Tag Archives: agriculture platform

Fokus ke B2B PanenID siap antar sayuran segar di pulau Jawa / PanenID

Targetkan Hotel dan Restoran, PanenID Hadirkan Sayuran Segar Langsung dari Petani

Besarnya peluang agritech di Indonesia melahirkan beragam layanan berbasis teknologi dari startup lokal di industri tersebut. Setelah Sayurbox, Rego Pantes hingga 8Villages, satu lagi layanan terbaru yang mencoba untuk menghadirkan solusi distribusi antara petani dan pembeli yaitu PanenID. Startup yang didirikan Astrid Juanita Stephanie ini tercipta dari latar belakang pekerjaan sebelumnya.

“Sebelumnya saya lama bekerja di perusahaan nasional CERES GROUP, hotel dan restoran. Bersama dengan partner yang merupakan lulusan agriculture UGM, kami ingin merevolusi supply chain di bidang agriculture agar lebih efisien dan menguntungkan petani,” kata Astrid kepada DailySocial.

Serupa dengan layanan agritech lainnya yang mencoba untuk memotong proses penjualan dan pembelian sayuran, PanenID yang saat ini hanya tersedia di pulau Jawa, mengklaim memiliki perbedaan khusus dari sisi target pasar.

“Kami secara khusus hanya menyasar segmen B2B, terutama ke hotel, restoran, kafe dan katering, yang membutuhkan produk sayuran segar langsung dari petani,” kata Astrid.

Saat ini PanenID telah membina kemitraan dengan para petani yang bermukim di Bali dan memastikan kualitas dan produk pertanian yang berkelanjutan.

“Kami membuatkan ordering platform yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, line both ataupun platform lengkap.” kata Astrid.

Rencana memperluas wilayah layanan PanenID

Untuk membantu para mitra petani menghasilkan produk sayuran yang berkualitas, tim PanenID senantiasa mendampingi mereka dengan memberikan pelatihan farmers manager. Di antaranya adalah membuatkan rencana taman sesuai dengan kebutuhan pasar, membuat standardisasi prosedur sehingga sayur yang dihasilkan menjadi konsisten serta menghitung harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga petani mengetahui dengan jelas keuntungan yang didapatkan.

“Saat ini PanenID telah memiliki mitra petani sebanyak 300 orang yang tersebar di 4 desa di Bali,” kata Astrid.

Startup yang merupakan salah satu lulusan program GnB Accelerator batch ketiga ini telah memiliki angel investor dan telah memenangkan beragam kompetisi startup. Prestasi tersebut disebut menjadi modal PanenID menjalankan bisnis.

Selain memperluas wilayah layanan dan memperbanyak produk, target PanenID selanjutnya adalah menyejahterakan lebih banyak lagi petani di daerah. PanenID tersedia dalam bentuk aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS.

“Kami ingin merevolusi jalur distribusi sehingga petani dapat langsung menjual ke hotel dan restoran melalui platform PanenID,” tutup Astrid.

Application Information Will Show Up Here

Setelah Jakarta, RegoPantes Perluas Wilayah Layanan ke Bodetabek

Setelah meresmikan kehadirannya akhir September 2017 lalu, layanan marketplace yang menyasar sektor pertanian RegoPantes secara resmi memperluas wilayah layanannya ke Bodetabek. Sebelumnya Rego Pantes secara khusus hanya melayani wilayah Jakarta saja.

Kepada DailySocial COO 8Villages sekaligus penggagas RegoPantes Wim Prihanto mengungkapkan, salah satu alasan mengapa hanya Jakarta saja yang menjadi wilayah layanan adalah fokus dari RegoPantes untuk menjaga kesegaran sayuran yang akan dikirim kepada pembeli.

“Selama ini sebenarnya rencana untuk memperluas wilayah layanan sudah ada, namun dari mitra logistik masih banyak yang belum bisa menyanggupkan pengiriman cepat tersebut,” kata Wim.

Platform yang menghubungkan petani dan pembeli ini, memiliki perbedaan dari sisi harga yang ditawarkan kepada petani mulai dari proses awal hingga akhir. RegoPantes secara khusus berpihak kepada para petani dan memiliki misi untuk menghilangkan keberadaan tengkulak ”nakal”.

Melihat makin besarnya minat dan permintaan dari pembeli di luar wilayah Jakarta, akhirnya awal Oktober ini pengantaran di Bodetabek mulai dilakukan.

“Banyak konsumen RegoPantes yang tidak bisa pesan langsung karena lokasi pengiriman yang terbatas di Jakarta saja. Pengiriman perdana kami berhasil meyakinkan mitra logistik kami untuk memberikan layanan pengiriman yang lebih luas ke Jabodetabek dengan biaya yang sama. Maka berita gembira ini kami harus bagikan ke konsumen kami,” kata Wim.

Untuk melancarkan proses tersebut, saat ini hub yang dimanfaatkan oleh RegoPantes adalah pasar Rebo dan pasar Cilandak. Selanjutnya RegoPantes menargetkan hanya memanfaatkan satu hub saja untuk semua pengiriman.

Sebagai bagian dari kegiatan promosi, untuk pembeli yang membeli produk sayuran di situs RegoPantes tanggal 4-5 Oktober 2017 untuk wilayah Jabodetabek barang sudah bisa didapatkan tanggal 7 Oktober 2017 mendatang.

“Harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim sampai rumah Anda. Percayalah sedikit kesempatan yang Anda berikan sangat berarti untuk petani,” kata Wim.

Application Information Will Show Up Here

Platform Investasi Bidang Agrikultur Crowde Permudah Petani Dapatkan Modal

Crowde adalah platform investasi yang bergerak khusus di agrikultur, didirikan sejak September 2015. Platform ini berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani untuk memiliki bantuan modal usaha dengan cara digital.

CEO Crowde Yohanes Sugihtono menjelaskan Crowde didirikan untuk menjembatani kebutuhan permodalan yang kerap dialami para petani dengan investor yang tertarik menaruh modal di bidang agrikultur. Kondisi sekarang ini banyak petani yang menjadi sasaran lintah darat dan tengkulak karena mereka bukan tergolong nasabah bankable.

“Petani di Indonesia banyak sekali masalah dari hulu ke hilir dan selalu petani yang menjadi korban. Kami melihat hal ini dan ingin membantu mereka untuk connecting each other dengan menyelesaikan masalah mereka di bidang pembiayaan,” terangnya kepada DailySocial.

Secara model bisnis, Crowde hampir mirip dengan platform investasi lainnya. Investor bisa terlibat dalam suatu proyek dengan dana minimal Rp10 ribu. Hanya saja yang sedikit berbeda adalah model bisnis Crowde bekerja secara bagi hasil dengan metode syariah. Langkah ini dinilai lebih menjawab solusi untuk petani.

Ambil contoh, bila Anda melakukan investasi sebesar Rp10 ribu. Ketika suatu proyek untung 10%, maka imbal hasil yang diberikan adalah Rp11 ribu. Namun ketika petani merugi 5%, maka imbal hasilnya menjadi Rp9.500.

Untuk monetisasinya, Crowde menganut sistem komisi sebesar 3% untuk setiap proyek yang berhasil didanai sesuai kebutuhan.

Yohanes melanjutkan, Crowde tak hanya menyediakan proyek investasi di bidang agrikultur saja, tapi sudah bergerak ke sektor perikanan, peternakan, hingga trading. Hal ini ditujukan agar para investor dapat mendiversifikasi risikonya ke berbagai proyek.

Investor juga berkesempatan untuk mengunjungi dan belajar langsung dari proyek yang mereka investasikan. Apabila mereka berminat untuk menekuninya sebagai pengusaha, Crowde akan membantu merealisasikannya.

Platform investasi yang khusus bergerak di bidang agrikultur (atau lainnya), tidak hanya diramaikan oleh Crowde. Pemain lainnya di antaranya Eragano dan iGrow.

Seleksi ketat

Yohanes menerangkan syarat utama yang harus dimiliki para petani sebelum bergabung di Crowde, mereka harus memiliki pengalaman di bidangnya, ada pasar untuk berjualan, dan hanya memerlukan dana untuk mengembangkan usahanya.

“Crowde bekerja sama dengan berbagai pihak dari perusahaan, eksportir, startup, dan koperasi untuk merekomendasikan petani mana saja yang cocok dan berpotensi untuk dibantu.”

Setelah itu, untuk pemilihan proyek sebelum mereka layak mendapat investasi, pihak Crowde melakukan sejumlah analisa risiko. Mulai dari risiko penanaman hingga fluktuasi harga dan pasar. Crowde juga memberikan standar analisa terhadap setiap proyek yang dipaparkan dan diinformasikan di setiap proyek dalam platform.

“Dari sisi investor untuk menjaga risikonya, mereka diharuskan memilih proyek dengan standar risiko yang berbeda-beda. Crowde selayaknya pasar saham, namun proyeknya adalah sektor riil. Oleh karenanya, investor harus mendiversifikasi sendiri, Crowde yang bertugas menyediakan informasinya.”

Untuk kisaran imbal hasil yang ditawarkan Crowde untuk investor sekitar 1,5% sampai 30%. Besaran imbal hasil akan bergantung pada musim panen yang bagus dan harga yang melonjak seperi cabai pada beberapa waktu lalu.

Target Crowde

Yohanes mengklaim saat ini Crowde telah menyukseskan 100 proyek dengan dana mencapai Rp3 miliar. Diharapkan dalam tahun ini ingin melipatgandakan jumlah proyek yang disukseskan menjadi lebih dari 1.500 proyek di seluruh Indonesia dengan 10 ribu investor.

“Kami ingin terus merambah ke seluruh Indonesia, menjangkau petani yang selama ini belum bisa terjangkau dari sisi proyek pertaniannya. Kami juga ingin menjangkau lebih banyak investor, sebab Crowde bukan investasi untuk orang yang memiliki banyak uang saja.”