Tag Archives: Agrobusiness

Indonesia Agritech Report 2021

Laporan Perkembangan Agritech di Indonesia 2021

Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang menyokong perekonomian nasional di Indonesia. Di tengah pertumbuhan industrinya, diyakini masih menyimpan banyak peluang yang dapat dieksplorasi — baik dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas ataupun penemuan berbagai peluang baru. Tak terkecuali ketika berbicara tentang teknologi, dalam satu dekade terakhir terminologi agritech (agriculture-technology) menjadi populer di tengah perbincangan inovasi teknologi dan startup digital.

Jika ditelisik lebih lanjut, keberadaan agritech memiliki misi untuk mendemokratisasi berbagai proses bisnis yang ada dalam ekosistem pertanian. Kehadiran teknologi didesain menghasilkan efektivitas dan efisiensi, sehingga memberikan keluaran yang lebih baik. Ini sekaligus membuka peluang bagi para inovator di Indonesia, termasuk kawula muda yang bersemangat mengembangkan bisnis lewat startup. Karena pada kenyataannya, masih banyak isu dan tantangan spesifik yang dapat dibenahi bersama, termasuk dengan digitalisasi.

Dalam rangka melihat sejauh mana agritech memberikan dampak positif di Indonesia, CROWDE dan DSInnovate merilis sebuah laporan riset bertajuk “Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia”. Ada lima fokus pembahasan yang dirangkum dalam publikasi ini, meliputi:

  • Lanskap pertanian di Indonesia
  • Tantangan dalam industri pertanian
  • Inovasi yang mendorong pertumbuhan industri pertanian
  • Masa depan pertanian dalam impact investment
  • Studi kasus agritech di Indonesia

Banyak temuan menarik yang terungkap dalam laporan, salah satunya mengenai poin-poin penting yang layak disorot oleh inovator yang ingin memberikan solusi untuk memajukan industri pertanian. Mulai dari peningkatan produktivitas hasil tani, akses ke pinjaman modal produktif untuk para petani, penanganan regenerasi sumber daya manusia, pembenahan rantai pasokan produk pertanian, infrastruktur, dan regulasi.

Disampaikan juga tentang studi kasus, bagaimana impact investment diterapkan untuk membantu masalah permodalan petani. Termasuk bagaimana model pembiayaan tersebut memberikan risiko yang lebih minim untuk pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, turut disampaikan berbagai data tentang pertumbuhan industri — termasuk sebaran lahan produktivitas pertanian, dan tantangan spesifik yang dihadapi oleh stakeholder di ekosistem.

Untuk pembahasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia.

Disclosure: Laporan ini didukung oleh CROWDE, sebuah startup platform pembiayaan produktif yang mengkhususkan diri di sektor pertanian. Melalui pendekatan impact investment, selain memberikan dan modal, CROWDE juga memberikan bimbingan budidaya oleh ahli kepada mitra petani untuk memastikan hasil olahan lahan yang maksimal.

Smart & Digitalization Farming Conference Jakarta 2019

Konferensi tentang Digitalisasi di Sektor Pertanian Digelar Akhir Bulan Ini

Sebuah acara bertajuk “The Smart & Digitalization Farming Conference Indonesia 2019” akan segera digelar pada 25 September 2019 nanti. Bertempat di DoubleTree by Hilton Jakarta, beragam sesi dihadirkan mengangkat tema mengenai konsep cerdas dan digital di sektor pertanian.

Tidak hanya soal penerapan teknologi untuk membantu produktivitas petani, diskusi juga akan diisi oleh pembahasan mengenai transformasi rantai pasokan dan inovasi terkini dalam agrobisnis. Para peserta juga akan dimanjakan penampilan produk dari para mitra di sesi pameran.

Rahmad Syakib selaku Operations Officer dari Agribusiness of International Finance Corporation/IFC (World Bank Group) akan turut hadir dalam acara ini. Bersama dengan CTO Dattabot & HARA Imron Zuhri, ia akan berdiskusi tentang transformasi agrotech di Indonesia.

Delegasi dari Big Idea Ventures, yakni Qaynat Sharma, juga akan hadir mempresentasikan studi kasus tentang peningkatan peminat makanan nabati dan daging segar secara global. Termasuk membahas tentang dampak tren tersebut pada konsumen dan peluang investasi agro.

Selain itu masih ada tema lain yang akan disampaikan, termasuk kiat membangun kemitraan untuk peningkatan bisnis pertanian digital, hingga bagaimana petani milenial menjadi unjung tombak agrikultur di Indonesia.

Agenda selengkapnya beserta tata cara pendaftaran dapat disimak melalui situs resminya: http://www.smartdigitalizationfarming.com.

Smart & Digitalization Farming Conference Jakarta

Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara konferensi ini

Cita-Cita AdaKopi Bantu Petani Memutus Rantai Distribusi

Masih banyak masalah di Indonesia yang bisa dipecahkan dengan teknologi. Setidaknya itu juga yang dipercaya oleh Dodi Setiawan, salah satu founder untuk AdaKopi. Layanan yang didesain untuk menghubungkan petani kopi dengan perusahaan atau siapa pun yang membutuhkan biji kopi.

Saat ini AdaKopi tengah mempersiapkan peluncurannya. Kabarnya Januari tahun 2018 AdaKopi siap untuk beroperasi dengan terjun langsung menjangkau petani kopi yang ada di Lampung,

AdaKopi seperti banyak platform hasil pertanian lain di Indonesia berusaha memangkas jarak yang selama ini ada antara petani kopi dengan mereka yang membutuhkan biji kopi seperti eksportir, pabrik dan pengusaha Kopi yang berada di Lampung. AdaKopi menjadi platfrom penghubung dengan harapan bisa memberikan harga dan kualitas terbaik bagi kedua belah pihak.

Dodi dibantu dengan dua temannya, Niki Rahmadi Wiharto yang berperan sebagai CTO dan Ahmad Taqiyudin sebagai CMO. Keduanya bahu membahu menghadirkan platform AdaKopi baik untuk web maupun untuk platform mobile. Termasuk juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan petani kopi yang ada di Lampung.

“Kami sedang proses develop apps, jadi kami belum memiliki petani terdaftar namun kami bekerja sama dengan Nuttie Coffee yang memiliki 8000 petani kopi tersertifikasi di Tanggamus dan rencananya awal tahun depan kami mulai edukasi petani dan pada musim panen tahun 2018, kami akan mulai layanan kami,” terang Dodi.

Dodi dan kawan-kawan tampak menunggu momentum sambil menyiapkan layanannya. Ketika musim panen kopi tiba layanannya diharapkan sudah siap dan bisa digunakan oleh para petani. Selain harga ada hal lain yang juga diharapkan, salah satunya adalah menjaga kualitas biji kopi yang diperjualbelikan melalui sistem verifikasi yang dilakukan oleh tim AdaKopi. Setelah kualitas memenuhi standar baru petani kopi bisa menerima penawaran yang diajukan oleh pembeli dan petani bisa memilih penawaran yang sesuai.

“AdaKopi dibentuk untuk efisiensi rantai distribusi kopi sehingga harga kopi di tingkat petani lebih tinggi dan tidak ada praktik tengkulak. Sebenarnya petani itu hanya menginginkan kepastian harga dan itu yang tidak mereka dapat selama ini, dengan AdaKopi petani dapat melihat penawaran harga dari pembeli dan akan selalu di-update setiap waktu. Selain itu, untuk meyakinkan petani kami sedang upayakan berkoordinasi dengan Pemda atau dinas perkebunan setempat,” pungkas Dodi.

Kesempatan Pendanaan Bagi Startup yang Memiliki Visi Menyejahterakan Petani Indonesia

Menyejahterakan petani di Indonesia adalah hal yang coba diusung Agro Market-Linkages SDG Fund. Dana ini adalah sebuah inisiatif pendanaan di Indonesia untuk para startup yang memiliki misi menghubungkan petani di Indonesia kepada pangsa pasar domestik dan internasional. Isu di mata rantai pertanian saat ini adalah banyak hal yang menjadikan petani tidak mendapatkan hasil optimal, sehingga diharapkan peran serta inovasi dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani secara mandiri.

Kegiatan ini diinisiasi UNDP (United Nations Development Programme), ANGIN (Angel Investment Group in Indonesia), dan Challenger 88 (didirikan oleh pendiri dan mantan direktur LGT Venture Philanthropy dan mantan ketua IIX Investements di Asia Tenggara), serta didukung pemerintah Kanada. Agro Market Linkages-SDF Fund hadir untuk mengatasi beberapa isu yang sering ditemui oleh para penggerak sosial di bidang agrikultur, termasuk terkait pendanaan, pengembangan kapasitas dan celah akses pasar.

Agro Market-Linkages SDG Fund dalam memberikan bantuan pada inovator mengadopsi pendekatan blended finance, yakni menggabungkan sumber pendanaan publik dan swasta untuk diberikan dalam bentuk direct debt investment (pinjaman langsung) senilai $25.000 hingga $500.000. Syarat penerimanya secara umum adalah bagi mereka yang telah membuktikan diri mampu berperan menghubungkan petani kecil kepada pemain yang lebih besar di sepanjang rantai pertanian.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]

Capacity building juga menjadi salah satu konsentrasi Agro Market-Linkages SDG Fund. Bagi startup atau inovator yang terpilih, nantinya akan dibimbing untuk mencapai SDG (Sustainable Development Goals) atau Tujuan Pengembangan Berkelanjutan dan meningkatkan situasi ekonomi pertani di Indonesia. Sebanyak 20 usaha terpilih akan diikutsertakan dalam proses edukasi pengembangan berkelanjutan tersebut.

Program ini menargetkan ragam inovasi di bidang agrikultur, seperti solusi untuk penyediaan kebutuhan petani (bibit, pupuk, pendanaan, hingga pelatihan), membantu proses produksi, agregator, distributor atau inovasi lain dalam bentuk teknologi untuk memperbaiki mata rantai pertanian. Marketplace untuk produk pertanian, platform crowdfunding untuk petani, aplikasi pertanian juga beberapa jenis inovasi yang diperbolehkan untuk mengikuti kesempatan ini.

Untuk info lebih lanjut dan formulir mengikuti Agro Market-Linkages SDG Fund, kunjungi laman resminya di sini.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner kegiatan Agro Market-Linkages SDG Fund di Indonesia.