Tag Archives: alice wei

Ini Dia Para Pemenang Facebook Indonesia Developer Challenge 2016

Ajang kompetisi Facebook Indonesia Developer Challenge 2016 (FBHacks 2016) yang merupakan hasil kerja sama antara Facebook dan DailySocial telah berakhir pada hari Minggu kemarin (4/9). Kompetisi yang digelar selama dua hari ini telah menemukan tiga pemenang utama, mereka adalah tim SSS, SmartFAQ, dan Hamsterman. Sedangkan tim iwal dengan ide Code for Girl menjadi pemenang untuk kategori Hack for Her.

Kompetisi yang berlangsung selama dua hari (4-5 September 2016) di Hotel Harris, Jakarta adalah acara puncak dari rangkaian acara Facebook Indonesia Developer Challenge 2016. Sebelumnya, Facebook juga telah menggelar rangkaian Developer Meetup di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bandung, untuk memberikan insight seputar tools pengembangan platform Facebook yang bisa diintegrasikan dalam ide yang didaftarkan untuk mengikuti kompetisi kepada para developer lokal.

[Baca juga: Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016]

Setidaknya, ada total 123 ide terdaftar yang masuk untuk mengikuti kompetisi FBHacks 2016 ini. Setelah dilakukan penyaringan, hanya ada 28 ide terpilih yang diikutsertakan untuk mengikuti kompetisi selama dua hari di Hotel Harris.

Ke-28 tim yang mengikuti kompetisi tersebut kemudian disaring kembali di tahap penjurian pertama oleh dewan juri. Hasilnya, terpilihlah delapan finalis yang berhak untuk maju dan mempresentasikan ide mereka di hadapan dewan juri. Mereka adalah tim SSS, Monolog, Estella, Casablanca, BotFather, Winaafi, iwal, dan Hamsterman.

Anggota dewan juri untuk event ini adalah Batista Harahap (Coral), Leontinus Alpha Edison (Tokopedia), Amudi Sebastian (Facebook), Aulia Amalia (Wego), dan Andrias Ekoyuono (Ideosource).

[Baca juga: Tingginya Antusiasme Peserta “Facebook Indonesia Developer Challenge 2016” Hari Pertama]

Dari delapan tim tersebut, dewan juri kemudian mengumumkan tiga pemenang kompetisi FBHacks 2016 dan satu tim yang berhasil menyabet pemenang untuk kategori Hack for Her. Berikut adalah daftar singkatnya:

  • Juara pertama ditempati oleh tim SSS dengan ide Linda dan  berhak atas hadiah sebesar Rp 25 juta + FBStart Package. Linda memungkinkan para wanita untuk mendapatkan informasi yang lebih baik dan informasi dalam aplikasi Linda akan disesuaikan dengan pengguna mereka, baik itu artikel berita, beasiswa, ataupun informasi seperti pelatihan-pelatihan yang ada di dekat lokasi penggunanya.
  • Juara kedua ditempati oleh tim Monolog dengan ide SmartFAQ dan berhak atas hadiah sebesar Rp 15 juta + FBStart Package. Smart FAQ adalah solusi yang memanfaatkan messenger bot Facebook untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dari pengguna layanan yang sering diajukan.
  • Juara ketiga ditempati oleh Hamsterman dengan ide Hamsterman dan berhak atas hadiah sebesar Rp 10 juta + FBStart Package. Hamsterman sendiri pada dasarnya adalah aplikasi yang memanfaatkan messenger bot FB dan memungkinkan setiap orang untuk membuat dan menerbitkan visual novel hanya dengan sebuah akun Facebook.
  • Juara untuk kategori Hack for Her direbut oleh tim iwal dengan ide Code for Girl dan berhak atas hadiah sebesar Rp 15 juta + FBStart Package. Code for Girl pada dasarnya adalah aplikasi yang ditujukan untuk perempuan agar lebih memahami tentang computational thinking and programming yang memanfaatkan messenger bot Facebook.

Sonny Lazuardi Hermawan dari tim SSS mengatakan, “Linda ini dapat memberikan rekomendasi [artikel] sesuai dengan profile dan ketertarikan pengguna. Jadi, wanita satu akan mendapatkan informasi yang berbeda dari informasi yang saya dapatkan. […] Dan dari awal kami sudah sepakat, kami akan open source-kan Linda karena kami pikir ini pasti akan sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk wanita-wanita di desa tetapi juga buat kita yang saat ini sudah sangat banyak dihujani oleh informasi.”

Dalam sambutannya di hari pertama kompetisi Facebook Indonesia Developer Challenge 2016, Head of Product Partnership Facebook Alice Wei menyampaikan bahwa Facebook memiliki komitmen yang tinggi untuk keberlanjutan kompetisi ini di tahun-tahun berikutnya. Dia juga berharap setelah kompetisi ini berakhir akan ada banyak masukan yang bisa didapat oleh Facebook dan kompetisi bisa memberi dampak yang lebih jauh untuk kegiatan masyarakat Indonesia.

Tingginya Antusiasme Peserta “Facebook Indonesia Developer Challenge 2016” Hari Pertama

Hari ini, Sabtu (3/9) kompetisi “Facebook Indonesia Developer Challenge” hasil kerja sama antara Facebook dengan DailySocial resmi digelar. Kompetisi ini digelas selama dua hari, mulai dari hari ini hingga esok hari.

Kegiatan di hari pertama, sebelum hackathon dimulai peserta mendapat penjelasan detil mengenai teknis kompetisi hingga pengenalan mentor. Kemudian, ada opening ceremony yang diwakili oleh Alice Wei, Head of Product Partnership Facebook. Esok hari adalah sesi penjurian dan pengumuman pemenang.

Alice Wei menjelaskan semangat Facebook menjadi pihak penyelenggara kompetisi ini, ingin membuka peluang sebesar-besarnya untuk para developer lokal. Dengan tools yang disediakan Facebook diharapkan bisa membantu peserta memecahkan permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial
Alice Wei menyampaikan sambutan dalam opening ceremony / DailySocial

[Baca juga: Ini Daftar Ide Terpilih yang Berhak Mengikuti Facebook Indonesia Developer Challenge 2016]

Terlebih, bagi Facebook, Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar yang belum sepenuhnya bisa terhubung dengan internet. “Maka dari itu, kami ingin memberikan andil kepada Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada para developer untuk membuat sesuatu yang bisa menghubungkan seluruh daerah dengan memakai tools dari Facebook,” ujarnya disela-sela acara Facebook Indonesia Developer Challenge, Sabtu (3/9).

Wei menambahkan, Facebook melihat antusiasme peserta sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kemauan mereka untuk belajar dan memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dalam mempelajari hal-hal baru. Dia berharap kompetisi ini akan membuat para developer lokal jadi lebih aware dengan berbagai tools yang dimiliki Facebook bisa membantu memecahkan solusi yang ada.

“Kami memiliki ekspektasi akan banyak solusi baik diciptakan dari kompetisi ini. Sebab, developer di Indonesia sangat bertalenta, haus akan ilmu baru, dan memiliki keinginan yang tinggi dalam menyelesaikan suatu permasalahan.”

Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial
Salah satu peserta Facebook Hackathon 2016 sedang berdiskusi / DailySocial

Wei mengungkapkan, Facebook memiliki komitmen yang tinggi untuk keberlanjutan kompetisi ini di tahun-tahun berikutnya. Dia berharap setelah kompetisi ini berakhir, banyak masukan yang bisa didapat untuk Facebook. Agar ke depannya, kompetisi bisa lebih jauh memberi dampak untuk kegiatan masyarakat Indonesia.

Seperti diketahu, dalam kompetisi ini Facebook mendapat masukan 123 ide. Namun, yang berhasil lolos sebanyak 28 ide untuk disubmisikan ke dalam sebuah aplikasi. Ide tersebut juga harus diintegrasikan setidaknya dua dari Facebook Developer tools.

DailySocial berkesempatan untuk mewawancarai tiga tim peserta. Berikut rangkumannya:

Hamsterman (Bandung)

Tim asal Bandung ini terdiri dari tiga orang, Stefio Kurniadi, Debora Halim, dan Ryan Ignatius. Hamsterman adalah aplikasi virtual novel dalam bentuk Messenger bot. Konsep awalnya, pengguna Facebook bisa membaca novel secara online dengan berbagai ending sesuai yang diinginkan. Hal ini otomatis membuat penulis harus memiliki ide cerita yang default, namun memiliki berbagai ending sesuai keinginan pembaca.

“Kreasi menulis jadi tidak terbatas, karena penulis bisa explore ide cerita. Sehingga cerita yang sudah umum pun, bisa diubah jadi lebih menarik,” ujar Debora.

Nantinya, saat pembaca sudah mengaktifkan Messenger bot Hamsterman akan mendapat list novel yang bisa dibaca dan memilihnya berdasarkan kategori yang diinginkan. Hadirnya Hamsterman, diharapkan dapat memberikan solusi pengurangan aplikasi novel online dalam smartphone.

Stefio menambahkan, hadirnya Facebook sebagai penyelenggara dalam kompetisi ini sangat membantu tim dalam memvalidasikan ide jauh lebih dalam. Sebab tantangan terbesar saat mengimplementasikannya, adalah meracik ide hingga end-to-end.

“Sebenarnya secara teknologi pengembangan virtual novel tidak jadi sulit, sebab sudah ada tools dari Facebook. Hanya saja saat meracik ide itu yang tersulit.”

Edcomm (Education Communicator), Bandung

Edcomm adalah aplikasi yang berusaha memberi solusi terhadap permasalahan yang kerap terjadi antara sekolah dengan orang tua murid. Akhir-akhir ini banyak kesalahpahaman yang terjadi antara guru dengan orang tua, misalnya tindakan anarkis orang tua ke guru, atau sebaliknya.

Kejadian ini rutin menimpa banyak pihak dan banyak diantaranya yang saling menyalahkan satu sama lain. Untuk itu, Sandi Adrian, Deden Nugraha, dan Tigin Habibie mencoba untuk memberikan solusi berupa aplikasi pemantau kegiatan siswa lewat smartphone.

Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial
Para mentor yang hadir memberikan pengarahan kepada peserta / DailySocial

Tools dari Facebook yang dipergunakan adalah Login Facebook dan Quote Plugin. Ada tiga sasaran pengguna Educomm, sekolah (guru), siswa, dan orang tua. Masing-masing pengguna memiliki fitur yang berbeda-beda ketika menggunakan aplikasi tersebut.

Untuk sekolah, dapat menginput data absensi siswa dan kegiatan sekolah. Orang tua dapat mengisi absensi bila anaknya izin karena sakit. Sedangkan murid hanya bisa menjadi viewer. Solusi ini diharapkan bisa menekan biaya untuk sekolah yang selama ini menggunakan absen sidik jari murid dan orang tua bisa mendapatkan notifikasi SMS.

“Absen sidik jari yang sudah dilakukan beberapa sekolah swasta itu sebenarnya cukup mahal karena sekolah harus mengeluarkan biaya per SMS-nya sebesar 400 Rupiah. Coba hitung bila siswanya makin banyak, tentu saja biayanya akan lebih besar per hari-nya. Dengan adanya aplikasi Educomm bisa menekan biaya pengeluaran sekolah karena orang tua bisa memantau secara real time lewat aplikasi,” ujar Sandi.

Menurut Sandi, dengan adanya kompetisi ini bisa menjadi ajang untuk memvalidasi ide dan mendapat banyak masukan dari mentor. Dia pun bisa langsung bertanya kepada pihak Facebook. Dia berharap ide awalnya ini dikemudian hari bisa menjadi sebuah startup usaha baru. Sebab pada awalnya Educomm saat ini masih berbentuk mobile web, belum berbentuk aplikasi yang sudah bisa diunduh dari Play Store.

LunaFood (Jakarta)

LunaFood berbentuk Messenger bot yang dapat menghubungkan orang-orang yang ingin berbagi makanan. Konsep ini diinisiasi oleh Aldi Sefrinaldi dan Fazar Mochamad Fazar mahasiswa lulusan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), Depok.

LunaFood bisa menjadi ajang untuk orang-orang saling berbagi makanan, entah untuk temannya atau orang yang belum dikenal. Dari sana, nantinya bisa tercipta bisnis jualan makanan yang bisa dilakukan. Dengan radius 1 km, semua transaksi bisa terjadi.

Menurut Aldi, ide awal menciptakan LunaFood baru terungkap saat Facebook mengumumkan kompetisi. Meski dadakan, namun dengan berbagai fasilitas yang diberikan Facebook turut membantu tim LunaFood dalam merealisasikannya.

“Inspirasi awalnya karena melihat kondisi anak kos-kosan dengan gaya hidup berdasarkan budget-nya yang pas-pasan. Kemudian, tercipta ide untuk membuat sebuah messenger yang bisa membantu mereka. Sebenarnya semua orang yang ingin sharing masakan atau membelinya adalah konsumen tujuan kami, tidak hanya untuk kalangan mahasiswa saja,” terang Aldi.

Rangkaian Facebook Developer Meetup Ditutup di Bandung

Selain di Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta, Facebook Developer Meetup juga diadakan di Bandung. Tepatnya pada tanggal 19 Agustus 2016 bertepat di Eduplex Bandung, Meetup ini memberikan pencerahan kepada para pengembang lokal di sana seputar berbagai dukungan pengembang yang diberikan Facebook. Berbagai pengembang dari lintas platform (umumnya pengembang Android dan web) turut tergabung dalam acara ini.

Pemaparan materi berlangsung santai dengan diskusi hangat yang membahas banyak aspek dalam tools pengembangan Facebook. Dipandu oleh pemateri dari Facebook, yakni Alice Wei dan Ziyad Bazed beserta tim dari DailySocial, yakni Rama Mamuaya dan Yosef Sugiharto. Para pemateri menyampaikan seputar fitur apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam Facebook Developer, contoh implementasinya, dan juga teknis pelaksanaan Facebook Hackathon (FBhacks) yang akan dilaksanakan 3-4 September mendatang di Jakarta.

Salah satu peserta yang turut hadir dalam Meetup adalah Arie Ridwansyah, seorang Android Developer dari sebuah startup di Bandung. Ia menyampaikan bahwa begitu antusias dengan bahasan yang disampaikan, terutama pada bagian pengembangan chatbot di Messenger. Selama ini tools Facebook yang ia gunakan untuk aplikasi yang dikembangkan adalah Facebook Login dan Facebook Share. Ke depan ia ingin mengintegrasikan dengan layanan Facebook Analytics (yang baru ia ketahui) untuk mendapatkan insight pengguna lebih mendalam.

Tak kalah antusias Alifa Nurani, seorang mahasiswi pasca sarjana ITB yang turut mengikuti rangkaian acara Meetup. Sebelumnya ia seriang melakukan pengembangan aplikasi web di tempat bekerja dan sebagai materi belajar. Banyak hal yang ternyata ia baru ketahui seputar tools pengembangan di Facebook. Alifa mengatakan bahwa ke depan ia ingin mengintegrasikan layanan yang lebih beragam pada web yang akan dikembangkan.

Acara diskusi pun berlangsung meriah. Hampir sama di kota-kota lain, Messenger Bot menjadi salah satu pembahasan yang paling diminati. Terlebih DailySocial juga turut mendemokan proyek Minerva yang sedang dikembangkan, sebuah Messenger Bot untuk asisten pembaca berita. Berbagai potensi pengembangan turut dibincangkan dalam diskusi, misalnya skema untuk monetisasi layanan melalui Facebook dan sebagainya.

Harapannya dengan membuka wawasan seputar developer tools yang dimiliki Facebook, para peserta memiliki inspirasi dan ide yang lebih beragam untuk disubmisikan dalam pagelaran Hackathon Facebook. Sehingga nantinya akan terlahir berbagai aplikasi dan layanan berbasis sosial yang di luar dugaan, memenuhi kebutuhan komputasi masyarakat modern.

Roadshow Facebook Indonesia Developer Meetup Jakarta Berikan Wawasan Pengembangan Solusi di Lingkungan Konektivitas Rendah

Setelah Yogyakarta dan Surabaya, kini acara Roadshow Facebook Indonesia Developer Meetup singgah ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Mengambil tempat di Co-Working Space Conclave, para peserta yang hadir berkesempatan berdiskusi mengenai platform Facebook untuk pengembangan terpadu solusi digital. Di samping itu, mereka juga mendapatkan wawasan mengenai hal-hal apa saja yang harus diperhatikan bila membangun solusi di lingkungan dengan konektivitas rendah. Para peserta yang hadir dari berbagai kalangan IT ini juga terlihat antusias ketika pembahasan mengenai bot pada Facebook Messenger disampaikan.

Diskusi acara meetup ini diawali oleh pemaparan teknis CEO DailySocial Rama Mamuaya terkait dengan acara Facebook Indonesia Developer Hackathon. Rama menyampaikan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon perserta bila ingin mengikuti Hackathon Facebook pada 3-4 September 2016 di Jakarta. Mulai dari jumlah orang yang tergabung dalam satu tim hingga mengenai tantangan yang benar-benar baru. Ditekankan juga bahwa pengembangan perangkat lunak minimal melibatkan dua fitur yang tersaji dalam Facebook Developer Tools.

Di sesi berikutnya, Alex Petrescu selaku Facebook Software Engineer menyampaikan beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh para pengembang bila ingin membangun sebuah solusi di kawasan dengan konektivitas rendah. Alex menekankan bahwa pengembang wajib memahami untuk siapa solusi itu dibangun. Pengembang juga perlu memperhatikan bahwa perangkat kini jumlahnya sudah banyak dengan spesifikasi yang beragam. Terakhir, hubungan antara perangkat dengan kecepatan koneksi yang digunakannya.

Setidaknya ada enam tips yang disampaikan Alex kepada pengembang bila ingin membangun solusi di lingkungan dengan konektivitas rendah. Di antaranya yaitu, Maximize Usage When Available, Prioritize Request, Image Quality Still Important, Chunk Response, Keeping Request Small, dan DNS Caching. Penggunaan solusi secara offline juga perlu dipertimbangan untuk dioptimalisasi.

Sesi ini langsung dilanjutkan dengan dengan sesi tanya jawab. Setidaknya ada lima pertanyaan yang diajukan oleh para peserta, mulai dari tips optimalisasi penggunaan kuota hingga cara menguji solusi yang dibangun agar fitur baru yang dikembangkan tidak merusak fitur lama yang sudah ada.

Sesi selanjutnya dibawakan oleh Alice Wei selaku Product Partnerships Facebook. Alice menjelaskan seputar pertumbuhan layanan Facebook secara umum dan apa saja yang ditawarkan platform Facebook bagi pengembang untuk memberikan efisiensi dalam penyusunan pengalaman pengguna pada aplikasi yang dikembangkan. Beberapa contoh fitur dalam Facebook Developer Tools turut disajikan, di antaranya Facebook Login, Account Kit, dan Save to Facebook.

Acara kemudian dilanjutkan oleh pemaparan Senior Technologist DailySocial Yosef Sugiarto mengenai penerapan bot di Facebook Messenger untuk proyek Minerva yang sedang dikembangkan. Meski ini merupakan layanan yang masih baru, namun peserta terlihat antusias memperhatikan bagaimana bot yang dikembangkan oleh DailySocial bekerja. Minerva sendiri adalah proyek yang dapat memberikan pembaca DailySocial informasi seputar dunia teknologi dan startup melalui layanan chat yang beroperasi secara otomatis.

Setelah sesi presentasi selesai, acara berlanjut dengan santap malam. Di sini, peserta menyempatkan diri untuk berbincang dengan Alex, Alice, dan juga beberapa Facebook Software Engineer yang hadir. Tim DailySocial pun menyempatkan diri untuk melakukan wawancara seputar testimoni acara yang berlangsung. Meski tidak semua peserta menyatakan kepastian untuk ikut Hackathon karena waktu yang tidak tepat dengan jadwal pribadi mereka, namun hampir semua peserta yang ditanya menunjukkan rasa puasnya terhadap inisght baru yang didapatkan, dan mulai memikirkan untuk mengimplementasikan beberpa tools baru yang diketahui saat itu.

Firman, salah satu pengembang yang kini bekerja di salah satu perusahaan payment gateway Indonesia, menyampaikan ketertarikannya terhadap bot. Setelah mengetahui layanan tersebut, ia tertarik untuk bisa mengintegrasikan layanan tersebut agar bisa konsumen bisa melakukan transaksi secara langsung melalui chat. Menurutnya, ini akan bisa bekerja efektif karena orang-orang di Indonesai menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap layanan chatting.

Lain lagi dengan Argo yang kini bekerja di sebuah perusahaan e-commerce. Ia pernah membuat sebuah solusi dengan mengintegrasikan fitur Facebook Login. Setelah mengikuti acara meetup ini, ia mendapat informasi terkait fitur-fitur baru yang sebelumnya tidak dia ketahui seperti Facebook Save. Namun, sama halnya dengan Firman, Argo juga antusias terhadap potensi penerapan layanan bot. Argo sendiri menyatakan siap untuk ikut dalam ajang Hackathon yang akan digelar Facebook pada 3-4 September 2016 nanti.

Berbicara tentang Facebook, Indonesia memang memiliki banyak potensi yang masi bisa digalai apalagi bila melihat dari penetrasi penggunanya yang tinggi. Industri digital Indonesia pun kini tengah berkebang pesat dan bisa dibilang masih terpusat di Jakarta. Dengan adanya tantangan melalui ajang Hackathon, diharapkan dapat menjadi sebuah sarana bagi para pengembang lokal untuk menghasilkan inovasi baru dan mengukur seberapa jauh pemahaman dan ketepatan berpikir mereka tentang pengembangan solusi berbasis teknologi. Terutama di negara berkembang yang umumnya memiliki banyak lingkungan dengan konektivitas yang terbatas.

Developer Meetup Surabaya, Berikan Wawasaan Mendalam Seputar Tools Pengembangan dari Facebook

Facebook Developer Meetup kedua dilaksanakan di Surabaya, tepatnya di Forward Factory pada tanggal 11 Agustus 2016. Acara yang mengulas seputar developer tools yang dimiliki Facebook ini, ingin memberikan insight bagi para peserta sehingga memacu kreativitas dan ide-ide pengembangan aplikasi modern. Sebagai pemateri, hadir tim dari Facebook yang membawakan pemaparan seputar berbagai layanan Facebook untuk pengembang, serta tim dari DailySocial yang menampilkan demo hasil pengembangan aplikasi melalui Facebook Developer tools.

Dalam presentasinya, Alice Wei selaku Product Partnership Facebook, menyampaikan tentang berbagai alat pengembangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan menumbuhkan traksi aplikasi melalui kanal sosial. Dengan kekayaan pengguna dan platform yang dimiliki Facebook, Alice menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat potensi yang dapat menguntungkan para developer lokal. Dicontohkan pemanfaatan Account Kit, yang memudahkan pengembang menghadirkan autentikasi SMS (yang nyaman untuk pengguna) guna memberikan rasa aman untuk perlindungan akun di layanan yang disinggahi.

“Saya sehari-hari bekerja mengembangkan game. Beberapa fitur Facebook yang pernah saya integrasikan di antaranya Facebook Login dan Social Feed. Kebutuhan lainnya dari penggunaan Facebook untuk pemasaran. Acara ini memberikan banyak wawasan seputar hal baru di Facebook Developer. FBStart adalah yang ingin saya eksplorasi sepulang dari sini,” ujar Januar, Game Developer dari IplayAllDay Studio.

Parner Engineer Facebook Indonesia Ziyad Bazed turut menyampaikan materi menarik seputar Messenger Platform. Kini fitur tersebut memungkinkan developer untuk membuat bot yang dapat menjawab secara otomatis kebutuhan pengguna. Secara teknis implementasinya dijelaskan secara rinci. Dan benar saja, fitur ini lagi-lagi mendapatkan antusias luar biasa dari para peserta. Terlebih saat Yosef Sugiharto dari DailySocial mempresentasikan proyek Minerva yang sedang dikembangkan DailySocial, yakni Messenger Bot yang menjadi asisten pembaca DailySocial.

Banyak hal yang telah disampaikan ke acara ini. Diharapkan mampu menjadi bekal para pengembang untuk dapat memperluas cakupan layanannya. Tak hanya itu, turut disampaikan pula seputar ajakan kompetisi Facebook Hackathon yang menantang para developer lokal untuk berkreasi menggunakan Developer Tools yang telah dipresentasikan.

Roadshow Facebook Indonesia Developer Meetup Yogyakarta Berikan Wawasan Baru Bagi Pengembang Lokal

Yogyakarta terpilih menjadi tempat singgah pertama acara Facebook Indonesia Developer Meetup. Bertempat di Jogja Digital Valley (JDV), diskusi diikuti oleh puluhan penggerak ekosistem digital di Kota Pelajar. Peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa (baik dari jurusan IT dan Bisnis), penggiat startup, pengembang independen, hingga pemasar digital. Membicarakan tentang platform Facebook untuk pengembangan terpadu sebuah solusi digital memang memberikan antusiasme yang tinggi kepada para peserta. Terlebih saat berbicara tentang Facebook, Indonesia memiliki banyak potensi dari penetrasi pengguna yang begitu tinggi.

Dikusi diawali oleh pemaparan tentang Facebook Indonesia Developer Hackathon oleh CEO DailySocial Rama Mamuaya. Dalam pemaparannya, Rama menjelaskan tentang teknis dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta agar dapat tergabung ke dalam kegiatan Hackathon Facebook yang akan diselenggarakan pada 3-4 September 2016 di Jakarta. Salah satu aspek penting yang disampaikan bahwa nantinya pengembang yang tergabung akan diberikan tantangan yang benar-benar baru, artinya semua proses pengembangan perangkat lunak harus dikerjakan dari nol dan hari itu juga. Dengan melibatkan minimal dua dari fitur yang tersaji Facebook Developer Tools.

Sesi selanjutnya dibawakan oleh Alice Wei selaku Product Partnerships Facebook. Alice menjelaskan seputar pertumbuhan layanan Facebook secara umum dan apa saja yang ditawarkan platform Facebook bagi pengembang untuk memberikan efisiensi dalam penyusunan pengalaman pengguna pada aplikasi yang dikembangkan. Beberapa contoh fitur dalam Facebook Developer Tools turut disajikan, di antaranya Facebook Login, Account Kit dan Save to Facebook. Dilanjutkan oleh rekannya Ziyad Bazed selaku Partner Engineer Facebook Indonesia yang menerangkan secara teknis pemanfaatan bot dalam Facebook Messenger.

Layanan yang terbilang masih sangat baru ini ternyata mendapatkan gairah yang luar biasa dari para peserta. Terlebih saat Senior Technologist DailySocial Yosef Sugiharto memberikan demonstrasi penerapan bot di Facebook Messenger untuk proyek Minerva yang sedang dikerjakan DailySocial. Sebuah proyek yang akan memberikan kepada pembaca DailySocial kemudahan dalam mendapatkan berbagai informasi seputar dunia teknologi dan startup memalui layanan chat yang beroperasi secara otomatis.

Di akhir acara sesi tanya jawab dibuka. Lebih dari 13 pertanyaan hadir dari para peserta menanggapi presentasi narasumber. Salah satu pertanyaan yang cukup menarik dilayangkan oleh Ahmad, seorang pengembang layanan e-commerce lokal yang memfokuskan pada perlengkapan fitnes dan kebugaran. Ia menanyakan seputar kemampuan bot dalam Facebook Messenger untuk kebutuhan otomatisasi layanan keluhan pelanggan. Bersama para narasumber, pertanyaan tersebut dibahas hingga berbagai pendekatan yang dapat diluncurkan untuk memberikan sentuhan humanis menyesuaikan kultur dan demografi pelanggan e-commerce di Indonesia.

Beberapa pertanyaan lain seperti dukungan integrasi dengan payment gateway hingga mekanisme implementasi di lingkungan khusus (seperti lingkungan bisnis dan universitas) turut didiskusikan dalam sesi tanya jawab tersebut. Dari rata-rata pertanyaan memang para peserta terlihat begitu antusias untuk mengembangkan layanan berbasis bot. Berbagai ide pun turut dihadirkan dan didiskusikan.

Di sesi penutupan sembari menikmati santap malam, tim DailySocial menyempatkan untuk melakukan wawancara seputar testimoni acara tersebut. Hampir semua peserta yang ditanya menunjukkan rasa puasnya terhadap inisght baru yang didapatkan, dan mulai memikirkan kesiapan untuk tergabung dalam Hackathon.

Salah satunya Fauzan, seorang indie web developer yang sudah memilik jam terbang tinggi dalam mengerjakan website untuk korporasi. Ia mengatakan bahwa sebelumnya layanan seperti Facebook Login dan Graph API sudah pernah diimplementasikan dalam salah satu proyek yang digarapnya. Namun beberapa lainnya baru ia dengar pada pemaparan narasumber di acara Meetup tersebut. Ke depan ia ingin mencoba menggali lebih dalam seputar bot di Messenger, mengingat fitur ini berpotensi untuk diterapkan dalam berbagai kebutuhan.

Pun demikian dengan Desti, salah satu peserta wanita yang hadir dari Semarang. Sehari-hari ia banyak bergelut dengan dunia web desain. Baginya menyajikan user expriences terbaik untuk setiap layanan yang dihadirkan adalah goal yang harus dicapai. Dengan berbagai tools yang dapat diakses melalui kanal Facebook Developer, Desti mengaku banyak hal yang dapat membuat proses pengerjaan proyek digital menjadi lebih efisien dan ramah pengguna. Terkait dengan keikutsertaannya untuk Hackathon, ia mengaku bahwa siap bergabung, dan akan membentuk tim yang solid untuk memberikan hasil terbaik.

Industri digital di Yogyakarta memang sedang berkembang begitu pesat. Dengan adanya tantangan dan fasilitas baru yang menyajikan kekayaan fitur, diharapkan mampu memberikan dampak positif untuk kesuburan ekosistem digital di Yogayakrta. Tantangan yang diberikan untuk Hackathon juga diharapkan dapat menjadi sebuah sarana bagi para inovator untuk mengukur seberapa jauh pemahaman dan ketepatan berpikir mereka tentang solusi berbasis teknologi.