Tag Archives: alfa bumhira

ToMu, Toko Ilmu mendorong para talenta untuk mengeluarkan potensi maksimal dengan dampingan profesional

ToMu Kembangkan Platform Marketplace Pelatihan dan Pengembangan Talenta untuk Perusahaan

Dalam sebuah perusahaan, kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu aspek yang sangat menentukan kemajuan bisnis. Maka dari itu, banyak perusahaan yang tidak enggan merogoh kocek untuk misi mengembangkan talenta para pekerjanya. Namun, tidak semua perusahaan bisa mengelola dengan baik kebutuhan akan para talenta ini.

Ada banyak sekali platform yang menawarkan pelatihan mandiri, coaching, atau program pengembangan dengan subyek tertentu, sementara sebuah perusahaan memiliki karyawan yang membutuhkan pelatihan di bidang yang lebih bervariasi. ToMu (Toko Ilmu) menawarkan solusi satu untuk semua kebutuhan Learning & Development dalam organisasi untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan guna mempercepat pengembangan organisasi.

Platform one-stop learning & development

ToMu didirikan oleh Alfa Bumhira, yang juga dikenal sebagai Co-Founder & CEO ProSpark, sebuah Learning Management System (LMS) untuk B2B yang memungkinkan perusahaan untuk melatih, melakukan sertifikasi, transfer pengetahuan, dan berkolaborasi. Ia mendirikan ToMu pada awal tahun ini sebagai sebuah marketplace yang menawarkan layanan pembelajaran dan pengembangan baik training, coaching, nurturing dan well-being bersama mentor berpengalaman.

Meskipun solusi marketplace yang ditawarkan lebih menyasar ranah B2C, ToMu memilih fokus ke B2B, mereka juga menawarkan solusi untuk perusahaan bisa memiliki satu platform yang bisa mengelola semua kegiatan terkait L&D. Menargetkan startup, perusahaan ingin menjadi sebuah platform one-stop learning & development (L&D) yang menyediakan layanan seperti learning marketplace, course delivery, sentralisasi manajemen, hingga proses administrasi, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas data & menjadikannya tolok ukur yang bermanfaat.

Alfa juga menilai bahwa salah satu isu besar yang ada di industri ini adalah banyaknya pelatih atau mentor menghabiskan waktu mereka untuk mengurus hal-hal minor daripada benar-benar melaksanakan pelatihan. ToMu berharap bisa menjadi solusi untuk menghubungkan mentor dengan lebih banyak kesempatan. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 300 mentor yang terdaftar di ToMu yang juga terafiliasi dengan pengembang platform learning management system (LMS), ProSpark.

Platform ini telah berhasil menghubungkan sekitar 20 perusahaan yang membutuhkan layanan training, mentoring, coaching, hingga wellbeing dengan mentor-mentor yang memiliki kapasitas dalam bidangnya.

Solusi yang ditawarkan ToMu saat ini tidak dikenakan biaya apa pun. Perusahaan hanya perlu mendaftar dan memasukkan data karyawannya. Setelah itu mereka bisa menikmati program L&D yang dipersonalisasi untuk tujuan tertentu. Dari situ, perusahaan akan mendapat data real-time yang bisa dikonversi menjadi wawasan baru untuk ditindaklanjuti menggunakan fitur OKR. ToMu juga menawarkan fitur ROI untuk dapat melacak setiap investasi yang telah dilakukan perusahaan.

Rencana ke depan

Untuk saat ini, ToMu fokus untuk mengembangkan solusi marketplace dengan melengkapi dari sisi supply dan demand. Lalu, ke depannya ToMu memiliki misi untuk masuk ke ranah pengelolaan talenta yang lebih serius. “Seiring kami membangun marketplace ini, kami juga berharap bisa membantu perusahaan dalam hal seleksi serta pengelolaan talentanya,” ujar Alfa.

ToMu juga akan segera terintegrasi dengan sistem manajemen pembelajaran ProSpark dan sistem pengelolaan HR perusahaan. Selain itu juga akan mengembangkan layanan ke talent placement dan assessment tools.

Alfa menilai bahwa konsep L&D masih terbilang baru di Indonesia dan peluangnya masih sangat besar. Dalam perhitungannya, pasar L&D di Indonesia bisa mencapai $1,5 miliar per tahunnya. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 2500 startup, kebanyakan tidak memiliki divisi L&D.

“Di sinilah peran ToMu akan menjadi penting, untuk bisa mendampingi perusahaan dalam mengembangkan kemampuan terbaik talentanya demi pertumbuhan bisnis yang lebih baik,” tambah Alfa.

Sebagai sebuah marketplace, ToMu bersaing head-to-head dengan Kuncie, diversifikasi lini bisnis operator telekomunikasi, Telkomsel, di ranah edtech. Kuncie memungkinkan penggunanya untuk upskill dan re-skill lewat konten pembelajaran dan melakukan sesi mentoring berbasis on demand melalui aplikasi.

Edtech B2B Startup ProSpark Announces Seed Funding Led by AC Ventures

ProSpark, a learning management system (LMS) platform for the B2B segment, today (5/7) announced to secure follow-on funding for its seed round. Led by AC Ventures, participated also other investors, including 500 Startups, Azure Ventures, Prasetia Dwidharma (follow-on), Assembly Ventures, and several angel investors.  Some investors were involved in their pre-seed last April 2020. The value is undisclosed.

ProSpark’s LMS service combines distributed content marketplace features with a gamification system that encourages user engagement in an organization. Through this platform companies can train and improve the workforce’s skills online. This funding is also considered in the right momentum, changes in behavior due to the pandemic are driving growth and demand for edtech services for businesses.

Specifically, fresh funds will be used to expand markets and improve technology infrastructure. Currently, ProSpark is struggling to immediately initiate regional expansion in Southeast Asia. Based in Singapore, ProSpark services are available to Indonesian users; and now it started to penetrate the Philippines market.

“Companies are constantly trying to find their best approach amidst the pandemic. Now that e-learning is growing, offline learning is becoming relatively more expensive, inefficient and less scalable. The ProSpark service comes with personalized and scalable solutions, through adaptive learning with results that can be monitored,” ProSpark’s Co-Founder & CEO, Alfa Bumhira said.

He continued, “This funding will help us expand our end-to-end user experience by providing a wider range of content solutions, better competency on gap mapping capabilities, and a focus on user learning outcomes [..] This is the right product, at the right time, in the right area.”

The corporate education sector is now developing as the rise of self-development activities trend  through the application. Actually, the B2B edtech service has been implemented by several other players in Indonesia. From HarukaEDU with its product CorporateEdu, then the SaaS Mekari platform which also released Mekari University last year, also Codemi that has received capital support from a venture unit of Bukalapak’s former founder. Each platform has offered a different approach.

“The offline workforce is at risk of falling behind in the new digital economy and this problem has been accelerated by the global pandemic. Training the workforce with the skills they need to survive and thrive is urgently needed [..] We believe ProSpark e-learning solutions can thrive across the Southeast Asian region and tackle these skills upgrading problems in various sectors,” 500 Startups’ General Partner, Binh Tran said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Awal ProSpark

Startup Edtech B2B ProSpark Umumkan Pendanaan Awal, Dipimpin AC Ventures

ProSpark, startup pengembang platform learning management system (LMS) untuk segmen B2B, hari ini (07/5) mengumumkan telah mendapatkan investasi lanjutan untuk putaran pendanaan awal mereka. Dipimpin AC Ventures, beberapa investor lain yang terlibat meliputi 500 Startups, Azure Ventures, Prasetia Dwidharma (follow-on), Assembly Ventures, dan beberapa angel investor. Beberapa di antaranya merupakan investor yang terlibat dalam pre-seed mereka April 2020 lalu. Tidak disebutkan nominal nilai yang didapat.

Layanan LMS ProSpark memadukan antara fitur marketplace konten terdistribusi dengan sistem gamifikasi yang mendorong keterlibatan pengguna di sebuah organisasi. Lewat platform tersebut perusahaan bisa melatih dan meningkatkan keterampilan para tenaga kerjanya secara daring. Pendanaan ini juga dinilai hadir pada momentum yang tepat, perubahan perilaku akibat pandemi mendorong pertumbuhan dan permintaan akan layanan edtech untuk bisnis.

Secara spesifik dana segar juga akan digunakan untuk memperluas pasar dan meningkatkan infrastruktur teknologi. Saat ini ProSpark tengah berjuang untuk segera memulai rencana ekspansi regional di Asia Tenggara. Berbasis di Singapura, layanan ProSpark dijajakan untuk pengguna di Indonesia; dan sekarang sudah mulai meluas ke Filipina.

“Para perusahaan terus mencoba menemukan pendekatan terbaik mereka di tengah pandemi. Sekarang setelah e-learning berkembang, pembelajaran offline menjadi relatif lebih mahal, tidak efisien dan kurang skalabel. Layanan ProSpark hadir dengan solusi yang dipersonalisasi dan terukur, melalui pembelajaran adaptif dengan hasil yang dapat dipantau,” ujar Co-Founder & CEO ProSpark Alfa Bumhira.

Ia melanjutkan, “Pendanaan ini akan membantu kami memperluas pengalaman pengguna secara end-to-end dengan menyediakan solusi konten yang lebih luas, kemampuan pemetaan kesenjangan kompetensi yang lebih baik, dan fokus pada hasil pembelajaran pengguna [..] Ini adalah produk yang tepat, di waktu yang tepat, di wilayah yang tepat.”

Sektor pendidikan untuk korporat kini berkembang mengikuti tren kegiatan pengembangan diri yang dapat dilakukan fleksibel melalui aplikasi. Sebenarnya layanan edtech B2B sendiri sudah coba digarap beberapa pemain lain di Indonesia. Dimulai dari HarukaEDU dengan produknya CorporateEdu, kemudian juga platform SaaS Mekari yang juga merilis Mekari University di tahun lalu, ada juga Codemi yang telah mendapatkan dukungan permodalan dari unit ventura besutan mantan founder Bukalapak. Masing-masing tentu memiliki pendekatan yang berbeda.

“Tenaga kerja offline berisiko tertinggal dalam ekonomi digital baru dan masalah ini telah dipercepat oleh pandemi global. Melatih tenaga kerja dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertahan dan berkembang sangat diperlukan [..] Kami yakin solusi e-learning ProSpark dapat berkembang di seluruh kawasan Asia Tenggara dan mengatasi masalah peningkatan keterampilan ini di berbagai sektor,” ujar General Partner 500 Startups Binh Tran.

Application Information Will Show Up Here
ProSpark offers a Learning Management System (LMS) that allows companies to train, certify, transfer knowledge, and collaborate

ProSpark Provides Edtech Solution in B2B Segment

Founded in 2018, ProSpark offers a Learning Management System (LMS) that allows companies to train, certify, transfer knowledge, and collaborate. In particular targeting B2B segment by providing a learning management system to improve staff comprehension.

ProSpark’s CEO and Co-founder, Alfa Bumhira, told DailySocial that the platform was designed to provide access and medium to help educate and empower people with necessary skill sets in support of their careers. Aside from Indonesia, ProSpark is also present in Singapore and the Philippines.

“Our vision and mission are rooted in helping people. The ProSpark Founders have both lived in the United States for a long time, and we have witnessed what positive investments in human resources can do towards a company and a country’s development.”

ProSpark business in Indonesia

ProSpark platform
ProSpark platform

Today, ProSpark has served several corporate clients, among which are Bank Sahabat Sampoerna & SLU Insurance. The company also has 3 key partners and currently in the process of finalizing 2 new strategic partnerships that will help expand its market footprint in Indonesia (to be announced soon).

ProSpark targets multiple industries across varying sectors, seeing the increasingly high demand in the digital learning space. They also have a local team and partnership network in Surabaya, Bogor, and Bandung with a plan for further expansions into other cities.

The implemented business model is subscription-based on user license and content fee. In terms of LMS license, it is based on a yearly or multiple-year subscription B2B model, and the content fee is based on the module types. ProSpark claims to have a unique value proposition and leading features as their core strengths in terms of LMS simplicity, easy integration, flexible customization that are user-friendly and learner centric.

“We believe in Indonesia’s social and economic future, and we are positive that ProSpark can play a significant role to support positive transformation that is happening in every sector,” Bumhira said.

In Indonesia, there are also other edutech startups targeting business sectors. A similar example to ProSpark is HarukaEdu’s product, CorporateEDU. There are also other platforms in the market that focuses on supporting employees’ individual capacity building, including Skill Academy from Ruangguru and also Vokraf.

Business plans after pre-seed funding

(left-right) Adi Wibowo Adisaputro Angel Investor, Subash Gopinathan COO & Co-Founder ProSpark, Maria Natashia Investment Manager @ Prasetia Dwidharma, Alfa Bumhira CEO & Co-Founder ProSpark, Michael Soerijadji Agaeti Ventures Partner, Gregorius Arya Sena Agaeti Ventures
(left-right) Adi Wibowo Adisaputro (Angel Investor), Subash Gopinathan (COO & Co-Founder of ProSpark), Maria Natashia (Investment Manager at Prasetia Dwidharma), Alfa Bumhira (CEO & Co-Founder at ProSpark), Michael Soerijadji (Partner at Agaeti Ventures Partner), Gregorius Arya Sena (Agaeti Ventures)

In order to accelerate business development, ProSpark has secured pre-seed funding led by Agaeti Ventures. Prasetia Dwidharma and angel investor, Adi Adisaputro, also participated in this round.

ProSpark plans to use the funds to expand its commercial footprint and strengthen its position in the market. The company is also working on plans for regional expansion across SE Asia in the future.

“Funding will be channeled to develop our technology infrastructure for both our team in the Philippines and Indonesia. We also to invest some of it to expand commercial coverage in our key market, Indonesia,” he added.

As the demand increased while COVID-19 quarantine period and Work From Home (WFH) system announced by the government, ProSpark offers digital learning solution for companies to provide their employees.

“During the COVID-19 outbreak, a lot of direct training has been canceled, and the companies and organizations have been looking for cheaper and more efficient ways to train people for a long time. Thus, ProSpark provides a ready-made experience that allows companies to train their employees anywhere, anytime through the ProSpark website and application,” Bumhira concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
ProSpark Edutech B2B

ProSpark Hadirkan Solusi Edutech di Segmen B2B

Didirikan pada tahun 2018, ProSpark dikembangkan menjadi Learning Management System (LMS) yang memungkinkan perusahaan untuk melatih, melakukan sertifikasi, transfer pengetahuan, dan berkolaboras;  baik di lingkup internal maupun eksternal. Secara khusus menargetkan segmen B2B, dengan memberikan sistem manajemen pembelajaran untuk peningkatan kompetensi staf.

Kepada DailySocial CEO & Co-Founder ProSpark Alfa Bumhira mengungkapkan, platformnya didirikan atas dasar memberikan akses dan sarana untuk membantu mendidik dan memberdayakan orang-orang dengan keterampilan yang dibutuhkan agar bisa meningkatkan karier mereka. Selain di Indonesia, ProSpark juga telah hadir di Singapura dan Filipina.

“Visi dan misi kami berakar pada membantu orang. Para Pendiri ProSpark keduanya tinggal di Amerika Serikat dalam waktu yang lama, dan kami telah menyaksikan apa yang dapat dilakukan investasi positif kepada sumber daya manusia terhadap pengembangan perusahaan atau negara.”

Bisnis ProSpark di Indonesia

Platform ProSpark
Platform ProSpark

Saat ini ProSpark telah memiliki beberapa klien dari kalangan korporasi, di antaranya adalah Bank Sahabat Sampoerna & Asuransi SLU. Perusahaan juga telah menjalin kemitraan dengan 3 mitra kunci, dan saat ini sedang dalam proses untuk menyelesaikan 2 kemitraan strategis baru, yang nantinya akan membantu memperluas langkah perusahaan di Indonesia (kesepakatan akan segera diumumkan).

ProSpark menargetkan banyak sektor industri, dilihat dari besarnya permintaan yang meningkat di ruang pembelajaran digital. Mereka juga telah memiliki tim lokal dan juga jaringan kemitraan yang juga mencakup Surabaya, Bogor, dan Bandung dengan tujuan memperluas ke kota-kota lain.

Model bisnis yang diterapkan didasarkan pada lisensi dan biaya konten. Untuk lisensi LMS, model berbasis langganan tahunan B2B atau multi-tahun, dan untuk kontennya didasarkan pada jenis modul. ProSpark mengklaim memiliki nilai proposisi yang unik yang menjadi kekuatan mereka terutama dalam kesederhanaan LMS, integrasi yang mudah, peningkatan fleksibel yang memenuhi inti dari kebutuhan pengguna.

“Kami sangat percaya (positif) tentang masa depan Indonesia secara ekonomi dan sosial, dan kami percaya ProSpark dapat berperan untuk mendukung transformasi positif yang sedang berlangsung di berbagai sektor,” kata Alfa.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa layanan edutech yang menargetkan kalangan bisnis. Misalnya yang serupa ProSpark ada HarukaEdu melalui produk CorporateEDU. Sementara untuk pengembangan kompetensi staf secara mandiri, banyak juga platform yang sudah beredar di pasaran, termasuk Skill Academy dari Ruangguru dan juga Vokraf.

Rencana ProSpark usai mengantongi pendanaan

(ki-ka) Adi Wibowo Adisaputro Angel Investor, Subash Gopinathan COO & Co-Founder ProSpark, Maria Natashia Investment Manager @ Prasetia Dwidharma, Alfa Bumhira CEO & Co-Founder ProSpark, Michael Soerijadji Agaeti Ventures Partner, Gregorius Arya Sena Agaeti Ventures
(ki-ka) Adi Wibowo Adisaputro Angel Investor, Subash Gopinathan COO & Co-Founder ProSpark, Maria Natashia Investment Manager @ Prasetia Dwidharma, Alfa Bumhira CEO & Co-Founder ProSpark, Michael Soerijadji Agaeti Ventures Partner, Gregorius Arya Sena Agaeti Ventures

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, ProSpark telah mengantongi pendanaan tahapan pre-seed yang dipimpin oleh Agaeti Ventures. Prasetia Dwidharma dan angel investor Adi Adisaputro juga terlibat dalam tahapan pendanaan ini.

ProSpark berencana untuk menggunakan dana tersebut untuk memperluas jejak komersialnya dan memperkuat posisinya di pasar. Perusahaan juga sedang menyiapkan rencana masa depan untuk ekspansi regional di seluruh Asia Tenggara.

“Dana akan digunakan untuk memperluas infrastruktur teknologi kami karena kedua tim teknologi kami berada di Filipina dan Indonesia. Kami akan menginvestasikan sebagian dana untuk memperluas jejak komersial kami di target pasar utama kami, Indonesia,” kata Alfa.

Melihat besarnya permintaan selama masa karantina penyebaran virus COVID-19 dan Work From Home (WFH) yang dianjurkan oleh pemerintah, ProSpark menawarkan solusi belajar secara digital kepada perusahaan agar bisa dimanfaatkan oleh pegawai.

“Saat ini dengan kondisi penyebaran virus COVID-19, banyak pelatihan langsung dibatalkan, dan juga untuk waktu yang lama perusahaan dan organisasi telah mencari cara yang lebih murah dan lebih efisien untuk melatih orang. Jadi ProSpark menyediakan pengalaman siap pakai yang memungkinkan perusahaan untuk melatih pegawai mereka di mana saja, kapan saja melalui situs dan aplikasi ProSpark,” kata Alfa.

Application Information Will Show Up Here