Tag Archives: akuntansi

Apa Tugas Akuntan dan Etika yang Harus Dimilikinya?

Untuk mengelola dan mengurus keuangan sebuah perusahaan tentunya ada yang namanya profesi akuntan atau staf akuntan. 

Mungkin bagi kamu yang belum familiar dengan tugas akuntan berasumsi bahwa profesi ini hanya mencatat laporan keuangan saja, tetapi ada banyak tugas akuntan yang wajib kamu ketahui.

Apa saja fungsi, skill, dan tugas akuntan dalam sebuah perusahaan? Cari tahu ringkasannya di sini!

Definisi akuntan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) profesi akuntan adalah ahli akuntansi yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah.

Dikutip dari Corporate Finance Institute, Staff accounting akan bertanggung untuk memastikan bahwa semua transaksi keuangan dimasukkan dengan benar ke dalam buku besar dan laporan keuangan. 

Namun, apakah staf akuntan dan keuangan sama? Secara umum finance dan accounting adalah profesi yang mengurus keperluan keuangan perusahaan. Kedua profesi ini memiliki fokus dan tugas yang berbeda.

Pengertian akuntansi menurut para ahli

Soemarsono S.R (2004)
Definisi akuntansi atau accounting adalah suatu proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang memakai informasi tersebut.

Warren dkk (2005:10)
Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

Sofyan Harahap (2005)
Accounting adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil sebuah kesimpulan oleh para pemakainya.

Winarno (2006)
Akuntansi adalah suatu proses mencatat transaksi keuangan dan mengolah data transaksi dan menyajikan sebuah informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.

Tugas akuntan

Membuat laporan keuangan

Tugas dan tanggung jawab utama seorang akuntan adala membuat dan mengelola laporan keuangan setiap periode perusahaan.

Menilai kontribusi sumber dana

Staf akuntan juga akan menilai seberapa besar kontribusi dana yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, nantinya accounting staff juga akan diperintahkan untuk memutuskan dan mengalokasikan dana agar keuangan perusahaan bisa tetap stabil.

Memastikan tagihan terbayar on time

Walaupun, yang membayar tagihan perusahaan adalah staf keuangan, tetapi yang memastikan semua tagihan dibayar sebelum jangka waktu yang ditetapkan adalah tugas seorang akuntan. Hal ini bertujuan agar perusahaan terhindar dari kerugian akibat membayar denda.

Mengatur kontrak terkait keuangan

Sebuah perusahaan tentunya akan melakukan pinjaman atau kerjasama dengan klien, kreditur, atau konsumen. Maka dari itu tugas staf akuntansi adalah mengatur dan memastikan kontrak apakah sudah sesuai atau belum.

Tugas akuntan berdasarkan bidangnya

Seorang akuntan juga ternyata memiliki tugas yang berbeda sesuai bidangnya yaitu akuntan pendidik, akuntan publik, dan akuntan manajemen. Berikut ringkasan tugasnya:

Tugas akuntan pendidik

  • Membuat dan mengembangkan penelitian terkait akuntansi
  • Membagikan ilmu akuntansi kepada anak didiknya.
  • Membuat kurikulum terkait bidang ilmu akuntansi.

Tugas akuntan publik

  • Melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang sudah dibuat oleh akuntan perusahaan terkait.
  • Membantu perusahaan untuk membuat laporan pajak.
  • Melakukan pemeriksaan laporan kepemilikan aset perusahaan.
  • Menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada publik secara transparan.
  • Memberikan solusi atau konsultasi terkait keuangan perusahaan.

Tugas akuntan manajemen

  • Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk merencanakan, menyusun, dan berkontribusi dalam tahap pengembangan sistem perencanaan akuntansi atau keuangan yang diharapkan.
  • Menyajikan laporan keuangan yang lebih detail dan sistematis sesuai karakteristik laporan keuangan.
  • Menyusun laporan keuangan untuk kreditur, pemegang saham, dan otoritas pajak.
  • Melakukan laporan keuangan untuk kebutuhan eksternal.

Berapa gaji seorang akuntan?

Mungkin dengan membaca artikel terkait tugas akuntan kamu juga bertanya-tanya sebenarnya berapa, sih gaji akuntan di Indonesia? Dikutip dari portal job Indeed, rata-rata gaji akuntan di Indonesia adalah Rp3.8 juta per bulannya.

Namun, tentunya besaran gaji ini juga disesuaikan lagi dengan UMK atau UMR kantor kamu berada nantinya. Jika, kamu bekerja sebagai akuntan di Jakarta gaji yang diperoleh sekitar Rp4,4 juta dan untuk gaji akuntan di Bandung adalah Rp3,5 juta.

Keterampilan yang harus dimiliki seorang akuntan

Untuk menjalankan tugas sebagai akuntan tentunya kamu harus memiliki skill atau keterampilan sebagai berikut:

  1. Menguasai software akuntansi.
  2. Memiliki dasar dan kemampuan akuntansi.
  3. Dapat melakukan entry data.
  4. Memiliki kemampuan analisis yang baik.
  5. Menguasai Microsoft Excel atau spreadsheet.
  6. Peka terhadap detail.
  7. Memiliki kemampuan matematika terutama berhitung dan persamaan.

Etika seorang akuntan

Selain memiliki kemampuan di atas untuk menjadi akuntan juga kamu harus memiliki sikap seorang akuntan yang profesional. Sikap atau etika seorang akuntan ini tertuang dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang di antaranya adalah:

  1. Menjaga kerahasian perusahaan, sebagai seorang akuntan yang juga mengelola atau mengurus administrasi keuangan kamu wajib menghormati informasi perusahaan.
  2. Membuat laporan sesuai standar, dalam menjalankan tugasnya kamu harus menjalankan sesuai atau mengaudit sesuai standar teknis perusahaan.
  3. Objektif artinya kamu harus netral dari kepentingan pihak pribadi atau pihak tertentu ketika menjalankan profesi.
  4. Kepentingan publik artinya bertindak dalam kerangka pelayanan publik, menunjukkan komitmen atas profesionalisme, dan menghormati kepercayaan publik.
  5. Tanggung jawab terhadap profesi, menggunakan pertimbangan moral dan profesional untuk menjalankan tugas dan fungsi akuntan.

Jadi apakah kamu sudah siap menjadi seorang akuntan setelah mengetahui kemampuan, etika, dan tugas akuntan? Jangan lupa profesi akuntan merupakan salah satu profesi yang sering ditawarkan oleh perusahaan, loh!

Untuk itu tidak ada salahnya untuk membuka dan mempelajari software akuntansi dari sekarang. Selamat mencoba!

Menghitung Rasio Profitabilitas: Jenis, Manfaat, dan Contoh

Laba, keuntungan, atau profit mungkin bukan istilah asing yang sering kamu temukan dalam proses keuangan sebuah usaha. Nah, selain istilah laba, keuntungan, atau profit, ternyata ada satu istilah yang memiliki makna hampir sama di antara ketiganya yaitu rasio profitabilitas.

Biasanya istilah rasio profitabilitas digunakan dalam ilmu akuntansi, mungkin bagi kamu yang baru terjun ke dunia keuangan belum terlalu familiar dengan istilah rasio profitabilitas,

Namun, jangan khawatir karena DailySocial akan membagikan ringkasan terkait rasio profitabilitas. Yuk, cari tahu lebih dalam tentang rasio profitabilitas sekarang juga!

Apa itu rasio profitabilitas?

Dikutip dari laman investopedia, rasio profitabilitas adalah ukuran metrik keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan pendapatan yang relatif terhadap aktivitas dana operasional, neraca aset, ekuitas pemegang saham dari waktu ke waktu menggunakan data dari periode yang ditentukan.

Rasio profitabilitas juga biasanya digunakan oleh analisis keuangan dan investor sebagai bahan evaluasi, karena investor biasanya akan mencari perusahaan yang memiliki rasio tinggi. Sebab dengan tingginya sebuah laba, arus kas, atau pendapatan sebuah perusahaan artinya kinerja keuangannya juga berjalan dengan baik.

Pengertian rasio profitabilitas menurut para ahli

Para ahli atau pakar juga sudah memiliki definisi khusus untuk rasio profitabilitas, di antaranya adalah:

Susan Irawati (2006)

Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.

Agus Sartono (2010)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Kasmir (2011)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Manfaat rasio profitabilitas

Setelah mengetahui definisi rasio profitabilitas, maka kamu juga wajib tahu apa saja manfaat dan fungsi dari rasio profitabilitas selain sebagai bahan evaluasi untuk investor.

  1. Sebagai bahan evaluasi perusahaan terkait keuangan dari waktu ke waktu, untuk melihat perkembangan laba perusahaan.
  2. Digunakan investor sebagai bahan penilaian perusahaan.
  3. Untuk mengetahui seberapa besar laba atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
  4. Bisa juga sebagai bentuk pembanding keuangan terutama laporan laba dengan periode sebelumnya.
  5. Untuk mengetahui berapa jumlah laba bersih setelah dikurangi pajak dan modal.
  6. Sebagai bahan untuk menilai produktivitas perusahaan melalui pengelolaan dana untuk modal.
  7. Sebagai pengukur untuk mengetahui laba kotor atas penjualan bersih.
  8. Mengukur laba bersih yang dihasilkan dari dana total aset dan ekuitas.
  9. Menjadi tolak ukur dalam penilaian yang akan dilakukan bank terhadap perusahaan.
  10. Menjadi tolak ukur penilaian bagi trader  saham, untuk melihat apakah saham perusahaan kamu layak dibeli atau tidak.

Jenis-jenis rasio profitabilitas dan cara menghitungnya

Rasio profitabilitas memiliki berbagai jenis dan tentunya setiap jenisnya juga memiliki rasio profitabilitas rumus yang berbeda. Berikut jenis-jenis rasio profitabilitas dalam keuangan perusahaan:

1. Rasio Pengembalian Aset

Rasio pengembalian aset atau return on assets ratio adalah rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba yang dihasilkan oleh perusahaan terkait total aset agar efisien. Sebuah perusahaan yang bisa mengelola asetnya dengan baik dapat dilihat dari rasio pengembalian aset.

Rumus rasio pengembalian aset:

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh sebuah perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp150 juta dengan total aset Rp50 juta. Maka, ROA perusahaan ini adalah:

ROA = 150 juta : 50 juta = 3%

2. Rasio Pengembalian Penjualan

Rasio pengembalian penjualan atau return on sales ratio adalah rasio profitabilitas yang menampilkan laba perusahaan setelah dikurangi upah pekerja, bahan baku, sebelum dikurangi bunga atau pajak.

 Rumus rasio pengembalian penjualan atau ROS adalah:

ROS = (Laba sebelum pajak dan bunga : Penjualan) x 100%

Contoh perhitungan ROS adalah sebagai berikut:

PT ABC menghasilkan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp200 juta dengan penjualan sebesar Rp2 miliar.

ROS = (Rp200 juta : Rp2 miliar) x 100% = 0,1%

3. Margin laba bersih

Margin laba bersih atau juga net profit margin adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba bersih sebelum dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan. Margin laba bersih juga terkadang disebut sebagai profit margin ratio.

Untuk menghitung net profit margin  adalah sebagai berikut:

Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak : Penjualan

Contoh untuk menghitung net profit margin:

Laba bersih setelah pajak adalah Rp750 juta dengan pendapatan penjualan bersih adalah Rp980 juta.

Net profit margin = Rp750 juta : Rp980 juta = 0,76%

4. Margin Laba Kotor

Selain margin laba bersih, margin laba kotor atau gross profit margin juga masuk ke dalam rasio profitabilitas yang digunakan untuk menghitung persentase laba kotor terhadap pendapatan yang telah dihasilkan dari penjualan.

Rumus menghitung margin laba kotor:

Gross profit margin = (Laba kotor : total pendapatan) x 100%

Contoh:

Laba kotor Perusahaan ABC adalah Rp56juta dengan total pendapatan Rp78 juta. Maka gross profit margin perusahaan tersebut adalah:

Gross profit margin = (Rp56 juta : Rp78 juta) x 100% = 71%

5. Rasio Pengembalian Ekuitas

Return on Equity Ratio (ROE) adalah rasio profitabilitas dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba hasil dari investasi pemegang saham yang dibuat dalam bentuk persentase.

Rumus rasio pengembalian ekuitas:

ROE = Laba bersih setelah pajak : Ekuitas pemegang saham

Contoh perhitungan rasio pengembalian ekuitas:

Berdasarkan laporan keuangan Desember 2021, PT ABC memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp700 juta dengan total ekuitas pemegang saham adalah Rp900 juta. Maka rasio pengembalian ekuitasnya sebagai berikut:

ROE = Rp700 juta : Rp900 juta = 77,7%

6. Pengembalian Modal yang Digunakan

Pengembalian modal yang digunakan atau return on capital employed (ROCE) adalah rasio profitabilitas yang berguna untuk menilai keuntungan perusahaan dari modal yang digunakan dalam bentuk persen.

Rumus pengembalian modal yang digunakan ada dua jenis yaitu:

ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : Modal Kerja

ROCE = Laba sebelum pajak dan bunga : (Total aset – Kewajiban)

7. Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah jenis rasio profitabilitas yang digunakan untuk melakukan penilaian tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan yang kamu kelola, EPS juga digunakan sebagai indikator keberhasilan sebuah perusahaan.

Rumus EPS adalah sebagai berikut:

EPS = (Laba bersih setelah pajak – Dividen Saham Preferen) : Jumlah saham biasa yang beredar

8. Return on Investment (ROI)

ROI atau return on investment adalah jenis rasio profitabilitas yang penghitungnya dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total dana aktiva. Semakin tinggi ROI sebuah perusahan, maka semakin baik kondisi keuangannya.

Rumus ROI adalah sebagai berikut:

ROI = ((Laba atas investasi – investasi awal) : Investasi) x 100%

Contoh perhitungan ROI, sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp500 juta dan mendapatkan penjualan sebesar 500 unit. Kemudian, dari penjualan tersebut perusahaan itu mendapatkan keuntungan sebesar Rp650 juta. Diketahui juga keuntungan investasi adalah Rp150 juta dan modal investasi awal adalah Rp500 juta.\

ROI = ((Rp650 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 30%

ROI yang diperoleh adalah 30%.

Nah, itu adalah manfaat, jenis, rumus, dan contoh menghitung rasio profitabilitas. Untuk memantau rasio profitabilitas kamu juga bisa menggunakan software akuntansi online.

apa itu cfo

Bagaimana Cara Menjadi Chief Financial Officer (CFO)?

Bekerja sebagai Chief Financial Officer atau CFO adalah impian bayak orang yang merintis karir di bidang profesi keuangan. CFO memiliki  tanggungjawab besar sebagai orang yang memastikan dan mempertahankan prospek keuangan perusahaan yang positif. Tidak ada satupu perusahaan yang beroprasi tanpa seorang CFO, meski memiliki bentuk dan nama lain tapi setiap perusahaan harus memiliki Bendahara Perusahaan.

Pentingnya posisi ini berkolerasi dengan tingginya pendapatan/ gaji seorang CFO. CFO bukanlah posisi yang ringan, tapi memiliki tanggungjawab besar untuk memastikan kelangsungan hidup perusahaan, mengontorl pengeluaran dan memastikan cash flow berjalan dengan baik. Untuk mencapai posisi ini diperlukan kerja keras dan pengalaman bertahun-tahun serta loyalitas tinggi pada perusahaan.

Apa itu Chief Financial Officer, CFO?

Posisi CFO adalah sebagai pemegang kuasa tertinggi keuangan perusahaan sehingga memiliki posisi yang sangat penting. CFO harus mampu berfikis strategis dan mampu menjalankan strategi keuangan dengan sempurna. Seain itu juga harus memiliki kesadaran taktis serta sensitif terhadap perubahan pasar. Hal penting lain yang harus dimiliki adalah dapat beradaptasi terhadap berbagai gangguan keuangan, ketidakpastian pendapatan, tahu kapan harus berinvestasi pada suatu hal yang baru untuk meningkatkan profitabilitas.

Karena Chief Financial Officer memegang posisi sangat berpengaruh, mereka sering juga masuk dalam jajaran dewan atau Board of Director (BOD) sebuah perusahaan.

Apa Tanggungjawab utama Chief Financial Officer?

CFO adalah port of call tertinggi untuk semua pengambilan keputusan keuangan dalam suatu organisasi atau perusahaan dan diharapkan mampu untuk memikul tanggung jawab kepemimpinan dibidang keuangan. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola departemen yang terlibat dalam pembelian, penetapan harga, investasi, pajak, pengelolaan utang, dan utang usaha.

Sebagai Chief Financial Officer, Anda akan bertanggung jawab untuk mengawasi transaksi yang dilakukan oleh departemen ini, mencatatnya di buku atau sistem database dan melaporkannya ke manajemen tingkat atas atau menyajikan catatan kepada auditor eksternal.

CFO juga bertanggung jawab untuk memastikan manajemen kepatuhan keuangan atau SOP dibidang keuangan dan akuntansi dipenuhi oleh organisasi atau perusahaan dan seluruh struktur dibawahnya. Untuk mencapai ini, seorang CFO perlu meneliti dan mengaudit semua departemen untuk memastikan mereka mengikuti undang-undang, Peraturan pemerintah baik ditingkat nasional maupun tingkat daerah (perda).

Tugas sehari-hari seorang CFO meliputi:

  • Manajemen keuangan seluruh perusahaan
  • Pencatatan transaksi di seluruh perusahaan
  • Pengeluaran dan perkiraan pelaporan
  • Memastikan manajemen kepatuhan keuangan
  • Melakukan audit internal

Tanggung jawab utama seorang CFO dapat difokuskan pada tiga bidang keuangan utama berikut:

Keuangan Manajerial

  • Memahami dan menggunakan kerangka dan software keuangan penting dalam lingkungan bisnis modern
  • Membuat perkiraan dan anggaran yang akurat – untuk mengoptimalkan operasi bisnis dan profitabilitas
  • Membuat keputusan berdasarkan informasi dengan wawasan keuangan dan teknik analitis

Strategi perusahaan keuangan

  • Memahami bagaimana strategi bisnis akan memengaruhi masa depan perusahaan dan organisasi
  • Memiliki kemampuan untuk membuat keputusan bisnis strategis yang lebih baik dengan memanfaatkan kerangka kerja yang strategis

Inovasi keuangan

  • Memiliki keahlian untuk merancang, menyusun strategi, dan mengembangkan inovasi tekhnologi yang tepat
  • Memperoleh pengetahuan tentang masa depan uang, pasar dan transaksi, dan kemungkinan tren masa depan di fintech, regtech, dan proptech serta blokchain

Bagaimana jenjang karir Chief Financial Officer?

Chief Financial Officer sangat dituntut untuk tidak hanya menjabat sebagai CFO, tetapi juga untuk mengisi posisi di dewan direksi perusahaan. Menurut sebuah studi terhadap 800 CFO oleh Ernst & Young, 79% CFO setuju keahlian dan pengalaman keuangan mereka telah meningkatkan peran dalam pengambilan keputusan di tingkat direksi.

Anda bisa mengambil banyak jalan berbeda untuk menjadi CFO. Peran yang terkait dengan Chief Financial Officer mencakup manajemen keuangan, manajemen orang/SDM, dan memiliki keseimbangan yang tepat antara keahlian teknis, pengetahuan teoretis, dan kepemimpinan.

Manajer dan direktur di sektor/departemen berikut ini adalah kandidat potensial untuk mengisi posisi CFO. Secara langusng atai tidak langsung jabatan berikut memiliki keterkatian dengan karir sebagai CFO.

  • Manajer keuangan
  • Manajer Operasional
  • Manajer umum
  • Manajer bisnis
  • Direktur Operasional
  • Direktur Keuangan
  • Direktur Administrasi

Berapa gaji potensial untuk Chief Financial Officer?

Sebagai CFO, gaji Anda akan sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh perusahaan tempat Anda bekerja, dan karena itu akan secara langsung terkait dengan ukuran dan kesuksesan perusahaan tempat Anda bekerja.

Misalnya, CFO dengan bayaran tertinggi pada tahun 2015 adalah David Wehner dari Facebook, membawa pulang $16,8 juta untuk tahun itu. CFO di startup Unicorn indonesia juga memiliki angka yang fantastis. Di beberapa Marketplace besar Indonesia gji seorang CFO bisa diatas 100 Juta.

Chief Financial Officer adalah anggota eksekutif di perusahaan mereka masing-masing, dan gaji mereka termasuk salah satu yang paling tinggi di perusahaan, dan akan naik seiring dengan berkembangnya bisnis dan perusahaan. Beberapa CFO juga bisa memegang peranan yang lebih besar lagi baik dalam struktur yang resmi maupun yang ad hoc.

Kemampuan yang memungkinkan CFO dapat menghasilkan lebih banyak uang antaralain:

  • Perencanaan strategis
  • Pemodelan Keuangan
  • Manajemen risiko
  • Manajemen Kepatuhan Keuangan

Apa saja persyaratan pendidikan dan pelatihan untuk Chief Financial Officer?
Karena CFO hadir di banyak industri dan jenis organisasi yang berbeda, persyaratan pendidikan sangat bervariasi. Tingkat pendidikan paling umum yang dibutuhkan untuk menjadi CFO adalah gelar sarjana, dan tentu saja yang utama adalah memiliki rekam jejak baik serta banyak pengalaman.

Kualifikasi populer untuk CFO adalah gelar master dalam administrasi bisnis, dengan 54% CFO Fortune 100 memegang gelar MBA. Pengembangan keterampilan, mengambil kursus dan sertifikasi dibidangan keuangan, akuntansi, perpajakan serta sertifikasi dan pelatihan lain di bidang keuangan dan manajemen bisnis adalah cara yang pasti untuk mempersiapkan peran tersebut.

Gelar sarjana: Memperoleh gelar sarjana di bidang yang berhubungan dengan keuangan akan memberi Anda pengetahuan dasar yang diperlukan untuk memulai perjalanan Anda menjadi Chief Financial Officer. Gelar sarjana keuangan yang populer adalah Keuangan dan Akuntansi.

MBA: Karena tanggung jawab kepemimpinan dan manajemen yang termasuk dalam peran CFO, anda pelu mengambil kuliah/ pendidikan MBA, hal ini adalah salah satu cara yang pasti untuk meningkatkan keahlian Anda dan mempersiapkan diri Anda untuk peran tersebut. Bersiaplah untuk belajar MBA dan gunakan keterampilan teknis Anda yang baru diperoleh untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.

Kursus dan sertifikasi: Chief Financial Officer diharuskan memakai banyak topi dalam organisasi mereka, yang berarti mereka perlu tahu sedikit tentang banyak hal. Pengembangan keterampilan yang konsisten diperlukan untuk mengikuti dunia bisnis yang bergerak cepat.

Jalan menuju CFO juga bisa dengan mempelajari berbagai pelatihan dan sertifikasi di bidang berikut: Manajemen Kepatuhan , Manajemen Operasi , Manajemen Impor dan Ekspor , Manajemen Risiko Bisnis , Manajemen Bisnis Strategis, Perpajakan dll .

Itulah beberapa garis besar dan gambaran tentang profesi seroang Chief Financial Officer disebuah perusahaan, apakah anda tertarik?

Ini Perbedaan Kas Besar dan Kas Kecil Laporan Keuangan

Setelah mengenal cash flow, mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah kas besar dan kas kecil. Untuk mengatur keuangan pribadi atau perusahaan juga perlu melalui kas besar dan kas kecil. Namun, apakah kamu sudah mengenal perbedaan kas besar dan kas kecil?

Jika, belum tahu apa perbedaan kas besar dan kas kecil, kamu tidak perlu khawatir. Sebab sekarang kamu akan diajak memahami apa itu perbedaan kas besar dan kas kecil bahkan fungsinya. seperti juga cash flow dan sebelumnya sudah mempelajari rumus cash flow, sekarang mari memahami perbedaan laporan keuangan kas besar dan kas kecil.

Yuk, simak penjelasan terkait perbedaan kas besar dan kas kecil!

Pengertian Kas Besar dan Kas Kecil

Cash at bank atau kas besar adalah sejumlah dana yang sudah disiapkan oleh perusahaan kamu untuk membayar pengeluaran yang jumlahnya cukup besar. Biasanya kas jenis ini juga tidak diberikan secara tunai dalam kegiatan operasional yang rutin, karena jumlahnya yang pengeluarannya akan terlalu besar.

Kas besar juga biasanya akan menggunakan prosedur rekonsiliasi bank yaitu pencatatan periodik yang dilakukan oleh pihak bank dan juga pihak perusahaan.

Smentara kas kecil disebut juga petty cash adalah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan secara rutin dengan jumlah yang kecil.

Kas kecil ini akan pasti dimiliki oleh perusahaan besar dan juga Usaha Kecil dan Menengah (UKM), petty cash ini juga akan selalu digunakan untuk mengelola keuangan. Pemegang dana kas kecil disebut juga biro kesekretariatan atau biasanya adalah petugas keuangan tingkat pemula.

Perbedaan Kas Besar dan Kas Kecil

Setelah mengetahui definisi dari kas besar dan kecil, sebenarnya kamu bisa mendapatkan clue terkait perbedaan di antara keduanya. Secara umum kas besar mengeluarkan uang untuk aktivitas operasional yang cukup besar. Sedangkan kas kecil digunakan untuk membayar pengeluaran yang relatif lebih kecil, dana kas kecil biasanya diambil dari aktivitas harian atau rutin yang jumlahnya kecil.

Kemudian dalam metode fungsionalnya, kas kecil memiliki dua metode pencatatan yaitu metode pencatatan tidak tetap atau fluctuation fund system dan metode pencatatan dana tetap atau imprest fund system,

Contoh aplikasi kas kecil dalam perusahaan bisa berupa biaya transportasi, biaya perjalanan,atau biaya perlengkapan kantor. Contoh pengeluaran kas kecil lainnya bisa berupa pembayaran listrik, internet, atau biaya hiburan.  Sedangkan pembayaran kas besar digunakan untuk biaya sewa tempat, pembelian aset, dan juga pembayaran hutang. Pembayaran kas besar membutuhkan dana di atas Rp1 juta.

Tujuan Kas Kecil

Dengan adanya kas kecil ini, ternyata cukup membantu dalam mengelola keuangan perusahaan karena tujuan dibentuknya kas kecil adalah sebagai berikut:

1. Menangani masalah perlengkapan perusahaan

Ciri-ciri kas kecil adalah untuk membayar perlengkapan perusahaan seperti alat tulis kantor atau apapun yang dibutuhkan oleh perusahaan dan biasanya biaya perlengkapan perusahaan akan memiliki biaya yang lebih kecil jadi lebih cocok menggunakan petty cash.

 2. Menghindari terjadinya alokasi pembayaran yang tidak ekonomis

Dengan menggunakan kas kecil atau petty cash bisa membantu perusahaan untuk menghindari terjadinya alokasi pembayaran yang besar, karena dalam kas kecil perusahaan tidak akan membayar mahal untuk transaksi yang kecil.

3. Meringankan pekerjaan karyawan

Pembuatan buku kas memang bisa meringankan pekerjaan karyawan, karena dengan adanya kas kecil membuat pencatatan akan tercatat secara rapi.

4. Mempercepat aktivitas pendanaan

Fungsi kas kecil dalam perusahaan bisa digunakan untuk mempercepat aktivitas pendanaan apabila ada kebijakan perusahaan yang cukup mendadak.

Tujuan Kas Besar

Sementara tujuan atau fungsi dari kas besar adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan pembayaran dengan jumlah yang cukup besar karena seperti yang disebutkan di atas, ciri-ciri aks besar besar adalah untuk mengeluarkan biaya nontunai untuk pengeluaran di atas Rp1 juta.
  2. Dengan adanya kas besar juga bisa membantu untuk mempercepat kegiatan operasional yang biasanya akan membutuhkan biaya yang cukup besar.
  3. Kas besar juga digunakan untuk menghindari metode pembayaran yang tidak praktis atau tidak ekonomis bagi perusahaan.
  4. Yang terakhir kas besar berguna sebagai dana langsung atau tidak langsung untuk membayar biaya yang mahal dengan pemberian cek.

Metode Kas Kecil

Untuk mencatat metode kas kecil ada dua cara yaitu metode tetap dan metode fluktuasi

Metode Tetap

Metode tetap atau imprest fund system digunakan untuk mencatat pengeluaran yang jumlah nominalnya akan selalu sama, biasanya hal ini terjadi karena dana yang keluar dan dana masuk juga sama. Sehingga, saldo kas kecil jumlahnya akan selalu tetap.

Metode Tidak Tetap

Metode tidak tetap juga sering disebut sebagai metode fluktuasi yaitu metode pencatatan untuk nominal yang selalu berubah berbeda dengan metode tetap. Biasanya metode fluktuasi terjadi karena adanya ketidaksamaan antara pemasukan dan pengeluaran.

Jadi bisa dibilang perbedaan kas besar dan kas kecil itu berada di pencatatan, tujuan, fungsi, dan juga jenisnya. Namun, kas besar atau kas kecil merupakan dua hal yang berbeda dan wajib dimiliki oleh perusahaan, karena berguna untuk memantau pergerakan dana perusahaan. Untuk membuat kas besar dan kas kecil juga bisa melalui software akuntansi yang bisa kamu temukan di internet.

Metode Kas Besar

Kas besar biasanya akan menggunakan metode pencatatan rekonsiliasi bank, yaitu catatan secara periodik yang dilakukan pihak bank dan pihak perusahaan.

Jadi perbedaan kas besar dan kas kecil tentunya berbeda dalam hal fungsional, manfaat, metode, dan juga jenisnya. Namun, kedua kas ini tetap harus ada dalam laporan keuangan perusahaan. Kamu bisa menggunakan software akuntansi untuk membuat jurnal kas besar dan kas kecil.

leverage ratio

Leverage Ratio: Jenis, Rumus, Contoh, dan Risikonya

Ternyata dalam dunia keuangan dan investasi ada banyak istilah yang wajib kamu ketahui, terutama bagi kamu yang sedang merintis usaha. Salah satu istilah yang mungkin masih asing di telinga adalah leverage ratio.

Sebenarnya apa itu leverage ratio dan fungsinya dalam keuangan? Yuk, simak ringkasan dan penjelasannya sekarang juga!

Apa itu leverage ratio?

Leverage ratio adalah salah satu rasio dalam akuntansi atau keuangan, biasanya rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atau industri dalam hal kewajiban untuk melunaskan utangnya, baik utang jangka panjang atau jangka pendek.

Sehingga, sering juga dikaitkan dengan utang atau juga pinjaman.

Menurut Fabozzi & Drake (2009), leverage ratio adalah jenis rasio keuangan untuk menilai seberapa besar risiko keuangan yang telah diambil oleh perusahaan.

Secara umum, leverage ratio adalah representasi atau nilai utang suatu perusahaan atau bisnis yang berjalan.

Tidak hanya menampilkan tingkat utang, leverage ratio juga bisa memperlihatkan jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi biasanya memiliki jumlah aset kreditur lebih banyak dibandingkan jumlah asetnya. 

Penempatan leverage ratio dalam sebuah bisnis adalah hal yang penting, karena dengan adanya leverage ratio, investor bisa melihat dan memahami struktur modal yang akan mereka investasikan.

Fungsi leverage ratio

Selain berguna untuk investor untuk memahami struktur modal perusahaan, leverage ratio juga memiliki fungsi lainnya, dikutip dari berbagai sumber berikut:

  1. Leverage ratio akan berfungsi untuk menilai kemampuan keuangan suatu perusahaan dalam jangka waktu panjang atau pendek. Leverage ratio bisa berguna untuk melihat elemen yang berasal dari utang atau pinjaman.
  2. Tidak hanya melihat utang dan pinjaman seperti yang disebutkan di atas, leverage ratio juga bisa digunakan untuk melihat pergerakan modal yang digunakan sebuah perusahaan.
  3. Dengan bisa melakukan tracking modal, utang, dna pinjaman, leverage ratio mampu memberikan analisis terkait keuangan perusahaan untuk melunasi utang.
  4. Dalam keuangan perusahaan, leverage ratio berguna sebagai bahan evaluasi performa keuangan yang nantinya bisa dijadikan patokan investor untuk melakukan pendanaan atau memutusnya.
  5. Selain investor, leverage ratio juga bisa dijadikan acuan oleh kreditur untuk mempertimbangkan dalam hal pemberian keputusan terkait pinjaman yang biasanya diajukan oleh perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya.
  6. Leverage ratio juga bisa menjadi alat ukur seberapa banyak modal yang bisa dijadikan jaminan dalam pelunasan utang.
  7. Yang terakhir dengan adanya leverage ratio juga perusahaan bisa mengetahui tangal jatuh tempo pekusana utang.

Jenis-jenis leverage ratio

Leverage ratio memiliki empat jenis yang berbeda, yaitu:

1. Debt to EBITDA ratio

Mungkin kamu sudah mengetahui apa itu EBITDA yaitu singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization yang merupakan sebuah ukuran atau metrik kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan dan digunakan sebagai alternatif untuk laba bersih dalam beberapa situasi keuangan.

Rasio ini akan digunakan untuk mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam melunasi utangnya atau menentukan apakah perusahaan memiliki risiko gagal untuk membayar utang.

Dalam jenis rasio ini apabila hasilnya lebih dari angka 3, maka bisa dipastikan risiko dalam membayar utang cukup tinggi. Sehingga, perusahaan pasti memiliki kewajiban membayar utang yang cukup besar.

Rumus Debt to EBITDA ratio adalah sebagai berikut:

Debt to EBITDA = Total utang : total EBITDA

2. Debt to equity ratio

Jenis yang kedua adalah debt to equity ratio atau biasa disingkat (DER) yang merupakan rasioo utang terhadap ekuitas. Apa maksudnya rasio utang terhadap ekuitas?

Rasio keuangan yang proporsinya relatif antara utang dan ekuitas dalam perusahaan untuk membayar aset yang digunakan.

Rumus debt to equity ratio:

Debt to equity ratio = Total utang : total ekuitas

3. Debt to assets ratio

Seperti namanya, jenis ini adalah rasio yang sering digunakan untuk melihat performa perusahaan dalam mengelola utang agar bisa membayar aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Rumus debt to assets ratio adalah:

Debt to assets ratio = Total utang : total aset.

4. Debt to capital ratio

Jenis yang terakhir adalah rasio utang terhadap modal atau debt to capital ratio yang berfokus pada utang sebagai komponen basis dari total perusahaan. Apabila sebuah perusahaan memiliki nilai debt to capital ratio yang tinggi maka risiko gagal membayar utang juga akan tinggi dan tentunya akan berdampak pada keuangan operasional perusahaan.

Rumus debt to capital ratio:

Debt to capital ratio = Total uang saat ini : (total utang + total ekuitas)

Contoh menghitung leverage ratio

Untuk memahami penghitungan leverage ratio sebuah perusahaan, kamu bisa melihat contohnya sebagai berikut:

Perusahaan U memiliki total hutan Rp10 juta, total equity senilai Rp20 juta, total aset Rp15 juta, dan laba kotornya atau EBITDA perusahaan adalah Rp25 juta. Untuk menghitung Perusahaan U adalah:

Debt to assets ratio = Rp10 juta : Rp15 juta = 0,66. Artinya 0,66 atau 66% aset menjadi jaminan utang.

Debt to equity ratio = Rp10 juta : Rp20 juta = 0,5 atau 50%. 50% dari modal perusahaan menjadi jaminan utang.

Debt to capital ratio = Rp10 juta : (Rp20 juta + Rp10 juta) = 0,333

Debt to EBITDA = Rp10 juta : Rp25 juta = 0,4.

Risiko leverage ratio

Selain memiliki manfaat atau fungsi, leverage ratio juga memiliki risiko yang cukup riskan bagi perusahaan. Ada dua risiko yang perlu diperhatikan:

1. Semakin tinggi utang, akan semakin sulit untuk mendapat keuntungan

Dengan adanya leverage ratio, maka tingkat utang juga akan semakin tinggi. Sehingga bisa membuat perusahaan kesulitan untuk mendapat keuntungan. Langkah yang tepat untuk menghindari hal ini adalah dengan menghitung secara detail dan cermat, kemudian disesuaikan dengan keperluan perusahaan.

2. Beban psikologis perusahaan semakin tinggi

Memiliki utang membuat perusahaan wajib melunasinya dan ini bisa menjadi beban psikologis apalagi jika memiliki utang yang cukup tinggi. Maka dari itu dalam mengembangkan perusahaan sebisa mungkin untuk menekan biaya yang dikeluarkan dan menghindari pinjaman.

Nah, itu tadi ringkasan dari leverage ratio yang dimulai dari definisi, fungsi, jenis, hingga risiko yang akan diterima oleh perusahaan. Jadi, pertimbangkan baik-baik apakah perusahaan kamu akan menggunakannya atau tidak.

***

cara menghitung biaya tetap

Rumus Sederhana Menghitung Biaya Tetap Usaha Anda

Dalam laporan keuangan, terdapat banyak jenis biaya keluar yang perlu Anda ketahui. Jenis biaya keluar yang paling umum adalah biaya tetap. Memahami cara menghitung biaya tetap akan membantu Anda dalam menyusun laporan keuangan. Tapi, sebelum masuk ke informasi mengenai rumus biaya tetap, sebaiknya Anda pahami pengertian dari biaya tetap berikut ini.

Pengertian Biaya Tetap

Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah usaha meskipun tidak ada kegiatan produksi. Seperti namanya, umumnya biaya tetap ini memiliki nilai yang tidak berubah, tetap, atau statis. Jadi, dengan kata lain, jumlah biaya tetap yang harus dibayarkan akan selalu sama meskipun ada atau tidak ada aktivitas produksi sama sekali.

Biaya tetap seringkali dikaitkan dengan jenis biaya lainnya, yakni biaya variabel. Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan mengikuti naik turunnya kegiatan produksi. Sehingga, nilainya pun dinamis atau berubah-ubah.

Jenis-Jenis Biaya Tetap

Biaya tetap terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni biaya tetap yang telah ditentukan dan biaya tetap sesuai kebijakan. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing jenis fixed cost tersebut.

Biaya Tetap yang Telah Ditentukan

Jenis biaya tetap yang satu ini adalah biaya tetap yang tidak dapat dikurangi secara tiba-tiba serta sifatnya jangka panjang. Contohnya adalah biaya sewa gedung, pajak bangunan, asuransi, dan lain-lain.

Biaya Tetap Sesuai Kebijakan

Seperti namanya, biaya tetap sesuai kebijakan merupakan jenis biaya tetap yang berasal dari kebijakan tahunan usaha untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Berbeda dengan jenis sebelumnya, jenis biaya tetap ini sifatnya jangka pendek, serta dapat diubah pada kondisi tertentu.

Contoh biaya tetap sesuai kebijakan ini antara lain adalah biaya iklan, riset, program pelatihan, dan lain sebagainya. Biaya-biaya tersebut adalah biaya yang rutin harus dikeluarkan dengan jumlah tetap. Namun jika ada kondisi tertentu yang mengharuskan untuk mengurangi nominalnya, maka hal itu bisa dilakukan.

Cara Menghitung Biaya Tetap

Jika memahami pengertian biaya tetap di atas, rumus menghitung biaya tetap sebenarnya sangat sederhana, yakni menambahkan jumlah seluruh biaya yang masuk ke kategori biaya tetap.

Misalnya, jika setiap bulan usaha Anda harus mengeluarkan biaya tetap berupa uang sewa ruko sebesar 2 juta rupiah, gaji karyawan 4 juta rupiah, dan perawatan peralatan sebesar 1,5 juta rupiah. Maka, jumlah total biaya tetap usaha Anda per bulan adalah 7 juta rupiah.

Kemudian, untuk menghitung biaya tetap rata-rata, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

 

cara menghitung biaya tetap

 

Sebagai contoh, jika usaha Anda adalah usaha makanan dan setiap bulannya memproduksi hingga 3500 porsi, maka biaya tetap rata-ratanya dapat dihitung seperti berikut:

Biaya tetap rata-rata = Rp.7.000.000 : 3500 porsi = Rp.2.000

Jadi, Rp.2.000 dari hasil penjualan tiap porsi makanan digunakan untuk menutupi biaya tetap usaha Anda.

Itu dia cara sederhana menghitung biaya tetap usaha Anda. Setelah memahami pengertian, jenis-jenis, dan cara menghitung biaya tetap sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan, diharapkan Anda dapat menyusun laporan keuangan usaha dengan lebih mudah.

7 Metode Membuat Laporan Keuangan

7 Metode Membuat Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan satu hal penting dalam sebuah bisnis atau perusahaan. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui majunya sebuah bisnis harus dilihat dari hasil transaksi perusahaan. Bagi kamu yang memiliki usaha bisnis juga wajib tahu metode membuat laporan keuangan.

Sehingga, bukan hanya tim finance saja yang mengetahui metode membuat laporan keuangan. Siapapun yang sudah berpenghasilan wajib mengetahuinya apalagi jika kamu memang memiliki usaha dalam bidang apapun.

Yuk, cari tahu metode membuat laporan keuangan di sini!

Bagaimana metode membuat laporan keuangan?

Sebelum masuk ke dalam metode membuat laporan keuangan, kamu harus tahu dahulu dalam laporan keuangan ada beberapa jenis yaitu laporan arus kas atau cash flow, laporan laba rugi, laporan neraca, dan laporan perubahan modal.

Berikut, 7 metode membuat laporan keuangan:

1. Mencatat semua transaksi perusahaan

Untuk membuat laporan keuangan, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengumpulkan semua bukti transaksi perusahaan dan mencatatnya dalam laporan keuangan.

Bukti transaksi ini bukan hanya bukti hasil penjualan yang dilakukan perusahaan saja, tetapi juga bisa berupa pembelian atau pembayaran sewa yang dilakukan oleh bisnis kamu. 

Bukti transaksi juga bisa berupa nota, kwitansi, struk, faktur, atau bukti lainnya.Semua transaksi harus dicatat dengan rinci.

2. Menyusun neraca saldo

Metode selanjutnya untuk membuat laporan keuangan adalah menyusun neraca saldo yaitu untuk mencatat daftar saldo debet dan kredit dari perusahaan. Neraca saldo disusun sebelum penyusunan jurnal penyesuaian.

Sehingga, neraca saldo ini menjadi tahap pertama untuk membuat jurnal penyesuaian. Kemudian, neraca saldo juga berguna untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit.

3. Input ke dalam buku besar

Setelah mencatat dan mengumpulkan bukti transaksi perusahaan kamu dapat meng-input atau mem-postingnya ke buku besar, di mana buku besar ini akan berisi rincian dari setiap akun perusahaan.

4. Membuat jurnal penyesuaian

Setelah mengetahui dan membuat neraca saldo, hal selanjutnya adalah membuat jurnal penyesuaian.

Jurnal penyesuaian ini akan berisi terkait transaksi di setiap akhir periode perusahaan dan biasanya jurnal penyesuaian juga berisi laporan tentang transaksi yang belum tercatat atau juga transaksi yang terjadi di akhir periode setelah neraca saldo.

5. Menyusun neraca lajur

Neraca lajur atau worksheet adalah laporan yang sudah disesuaikan dari neraca saldo ke jurnal penyesuaian.

Saldo yang sudah disesuaikan nantinya akan terlihat di kolom neraca saldo. Selain itu juga, laporan keuangan ini akan tercatat dalam laporan laba rugi.

6. Menyusun laporan keuangan

Setelah kamu sudah mengerjakan lima poin di atas, kamu bisa langsung mulai menyusun laporan keuangan, melalui neraca lajur juga kamu sebenarnya dapat menyusun laporan keuangan.

7. Membuat jurnal penutupan

Menyusun laporan keuangan bukan akhir dari metode laporan keuangan, kamu harus menutup semua rekening yang ada di dalam buku besar yang telah disesuaikan. Rekening nominal akan dipindahkan ke nominal laba rugi yang nantinya akan dipindahkan ke rekening laba tidak dibagi.

Kamu juga bisa membuat laporan keuangan dengan lebih mudah sekarang, karena sudah banyak software atau aplikasi penunjang akuntansi yang bisa kamu gunakan untuk membuat laporan keuangan bisnis atau pribadi.

contoh laporan laba rugi

Pengertian dan Cara Membuat Laporan Laba Rugi, Lengkap dengan Contohnya

Laporan laba rugi adalah salah satu jenis laporan yang umum dibuat oleh bisnis dalam suatu periode tertentu. Contoh laporan laba rugi yang akan ditampilkan pada artikel ini dapat membantu Anda untuk menyusunnya apabila ini adalah kali pertama Anda.

Sebelum masuk ke contoh, simak terlebih dahulu pengertian laporan laba rugi dan langkah-langkah membuatnya di bawah ini.

Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan jenis laporan keuangan yang berisi pendapatan dan beban bisnis yang menghasilkan nilai rugi atau laba bersih

Pembuatan laporan laba rugi ini tidak semata-mata hanya dokumentasi, melainkan ada tujuannya. Berikut ini adalah beberapa tujuan dari pembuatan laporan laba rugi:

  • Membantu menjelaskan kondisi keuangan bisnis di akhir periode
  • Sebagai bahan evaluasi apabila terdapat peningkatan atau penurunan biaya-biaya yang telah dikeluarkan.
  • Membantu menyusun strategi agar penjualan semakin meningkat.
  • Sebagai patokan dalam perhitungan besaran pajak perusahaan.

Dengan banyaknya tujuan pembuatan laporan laba rugi, laporan ini termasuk salah satu komponen yang wajib masuk ke dalam pembukuan dan tidak hanya dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar saja, namun juga usaha kecil, mikro, dan menengah.

Cara Membuat Laporan Laba Rugi Bisnis

Sebagai salah satu jenis laporan yang memiliki banyak tujuan penting, membuat laporan laba rugi tidak bisa sembarangan. Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, mulai dari memilih periode laporan, membuat neraca percobaan, menghitung pendapatan, menentukan HPP, menghitung gross margin, menambahkan biaya operasi, hitung penghasilan, tambahkan pajak penghasilan, hingga hitung penghasilan neto.

Memilih Periode Laporan

Pembuatan laporan laba rugi umumnya dilakukan di akhir suatu periode. Periodenya tersendiri dapat dipilih sesuai dengan ketentuan bisnis Anda, apakah ingin membuatnya secara bulanan, triwulan, atau tahunan.

Membuat Neraca Percobaan

Neraca percobaan adalah dokumen internal yang berisi saldo akhir di setiap akun buku besar pada suatu periode tertentu. Informasi saldo akhir yang ada dalam neraca percobaan ini nantinya bisa Anda gunakan dalam membuat laporan laba rugi.

Menghitung Pendapatan

Langkah selanjutnya adalah menghitung total pendapatan bisnis Anda dalam periode yang telah Anda tentukan sebelumnya. Pendapatan yang dihitung adalah semua uang yang diperoleh untuk layanan Anda selama periode tersebut, meskipun Anda belum menerima semua pembayarannya.

Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Setelah menghitung pendapatan, berikutnya Anda perlu menentukan harga pokok penjualan atau HPP. Anda bisa menentukan HPP dengan menghitung harga pokok produksi terlebih dahulu. Untuk tahap-tahap menghitung HPP, Anda bisa lihat di sini.

Menghitung Gross Margin

Gross margin atau margin kotor menunjukkan jumlah kotor yang Anda peroleh dari penjualan barang dan jasa Anda. Untuk mendapatkan nilai gross margin, Anda bisa mengurangi total pendapatan dengan total HPP pada laporan laba rugi Anda.

Menambahkan Biaya Operasional

Langkah keenam adalah menambahkan biaya operasional. Tepat di bawah garis gross margin, masukkan seluruh biaya operasional yang ada di laporan neraca saldo.

Menghitung Penghasilan

Nominal penghasilan bisa Anda dapatkan dengan mengurangi total biaya penjualan dan administrasi dari gross margin. Kemudian, masukkan jumlah yang Anda dapatkan di bagian bawah laporan laba rugi.

Menambahkan Pajak Penghasilan

Berikutnya, kalikan angka pendapatan sebelum pajak Anda dengan tarif pajak negara. Lalu, tambahkan di bawah angka penghasilan sebelum pajak pada laporan laba rugi Anda.

Menghitung Penghasilan Neto

Penghasilan neto adalah pendapatan bersih Anda. Anda bisa memperoleh nilainya dengan mengurangi pajak pendapatan dari angka pendapatan Anda sebelum pajak. Setelah itu, tambahkan ke baris terakhir dalam laporan laba rugi Anda.

Contoh Laporan Laba Rugi

Setelah mengetahui pengertian dan juga cara membuat contoh laporan laba rugi, berikut ini adalah contoh laporan laba rugi dari PT. Tulus Berkarya periode Desember 2021:

contoh laporan laba rugi

 

Nah, itu dia sedikit informasi mengenai contoh laporan laba rugi yang juga telah dilengkapi dengan definisi laporan laba rugi itu sendiri, serta langkah-langkah pembuatannya. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda dalam menyusun laporan laba rugi bisnis Anda di setiap akhir periode.

Definisi Terminal Cash Flow dan Contohnya

Dalam sistem cash flow, ternyata ada banyak istilah yang harus kamu ketahui seperti free cash flow, net cash flow, dan juga terminal cash flow.

Apakah kamu sudah pernah mendengar ketiga istilah tersebut? Jika, belum kamu bisa membaca pembahasan terkait net cash flow dan free cash flow di artikel DailySocial yang ada di sini. Sedangkan, kamu bisa membaca pembahasan terkait terminal cash flow di artikel berikut.

Yuk, cari tahu definisi dan contoh terminal cash flow!

Apa itu terminal cash flow?

Dikutip dari Wall Street Mojo, terminal cash flow atau sering juga disebut sebagai arus kas terminal adalah arus kas final yang komponennya sudah dikurangi arus kas masuk dan arus kas keluar pada akhir periode. 

Terminal cash flow juga sering disebut sebagai net cash flow, bisa dibilang terminal cash flow juga sebagai bentuk arus kas bersih setelah pajak setelah membayar pajak dan juga modal atau beban kerja.

Arus kas terminal ini juga sangat berpengaruh terhadap pembuatan anggaran modal bisnis yang kamu jalani. Kemudian dikutip dari XPLAIND, terminal cash flow juga memiliki dua komponen yaitu:

  • Hasil dari pelepasan peralatan project
  • Arus kas yang berhubungan dengan pembayaran modal beban kerja ke tingkat yang berlaku sebelum dimulainya project.

Rumus terminal cash flow

Sama seperti net cash flow dan free cash flow, terminal cash flow juga menggunakan rumus untuk menghitunga. Ada dua rumus yang bisa kamu gunakan untuk menghitung terminal cash flow.

Arus Kas Terminal = Penerimaan Setelah Pajak dari Pelepasan ± Perubahan Modal Kerja

Arus Kas Terminal = Hasil Penjualan Sebelum Pajak Pajak Pelepasan ± Perubahan Modal Kerja

Contoh terminal cash flow

Contoh penerapan terminal cash flow adalah ketika sebuah perusahaan yang mengerjakan based on project membeli sebuah alat berat atau meminjamnya dengan imbalan biaya dari perusahaan lainnya. Maka, setelah proyek itu selesai, perusahaan tersebut dapat menjual, mengganti, membuang, atau mengembalikannya ke perusahaan asal. Sehingga, pembayaran terakhir untuk menjual atau mengembalikan adalah bagian dari terminal cash flow.

Biasanya terminal cash flow ini juga digunakan dalam perusahaan konstruksi. Contoh dan cara menghitung terminal cash flow untuk perusahaan konstruksi sebagai berikut:

Sebuah perusahaan konstruksi sedang mempertimbangkan untuk memulai proyek baru, karena harus membeli alat excavator seharga Rp600 juta dan memiliki nilai sisa seharga Rp400 juta. Penggantian modal kerja bersih Rp130jt dna pengurangan pajak dari kerugian pelepasan karena sisa kurang dari nilai buku sejumlah Rp5 juta.

Maka, arus kas terminal perusahaan tersebut adalah Rp130 juta + Rp400 juta + Rp5 juta = Rp535 juta.

Nah, itulah penjelasan singkat terkait terminal cash flow yang perlu kamu ketahui dan kamu bisa membaca artikel cash flow lainya di DailySocial.

Apa itu Cash Flow Dari Operating Activities?

Jika, kamu memiliki sebuah usaha bisnis tentunya sudah tidak asing lagi dengan cash flow. Kamu juga pasti sudah tau dengan beberapa komponen dalam cash flow yaitu cash flow dari operating activities, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi.

Di artikel ini kamu akan mengetahui penjelasan terkait cash flow dari operating activities, karena aktivitas operasional ini sangat penting untuk menganalisis cash flow.

Simak, artikel berikut untuk mengetahui cash flow dari operating activities!

Apa itu cash flow dari operating activities?

Cash flow adalah laporan masuk dan keluarnya uang tunai sebuah perusahaan atau pribadi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Seperti yang disebutkan di atas, bila salah satu komponen cash flow adalah cash flow dari operating activities atau cash flow aktivitas operasional.

Cash flow aktivitas operasional adalah keuangan yang mencatat sejumlah uang tunai yang didapatkan oleh perusahaan. Rumus arus kas aktivitas operasional ini bisa dilakukan dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

Kamu juga perlu tahu untuk menghitung cash flow aktivitas operasional itu ada dua cara yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

Metode cash flow aktivitas operasional

Dilansir dari Gocardless, penghitungan metode langsung dan metode tidak langsung cash flow aktivitas operasional adalah sebagai berikut:

Metode Langsung: Dengan metode langsung, kamu akan mencatat semua transaksi dari perusahaan kamu dan juga harus menampilkan informasi arus keluar dan arus masuk yang sebenarnya.

Rumusnya metode langsung:  Total pendapatan – HPP – Beban Operasional

Metode tidak langsung: Dengan metode tidak langsung, kamu harus mulai dengan laba bersih dan juga menyesuaikan dengan amortisasi dan depresiasi (yaitu item komponen non-kas).

Rumus metode tidak langsung: Laba Bersih + Penyusutan – Pajak – Perubahan Modal Kerja.

Rumus untuk menghitung laba bersih adalah = Laba Kotor – Beban Usaha. 

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

Cara menghitung cash flow dari operating activities

Arus kas operasional berasal dari hasil penjualan yaitu sejumlah uang tunai yang didapatkan, gaji karyawan, beban sewa, depresiasi, atau pelunasan piutang.

Rumusnya adalah Biaya operasional + bunga yang didapatkan/ arus kas masuk – pajak + beban modal kerja

Contoh penghitungan cash flow aktivitas operasional adalah sebagai berikut:

Perusahaan ABCD pada periode Januari 2022 mendapatkan penjualan produk sebesar Rp28.000.000, kemudian mendapatkan bunga dari piutang Rp2.000.000, Kemudian, membayar pajak sewa Rp3.000.000 dan membayar gaji karyawan Rp6.000.000.-

Maka angka-angka tersebut bisa dimasukkan ke dalam rumus seperti berikut:

(28.000.000 + 2.000.000) – (3.000.000 + 6.000.000) = 30.000.000 – 9.000.000 = 21.000.000.-

Arus kas aktivitas operasional Perusahaan ABC  pada periode Januari 2022 adalah Rp21.000.000.-

Nah, itu tadi pembahasan singkat terkait cash flow dari operating activities atau cash flow aktivitas operasional. Kamu bisa menghitung secara manual atau menggunakan jasa atau software akuntansi online seperti Jurnal by Meraki.