagai platform andalan para penggemar esports PUBG Mobile. Nimo TV berhasil mencatatkan 2,8 juta lebih peak viewers pada tanggal 21 Januari 2021 yang merupakan hari pertama dari pertandingan PMGC 2020. Menyusul di bawahnya ada YouTube dengan 1 juta lebih peak viewers, disusul dengan Facebook di peringkat ke-3 dengan 380 ribu lebih peak viewers, dan Twitch di peringkat ke-4 dengan 17 ribu lebih peak viewers. Untuk grafik dan data lebih lengkap dari YouTube dan Twitch dapat Anda lihat pada gambar di atas.
—
Ulet dan gigihnya tim penyelenggara dalam memastikan pertandingan kembali berjalan lancar sepertinya menjadi hal yang paling patut diacungi jempol dari gelaran PMGC 2020 ini. Dengan berbagai masalah serta kendala teknis, PMGC 2020 berhasill berjalan dengan lancar setelahnya walau dengan 2 hari penundaan yang membuat para penggemar cukup kecewa.
Para penggemar esports PUBG Mobile Indonesia juga kembali membuktikan diri sebagai fans paling ngotot dari komunitas PUBG Mobile secara keseluruhan. Walaupun ada kendala teknis, fans esports PUBG Mobile asal Indonesia ternyata terbukti tetap menonton demi membela, mendukung, dan menyaksikan perjuangan Bigetron RA.
*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.