Tag Archives: akusisi

Sony Kini Resmi Akuisisi Situs Anime Crunchyroll

Setelah proses bertahap yang panjang, Sony akhirnya secara penuh mengambil alih kepemilikan situs streaming anime Crunchyroll yang sebelumnya dimiliki oleh AT&T. Tidak tanggung-tanggung, untuk akusisi ini Sony menggelontorkan dana hingga $1,175 miliar atau sekitar Rp17 triliun.

Akusisi yang terjadi pada hari Senin lalu tersebut langsung ditindaklanjuti CEO Sony Pictures, Tony Vinciquerra yang menyatakan bahwa target perusahaannya sekarang adalah “membuat platform berlangganan anime yang terpadu sesegera mungkin”.

Hal tersebut diutarakan oleh Tony karena sebelumnya Sony telah memiliki situs layanan streaming anime lainnya yaitu Funimation. Dengan bergabungnya Crunchyroll, maka Sony akan memadukan kedua layanan tersebut agar menarik bagi para pelanggannya.

“Dengan bergabungnya Crunchyroll, kami memiliki kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memberikan pengalaman bagi para penggemar anime yang benar-benar baru di semua platform pilihan mereka mulai dari bioskop, televisi, video games, streaming, di manapun dan dengan cara apapun yang para fans inginkan untuk menikmati anime.” Lanjut Tony.

Crunchyroll memang menjadi salah satu platfrom streaming anime paling populer di dunia. Mereka mengklaim bahwa mereka memiliki 120 juta pelanggan yang tersebar di lebih dari 200 negara. Mereka memiliki banyak sekali layanan mulai dari video-on-demand, game mobile, manga, dan juga merchandising.

Sedangkan Funimation sebenarnya adalah rival dari Crunchyroll terutama di Amerikat Serikat dengan keunggulan adanya fitur “dubbing” bahasa Inggris yang membuat Funimation lebih disukai oleh para pecinta anime di negara Paman Sam tersebut.

Image credit: radiojhero.com

Sekarang, Sony telah mengisi kekurangan masing-masing layanan streaming. Namun belum jelas apa yang dimaksud Sony untuk membuat kedua layanan tadi jadi “terpadu” karena hingga sekarang kedua layanan ini masih berjalan secara terpisah.

Namun President dan CEO Sony Group Corporation, Kenichiro Yoshida mengatakan dalam press release resminya bahwa kehadiran dua platform streaming anime tersebut dapat mendekatkan mereka terhadap para kreator dan juga para fans.

Tencent Kini Miliki Saham dari Developer Control, Remedy Entertainment

Raksasa teknologi Tencent memang terus memperluas kerajaan di industri game. Dan yang terbaru, Tencent Holdings dilaporkan baru saja mengakusisi 3,8% saham dari pengembang dari game Control dan Alan Wake yaitu Remedy Entertainment.

Tencent dikabarkan membeli kurang lebih 500.000 lembar saham tersebut dari perusahaan investasi lain, Accendo Capital. Accendo Capital sendiri masih memiliki 14% bagian atau sekitar 1,8 juta lembar saham yang tersisa setelah transaksinya dengan Tencet tersebut.

Pengembang Remedy baru diinformasikan mengenai penjualan ini setelah transaksinya terjadi. Namun, pengembang yang tengah sibuk dengan beberapa projek termasuk yang dirumorkan sebagai Alan Wake 2 tersebut tetap tenang karena transaksi yang terjadi merupakan “capital market transaction” atau transaksi pasar modal.

Markas besar Tencent di China (Image credit: Tencent)

Transaksi tersebut dikatakan tidak akan memiliki hubungan dengan aktifitas komersial yang akan terjadi di dalam studio.

“Kami telah menyadari bahwa Tencent telah memiliki banyak pengalaman di industri ini, sehingga kami merasa terhormat atas ketertarikan mereka terhadap Remedy dan dengan senang hati menyambut Tencent sebagai pemegang saham baru,” ungkap sang CEO, Tero Virtala.

2020 lalu menjadi tahun fiskal terbaik bagi Remedy Entertainment dengan pendapatan dalam setahun kemarin yang meningkat sebanyak 30% menjadi €41,1 juta atau sekitar Rp721 miliar.

Control game (Image Credit: Remedy Entertainment)

Hebatnya, peningkatan tersebut terjadi meski Remedy Entertainmen tidak merilis game apapun tahun kemarin namun lebih berfokus pada pengembangan lanjutan serta penyempurnaan dari game Control.

Dengan bergabungnya Tencent sebagai pemegang saham dari Remedy maka semakin panjang juga portofolio pengembang dan penerbit video game yang telah mendapat suntikan dari mereka.

Sebelumnya, Tencent  telah membeli saham dari Activision, Ubisoft, Epic Games, PlatinumGames, Dontnod Entertainment, Funcom, Bohemia Interactive, dan bahkan studio-studio game kecil lainnya.

Terus Merugi, Toshiba Jual Bisnis TV-nya ke Hisense

Bisnis elektronik tampaknya tidak semanis yang terlihat, meskipun di sisi lain, sektor perangkat pintar seperti smartphone, smart home dan IoT terlihat menjanjikan masa depan yang cerah. Pasalnya, setahun setelah Sharp melego bisnis TV-nya ke Foxconn, kini kabar kurang sedap datang dari Toshiba yang dilaporkan mengikuti jejak Sharp.

Perusahaan asal Jepang itu dilaorkan telah mencapai kata sepakat dengan raksasa asal Tiongkok, Hisense Group untuk penjualan bisnis televisinya sebagai salah satu upaya menyeimbangkan kesehatan finansial mereka. Dari laporan fiskal terakhir, Toshiba mengalami kerugian mencapai $54.1 juta, hampir separuh dari hasil penjualan divisi TVS-nya.

Dalam kesepakatan itu, Toshiba setuju untuk menjual 95% saham divisi Toshiba Visual Solution (TVS) dengan nilai total sebesar $114 juta. Manuver ini disebut telah menjadi pertimbangan perusahaan sejak beberapa waktu lalu. Suntikan dana segar akan kembali menyehatkan neraca finansial perusahaan.

“Berat rasanya menjual divisi yang telah lama menjadi bagian dari perusahaan. Tapi, berkaca pada situasi terkini, menyerahkan bisnis ini ke Hisense adalah keputusan yang paling tepat.” Ujar juru bicara Toshiba kepada media setempat.

Toshiba tengah melalui fase sulit sepanjang kiprahnya di dunia teknologi khususnya perangkat elektronik. Diawali dari skandal di tahun 2015 yang menurunkan pamor perusahaan, finansial Toshiba terus memburuk ditandai dengan pemecatan ribuan tenaga kerjanya. Di tahun yang sama Toshiba juga menjual divisi sensor gambar ke Sony dan divisi mesin cuci piring dan pakaian ke Midea Group asal Tiongkok. Itu hanya yang terendus oleh media.

Sayangnya, setelah mendapatkan suntikan dana segar yang jumlahnya sangat besar, finansial Toshiba ternyata tak kunjung membaik. Puncaknya, mereka dikabarkan menutup departemen nuklirnya di Amerika serikat dengan status “bangkrut” pada bulan Maret lalu. Bahkan Toshiba juga menjual divisi peracik chip NAND flash ke Bain Capital untuk alasan yang sama: menjaga kesehatan finansial.

Salah satu blunder terbesar Toshiba adalah mengakuisisi perusahaan energi nuklir Westinghouse yang hanya berujung pada kerugian demi kerugian lainnya, di mana nilai investasi yang “dibakar” disebut sangat besar, sebelum akhirnya dinyatakan bangkrut.

Dengan masukan dana segar dari Hisense, Toshiba punya kesempatan yang barangkali merupakan kesempatan terakhir untuk merestrukturisasi bisnis potensial yang ada. Jika kembali membuat keputusan yang keliru, bukan tak mungkin sisa bisnis yang ada, akan menemui nasib serupa; dijual dengan nilai yang rendah.

Sumber berita Engadget, ABS-CBN, dan Theverge. Gambarheader ilustrasi Pocket-lint.

Dibeli Lebih Dari Rp 9 Triliun, Axis Kini Resmi Dimiliki XL Axiata

Kisah perjalanan panjang proses akuisisi XL Axiata terhadap Axis akhirnya sampai di penghujung cerita. Setelah saling sepakat menandatangani pembelian, kemudian mengantongi restu dari pihak regulator dan KPPU, secara resmi hari ini (20/3) XL Axiata mengumumkan telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi terhadap Axis. Nilai akuisisi diumumkan mencapai US$ 865 juta atau lebih dari Rp 9 triliun.

(null)