Tag Archives: Alfian Pamungkas Sakawiguna

(ki-ka) CMO IDCloudHost Muhammad Mufid Luthfi, CEO IDCloudHost Alfian Pamungkas Sakawiguna, dan CTO IDCloudHost Faisal Reza / IDCloudHost

IDCloudHost Rilis Dua Produk Komputasi Khusus UMKM dan Startup

Perusahaan penyedia layanan cloud dan data center lokal IDCloudHost meresmikan dua produk komputasi khusus untuk menyasar UMKM dan startup seantero Asia Tenggara. Produk tersebut adalah bagian dari realisasi pendanaan yang diterima perusahaan dari Init6 pada Maret lalu.

Kedua produk tersebut adalah Server Cloud VPS dan Object Storage. Server Cloud VPS adalah layanan full cloud yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat menaik-turunkan kebutuhan server sesuai dengan pemakaian yang dihitung secara transparan, terukur, dan biaya terjangkau.

Sedangkan, Object Storage merupakan layanan penyimpanan berbasis Objek yang dapat menyimpan berbagai berkas mulai dari file gambar, video, audio (Media), file HTML, CSS, JS (File Website dan Aplikasi), dan file lainnya dan kompatibel dengan protokol S3. Kedua solusi ini tepat untuk para UMKM dan startup yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Biaya layanan full cloud ini dimulai dari harga Rp50 ribu per bulan, sementara Object Storage dimulai dari Rp500 persatu gigabyte. Diklaim dengan fitur dan biaya yang ditawarkan, sangat kompetitif di industri yang sekarang ini bersaing ketat dengan pemain asing. Terlebih, masih banyak UMKM di Indonesia yang belum terdigitalkan bisnisnya.

Menurut catatan Kementerian Koperasi dan UKM, total UMKM di Indonesia mencapai 64,1 juta. Sementara, berdasarkan data dari idEA terdapat 13,7 juta pelaku UMKM yang sudah tergabung ke dalam ekosistem digital pada Mei 2021. Oleh karenanya, pemerintah terus menggalakkan program digitalisasi. Ditargetkan sebanyak 30 juta UMKM dapat onboarding digital pada 2024 mendatang.

Dalam konferensi pers virtual yang digelar hari ini (16/6), Founder & CEO IDCloudHost Alfian Pamungkas Sakawiguna menjelaskan, dua produk ini adalah bagian dari perusahaan untuk jangkau pasar Asia Tenggara, dengan dukungan teknologi terkini dan SDM berkualitas. “Kami pilih termurah karena kami percaya teknologi bisa mendorong bisnis jadi lebih efisien dan tetap dorong mereka berada di level terbaik,” ujarnya.

Untuk mendukung ambisi tersebut, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya menyediakan pusat data di Singapura, dukungan laman situs dan customer service berbahasa Inggris. “Kami terus berupaya meningkatkan kualitas koneksi, sekarang masih proses memperbesar koneksi ke Singapura karena di sana secara umum adalah gateway menuju akses yang lebih luas,” tambah CTO IDCloudHost Faisal Reza.

Pusat data IDCloudHost secara total ada lima unit, mayoritas berlokasi di Indonesia. Menurut Faisal, keberadaan pusat data yang dekat dengan lokasi pengguna tentunya latensi lebih rendah sehingga respons jauh lebih cepat.

Disebutkan saat ini IDCloudHost memiliki lebih dari 100 ribu pelanggan, mayoritas datang dari kalangan startup, UMKM, dan developer. Sebanyak 20% dari total pelanggan tersebut datang dari luar Indonesia. “Hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 250 ribu-300 ribu pelanggan dari berbagai segmen,” tutupnya.

IDCloudHost adalah salah satu pemain cloud lokal yang fokus pada segmen UMKM dan startup. Industri ini dikepung oleh pemain besar yang datang dari luar Indonesia, seperti Amazon, Microsoft, Alibaba, Google, hingga Tencent.

Init-6 Pours 72 Billion Rupiah Seed Funding to IDCloudHost

A Venture Capital founded by Bukalapak’s co-founder Achmad Zaky, Init-6, has just announced its latest investment of $5 million or around Rp72 billion to IDCloudHost, a local cloud service provider and data center.

In a virtual media presentation, Zaky revealed that IDCloudHost is his 11th portfolio after the venture capital was founded in April 2020.

“Since founded a year ago, we have observed around three thousand [startup] companies in Indonesia. We invested in IDCloudHost as we saw the cloud market grows rapidly. The products they offer are suitable for expanding into the Southeast Asian market,” he said.

Moreover, SME digitalization has increased rapidly during the Covid-19 pandemic, therefore, it is the right momentum for the cloud business. IDCloudHost is also targeting the SME market which is the pillar of the Indonesian economy.

On a general note, Init-6 was founded after Zaky resigned from his position as CEO of Bukalapak. Apart from Zaky, Bukalapak’s Co-Founder Nugroho Herucahyono also joined as a Partner at Init-6 after leaving his position as CTO. Init-6 is aiming for investment in the early stage, with Eduka edtech platform as its first portfolio.

Expand to Southeast Asia

This is IDCloudHost’s first funding during its five years of operation. Previously, companies relied on bootstrapping to grow their business.

IDCloudHost’s CEO, Alfian Pamungkas Sakawiguna revealed, this funding will be used for market expansion to Southeast Asia this year. With this target, his team is targeting one million users of its service next year.

Currently, IDCloudHost has served around 100 thousand customers, 350 thousand requests, and planted 5 data centers in Indonesia.

“We will continue to increase data center capacity in line with our expansion to Southeast Asia. We already have a data center in Singapore. In the future, we hope there will be an increase of up to ten times as much for SMEs using the cloud,” he said.

The local cloud computing-based web hosting market is quite competitive. Apart from IDCloudHost, there are dozens of other providers, for example in the micro-medium segment there are Niagahoster, IDWebHost, Masterweb, Exabytes, and so on. Meanwhile, in the upper-medium segment, there are players such as Biznet Gio, Telkom Sigma, and others.

Nevertheless, there are global players starting to mature businesses and build data centers in Indonesia, such as Amazon Web Services, Alibaba Cloud, and Microsoft Azure. In addition to the reliability and affordability, the value proposition of each service provider should be a priority in business strategy to be able to attract wider market interest.

Init-6 investment target in 2021

Furthermore, Zaky revealed that his team will continue to add new portfolios with a bottom-up approach this year. There is no specific target, but Init-6 remains committed to entering some business verticals, such as cloud, edtech, and fintech.

“Last year, we targeted [closing] 20 portfolios, but reached only ten. In fact, the investment cannot be forced, it may be because the pandemic started last year. This year, there could be more as we are getting more agnostic. There are many interesting sectors, fintech for example. Even though we are yet to score a portfolio, I think the future is good.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

IDCloud Host membidik segmen pasar UKM / IDCloudHost

Init-6 Beri Pendanaan Awal 72 Miliar Rupiah ke IDCloudHost

Perusahaan investasi yang didirikan Co-founder Bukalapak Achmad Zaky, Init-6, baru saja mengumumkan pendanaan terbarunya sebesar $5 juta atau sekitar Rp72 miliar kepada IDCloudHost, penyedia layanan cloud dan data center lokal.

Dalam paparan virtual kepada media, Zaky mengungkap bahwa IDCloudHost merupakan portofolionya ke-11 setelah perusahaan modal ventura tersebut berdiri pada April 2020.

“Sejak berdiri setahun lalu, kami telah mengobservasi sebanyak tiga ribu perusahaan [startup] di Indonesia. Kami berinvestasi di IDCloudHost karena melihat pasar cloud tengah berkembang pesat. Produk yang mereka tawarkan juga cocok untuk diperluas ke pasar Asia Tenggara,” ujarnya.

Terlebih, digitalisasi UKM meningkat pesat selama masa pandemi Covid-19 sehingga saat ini menjadi momentum tepat untuk mendorong penggunaan cloud. IDCloudHost juga membidik segmen pasar UKM yang saat ini masih menjadi penopang perekonomian di Indonesia.

Sekadar informasi, Init-6 berdiri usai Zaky mundur dari posisinya sebagai CEO Bukalapak. Selain Zaky, Co-Founder Bukalapak Nugroho Herucahyono juga bergabung menjadi Partner di Init-6 setelah melepaskan posisinya sebagai CTO. Init-6 membidik investasi di early stage, di mana platform edtech Eduka menjadi portofolio pertamanya.

Ekspansi ke Asia Tenggara

Ini merupakan pendanaan pertama yang diperoleh IDCloudHost selama lima tahun berdiri. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan bootstrapping untuk mengembangkan bisnis.

CEO IDCloudHost Alfian Pamungkas Sakawiguna mengungkap, pendanaan ini akan digunakan untuk ekspansi pasar ke Asia Tenggara pada tahun ini. Dengan target tersebut, pihaknya membidik sebanyak satu juta pengguna layanannya di tahun depan.

Saat ini, IDCloudHost telah melayani sebanyak 100 ribu pelanggan, 350 ribu permintaan, serta memiliki 5 data center di Indonesia.

“Kami akan terus meningkatkan kapasitas data center sejalan dengan ekspansi kami ke Asia Tenggara. Kami sudah ada data center di Singapura. Ke depan, kami harap ada peningkatan hingga sepuluh kali lipat UKM yang menggunakan cloud,” ucapnya.

Pasar web hosting berbasis komputasi awan di lokal memang cukup riuh kompetisinya. Selain IDCloudHost ada puluhan provider lain, misalnya di segmen mikro-medium ada Niagahoster, IDWebHost, Masterweb, Exabytes dan lain sebagainya. Sementara di segmen medium-atas ada pemain seperti Biznet Gio, Telkom Sigma, dan lainnya.

Belum lagi adanya pemain luar yang mulai matangkan bisnis dan bangun data center di Indonesia, seperti Amazon Web Services, Alibaba Cloud, dan Microsoft Azure. Selain tingkat keandalan dan keterjangkauan, value proposition dari setiap penyedia layanan patut menjadi prioritas dalam strategi bisnis untuk dapat menarik minat pasar secara lebih luas.

Target investasi Init-6 di 2021

Lebih lanjut, Zaki mengungkap bahwa pihaknya akan terus menambah portofolio baru di tahun ini dengan pendekatan bottom up. Tidak ada target spesifik yang diincar, tetapi Init-6 tetap berkomitmen untuk masuk ke sejumlah vertikal bisnis, seperti cloud, edtech, dan fintech.

“Tahun lalu kami target [closing] 20 portofolio, tapi cuma tercapai sepuluh. Jadi memang target investasi tidak bisa dipaksa, mungkin juga karena tahun lalu mulai pandemi. Tahun ini bisa lebih bisa lebih banyak lagi karena kami lebih agnostik. Ada banyak sektor menarik, fintech misalnya. Meski belum ada portofolio di situ, saya rasa masa depannya bagus.”