Tag Archives: alexander zulkarnain

tim Hipwee

Young On Top Berinvestasi ke Hipwee, Kejora Ambil Alih Kepemilikan dari Migme

PT YOT Inspirasi Nusantara (Young On Top – YOT) hari ini (13/8) mengumumkan investasinya ke platform media daring Hipwee. Tidak disebutkan detail dan nominal investasi yang diberikan. Founder & CEO YOT Billy Boen mengatakan, kesamaan values kedua perusahaan yang melatarbelakangi keputusan strategis tersebut, di samping menjadi awal penjajakan kerja sama dengan startup di bawah naungan grup YOT.

Sebelumnya diketahui, Hipwee sempat diakuisisi Migme pada tahun 2015 lalu. Namun beberapa waktu berselang, saham tersebut diambil alih oleh Kejora Ventures. YOT masuk mengakuisisi sebagian kepemilikan saham Kejora atas Hipwee.

Bersama masuknya YOT ke jajaran shareholder, Alexander Zulkarnain selaku Brand & Partnership Director dari YOT akan turut membantu jajaran manajemen Hipwee, berperan sebagai Chief Brand Officer yang fokus pada pengembangan merek dan kerja sama.

CEO Hipwee Nendra Rengganis mengatakan, kolaborasi kedua perusahaan diharapkan bisa memberikan keleluasaan untuk menciptakan konten-konten yang tidak hanya mengejar klik, tapi juga berdampak dan membantu memecahkan berbagai permasalahan anak muda Indonesia.

“Kami tidak sabar untuk segera berkolaborasi dan menciptakan banyak terobosan baru yang semoga, bisa menemani langkah anak muda Indonesia menemukan versi terbaik dari diri mereka,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebagai sebuah holding, YOT menaungi beberapa bisnis, di antaranya GDILab (perusahaan analitik digital), TopKarir (portal karier), maingame.com (platformnya game lokal), dan Bizhare (layanan equity crowdfunding).

Hipwee sendiri didirikan sejak tahun 2014, fokus sebagai media yang menyasar pembaca di rentang usia 18 sampai 24 tahun. Sistemnya berbasis komunitas, saat ini mereka mengaku sudah memiliki 9 ribu kontributor yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Kerjora dan YOT sendiri sebenarnya memiliki keterkaitan (secara tidak langsung). Billy Boen ditunjuk sebagai direktur Orbit Fund, joint venture berbentuk modal ventura antara Kejora dan SBI Holdings. Memfokuskan startup tahap awal, mereka berkomitmen untuk menggelontorkan dana US$30 juta atau setara 426 miliar Rupiah.

Application Information Will Show Up Here
Startup logistik Paxel menawarkan solusi pengiriman paket same day delivery, berbasis aplikasi dengan tarif flat untuk area pengiriman Jabodetabek dan Bandung

Startup Logistik Paxel Usung Pendekatan “Same Day Delivery”

Berbicara soal logistik, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang masih banyak. Hal inilah yang menimbulkan munculnya berbagai solusi dan Paxel menjadi salah satunya.

Paxel adalah startup logistik berbasis aplikasi yang mengusung layanan same day delivery dengan ongkos kirim flat. Saat ini Paxel mengakomodasi area Jabodetabek dan Bandung. Pemesanan layanan cukup menggunakan aplikasi, maksimal dalam 8 jam barang akan sampai ke tempat tujuan.

Paxel didirikan oleh Bryant Christanto (CEO) dan Zaldy Ilham Masita (Co-Founder). Zaldy saat ini adalah Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI).

“Paxel itu ingin menjadi bagian dari hidup masyarakat, bahwa logistik itu seharusnya tidak mahal. Tak hanya fokus ke bisnis saja, kami juga peduli dengan unsur sosial. Jadi dari 20 pengiriman, kami akan jamin 1 anak penderita kanker. Ini bukan bagian dari charity atau CSR, namun bagian dari fokus kami membangun Paxel,” terang Head of Marketing Paxel Alexander Zulkarnain kepada DailySocial.

Dia melanjutkan, karena keinginan tersebut, perusahaan juga kerap menambah kemitraan dengan yayasan. Apabila ada konsumen yang ingin mengirim barang ke yayasan tersebut, tidak ada biaya ongkos kirim yang dikenakan.

Model bisnis Paxel

Startup logistik Paxel menawarkan solusi pengiriman paket same day delivery, berbasis aplikasi dengan tarif flat untuk area pengiriman Jabodetabek dan Bandung

Paxel memiliki empat jenis model bisnis: Door to door, door to locker, locker to home, dan locker to locker. Sementara ini yang baru tersedia adalah door to door. Jadi pemesanan baru bisa dilakukan lewat aplikasi, konsumen harus mengisi sejumlah data, seperti alamat tujuan, isi barang, nama penerima, dan sebagainya.

Nanti akan ada mitra kurir terdedikasi yang datang ke rumah untuk mengambil barang dan menaruhnya di feeder Paxel terdekat. Berikutnya akan ada mitra dedicated lainnya yang akan mengirim paket sampai ke tempat tujuan.

Dengan konsep seperti ini, mitra dedicated jadi kekuatan yang diunggulkan Paxel karena mereka adalah orang-orang yang fasih dengan kondisi di lingkungan tersebut sehingga durasi pengiriman akan jauh lebih cepat.

“Jadi first mile dan last mile bukan dilakukan oleh orang yang sama, di satu sisi ini akan menjamin barang jadi lebih cepat sampai. Sebab orang yang sudah tahu dengan kondisi lapangan di suatu daerah akan paham di mana saja jalan pintasnya.”

Alex menerangkan, konsumen dapat mengecek secara real time posisi paket mereka setelah diterima tangan mitra kurir sampai diterima penerima paket. Mereka juga dapat mengatur jam pemesanan, bahkan sampai lima hari ke depan, atau reschedule. Ada fitur screenshot untuk setiap order yang bisa dibagikan ke penerima paket. Setiap pengiriman akan terlindungi dengan jaminan asuransi.

Untuk model bisnis yang memanfaatkan loker, sementara ini masih dalam tahap pengembangan dan sebatas untuk internal perusahaan. Lokernya sendiri sudah bisa dilihat secara fisik di sejumlah titik di Jakarta.

Loker Paxel membawa pendekatan berbeda untuk tahap awalnya. Perusahaan akan bermitra dengan manajamen apartemen dan perkantoran sebagai pengelola loker. Mereka bisa mengecek secara langsung mana loker yang kosong atau tidak untuk menyimpan paket. Daripada harus tercecer, lebih baik disimpan rapi.

“Pendekatan kami sedikit lebih berbeda karena ini masih belum menjadi suatu kebiasaan yang lumrah bagi orang Indonesia. Untuk itu kami mulai dulu dari apartemen dan kantor. Nanti mau ke tempat publik dan berikutnya akan diarahkan untuk pemakaian secara individu.”

Rencana setahun ke depan

Paxel tidak hanya membidik konsumen dari kalangan individu, tapi juga kalangan UKM dan layanan marketplace. Alex mengklaim perusahaan telah melayani hampir 10 ribu pemesanan dengan sekitar 15 ribu pengguna sejak pertama kali resmi diumumkan pada Februari 2018.

Cakupan layanan Paxel sementara ini baru melayani Jabodetabek dan Bandung. Jumlah armadanya mencapai lebih dari 200 untuk roda dua lima armada untuk roda empat. Diharapkan sampai akhir tahun ini Paxel dapat menambah kehadiran di lima kota lainnya.

Alex berharap operasional Paxel lambat laun akan menambah volume pengiriman sampai 20 ribu pengiriman setiap bulannya. Paxel berencana menambah kehadiran di 20 kota sampai akhir tahun depan.

“Untuk loker Paxel kami secara bertahap akan hadir di 100 titik, tersebar di convenience store, pusat belanja, apartemen, kantoran, dan lainnya yang memiliki fasilitas 24 jam dengan keamanan tinggi,” pungkas Alex.

Application Information Will Show Up Here