Tag Archives: aksesori gaming

SteelSeries Arctis 9

SteelSeries Perkenalkan Arctis 9, Headset Nirkabel untuk PC dan PS5

SteelSeries memperkenalkan headset gaming nirkabel baru, yaitu Arctis 9. Headset ini kompatibel dengan PC dan PlayStatoin 4. SteelSeries juga menjamin bahwa headset tersebut akan bisa digunakan pada PlayStation 5. Dilengkapi dengan konektivias Bluetooth dan 2,4GHz, Anda akan bisa menghubungkan Arctis 9 ke smartphone dan PS4/PC Anda. Ya, Arctis 9 memang memiliki desain dan fitur yang hampir sama dengan SteelSeries Artics 9X. Hanya saja, Arctis 9X ditujukan untuk pemilik Xbox One.

Arctis 9 memiliki baterai yang bisa digunakan hingga 20 jam. Pada ear cup sebelah kanan, Anda akan menemukan port Micro USB untuk mengisi baterai dari headset tersebut. Di sini, juga terdapat 3,5mm jack yang bisa Anda gunakan untuk menghubungkan Arctis 9 dengan kabel jika Anda mau.

Kebanyakan tombol pada Arctic 9 terdapat di ear cup sebelah kanan. Di sini, terdapat tombol untuk menyalakan headset, tombol untuk mematikan mikrofon, dan juga volume dial utama, yang berfungsi untuk menyesuaikan volume audio di game dan chat secara bersamaan.

SteelSeries Arctis 9
SteelSeries Arctis 9.

Sementara pada ear cup sebelah kiri, terdapat volume dial untuk menyesuaikan volume dari audio game dan chat secara terpisah. Di sini, Anda juga dapat menemukan mikrofon yang dapat ditarik. Ketika Anda menekan tombol mute, lampu indikator pada mikrofon akan menyala. Dengan begitu, Anda tidak perlu bingung apakah mikrofon headset dalam keadaan menyala atau mati. SteelSeries Arctis 9 dihargai US$200 atau sekitar Rp2,9 juta.

Baik Sony maupun Microsoft mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan konsol next-gen mereka pada November 2020. Jadi, tidak heran jika perusahaan pembuat aksesori gaming berlomba-lomba untuk memperkenalkan headset baru yang kompatibel dengan konsol tersebut. Sama seperti Turtle Beach, SteelSeries biasanya meluncurkan headset yang berbeda untuk PS5 dan Xbox Series X. Namun, juga ada merek headset lain yang lebih memliih untuk menyediakan satu headset untuk kedua konsol next-gen itu.

Di tengah pandemi, semakin banyak orang yang menghabiskan waktu untuk bermain game. Hal ini mendorong mereka untuk membeli perangkat gaming. Menurut laporan Newzoo, Gen X pun ternyata menunjukkan ketertarikan untuk membeli aksesori gaming.

Sumber: The Verge, Engadget

Newzoo: Gamer Gen X Juga Tertarik dengan Aksesori Gaming

Gamer sering diidentikkan dengan generasi muda, seperti generasi Milenial, Gen Z dan Alpha. Jadi, tidak heran jika perusahaan pembuat aksesori gaming menargetkan konsumen di kelompok umur tersebut. Namun, laporan terbaru dari Newzoo menunjukkan bahwa Gen X ternyata juga merupakan target konsumen yang potensial.

Untuk membuat laporan ini, Newzoo mengadakan survei di enam negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, dan Swedia. Dari survei tersebut, terlihat bahwa jumlah gamer Gen X ternyata juga cukup banyak. Anda bisa melihat jumlah pemain PC dan konsol dari masing-masing generasi pada grafik di bawah.

gamer gen X
Jumlah gamer di masing-masing generasi. | Sumber: Newzoo

Seperti yang bisa Anda lihat pada garfik di atas, jumlah Gen X (39-50 tahun) yang bermain game PC atau konsol mencapai 19 persen, sama seperti jumlah gamer di Gen Alpha (10-15 tahun).

Para responden survei memiliki jumlah pemasukan keluarga yang kurang lebih sama. Sekitar 60 persen dari setiap generasi masuk dalam kelas ekonomi menengah atas. Namun, gaya hidup dari masing-masing generasi berbeda. Saat ini, kebanyakan Gen Z dan Alpha masih mengenyam pendidikan, walau sekitar 51 persen dari mereka telah menjadi pekerja tetap dan 15 persen bekerja paruh waktu. Sementara itu, 61 persen gamer Milenial sudah menjadi pekerja tetap. Sekitar 45 persen dari mereka hidup bersama anak, 19 persen hidup sendiri, dan 17 persen hidup bersama pasangan mereka tanpa anak.

Sebagai perbandingan, gamer Gen X biasanya memiliki karir yang sudah stabil. Memang, lebih dari 50 persen dari mereka memiliki anak. Namun, kebanyakan dari anak gamer Gen X sudah dewasa dan siap untuk hidup mandiri. Hal ini bisa membuat para Gen X merasa kesepian. Untuk mengatasi rasa kesepian tersebut, mereka biasanya lari ke hobi mereka, seperti bermain game.

Dari segi waktu bermain, Gen Z dan Alpha memang menghabiskan waktu paling banyak untuk bermain game. Namun, generasi Milenial dan Gen X juga menghabiskan cukup banyak waktu mereka untuk bermain. Menariknya, jumlah gamer Gen X yang bermain PC setidaknya seminggu sekali mencapai 51 persen, sama seperti gamer PC mingguan di Gen Z dan Alpha. Tingginya minat untuk bermain game akan mendorong seseorang untuk membeli aksesori gaming walau gamer di masing-masing generasi punya alasan yang berbeda untuk membeli perangkat gaming.

Di Gen Z dan Alpha, 35 responden mengaku, alasan utama mereka membeli perangkat gaming adalah agar mereka bisa bermain dengan lebih baik. Sementara 24 persen lainnya membeli aksesori gaming agar mereka bisa mendapatkan pengalaman bermain yang lebih baik. Bagi kalangan Milenial, dua alasan tersebut sama pentingnya. Sementara bagi Gen X, performa dan pengalaman bermain memang penting. tapi mereka juga peduli pada desain dari perangkat gaming.

gamer gen X
Jumlah gamer yang telah memiliki aksesori, hendak membeli, atau tidak tertarik membeli. | Sumber: Newzoo

Newzoo juga mencari data tentang ketertarikan gamer dari masing-masing generasi untuk membeli headset. Jumlah gamer yang hendak membeli headset dalam waktu dekat di masing-masing generasi tak berbeda jauh, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas.

Sementara itu, jumlah dana yang disiapkan untuk membeli aksesori gaming oleh gamer di masing-masing generasi juga tak jauh berbeda. Lebih dari sepertiga responden mengatakan bahwa mereka menyiapkan dana lebih dari US$200 untuk membeli hardware dan aksesori gaming setiap tahunnya.

Gamer Gen X juga cenderung membeli perangkat mereka sendiri. berbeda dengan gamer di Gen Z dan Alpha yang cukup sering mendapatkan aksesori gaming sebagai hadiah. Karena itu, jika ingin menarik hati para gamer Gen X, salah satu cara yang perusahaan bisa lakukan adalah dengan melakukan promosi. Gen X juga bisa tertarik membeli sebuah aksesori gaming jika perangkat itu dianggap memiliki fitur yang menarik. Saat mencari aksesori gaming, biasanya para gamer Gen X akan mengutamakan kualitas, ketahanan produk, dan kenyamanan.

Sumber header: Depositphotos.

Ini Dia 4 Perangkat Gaming Unik yang Razer Singkap di CES 2020

Nama Razer memang lekat dengan gaming gear, namun sejak beberapa tahun lalu, mereka mulai melebarkan bisnisnya ke ranah lain seperti penyediaan layanan e-wallet dan smartphone. Razer juga terkenal akan eksperimen-eksperimen berani lewat perangkat seperti Project Valerie serta Linda. Dan bukan Razer namanya jika mereka tak punya sesuatu yang unik untuk dipamerkan di CES 2020.

Ada empat perangkat yang jadi andalan Razer di ajang pemaren teknologi tahunan terbesar dunia itu. Pertama ialah versi upgrade dari Junglecat yang bisa mengubah smartphone Anda jadi console portable ala Switch, lalu ada gaming desktop bertema modular, kemudian Razer juga mengungkap router 5G baru serta mesin simulator ‘konsep’ hasil kerja sama dengan berbagai vendor hardware dan publisher game. Ini dia detailnya:

 

Sila 5G Home Router

Dideskripsikan sebagai router 5G pertama yang difokuskan untuk gaming, versi anyar Razer Sila ini menjanjikan sambungan berkecepatan tinggi dan rendah latency, baik ketika Anda ber-gaming di PC maupun perangkat bergerak. Sila 5G memperkenankan pengguna menentukan prioritas, misalnya ke PC atau Xbox. Kabarnya ia juga didesain buat mengoptimalkan layanan cloud gaming seperti Stadia. Pengaturan dan pengendaliannya juga sederhana, dapat dilakukan melalui aplikasi iOS dan Android.

Razer CES 2020 6

Ada dua fitur andalan lain di Sila 5G. Router dibekali engine FasTrack racikan Razer sendiri, dirancang untuk memprioritaskan bandwidth ke aplikasi dan perangkat yang digunakan buat streaming atau gaming. Sila 5G juga menyimpan baterai built-in, sehingga Anda bisa memakainya sebagai hotspot 5G mobile, sangat membantu atlet esports ketika mereka harus pergi dari satu lokasi turnamen ke lokasi lainnya.

 

Kishi

Sederhananya, Kishi ialah varian lebih canggih dari Junglecat yang Razer perkenalkan di bulan Oktober lalu. Aksesori ini dirancang untuk ditambatkan di kedua sisi smartphone seperti Nintendo Switch. Tapi ketika Junglecat hanya mendukung sejumput smartphone flagship (termasuk Razer Phone 2), Kishi kompatibel ke lebih banyak perangkat, Android ataupun iOS. Dan berkat kompatibilitas ke cloud, kita juga bisa menikmati game Stadia menggunakan Kishi.

Razer CES 2020 4

Tentu saja ada pembaruan di sisi desain. Kedua stik analognya bisa ditekan, lalu konturnya sengaja dibuat lebih ergonomis sembari tetap mempertahankan layout asimetris mirip controller Xbox. Demi meminimalkan latency, Kishi memanfaatkan koneksi USB type-C tersembunyi atau Apple Lightning. Tersedia pula fitur pass-through yang memungkinkan kita men-charge smartphone sambil bermain.

Razer CES 2020 5

Aksesori Razer Khisi untuk iOS dan Android rencananya akan mulai dipasarkan di awal tahun 2020.

 

Tomahawk Gaming Desktop

Razer mengklaim bahwa Tomahawk Gaming Desktop merupakan sistem desktop tulen pertama di dunia. Penggarapannya dilakukan perusahaan pimpinan Min-Liang Tan itu secara kolaboratif bersama Intel. Razer memilih chassis Tomahawk N1 sebagai basisnya – sebuah case yang hemat ruang tapi siap untuk menjadi rumah bagi Intel NUC Extreme Compute Element. Hardware ini menggantikan komponen tradisional seperti desktop CPU dan motherboard.

Razer CES 2020 1

Seperti desktop gaming pada umumnya, kustomisasi adalah salah satu aspek andalan Tomahawk Gaming Desktop. Anda dapat meng-upgrade modul RAM, SSD, kipas, GPU, termasuk elemen NUC-nya agar sesuai dengan kebutuhan – baik gaming atau dijadikan stasiun kerja. Jika Anda menginginkan performa tertinggi, tersedia opsi prosesor Intel Core i9, RAM DDR4 64GB, serta kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2080 Super.

Razer CES 2020 2

Case Tomahawk N1 dapat dibeli secara terpisah. Case tersusun atas konstruksi aluminium dan diapit oleh kaca tempered di kedua sisinya. Untuk membantu mempercepat pembuangan panas, Tomahawk N1 mengusung desain ventilasi terbuka. Akses ke hardware juga sangat mudah karena penggunaan sistem tray lock-and-slide, sehingga upgrade bisa dilakukan tanpa memerlukan perkakas.

Tomahawk Gaming Desktop akan tersedia di paruh pertama 2020.

 

Eracing Simulator Concept

Di ranah konsep, Razer menyiapkan sesuatu yang spesial bagi pecinta balap. Mereka membangun Eracing Simulator, sebuah mesin simulasi high-end berstruktur modular plus sistem proyeksi 202-derajat. Pengerjaannya tidak dilakukan oleh Razer sendirian, tetapi dibantu oleh nama-nama seperti Vesaro, Simpit, Fanatec dan Synthesis VR. Dengannya, Razer bermaksud untuk memberi kita gambaran seperti apa racing esports di masa depan.

Razer CES 2020 3

Sebagai pusatnya, Eracing Simulator memanfaatkan platform motion berbasis dua aktuator. Di sana ada control box kelas pro yang biasa digunakan buat latihan pembalap, lalu mesin kabarnya juga mampu mensimulasikan efek G-force dan suara secara realistis.

Sisi visual ditangani oleh sepasang proyektor full-HD buatan Simpit, diarahkan ke permukaan berwarna hitam seluas 128-inci untuk menghasilkan warna-warni super-cerah dan sudut pandang 202-derajat. Selanjutnya, sistem kendali berupa setir berbahan serat karbon dan kulit, paddle gear magnetik, rangkaian tombol yang dapat dikustomisasi, serta sistem tiga pedal di bawah dipersembahkan oleh Fanatec.

Razer belum ada niatan untuk menjual Eracing Simulator, namun seandainya mesin ini dipasarkan, saya berasumsi harganya lebih mahal dari mobil sungguhan.

Sumber: Razer.

Produsen Gaming Gear Mad Catz Bangkit Dari Kebangkrutan?

Memulai bisnisnya di akhir 80-an, Mad Catz dikenal oleh gamer veteran lewat produk cartridge GameShark. Dan selama beberapa puluh tahun berbisnis, mereka juga menyediakan aksesori setir mobil untuk PlayStation, serta memperoleh kesempatan buat menciptakan rangkaian controller resmi Rock Band hingga mensponsori kompetisi MLG Pro Circuit.

Selain controller console, perusahaan San Diego itu turut memperluas portfolio-nya dengan memperkenalkan gaming mouse R.A.T dan headset Tritton. Proyek ambisius terakhir yang mereka lakukan adalah kolaborasi bersama Cloud Imperium Games buat menciptakan perangkat simulasi pendukung Star Citizen. Namun sayang sekali kiprah mereka harus terhenti, Mad Catz dinyatakan bangkrut di awal 2017.

Namun ada indikasi Mad Catz akan bangkit meneruskan perjalanan mereka di ranah gaming gear. Baru kemarin, Kotaku dikirimkan tautan ke video milik Big Little PR teaser bertajuk ‘Back in the Game’. Teaser ini memang sama sekali tidak menunjukkan branding Mad Catz, tetapi perangkat yang ditampilkan di sana mirip produk buatan mereka. Dan di bagian akhirnya, video menampilkan satu tanggal: 4 Januari 2018.

Big Little PR sendiri adalah tim konsultan PR spesialis gaming, memiliki hubungan baik dengan media-media ternama dunia dan sejumlah developer. Dan saat saya cek channel mereka di YouTube, Big Little PR ternyata menyiapkan dua versi video: satu berbahasa Inggris, dan satu lagi berbahasa Mandarin.

Video tersebut dibuat agar terlihat dramatis, menampilkan kepingan-kepingan objek di ruang gelap yang menyatu kembali dan membentuk mouse, keyboard dan headset. Tentu saja tetap ada kemungkinan video ini ternyata membahas brand berbeda dan tidak mempunyai hubungan dengan Mad Catz. Itu artinya, kita cuma bisa menebak brand apa yang kira-kira akan ‘kembali’.

Mad Catz 1

Bisnis Mad Catz mulai terlihat terseok-seok di awal 2016, ketika mereka terpaksa merumahkan 37 persen karyawannya akibat penjualan periferal Rock Band yang mengecewakan; dibarengi pengunduran diri CEO Darren Richardson, senior VP of business affairs Whitney Peterson, serta presiden Thomas Brown.

Kemudian di bulan September 2016, Logitech mengakuisi brand spesialis aksesori joystick Saitek dari tangan Mad Catz senilai US$ 13 juta. Tapi tampaknya jumlah uang ini belum cukup untuk mengeluarkan Mad Catz dari krisis finansial, hingga akhirnya berujung pada pembekuan aset di bulan Maret silam.

Untuk lebih jelasnya mengenai brand apa yang akan kembali, kita harus sabar menunggu pengungkapannya di tanggal 4 Januari besok.

Via PC Gamer.

Razer dan Bungie Berkolaborasi Untuk Sediakan Gaming Gear Destiny 2

Pengumuman Destiny 2 merupakan kabar besar bagi penikmat game di PC karena setidaknya, mereka bisa menikmati sekuel dari permainan shooter multiplayer populer console last-gen itu di Windows. Dan buat merayakannya, sang developer menggandeng salah satu produsen periferal gaming ternama dunia untuk menyediakan produk-produk edisi spesial permainan tersebut.

Pada tanggal 18 Mei 2017, Razer mengumumkan kolaborasinya bersama Bungie dan mengungkap agenda perilisan aksesori bertema Destiny 2. Produk-produk tersebut terdiri atas headphone, mouse, keyboard serta mousemat; yakni ManO’War Tournament Edition, DeathAdder Elite, Ornata Chroma dan Goliathus Speed. Headset ManO’War memang kompatibel ke PC maupun console, namun melihat produk lainnya, Razer terlihat bermaksud buat memanjakan gamer PC.

“Kami merasa sangat bersemangat bisa berkolaborasi bersama Razer untuk menciptakan aksesori premium yang akan disukai baik oleh fans Destiny dan juga penikmat game shooter pada umumnya,” tutur Jim McQuillan selaku Creative Director Band & Marketing. “Kami telah menemukan cara unik buat menggabungkan desain Destiny dengan hardware berperforma tinggi Razer demi menyuguhkan pemain keleluasaan dalam menikmati Destiny 2.”

CEO Razer Min-Liang Tan juga menunjukkan antusiasme serupa, “Destiny 2 adalah salah satu game yang paling dinanti di tahun ini, dan para gamer sangat mendambakan kehadirannya di PC. Detail dan inovasi dalam Destiny 2 sangat luar biasa, dan kami merasa terhormat bisa bekerja sama dengan salah satu developer terbaik buat mendukung pelepasan permainan ini di komputer.”

Keempat aksesori Razer tersebut merupakan produk mid ke high-end. DeathAdder Elite diklaim sebagai mouse spesialis eSport dengan sensor optik paling canggih di dunia, menawarkan 16.000DPI dan kemampuan membaca gerakan hingga 450-inci per detik; sesuai namanya, ManO’War Tournament Edition juga merupakan headphone kelas gaming kompetitif; lalu Ornata Chroma sendir ialah keyboard dengan switch ‘hybridmecha-membrane; sedangkan Goliathus Speed ialah mosepad soft yang dispesialisasikan buat menyajikan kecepatan gerak tinggi.

Keempat gaming gear Razer tersebut rencananya akan dirilis bersamaan dengan peluncuran Destiny 2, tepatnya di bulan September 2017 nanti. Buat sekarang, Razer belum menyingkap seperti apa wujud dari perangkat-perangkat itu. Produk-produk ini akan tersedia secara retail dan juga dijual di situs RazerZone.com.

Rincian mengenai permainan Destiny 2 bisa Anda simak lebih lengkap di artikel preview-nya, silakan akses via tautan ini.

Sumber: RazerZone.com.