Tag Archives: Alibaba Cloud

Konsistensi Alibaba Cloud Membawa Dukungan Berkelanjutan Bagi Perekonomian dan Ekosistem Digital di Asia Tenggara

35 kawasan Asia Tenggara menjadi pemegang salah satu kunci kekuatan perekonomian digital dunia. Betapa tidak, pertumbuhannya yang berkembang pesat menjadikan kawasan ini layak diperhitungkan berkat berbagai faktor pasar, salah satunya dari pasar Indonesia. Disebutkan, ekonomi digital Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Menurut laporan DS/innovate, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan bakal mencapai nilai 146 miliar dolar, dengan pertumbuhan yang bisa mencapai rerata 20 persen tiap tahunnya.

Tren positif ini tentu patut dilestarikan. Salah satu caranya yakni melalui apresiasi dan dukungan yang berkelanjutan. Itulah yang menjadi landasan semangat dari Alibaba Cloud, entitas global penyedia solusi teknologi komputasi awan (cloud) berskala global melalui kampanye Project AsiaForward. Kampanye ini jelas bertujuan untuk memberikan dukungan yang berkelanjutan bagi ekosistem teknologi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Beberapa waktu lalu, kampanye Project AsiaForward telah sukses menghelat inisiatif apresiasi bertajuk AsiaStar 10×10, di mana inisiatif ini dibuat untuk menyambut keragaman pencapaian dari berbagai entitas teknologi, dengan menggandeng sejumlah mitra di dalam ekosistem teknologi Asia Tenggara bagi 100 perusahaan, komunitas, dan proyek teknologi di sepuluh kategori. Beberapa nama yang tak asing di pasar Indonesia turut masuk ke dalam apresiasi AsiaStar 10×10.

Di samping perhelatan tadi, Project AsiaForward sejatinya mengusung beberapa program. Dikutip dari dari laman resminya, proyek dukungan ini membawa program strategis seperti Startup Program, Developer Program dan juga Talent Program. Di Indonesia sendiri, melalui Alibaba Cloud Indonesia, dukungan berkelanjutan yang dibawa juga diimplementasi secara maksimal melalui program akselerasi startup yang bertajuk “Alibaba Cloud Go Startup Program 2022”.

Talenta teknologi jelas dianggap memegang peranan penting dalam memajukan ekosistem. Indonesia yang dikenal memiliki pasar “tergemuk” di Asia Tenggara, juga tak ketinggalan memiliki talenta yang punya daya saing global. Alibaba Cloud Go Startup Program 2022 sendiri merupakan akselerasi digital yang diprakarsai oleh Alibaba Cloud, dalam mewujudkan misi perusahaan dalam mendukung bisnis startup digital dan seluruh pelaku di dalamnya yang datang dari berbagai latar belakang.

Sebagai penyedia solusi teknologi komputasi cloud, Alibaba Cloud menyediakan sejumlah dukungan akselerasi yang komprehensif bagi pelaku startup, seperti misalnya program mentorship, community networking, demo day, hingga program coupons, technical support, sampai pelatihan teknis. Program Alibaba Cloud Go Startup Program 2022 ini sendiri telah berhasil dilaksanakan sepanjang kuartal kedua hingga kuartal ketiga tahun ini.

Bagi industri dan ekosistem startup tanah air, dukungan berkelanjutan yang diusung oleh Alibaba Cloud tentu sangat menarik untuk menjadi pertimbangan bersama. Terlebih industri teknologi dan bisnis internet yang terus berevolusi pesat, dukungan semacam ini terbukti telah mengakselerasi dorongan yang signifikan terhadap sejumlah pelaku bisnis internet tanah air.

Nama-nama yang tak asing lagi di jagat industri teknologi tanah air seperti Tokopedia dan DANA adalah beberapa startup yang memiliki kisah sukses bersama Alibaba Cloud. Tokopedia misalnya, sebagai salah satu platform eCommerce terbesar di Indonesia, yang memiliki fokus untuk meningkatkan keamanan platform dengan cara yang lebih efektif dan mudah dikelola. Bersama Alibaba Cloud, Tokopedia mengimplementasikan Alibaba Cloud Hybrid WAF (HWAF), dengan kemampuan yang dapat digunakan di platform cloud lain, solusi tersebut memungkinkan Tokopedia untuk mensinkronisasikan Alibaba Cloud WAF untuk aturan keamanan dan memberi Tokopedia portal terpusat untuk mengelola keamanan aplikasi mereka di berbagai platform. Dengan ini, HWAF memberikan tingkat keamanan yang sama kuatnya untuk aplikasi web seperti Alibaba Cloud WAF.

Improvisasi serupa juga dirasakan oleh DANA bersama Alibaba Cloud. Sebagai salah satu penyedia layanan e-wallet terkemuka di Indonesia, DANA memanfaatkan beragam solusi milik Alibaba Cloud yang terdiri dari Infrastructure-as-a-Service (IaaS), dan juga Platform-as-a-Service (PaaS) ke dalam infrastrukturnya. Solusi yang diterapkan merupakan upaya DANA untuk meningkatkan performa produk dan sistem keamanan mumpuni yang dipercayakan kepada Alibaba Cloud. Alhasil, baik DANA maupun Tokopedia, dengan memanfaatkan solusi bersama Alibaba Cloud, saat ini dikenal dengan baik telah menghadirkan layanan yang nyaman, aman, dan juga prima bagi para pelanggannya.

Untuk mengetahui lebih lanjut beragam solusi yang ditawarkan oleh Alibaba Cloud, kunjungi halaman ini untuk informasi selengkapnya.

Alibaba Umumkan Nominasi Final AsiaStar 10×10

Kiprah startup di kawasan Asia Tenggara kembali berhasil menarik perhatian global. Berkat pertumbuhan industri digital yang berkembang dan demografis ekonomi yang berpotensi, menjadikan ekosistem startup di kawasan ini patut menerima apresiasi. Sebagai bagian dari inisiatif Project AsiaForward, Alibaba Cloud menyambut keragaman pencapaian dari berbagai entitas teknologi, dengan menggandeng sejumlah mitra di dalam ekosistem teknologi dari Asia Tenggara.

Melalui AsiaStar 10×10, inisiatif ini memberikan sejumlah penghargaan terbaik bagi 100 perusahaan, komunitas, dan proyek di sepuluh kategori dari kawasan ini. Dalam keterangannya, para penerima penghargaan yang terpilih telah melalui proses kurasi ketat yang dilakukan langsung oleh pihak Alibaba Cloud, regulator, investor, expertise, dan juga kalangan media, dengan aspek penilaian yang meliputi aspek revenue, pendanaan, dampak, keunikan, potensi dan masih banyak lainnya.

Dari proses evaluasi yang telah dilangsungkan, berikut nama-nama penerima penghargaan dari yang dibagi dalam setiap kategori:

1. Trailblazers
Merupakan kategori yang diisi oleh perusahaan yang telah menerima pendanaan seri-B hingga pre-IPO, yang telah berperan secara esensial dalam memajukan ekosistem teknologi di kawasan. Berikut nama penerima penghargaan: Aerodyne, Kumu, NinjaVan, ShopBack, Sunday, GrowSari, eFishery, MoMo, Kopi Kenangan, dan Jirnexu.

2. Gamechangers
Merupakan kategori yang diisi oleh perusahaan yang berhasil menetapkan rekor terkait aksi korporasi di kawasan Asia Tenggara seperti; IPO Grab, IPO Bukalapak, merger antara Gojek dan Tokopedia, pertumbuhan eksplosif GCash, pendanaan seri-A Avant Meat, ekspansi global dari TiNDLE, pengakuisisian 2C2P oleh Ant Financial, ekspansi VinFast EV ke pasar Amerika Utara dan juga dua perusahaan yang melantai di bursa saham Amerika Serikat seperti Society Pass (NASDAQ) dan PropertyGuru (NYSE).

3. Growth
Startup early-stage yang diketahui telah mengembangkan produk dan solusi yang inovatif dan unik, serta berhasil memperoleh pendanaan seri-B seperti; ProfilePrint, SariSuki, AiTreat, Rovula, Duckie Land, Eatcosys, GlobalTrack Smart Logistics, PolicyStreet, Speedwork Autocare, dan KAMEREO.

4. Enablers
Diisi oleh perusahaan berbasis SaaS yang mampu menyediakan dukungan krusial bagi perusahaan di setiap lini. Startup yang di kategori ini ialah; aCommerce, ADVANCE.AI, Dropee, Mekari, NexMind, PatSnap, Peddlr, Sprout Solutions, Wiz.ai, Xendit.

5. Explorers
Kategori ini diisi oleh startup yang berasal dari Tiongkok yang berhasil mendirikan fundamental kuat di kawasan seperti; PingCAP, Cyclone, Dianxiaomi, Agora, J&T Express, SUNMI, Hago, Mobvista, 37GAMES, dan TapTap.

6. Open Source
Merupakan kategori yang ditujukan bagi proyek-proyek yang telah memberikan akselerasi bagi perkembangan digital di kawasan dengan menyediakan inisiatif dan tools yang dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi baru seperti; ABYRES, Bluzelle, LottieFiles, MAPID, NukeViet, Somleng, SpaceChain, Supabase, Unicorn, and UniKey.

7. Frontiers
Kategori ini berisikan startup-startup yang diklaim telah mengembangkan produk dengan teknologi mutakhir seperti teknologi komputasi quantum, biotech & medical advancements, space-tech, dan lainnya. Startup di dalam kategori ini yaitu; Baiya Phytopharm, Cortical Labs, EyRIS, Gero, MiRXES, Nusantics, SpeQtral, Transcelestial, WIR Group, dan Yobite.

8. Impact
Kategori ini diisi oleh startup yang memiliki pertumbuhan signifikan dari skala grassroot hingga advance seperti; Agrabah Ventures, Amaan, Bidanku, Magorium, Mio, Saora Industries, Sati App, Super, Umitron, dan Zennya.

9. Launchpads
Kategori ini diisi oleh startup di bidang edukasi, inkubator, dan accelerator yang telah menyediakan lingkungan untuk pertumbuhan startup seperti; BLOCK71 (NUS), CU Innovation Hub, Draper Startup House, IMDA Innovation Team, Indigo, QBO Innovation Hub, ScaleUp Malaysia, SMU Institute of Innovation & Entrepreneurship (SMU IIE), UEH Institute of Innovation (UEH UII), dan UPSCALE Innovation Hub.

10. Investors
Alpha JWC, East Ventures, Gobi Partners, iGlobe Partners, Kickstart, Quest Ventures, ThinkZone Ventures, Venturra Capital, Vertex Ventures SEAI, dan Vietnam Silicon Valley (VSV) Capital.

Alibaba Cloud launches AsiaStar 10×10 Campaign to Highlight Southeast Asian Startups

Known for its young population and potential for economic growth, Southeast Asia continues to attract global capital and talent to the region. As part of Alibaba Cloud’s Project AsiaForward initiative, Alibaba Cloud is partnering with Southeast Asia tech ecosystem partners, including Thomas Tsao, founding partner of Gobi Partners; Dzuleira Abu Bakar, group CEO of MRANTI Corp; Mohan Belani, CEO and co-founder of e27; and many more. Together, these stakeholders will recognize the diverse achievements of tech-driven startups based in Southeast Asia. 

AsiaStar 10×10 will feature 100 companies, communities, and projects that operate in ten categories across the region. Through this program, Alibaba Cloud will celebrate the technological innovation of Southeast Asia with leading regional investors, government agencies, and established media outlets.

Here are the ten categories for AsiaStar 10×10:

  1. Trailblazers are Series B to pre-IPO companies that have played an essential role in driving technological innovation in the region. By developing products that have broad coverage, good business performance, and notable influence, these firms continue to attract the attention of global competitors and investors, and are paving the way for the next generation of startups.
  2. Gamechangers made moves that set precedents or broke records, demonstrating to regional startups and other stakeholders where the bar can be. These enterprises continue to push the envelope as the Southeast Asian tech scene evolves. 
  3. The Growth list includes promising early-stage startups that are developing unique and innovative products and solutions. These enterprises have raised funds up to Series B. Their trajectories suggest that they may bring about important changes in the markets where they operate.
  4. Enablers are SaaS companies that are providing crucial support to enterprises of every stripe. They are the cornerstone in the process of digitizing conventional businesses—an important step in modernizing the region’s overall economy.
  5. Explorers are Chinese startups that have successfully ventured into the region and established a strong presence. Southeast Asia is home to important overseas markets for China-based tech firms. Overcoming cultural nuances, regulatory differences, and hurdles in localization requires adaptive mindsets and skill sets.
  6. Open Source highlights projects that have accelerated the region’s digitalization by giving other entities the tools they need to build new applications. By placing an emphasis on transparency, scalability, and ease of use, open-source projects are speeding up the region’s pace of technological advancement.
  7. The Frontiers category includes startups that are developing deeply technical products. This includes quantum computing, biotech and medical advancements, space tech, and other advanced solutions that may fundamentally disrupt the status quo, even if their vision seems out of this world.
  8. The Impact category comprises startups that have brought about significant grassroots-level advancements where they operate. These enterprises have socially driven missions and purpose, and may even be taking their models into new markets to improve more lives.
  9. Investors provide the fuel that startups need. They are the backbone of growth for any business that is seeking to scale. By considering their assets under management, portfolio sizes, number of exits, and the overall value creation for regional startups, only investors that are leaving a lasting impact will be showcased.
  10. Launchpads such as educational institutions and incubators provide safe environments to nurture the next great startups, giving new entrepreneurs the chance to hone their ideas and business acumen before they step out on their own.

Among the ten categories, Growth, Enablers, Open Source, Frontiers, and Impact will be open to applicants who wish to be included among the AsiaStar 10×10. Only applicants that have made a meaningful impact on Southeast Asia’s tech scene between July 2021 and June 2022 will be selected. 

The submissions will be evaluated by representatives of government agencies, investors, and media outlets to ensure a fair process. To learn more about the AsiaStar 10×10, head over to asiastar10x10.kr-asia.com. Please visit this link to submit an application or nomination for the 100 highlighted companies.

KrASIA is a media partner of the Alibaba Cloud 10×10 program that is part of Alibaba Cloud’s Project AsiaForward initiative.

asiastar alibaba

AsiaStar 10×10 Jadi Cara Alibaba Cloud Soroti Startup Indonesia ke Kancah Global

Asia Tenggara dikenal sebagai kawasan yang tersohor akan potensi pertumbuhan ekonomi serta populasi masyarakatnya yang didominasi oleh golongan usia produktif. Kondisi tersebut tentu menarik bagi kalangan investor maupun pekerja luar negeri. Dari kondisi itu pula lah yang akhirnya mendorong inisiatif Project AsiaForward Alibaba Cloud yang bekerjasama dengan berbagai mitra perusahaan teknologi terkemuka yang akan menyelenggarakan perhelatan AsiaStar 10×10.

Mitra terkemuka dari proyek inisiatif tersebut di antaranya adalah; Thomas Tsao (Founding Partner dari Gobi Partners), Dzuleira Abu Bakar (CEO dari MRANTI Corp), Mohan Belani (CEO dan Co-Founder dari e27), dan masih banyak lagi. Bersama-sama, para praktisi  ini akan mengenali, mengakui, dan mengapresiasi prestasi dari beragam perusahaan rintisan di bidang teknologi yang beroperasi di Asia Tenggara.

AsiaStar 10×10 akan berfokus pada eksibisi 100 perusahaan, komunitas, dan proyek yang beroperasi dalam sepuluh kategori di seluruh kawasan Asia Tenggara. Dengan program ini, Alibaba Cloud bermaksud untuk merayakan inovasi teknologi masyarakat luas bersama dengan investor termasyhur, lembaga pemerintah, dan beberapa media terkemuka. Berikut ini adalah sepuluh kategori dalam AsiaStar 10×10 yang perlu Anda ketahui:

Trailblazers (perintis)

Kategori ini berisi perusahaan pra-IPO atau proyek dengan pendanaan Seri B yang telah memberikan peranan yang krusial dalam mendorong inovasi teknologi di kawasan operasi bisnis mereka. Perusahaan-perusahaan dianggap telah memiliki daya kompetitif yang tinggi dan berhasil memukau investor global, serta membuka jalan pengaruh yang positif terhadap ekosistem startup pada umumnya yang didorong oleh cakupan produk yang luas, serta kinerja dan fundamental bisnis yang baik.

Gamechangers

Sesuai namanya, perusahaan dengan kategori gamechanger merupakan perusahaan rintisan yang dianggap mampu mengubah situasi pasar dengan rekor-rekor dan performa bisnis yang cemerlang, seiring dengan berkembangnya kancah teknologi Asia Tenggara.

Growth

Kategori ini mencakup startup tahap awal yang menjanjikan dan telah mengembangkan produk yang solutif, unik, dan inovatif. Perusahaan pada kategori ini telah mengumpulkan dana hingga Seri B. Startup dalam kategori ini juga diketahui mampu membawa perubahan yang esensial di pasar tempat mereka beroperasi.

Enabler

Kategori Enabler mencakup pada perusahaan SaaS –perusahaan yang menyediakan layanan jasa berbasis software– yang menyediakan dukungan krusial untuk perusahaan dari setiap lini bisnis. Perusahaan ini menjadi dasar dari proses digitalisasi bisnis konvensional atau perusahaan lainnya. Startup yang berada dalam kategori ini telah menjadi langkah penting dalam memodernisasi ekonomi kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.

Explorer

Perusahaan yang berada pada kategori ini adalah perusahaan rintisan Tiongkok yang telah berhasil menjelajah ke kawasan Asia Tenggara dan membangun kehadiran yang kuat. Asia Tenggara adalah rumah bagi pasar luar negeri yang penting bagi perusahaan teknologi yang berbasis di China. Perusahaan Explorer ini dinilai telah berhasil mengatasi perbedaan budaya, aturan perundang-undangan, serta tantangan dari segi lokalisasi yang biasanya membutuhkan pemikiran adaptif dan orientasi pada masa depan.

Open Source

Startup open source umumnya merupakan perusahaan yang berfokus pada percepatan digitalisasi, dengan memberikan dukungan teknologi terhadap berbagai entitas lain. Startup yang berada di klaster ini juga umumnya menekankan transparansi, skalabilitas, dan kemudahan penggunaan. Proyek-proyek Open Source juga dianggap mampu mempercepat laju kemajuan teknologi di kawasan Asia Tenggara.

Frontiers

Frontier adalah kategori yang memayungi perusahaan startup yang menawarkan produk sangat teknis. Perusahaan yang masuk pada kategori ini di antaranya adalah perusahaan quantum computing, perusahaan dengan inovasi biotek dan medis, teknologi luar angkasa, serta solusi canggih lainnya. Perusahaan Frontiers dinilai dapat menimbulkan disrupsi yang mendasar dan dapat mengganggu stabilitas bisnis di masa saat ini, bahkan apabila visi mereka tampak tidak masuk akal.

Impact

Perusahaan pada kategori ini umumnya telah membawa kemajuan tingkat mendasar dan signifikan di tempat mereka beroperasi. Perusahaan-perusahaan biasanya akan lebih memiliki visi dan misi serta tujuan sosial sebagai fondasi mereka. Tak tertutup juga, perusahaan-perusahaan ini juga telah berhasil mengenalkan produk dan solusi mereka ke pasar yang baru untuk peningkatan taraf dan kualitas hidup komunitas.

Investor

Biasanya Investor adalah tulang punggung pertumbuhan untuk setiap bisnis yang ingin berkembang. Namun tentu saja, hanya investor yang telah memberikan impact jangka panjang yang akan dimasukkan dalam kategori ini, dengan mempertimbangkan kepada aset yang telah dikelola, ukuran portofolio, jumlah exits, serta keseluruhan value creation untuk startup di kawasan regional.

Launchpads

Mencakup pada institusi pendidikan dan pengembangan yang menyediakan ekosistem yang aman dan nyaman untuk mengembangkan startup di masa mendatang. Kategori ini memberikan kesempatan kepada wirausahawan baru untuk mengasah ide dan business acumen mereka sebelum mereka melangkah secara mandiri.

Tertarik ingin bergabung di AsiaStar 10×10? Perlu Anda ketahui, dari 10 kategori di atas, hanya perusahaan dan entitas pada kategori Growth, Enablers, Open Source, Frontiers, dan Impact yang dapat mendaftar secara terbuka bagi siapa saja pada perhelatan AsiaStar 10×10. Perlu diingat, hanya pelamar yang telah memberikan dampak berarti di kancah teknologi Asia Tenggara antara Juli 2021 dan Juni 2022 yang akan dipilih.

Setiap pendaftaran nantinya akan dievaluasi oleh perwakilan lembaga pemerintah, investor, dan media untuk memastikan semua proses dilaksanakan secara transparan dan adil. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai AsiaStar 10×10, Anda dapat mengunjungi laman resmi asiastar10x10.kr-asia.com. Silakan kunjungi juga tautan ini untuk mengirimkan pengajuan atau nominasi untuk kategori 100 perusahaan yang akan dipertontonkan pada publik.

DailySocial.id adalah mitra media program Alibaba Cloud 10×10 yang merupakan bagian dari inisiatif Project AsiaForward Alibaba Cloud.

Komitmen Alibaba Cloud Dukung Ekosistem Startup Indonesia Lewat Inisiatif dan Solusi Terpadu Teknologi Cloud

Perusahaan penyedia layanan teknologi komputasi awan terkemuka, Alibaba Cloud kian memantapkan komitmennya untuk mendukung ekosistem digital Indonesia. Setelah serius menggarap talenta lokal dalam pengadopsian teknologi cloud, perusahaan belum lama ini memaparkan bagaimana Alibaba Cloud membuktikan dukungan penuhnya terhadap pertumbuhan industri startup tanah air melalui infrastruktur cloud yang mumpuni. Setidaknya, hal tersebut yang menjadi intisari dari acara Asia Forward: Indonesia Startup Day pada Kamis, 24 Maret 2022 yang dipersembahkan oleh Alibaba Cloud.

Dalam acara yang dihelat di bilangan Jakarta itu, sejumlah pelaku startup lokal mengaku, infrastruktur teknologi seperti komputasi awan memberikan daya akselerasi yang signifikan, tak hanya dalam pengembangan produk, namun juga dalam upaya mengakomodir permintaan pasar akan konsumsi produk dan layanan digital, yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hal itu diungkapkan oleh Ronald Molenaar selaku Director of Business Development dari Advance.AI. Sebagai salah satu dari sekian pelanggan dari kalangan startup, dirinya mengaku berinvestasi di infrastruktur cloud sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan yang lebih pesat. Lebih lagi, teknologi dan layanan yang disuguhkan oleh Alibaba Cloud juga membantunya untuk semakin mengukuhkan eksistensi perseroan di ranah global.

“Sejak awal kami selalu mempercayakan Alibaba Cloud sebagai mitra untuk tak hanya membantu kami berkembang lebih pesat dan besar lagi di Indonesia, namun juga membantu kami untuk menguatkan eksistensi di pasar Asia Tenggara,” ungkap Ronald.

Ia pun menambahkan, bisnis perusahaan yang sebagian besar berada di ranah financial technology (fintech) tentu tak akan terakselerasi dengan baik, tanpa tersedianya infrastruktur yang cakap dan handal. Sebagai informasi tambahan, Advance.AI merupakan perusahaan yang menaungi Atome – platform fintech paylater yang kini tengah naik daun.

“Saya sangat berterima kasih sekali kepada Alibaba Cloud yang telah membantu kami untuk meraih kesuksesan di Indonesia,” tambahnya.

Serupa dengan testimoni di atas, solusi komputasi awan Alibaba Cloud juga diklaim sangat mumpuni untuk mendukung pertumbuhan startup yang bergerak di bidang blockchain – bidang yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat, mulai dari cryptocurrency, metaverse, hingga NFT. Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Wendy Taufiq Hidayah, VP of Technology TokoCrypto yang menyatakan, solusi cloud sangat krusial bagi TokoCrypto dan ekosistem blockchain di dalamnya.

“Ekosistem produk dan layanan TokoCrypto sangat kompleks, tentu saja hal itu membutuhkan infrastruktur teknologi yang mampu kami andalkan, dan Alibaba Cloud kami percayakan untuk menjadi mitra yang mampu menangani hal tersebut. Apalagi saat ini kami punya Tokoverse yang dimotori oleh TKO (TokoToken), jadi menurut kami kehadiran Alibaba Cloud punya peran yang penting untuk kami,” ujar pria yang akrab disapa Wendy tersebut.

Dari “kisah” tadi, tentu menimbulkan sedikit tanya, tentang seperti apa sebenarnya dukungan Alibaba Cloud untuk industri startup secara spesifik? Dalam pemaparan di waktu yang sama, Tifi Liu Head of Marketing Indonesia & Vietnam Alibaba Cloud menjelaskan tentang bagaimana Alibaba Cloud mengusung inisiatif yang bertajuk “Go Startup Program”. Tifi Liu mengungkapkan, inisiatif tersebut mengusung program akselerasi startup yang paling komprehensif dari sisi dukungan teknologi dan solusi komputasi awan. Dirinya menjelaskan, go Startup Program memboyong objektif utama untuk menyokong industri startup Indonesia agar kian maju, sukses, dan berdaya saing tinggi di kancah global.

Go Startup Program secara garis besar mengusung sejumlah agenda, seperti misalnya; pelatihan terpadu, workshop, demo day, sampai fasilitas networking di industri teknologi internasional. Di samping agenda taktis, program ini juga menawarkan ragam benefit terkait dukungan resources, product credit, dan lain sebagainya.

Ragam startup dapat berpartisipasi dengan inisiatif Go Startup Program, hanya saja ada beberapa syarat dan ketentuan seperti; startup telah dimodali minimal secara seed funding, merupakan pelanggan baru dari Alibaba Cloud, dan yang terpenting memiliki minat dan ketertarikan dengan solusi teknologi cloud.

Sebagai salah satu dari sekian penyedia layanan teknologi komputasi awan, Alibaba Cloud menjadi korporasi yang terlihat cukup serius dalam menggarap industri startup tanah air. Pada event tersebut juga dijabarkan, bagaimana dukungan teknis dan pelatihan disediakan secara komprehensif dan berdedikasi dari Alibaba Cloud kepada pelanggan dan mitranya. Bagi pelaku startup, dukungan semacam ini jelas diperlukan untuk membangun daya saing yang mumpuni baik dari talenta, hingga pengembangan teknologi dan produk.

“Di tahun ini [2022], kita fokus menanamkan investasi jutaan dolar untuk mendukung ekosistem startup Indonesia. Dukungan itu juga melalui training, aktivitas, inisiatif, dan lain-lain. Intinya kita ingin memajukan ekosistem startup Indonesia yang punya banyak sekali unicorn, dan kami selalu bersemangat untuk memajukan startup Indonesia bersama dengan solusi dari Alibaba Cloud,” papar Leon Chen, General Manager Alibaba Cloud Indonesia.

Detil program startup yang akan diluncurkan Alibaba Cloud pada 5 April 2022 dapat dilihat di halaman ini.

Advertorial ini didukung oleh Alibaba Cloud Indonesia.

Dukung Akselerasi Transformasi Digital, Alibaba Cloud Komitmen Fokus pada Pengembangkan Talenta dan Program Kemitraan Lokal di Indonesia

Dukung Akselerasi Transformasi Digital, Alibaba Cloud Komitmen Fokus pada Pengembangkan Talenta dan Program Kemitraan Lokal di Indonesia

Perusahaan penyedia layanan komputasi awan terkemuka besutan Jack Ma, Alibaba Cloud, berkomitmen untuk lebih banyak berinvestasi dalam hal sumber daya manusia di Indonesia pada tahun 2022 ini. Rencananya, Alibaba Cloud menargetkan untuk memberikan pelatihan digital kepada lebih dari 50.000 talenta Indonesia melalui program “Pelatihan Talenta Digital.” 

Berkolaborasi dengan 11 universitas di Indonesia, Alibaba Cloud berjanji untuk melatih talenta Indonesia dengan set keahlian digital di beberapa bidang seperti komputasi awan, analisis data, dan machine learning.

Tak hanya itu, nantinya, program ini juga memberikan lebih banyak dukungan kepada startup lokal dan developer, memperluas kerja sama dengan ekosistem lokal, serta menawarkan lebih banyak solusi industri yang lebih canggih guna mendukung percepatan transformasi digital di negara ini. 

Hal ini sejalan dengan komitmen Alibaba Cloud untuk selalu memberikan dukungan kepada komunitas startup yang berkembang cepat. Faktor ini ditunjukkan juga oleh Alibaba Cloud dengan menyelenggarakan serangkaian acara, seperti StartupFest, sebuah ajang berskala besar di mana para Startup melakukan pitch untuk memperoleh cloud resource gratis senilai hingga USD 60.000, dan berkesempatan mendapatkan akses untuk mengikuti investasi global. 

Tahun ini juga Alibaba Cloud akan melanjutkan acara host Re-cloud Challenges di komunitas developer, menawarkan alat pengembangan low-code beserta kupon dan dana tunai guna membantu para developer menciptakan solusi bersama di platform Alibaba Cloud. 

Sebagai tulang punggung teknologi digital dan inteligensi Alibaba Group, Alibaba Cloud terus melakukan perluasan kerja sama ekosistemnya melalui berbagai perusahaan teknologi dan jaringan (channel). 

Alibaba Cloud beragenda meningkatkan program kerja sama ini dengan memasukan 200 mitra dari berbagai sektor, mulai dari ritel, keuangan, logistik, hingga gaming pada akhir tahun 2022, menyediakan solusi industrial yang dapat disesuaikan serta konsultasi mengenai transformasi digital untuk para pelaku bisnis guna melayani berbagai permintaan perpindahan ke digital.

Senada dengan ini, General Manager Alibaba Cloud Indonesia, Leon Chen mengatakan, ”Dengan adanya tiga data center dan satu pusat scrubbing di Indonesia, kami telah tumbuh dengan kuat dan telah memperluas basis pelanggan kami di 10 sektor pada tahun lalu. Kedepannya, kami bertekad untuk menyediakan lebih banyak sumber daya manusia lokal melalui inisiatif yang kami jalankan, seperti memberikan pelatihan talenta digital, memberikan dukungan kepada komunitas startup dan developer, memberikan solusi bersama dengan para mitra, dan memperkenalkan teknologi terdepan kepada pasar Indonesia,” terangnya dalam siaran pers yang DailySocial.id terima.

Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2009 ini telah menjelma menjadi mitra terpercaya startup lokal untuk menjalankan bisnis digital dan menangkap berbagai kesempatan untuk pertumbuhan bisnis. Seperti dua anggota Unicorn baru yang muncul tahun lalu, Xendit dan Kopi Kenangan, yang mempercayakan Alibaba Cloud untuk membangun infrastruktur operasional digitalnya.

Sebagai perusahaan teknologi keuangan, Xendit mengandalkan jasa Alibaba Cloud untuk sistem komputasi, kontainer, database, serta Key Management Service (KMS) guna mengenkripsi dan melindungi aset data yang sensitif.

Theo Mitsutama, Senior Engineering Manager Xendit mengatakan, “Seiring dengan pesatnya peningkatan pengguna yang dialami Xendit setiap tahunnya, kami mencari mitra cloud yang dapat dipercaya untuk memberikan solusi komprehensif yang berisi inovasi berkelanjutan, kelincahan, dan keandalan. Kami merasa sangat terhormat dapat bermitra dengan Alibaba Cloud.”

Tak mau ketinggalan juga, startup lain seperti Speedwork dan Teman Bumil turut serta bekerja sama dengan Alibaba Cloud untuk membantu mempermudah menghidupkan inovasi dan kreasi digital.

Speedwork selaku penyedia solusi perawatan mobil, dapat mengembangkan bisnisnya dengan cepat di seluruh negeri dengan pengalaman omnichannel O2O yang mulus. Speedwork memanfaatkan infrastruktur Alibaba Cloud seperti jaringan dan database untuk membangun fondasi teknologi yang kuat untuk bisnis perdagangan digitalnya yang berkembang pesat.

“Dengan memanfaatkan infrastruktur teknologi Alibaba Cloud yang tangguh dan aman, kami dapat memanfaatkan kekuatan komputasi awan untuk mendorong pertumbuhan bisnis kami yang kuat dan memberikan layanan tanpa batas kepada pelanggan kami. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Alibaba Cloud di masa depan untuk lebih banyak inovasi dan kreasi digital, ” kata Foeryanto Jawoto, CEO Speedwork.

Sama dengan para perusahaan di atas, Teman Bumil sebagai aplikasi parenting yang menyediakan informasi dan layanan edukatif untuk membantu jutaan ibu milenial juga bekerja sama dengan Alibaba Cloud untuk penyediaan layanan cloud yang meliputi containerization, security, dan storage.

“Aplikasi Teman Bumil berusaha untuk mendukung para ibu, selama masa kehamilan dan masa mengasuh anak, melalui kerjasama dengan para mitra yang memiliki pikiran yang sama. Kami senang telah mencapai kesuksesan bersama dengan Alibaba Cloud, dan kami berharap bisa memberikan manfaat yang lebih besar kepada para ibu dengan menggunakan infrastruktur cloud yang revolusioner dari Alibaba Cloud,” kata Evi Kristianti – Head of Patient Pillar PT GUE (Global Urban Esensial)

Tingkatkan Efisiensi Biaya, Garuda Indonesia Adopsi Teknologi Milik Alibaba Cloud

Seperti yang kita tahu, pandemi COVID-19 memicu pembatasan perjalanan secara global. Alhasil, semua maskapai penerbangan, tidak peduli besar ataupun kecil, terkena dampaknya. Situasi seperti ini, kalau menurut Garuda Indonesia, menyebabkan adanya peningkatan permintaan maskapai akan akselerasi transformasi digital.

Tujuannya tidak lain supaya maskapai penerbangan bisa tetap sigap dan sanggup bersaing melalui implementasi teknologi informasi yang disederhanakan, namun di saat yang sama juga telah disempurnakan untuk memberikan efisiensi. Demi mewujudkannya, Garuda Indonesia pun menunjuk Alibaba Cloud untuk menjadi penyedia layanan cloud resmi buat mereka.

Sokongan teknologi dari Alibaba Cloud pada dasarnya dirancang untuk mengurangi latensi jaringan maskapai, serta meningkatkan kinerja sekaligus reliability dari beberapa layanan digital milik Garuda Indonesia, mulai dari situs korporat sampai layanan ticketing-nya. Bukan cuma itu, waktu yang diperlukan untuk merilis aplikasi baru beserta update-nya secara keseluruhan tentu dapat dipersingkat.

Hasil akhir yang diharapkan tentu saja adalah peningkatan efisiensi biaya, dan kalau menurut Pungky Prasetyawan selaku Head of IT Digital Transformation di Garuda Indonesia, peningkatannya bisa mencapai angka sebesar 60%, dan ini tentu sangat krusial jika melihat kerugian besar yang dialami oleh banyak maskapai selama masa pandemi.

“Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, perusahaan harus mampu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, salah satu caranya dengan memperkuat aset digital guna memberikan pengalaman digital yang mulus bagi pelanggan. Kami harap kerja sama dengan Alibaba Cloud ini dapat mendukung upaya kami dalam mengimplementasikan strategi efisiensi biaya dengan dukungan teknologi informasi, khususnya teknologi cloud,” tambah Pungky dalam siaran persnya.

Gambar header: Depositphotos

Cloud Computer Mini dan Robot Pengirim Barang Jadi Sorotan Rangkaian Teknologi Terbaru Alibaba Cloud

Untuk pertama kalinya dalam 12 tahun, Alibaba Cloud menggelar Apsara Conference sepenuhnya secara online. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Melangkah Menuju Masa Depan Inteligensi Digital”, dan seperti di tahun-tahun sebelumnya, ada sederet teknologi baru seputar cloud computing dan AI yang diperkenalkan.

Salah satu yang layak mendapat sorotan adalah sebuah cloud computer mini yang sepintas kelihatan seperti sebuah hard disk eksternal. Bobotnya disebut tidak lebih dari 60 gram, akan tetapi ia menawarkan sumber daya komputasi cloud yang nyaris tidak terbatas. Semuanya cukup dengan menyambungkan perangkat ke monitor.

Sepintas premisnya mungkin terdengar seperti stick computer pada umumnya, tapi praktiknya tidak sesimpel itu mengingat perangkat ini didukung oleh cloud backend yang sangat mumpuni. Itulah mengapa Alibaba melihat potensi pengaplikasian perangkat ini di skenario-skenario profesional seperti rendering animasi, software development, maupun skenario lain yang biasanya membutuhkan PC berspesifikasi tinggi.

Untuk keperluan rendering animasi misalnya, cloud computer besutan Alibaba ini diklaim hanya perlu waktu sekitar 10 menit untuk me-render satu frame. Bandingkan dengan PC tradisional yang umumnya membutuhkan waktu hingga 90 menit untuk mengerjakan tugas yang sama.

Penggunaan cloud backend juga berarti pembaruan sistem dapat dilakukan secara online, menghemat sebagian besar biaya pembaruan dan perawatan PC tradisional yang relatif mahal dalam konteks perkantoran. Juga menarik adalah bagaimana perangkat ini akan ditawarkan dengan model biaya berlangganan, maupun membayar sesuai penggunaan. Selain untuk kalangan enterprise, Alibaba juga nantinya akan menyediakan cloud computer ini buat konsumen individu.

DAMO Academy Delivery Robot

Pada konferensi tahun lalu, Alibaba juga sempat menyinggung soal pemanfaatan AI untuk keperluan autonomous driving di sektor logistik. Teknologi tersebut dikerjakan oleh DAMO Academy, salah satu divisi Alibaba Group yang berfokus di bidang riset dan pengembangan. Tahun ini, DAMO sudah siap memperkenalkan evolusi teknologinya lebih lanjut.

Gambar di atas adalah robot pengirim barang yang sedang mereka garap. Robot ini dipercaya mampu membawa 50 paket sekaligus dan menempuh jarak hingga 100 kilometer sebelum baterainya perlu diisi ulang. Jadi kalau dihitung, rata-rata satu unit robot ini sanggup mengirimkan 500 paket dalam satu hari ke satu komunitas atau kampus yang menjadi tujuan.

Tujuan diciptakannya robot ini adalah untuk memenuhi permintaan yang meningkat terkait pengiriman paket jarak jauh secara cepat di Tiongkok. Kalau sekarang diperkirakan ada sekitar 200 juta paket yang dikirim setiap harinya, di tahun-tahun ke depan jumlahnya bisa meningkat sampai 1 miliar paket per hari, dan di situ tenaga robot semacam ini jelas akan sangat membantu.

Menariknya, robot ini tidak cuma mengandalkan GPS untuk bernavigasi. Teknologi positioning dan deep learning yang canggih juga ikut diterapkan supaya robot tetap bisa beroperasi di saat sinyal GPS-nya lemah atau bahkan tidak ada sinyal sekalipun. Dari perspektif sederhana, robot ini pada dasarnya mampu mengidentifikasi hambatan serta memprediksi arah pergerakan objek-objek yang ada di sekitarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Alibaba Cloud turut mengumumkan sejumlah produk cloud-native baru yang mereka siapkan buat konsumennya. Empat di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Cloud Lakehouse: generasi baru arsitektur big data yang sanggup menyuguhkan data berbasis nilai yang signifikan, serta inteligensi melalui komputasi lintas platform, intelligent cache, pemisahan data hot/cold, peningkatan kapasitas penyimpanan, serta akselerasi kinerja secara umum.
  • Sandboxed-Container 2.0: versi baru Sandboxed-Container ini memungkinkan pelanggan untuk menjalankan aplikasi di lingkungan sandboxed yang ringan dengan kecepatan lebih tinggi dan biaya sumber daya runtime yang lebih rendah.
  • PAI-DSW 2.0: versi anyar platform cloud-native machine learning interactive development ini telah dirombak agar lebih mudah digunakan oleh kalangan developer secara optimal, tentunya selagi menjaga kompatibilitas dengan plug-in dari komunitas, serta mendukung lingkungan multi-development seperti JupyterLab, WebIDE dan Terminal.
  • Lindorm: database cloud-native yang sudah digunakan di ekosistem Alibaba Group ini sekarang juga tersedia demi memberi manfaat yang lebih luas lagi bagi ekosistem Alibaba Cloud. Biaya penyimpanan yang terjangkau serta karakteristik pemrosesan yang fleksibel membuat Lindorm cocok digunakan dalam berbagai skenario seperti Artificial Intelligence of Things (AIoT), penilaian risiko, dan aplikasi.

Alibaba Cloud Indonesia’s Main Strategy to Build up Partnership and Local Talents

Alibaba Cloud has planted 21 data centers in various countries worldwide. Two of those located in Indonesia launched in 2018 and 2019. Alibaba Cloud Indonesia Country Manager Leon Chen said, the company is currently in the process of making its third data center in Indonesia, it is to launch in early 2021.

“We see great potential, and Indonesia alone is a strategic market for Alibaba Cloud. That is also the reason why Alibaba Cloud is the first global cloud provider to deliver data centers in Indonesia,” he said.

Partnership strategy

In addition to Alibaba Cloud, DailySocial reported several other large companies have planned investments for the development of local data centers. There are Microsoft to pour funds up to US$1 billion, Amazon with US$2.5 billion, and Google with an undisclosed value (they recently launched the cloud region).

While local providers play an important role in the market share – such as Biznet Gio, Telkom Sigma, and others. In addition to technology solutions, the two brands mentioned are affiliated with other companies engaged in telecommunications and digital.

In his business strategy narrative, Leon said his team has a synergy approach in terms of market penetration. They collaborate with local partners to deliver expertise and technology to strengthen local companies. Also, various training and certification programs to become a ‘talent pool’ strategy, in order to increase the availability of local experts.

“To date, Alibaba Cloud has partnered up with around 100 locals in our ecosystem […] Earlier this year, we also announced training programs initiated with universities, incubators, and training institutions in Indonesia.”

Believe in local talents

In the interview, Max Meiden Dasuki also participated as Alibaba Cloud’s Lead Solutions Architect. The man who graduated from Surabaya Technical College took a role as a consultant for customers from startups and corporations.

“We educate customers on cloud adoption. We work with local partners to provide customized solutions to improve the efficiency of their business operations and overcome their challenges more cost-effectively,” Max said.

Furthermore, he also mentioned an example. One of the customers has a need for a relational database management system solution, they find many challenges using traditional databases. After in-depth discussion and analysis, Max and the team usually provide technical advice, in that case maybe he would suggest implementing a cloud-native database like PolarDB.

“We help them to migrate from traditional databases to PolarDB. So they can manage databases without having to worry about performance since they can measure computing resources quickly and efficiently,” Max explained.

In addition, Max also said that 80% of Alibaba Cloud in Indonesia are local staff. While 20% are female.

Target in 2020

Alibaba Cloud Indonesia has planned to launch 200 training programs this year. Targeting 20 thousand participants, it is expected that 50% of them can continue to the certification stage. In addition, the company plans to recruit 5 thousand new employees globally by the end of the year, including its business units in Indonesia.

“We have achieved three-digit business growth for three years in a row […] supporting customers from various sectors, especially e-commerce, finance, media, education; for example Adira Finance, MNC, JNE, Kopi Kenangan, Investree, Akulaku, and others,” Leon said.

Along with the construction of its third data center, Alibaba Cloud is about to set up its first ‘data scrubbing center’ in Indonesia. The need for data intelligence services is a company consideration in the release of the system – in addition to complying with regulations that require the management of strategic data in local data centers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Leon Chen

Penguatan Mitra dan Talenta Lokal Jadi Strategi Utama Alibaba Cloud Indonesia

Alibaba Cloud saat ini memiliki 21 pusat data (data center) yang tersebar di berbagai negara di dunia. Dua di antaranya berada di Indonesia, diresmikan pada tahun 2018 dan 2019 yang lalu. Country Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen bahkan mengatakan, perusahaan saat ini sedang dalam proses pembuatan pusat data ketiganya di Indonesia, ditargetkan rampung awal tahun 2021.

“Kami melihat potensi yang besar di sini; dan Indonesia sendiri merupakan pasar strategis untuk Alibaba Cloud. Hal tersebut pula yang menjadi alasan mengapa Alibaba Cloud menjadi penyedia cloud global pertama yang menghadirkan data center di Indonesia,” ujarnya.

Strategi kemitraan

Tidak hanya Alibaba Cloud, DailySocial mencatat beberapa perusahaan besar lainnya sudah canangkan investasi untuk pengembangan pusat data lokal. Ada Microsoft yang akan gelontorkan dana hingga US$1 miliar, Amazon dengan US$2,5 miliar, dan Google dengan nominal yang tidak disebutkan pasti (belum lama ini mereka rilis cloud region).

Sementara penyedia lokal juga punya andil besar dalam menggarap pangsa pasar – sebut saja nama-nama seperti Biznet Gio, Telkom Sigma, dan lain-lain. Selain solusi teknologi, dua brand yang disebutkan tersebut terafiliasi dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang telekomunikasi dan digital.

Menceritakan strategi bisnisnya, Leon mengatakan, untuk penetrasi pasar pihaknya memiliki pendekatan sinergi. Mereka menjalin kerja sama dengan mitra lokal untuk membawa keahlian dan teknologi guna memperkuat perusahaan-perusahaan lokal. Selain itu, berbagai program pelatihan dan sertifikasi untuk menjadi strategi ‘talent pool’, guna meningkatkan ketersediaan tenaga ahli lokal.

“Saat ini, Alibaba Cloud memiliki sekitar 100 mitra lokal pada ekosistem kami […] Awal tahun ini, kami juga mengumumkan program-program pelatihan yang kami inisiasi bersama universitas, inkubator, dan institusi pelatihan di Indonesia.”

Mempercayakan talenta lokal

Dalam wawancara turut hadir Max Meiden Dasuki selaku Lead Solutions Architect Alibaba Cloud. Pria lulusan Sekolah Tinggi Teknik Surabaya tersebut berperan sebagai konsultan bagi para pelanggan dari kalangan startup dan korporasi.

“Kami mengedukasi pelanggan tentang bagaimana mengadopsi cloud. Kami bekerja bersama mitra lokal untuk menyediakan solusi khusus guna meningkatkan efisiensi operasi bisnis mereka dan mengatasi tantangan mereka dengan biaya yang lebih efektif,” ujar Max.

Lebih detail ia mencontohkan mengenai tugasnya. Misalnya salah satu pelanggan mempunyai kebutuhan solusi sistem manajemen basis data relasional, mereka menemukan banyak tantangan menggunakan basis data tradisional. Setelah diskusi dan analisis yang mendalam, Max dan tim biasanya memberikan saran teknis, dalam kasus tadi mungkin ia akan menyarankan penerapan cloud-native database seperti PolarDB.

“Kami membantu mereka untuk bermigrasi dari database tradisional ke PolarDB. Sehingga mereka dapat mengelola database tanpa perlu khawatir dengan kinerja mengingat mereka dapat mengukur sumber daya komputasi dengan cepat dan efisien,” terang Max.

Selain itu Max turut menyampaikan, tim Alibaba Cloud di Indonesia 80% adalah staf lokal. Sementara 20% merupakan staf perempuan.

Target tahun ini

Alibaba Cloud Indonesia telah berkomitmen mengadakan 200 pelatihan tahun ini. Menargetkan 20 ribu peserta, diharapkan 50%-nya bisa melanjutkan sampai ke tahap sertifikasi. Di samping itu, perusahaan merencanakan perekrutan 5 ribu pegawai baru secara global sampai akhir tahun, termasuk untuk unit bisnisnya di Indonesia.

“Kami telah mencapai tiga digit pertumbuhan bisnis selama tiga tahun berturut-turut […] mendukung pelanggan dari berbagai sektor, terutama e-commerce, keuangan, media, pendidikan; contohnya Adira Finance, MNC, JNE, Kopi Kenangan, Investree, Akulaku, dan lain-lain” kata Leon.

Bersamaan dengan pembangunan pusat data ketiganya, Alibaba Cloud juga tentang menyiapkan ‘data scrubbing center’ pertamanya di Indonesia. Kebutuhan akan layanan intelegensi data menjadi konsiderasi perusahaan dalam perilisan sistem tersebut – di samping agar comply dengan regulasi yang mengharuskan pengelolaan data-data strategis di pusat data lokal.