Tag Archives: Alodokter

e-farmasi indonesia

Masih Dini, Pasar Apotek Online Berpotensi Tinggi

Kesadaran gaya hidup sehat telah menjadi pendorong utama di balik pertumbuhan sektor ritel farmasi. Menurut hasil temuan Ken Research, pasar ritel farmasi Indonesia diperkirakan akan tumbuh pada CAGR 1,5% berdasarkan pendapatan penjualan selama 2019-2025.

Ada beberapa faktor dari kenaikan ini, yakni jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) terus bertambah. Per 31 Desember 2019, jumlahnya mencapai 224 juta orang dan telah melampaui 83% dari total penduduk Indonesia.

Di samping itu, obat generik banyak digunakan sebagai alternatif obat paten yang harganya mahal, akibat bahan baku mayoritas diimpor. Alhasil melalui program JKN, pemerintah mengatur harga agar obat terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Bila dilihat dari angka harapan hidup orang Indonesia pada 2019 adalah 71,59 tahun, meningkat dari 0,25% pada 2018. Statistik ini mencerminkan cara yang lebih baik untuk mengendalikan penyakit menular dan fasilitas medis yang lebih baik, pada akhirnya menyebabkan peningkatan usia rata-rata penduduk Indonesia.

Sedangkan, makin menuanya umur seseorang turut dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran untuk perawatan kesehatan. Dengan meningkatnya populasi usia tua, penjualan obat-obatan di dalam negeri juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan, hampir semua rantai ritel farmasi besar mulai menawarkan produknya melalui portal online, tak terkecuali pemain startup. Meski apotek online mungkin belum terlalu populer di Indonesia, pandemi kemarin membuka pintu lebar-lebar bagi bisnis ini. Lambat tapi pasti, dampak kehadirannya mulai terasa.

Tak sekadar kemudahan dan kecepatan dalam membeli obat, ada banyak isu genting yang tengah diselesaikan oleh pemain digital dengan pendekatan digital pula. Di antaranya, rantai pasok dan keaslian produk farmasi. Lifepack adalah salah satu contoh startup yang mencoba menangkal isu tersebut.

Startup yang dirintis oleh eks petinggi Tiket.com, Natali Ardianto, menyampaikan tantangan dunia farmasi di Indonesia masih dihadapi oleh obat palsu. Dari data yang ia kutip, bahkan sebanyak 25% dari total pendapatan penjualan obat nasional adalah sumbangsih dari penjualan obat palsu yang masuk ke Indonesia secara ilegal dan tidak memiliki tanda BPOM.

“Kondisi ini membuat rasa percaya konsumen untuk beli sesuatu secara online jadi rendah karena mereka takut barangnya tidak asli. Tantangan ini sama seperti saat memulai Tiket.com dulu, banyak yang bertanya ini penipuan atau enggak. [Tantangan] ini umum banget bagi perusahaan teknologi untuk adopsi di pasar yang masih early adopter ini,” terangnya kepada DailySocial.id.

Masih dari laporan yang ia kutip, pada 2025, industri farmasi di Indonesia diprediksi akan tumbuh dua kali lipat dengan estimasi nilai pasar mendekati $20 miliar. Apotek online hanya mencakup 3,5% dari total angka tersebut.

Dia juga menekankan permasalahan yang paling mengakar di industri farmasi itu bukan karena kekurangan jumlah apotek dan distributor, melainkan sistem rantai pasoknya yang tidak efisien. Ambil contoh, apotek yang berlokasi di rumah sakit atau klinik sangat mudah untuk menebus resep dari dokter di rumah sakit tersebut. Apotek pun mudah untuk menyetok suplai obat-obat dengan frekeuensi penjualan yang tinggi.

Kondisi sebaliknya, justru sangat sulit bagi konsumen bila menebus obatnya di luar lingkaran rumah sakit di mana resep itu dibuat. Alasannya karena beragamnya merek farmasi yang beredar untuk satu molekul. Sementara pada umumnya, dokter itu menuliskan resep bukan dari molekul tapi dari mereknya.

“Jadi apotek di rumah sakit itu suplai produknya berdasarkan apa yang sering ditulis dokter. Bagaimana dengan apotek kecil di luar rumah sakit? Itu yang kita coba selesaikan masalahnya.”

Co-Founder & President Director of Alodokter Suci Arumsari sepakat bahwa bisnis apotek online ini berpotensi besar dalam meraih pasar yang semakin mengadopsi belanja online. Tantangan yang perlu diatasi, seperti kepatuhan regulasi terkait penjualan obat, membangun kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan keamanan produk, dan persaingan dengan pemain besar.

Sebagai catatan, Alodokter menjadikan layanan telemedisin sebagai bisnis utamanya yang dilengkapi dengan ekosistem pendukungnya, salah satunya apotek online Aloshop yang sudah diperkenalkan sejak 2021. Perusahaan bekerja sama dengan mitra apotek dan kurir last-mile untuk pengantarannya.

Dalam membangun kepercayaan, Alodokter melakukan sejumlah langkah preventif untuk meminimalisir pelanggaran. Misalnya, untuk penjualan obat non-OTC yang memerlukan resep dokter, maka setiap pembelian obat di Aloshop akan diverifikasi secara ketat. Resep yang diunggah untuk dibeli, akan diverifikasi lagi oleh tim dokter di Alodokter.

“Hal ini bisa mencakup validasi apakah obat yang diresepkan sudah sesuai dengan kondisi medis pasien atau tidak, apakah obat tersebut memang bisa ditebus secara online atau tidak (karena ada beberapa obat yang tidak bisa dibeli secara online) dan sebagainya. Kami juga terus edukasi ke pengguna tentang pentingnya resep dokter untuk obat-obatan tertentu,” terang Suci.

Pengambilan suplai stok di Aloshop berasal dari jaringan mitra apotek resmi, seperti Century, Apotek K24, Watsons, dan Viva Medika. Jaringan yang luas ini memungkinkan Aloshop dapat diakses dan melakukan pengantaran untuk para penggunanya di seluruh Indonesia.

Isu rantai pasok

Natali melanjutkan, sebagai pemain apotek online, tidak efisiennya rantai pasok di industri farmasi ini dilatarbelakangi oleh regulasi yang berlaku. Setiap apotek itu setidaknya harus bekerja sama dengan 80-100 distributor. Distributor itu biasanya mengambil inventarisnya dari beberapa pabrik.

Masalah berikutnya, jika apotek tersebut berbentuk jaringan, seperti K24. Maka setiap outletnya yang tersebar di tiap kota itu harus cari distributor farmasi yang ada di masing-masing kota dan harus membentuk badan hukum sendiri. Regulasi juga tidak memperbolehkan apotek di suatu kota membeli suplai dari kota lain.

Lifepack

“Karena dari dulu cara kerja distributor itu akuisisi apoteknya menggunakan sales. Di tiap kota itu ada tim sales masing-masing dan punya target masing-masing. Jadi purchasing-nya tidak ter-centralized, negosiasi diskon di masing-masing titik makanya tidak efisien. Ketidakefisiensinya ini sangat luar biasa. Industri farmasi paling terlambat [adopsi teknologi].”

Untuk mengatasi isu besar ini, Lifepack mengakuisisi perusahaan distributor Tetama (PT Global Logistic Medika) pada September 2022. Tetama adalah perusahan distributor farmasi online yang mendistribusikan obat & suplemen kesehatan. Perusahaan inilah yang menangani rantai pasok untuk apotek Lifepack dan pebisnis apotek.

Melalui solusi one-click purchase, Tetama ingin mempermudah pebisnis farmasi dalam pemesanan produk. Mereka dapat mengisi stok produk dari berbagai manufaktur secara lebih mudah tanpa perlu membuat banyak surat pemesanan, belum lagi untuk dapat diskon, harus negosiasi yang panjang.

Fitur ini dapat diakses berkat integrasi API Tetama dengan VMedis, software dengan fitur stok dan pengadaan anti-bocor (pencegah kecurangan). Data terakhir menyebut, terdapat lebih dari 2.900 apotek dan klinik di dalam jaringan VMedis.

Tetama sendiri memberikan jaminan stok lengkap, mulai dari obat resep, obat yang dijual bebas (OTC), suplemen, vaksin, produk kecantikan, hingga fast moving consumer goods (FMCG). Ditambah, telah mengantongi sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), Cold-Chain Product (CCP), BPOM, Alat Kesehatan, dan lainnya demi menjaga kualitas produk yang optimal selama proses distribusi.

Selain kemudahan inventaris barang, software Tetama juga memudahkan apotek dalam pencatatannya berdasarkan kode batch kedaluwarsa. “Tanggal expire itu harus dicatat satu-satu, first expire first out. Jadi pergerakan barangnya sesuai tanggal expire. Ketika terima barang, sekarang tinggal masuk ke rak saja.”

Disebutkan, ada 500 apotek, klinik, dan RS yang pakai solusi dari Tetama di Lifepack. Lifepack memiliki empat apotek yang tersebar di Jakarta, Cakung, Bandung, dan Surabaya. Walau disebut apotek, sebenarnya sangat berbeda dengan kebanyakan apotek offline lainnya. Lantaran apotek ini berada di area pergudangan sehingga tidak menerima pembelian langsung oleh konsumen.

“Segmentasi konsumen kami berbeda, kami hanya menyasar pasien penderita penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi yang harus konsumsi obat setiap hari. Jadi beli obatnya berkala lewat kita. Dengan fokus ke sana, jadi servis kami lebih detail dan spesifik. Sebelum obat habis, biasanya kita selalu ingatkan mereka.”

Pasien penyakit kronis ini, menurut data Riskesdas 2018 (Riset Kesehatan Dasar), jumlahnya 20% dari total pasien se-Indonesia. Tapi biaya yang harus mereka keluarkan, lebih tinggi sampai 70% karena harga obat yang dibeli tergolong mahal.

Selain menawarkan pelayanan yang ekstra untuk pasien penyakit kronis, Lifepack memiliki aplikasi Lifepack for medic, untuk suster dan dokter. Di aplikasi tersebut, dokter dapat langsung menulis resep untuk pasiennya. Pasien tidak perlu antre untuk menebus resepnya karena obatnya dikirim oleh Lifepack. Dokter juga bisa melihat apakah pasien tersebut menebus obatnya atau tidak. Sebanyak 2 ribu dokter spesialis telah menggunakan solusi ini.

“Lifepack juga ada aplikasi untuk end-user tapi itu bukan main activity kita.”

Prospek positif

Bagi Natali, industri farmasi akan mendominasi di dunia kesehatan. Di negeri maju, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, bahkan India, penggunaan apotek online sudah de-facto sudah umum. “Di Cina, orang langsung ke apotek karena ada screen untuk konsultasi online dengan dokter dan bisa langsung tebus obat. Apotek digital akan jadi sesuatu yang biasa.”

Dia melanjutkan, “Industri farmasi ini challenging karena ubah budaya itu butuh waktu lama dan harapan saya dukungan dari semua pihak itu sangat membantu kita semua.”

Untuk itu, Lifepack, melalui Tetama, akan terus menggenjot kinerjanya agar distribusi farmasi dapat makin merata ke seluruh titik di Indonesia. Dengan demikian konsumen mau di manapun mereka dapat mengakses obat dengan harga yang sama di Jakarta, tanpa harus beli dari negara tetangga.

Diklaim saat ini kontribusi bisnis dari apotek Lifepack dan Tetama imbang, yakni 50:50. Kontribusi dari Tetama ditargetkan akan melaju lebih jauh karena ke depannya semakin banyak software apotek yang akan bergabung untuk melakukan pembelian suplai farmasi secara lebih efisien.

“Kami pasang harga tidak jauh dari HET (harga eceran tertinggi), tetap kompetitif karena ada pemain lain yang pasang di atas 20%-30% dari HET. Mimpi kita ingin beri harga jauh lebih murah, tapi efisiensi meningkat terus. Karena semakin banyak volume yang dibeli, diskon [dari distributor] makin banyak, jadi harga jual bisa diturunkan.”

Partner Antler Indonesia Agung Bezharie Hadinegoro menyampaikan secara umum healthtech di Indonesia masih memiliki kesenjangan yang perlu diatasi. Di saat yang sama, di ranah regional, Indonesia selalu menjadi pasar penting yang banyak mewakili lahirnya kesempatan baru.

Adanya founder startup yang memiliki ketertarikan di sektor ini dapat menjadi peluang besar untuk mengisi kekosongan tersebut. Dalam menyikapi inovasi di sektor ini, perlu disadari bahwa sebagian besar ide berasal dari inisiatif atau pain point yang dialami oleh para founder sendiri.

“Upaya kami terfokus pada mendengarkan cerita di balik motivasi mereka untuk terlibat dalam sektor kesehatan, serta bagaimana mereka ingin memberikan solusi terbaik kepada target pengguna. Keunggulan dari pendekatan ini, solusi yang dihasilkan cenderung lebih relevan dan dapat langsung mengatasi permasalahan konkret dalam dunia kesehatan,” kata Agung.

Sejauh ini, Antler belum memiliki dana kelolaan khusus untuk sektor ini karena pendekatannya masih secara agnostik. Namun, ketika melihat portofolio perusahaan yang telah dihasilkan oleh Antler, terlihat banyak founder yang memiliki passion yang menarik di healthtech.

“Hal ini mungkin menunjukkan bahwa, meskipun tidak ada fokus secara eksplisit, tetapi potensi dan minat dalam sektor ini tetap ada.” Adapun portofolio Antler di Indonesia khusus healtech adalah CareNow, Healthpro, Qalboo, Sesama Care, dan Ziwa.

Pengguna aktif bulanan Alodokter mencapai 30 juta orang, didukung dengan 1.000 dokter umum, 500 dokter spesialis, dan 1.500 rumah sakit dan klinik

Bisnis Telemedisin Tumbuh Positif, Alodokter Klaim Capaian Profit Tahun Ini

Terdorong adopsi layanan telemedisin selama pandemi, bisnis Alodokter tumbuh subur dan mengklaim telah mencapai posisi laba tahun ini.

“Sudah profit official mulai tahun ini, tahun depan mau profitable lebih besar lagi. Bisnis Alodokter ini sangat berhubungan satu sama lain karena berbentuk ekosistem, makanya monetisasi kami saling bersinergi,” ucap Co-founder dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari kepada DailySocial.id.

Kontribusi pendapatan dari bisnis telemedisin disebutkan mencapai 30%-40% per bulannya. Kemudian sisanya datang dari buat janji konsultasi, Aloshop, Aloproteksi, dan iklan content marketing. Keseluruhan ekosistem produk dan layanan ini saling memberikan kontribusi bisnis yang positif terhadap perusahaan.

“Bisnis yang efektif dan efisien itu landasan utama di Alodokter. Kita benar-benar fokus sama apa yang mau dikerjakan, visi-misi jelas, InsyaAllah karyawan akan paham.”

Menurut Suci, jumlah tenaga kerja yang efisien juga disebut mampu membuat struktur Alodokter lebih ramping. Pihaknya justru tidak banyak menambah talenta baru pada saat bisnis tumbuh-tumbuhnya sepanjang pandemi kemarin. Jumlah karyawan di Alodokter terhitung sebanyak 350 orang, keseluruhannya adalah talenta lokal.

Ekosistem menyeluruh

Suci menuturkan, medis dan teknologi adalah dua aspek penting yang selalu diutamakan perusahaan sejak awal berdiri di 2014. Bila telemedisin tidak dibarengi teknologi, maka hasilnya tidak akan efektif. Contohnya, saat chat dokter tapi balasnya lama.

Berkaitan dengan itu pula, dibarengi dengan riset yang terus-menerus, Alodokter berinovasi meningkatkan layanan telemedis agar semakin memudahkan pengguna dan dokter dengan memanfaatkan teknologi terkini. Contohnya: rekam medis elektronik (Electronic Medical Record/EMR), Alni –asisten virtual interaksi percakapan dengan dokter bertenaga AI, tes batuk (remote diagnostic) bekerja sama dengan ResApp.

Diklaim ketiga inovasi ini membuat proses telemedisin jadi lebih cepat penanganannya. Alni misalnya, dikembangkan sebagai clinical decision tool yang mampu berinteraksi dengan pasien terkait kondisi kesehatan, untuk langkah awal konsultasi dan membantu alur kerja dokter dalam penanganan pasien. Alni juga sudah terhubung dengan EMR.

“Alni bukan menggantikan dokter tapi sebagai asisten, dokter tetap memutuskan diagnosis akhirnya. Alni jadi signifikan buat dokter karena lebih efisien dan mempercepat waktu.”

Sementara, tes batuk ResApp ini juga ditenagai AI dapat mendeteksi suara batuk melalui smartphone pengguna. Fitur ini akan membantu dokter melakukan pemeriksaan secara remote dengan mencocokkan ciri-ciri dari suara batuk berdasarkan enam diagnosis: infeksi paru, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ISPA, batuk rejan, dan bronkitis. Tes ini punya tingkat efisiensi 95%-97%.

“Tes batuk ini hanya bisa dipakai oleh pasien yang mendapat rekomendasi dari dokternya. Metode ini juga dipakai oleh dokter saat mengambil tindakan konvensional di rumah sakit, tapi lebih efisien karena dilakukan dari smartphone pengguna saja.”

Untuk mendukung ketiga fitur ini tetap relevan, tim Alodokter rutin membuka jalur komunikasi dengan ekosistem (pasien, dokter, industri).

“Riset itu penting agar kita punya produk yang relevan. Kalau buat bisnis tidak bisa dari apa yang saya/kita rasa bisa. Tapi lihat dari pasar butuh atau enggak. Selain itu riset [harus kontinu] baik sebelum dan setelah produk di-launch.”

Ekosistem telemedisin di Alodokter disebutkan telah menyeluruh, dari buat janji konsultasi, Aloshop, artikel medis, hingga Aloproteksi. Keseluruhan produk mendukung ambisi perusahaan menjadi pemain telemedis terdepan di Indonesia. Bahkan ke depannya, inovasi akan terus dilakukan untuk mendukung ambisi tersebut.

“Alodokter dari dulu tidak tiba-tiba buat klinik karena saya sendiri benar-benar fokus ingin memberikan informasi, telemedisin, booking, Aloproteksi, Aloshop. Kita di situ saja. Sebab bisnis online yang terpenting itu adalah kepercayaan, bagaimana refleksi masyarakat terhadap kita.”

Berkaitan dengan ekosistem pula, Alodokter meluncurkan Alomedika pada 2018. Alomedika adalah platfom komunitas digital dokter yang memungkinkan mereka untuk mengakses informasi medis terkini dan bertukar ilmu dengan sesama rekan dokter. Diklaim hingga kini, Alomedika telah menaungi lebih dari 95 ribu dokter se-Indonesia.

Fitur-fitur yang dikembangkan di platform ini, di antaranya: personalisasi Home Feed, Konten Diskusi, Follow, E-course, dan Specialist only post. “Alomedika ini online university untuk dokter karena biasanya mereka yang mau lulus pasti cari informasi medisnya di sini.”

Disebutkan pengguna aktif bulanan Alodokter mencapai 30 juta orang, mayoritas penggunanya adalah kelompok usia produktif berusia 18-35 tahun. Didukung pula dengan 1.000 dokter umum dan 500 dokter spesialis, serta 1.500 rumah sakit dan klinik tersebar di seluruh Indonesia. Para dokter yang bergabung ini minimal memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih aktif.

Mengedepankan transparansi

Suci menuturkan bisnis online seperti Alodokter harus mengedepankan transparansi dengan membuka jalur komunikasi dengan seluruh ekosistem, baik saat menyajikan informasi, obat-obatan, perawatan, dan lainnya. Berbagai inisiatif di lakukan demi memancing umpan balik, baik itu kritik dan saran.

Perusahaan menyiapkan tim customer service 24/7 yang dapat dihubungi kapan saja. Bahkan kantor Alodokter juga terbuka untuk pengguna yang ingin bertemu langsung dengan tim, menyampaikan keluh kesahnya.

Selanjutnya, pada tahun lalu, Alodokter mengumumkan Medical Board yang berisi profesional di dunia medis, ada yang berasal dari dokter, professor, dan berbagai macam asosiasi. Peran mereka cukup vital karena memastikan Alodokter memberikan pelayanan yang terpercaya dan memenuhi standar medis.

Lalu melakukan pertemuan regular untuk mengevaluasi dan membahas kinerja program dan fitur-fitur yang diluncurkan Alodokter, dari sisi medis dan pandangan kedokteran. “Medical board itu tugasnya untuk cek kita, kritik kita, dan beri masukan. Mereka semua objektif. Jadi ada penilaian khusus mengenai pelayanan kita. Ini inisiatif kita sendiri dan pertama.”

Seluruh artikel yang dipublikasi di Alodokter juga disupervisi langsung oleh tim penasihat ini demi memastikan keakuratan informasi. Menariknya, channel ini juga masuk ke dalam langkah monetisasi di Alodokter. Selain artikel berbayar, bentuk iklan di Alodokter juga bisa berupa aktivitas live di Instagram.

Untuk tetap menjaga kredibilitas dan profesionalitas, setiap artikel berbayar yang dibayar oleh brand, bagus atau tidaknya produk dari brand tersebut, ditentukan langsung oleh dokter.

“Karena kami mau mengembalikan semua keputusan akhir di tangan pasien, kepercayaan itu nomor satu. Kita enggak mau berikan sesuatu yang belum tervalidasi oleh dokter kita sendiri. Aturan beriklan di kita itu spesifik, tapi banyak brand besar yang mau gabung untuk berikan edukasi.”

Karena strategi organik, berdampak pula pada pencarian artikel berdasarkan SEO yang tinggi di mesin pencarian Google. Alodokter tidak perlu menganggarkan bujet belanja iklan agar masuk ke urutan teratas di laman pertama.

Mengutip dari Semrush, situs Alodokter dikunjungi hingga 41,3 juta kali (organic) pada Oktober 2023. Sementara paid search traffic hanya 112 kali. Rata-rata durasi kunjungan sekitar 7 menit dengan bounce rate 85,37%.

Alodokter bersaing ketat dengan Halodoc. Dalam kurung waktu yang sama, situs Halodoc dikunjungi hingga 59,6 juta kali (organic) dan 6 kali (paid). Tapi rata-rata durasi kunjungan lebih rendah dari Alodokter, yakni sekitar 6 menit dengan bounce rate lebih tinggi, yakni 91,15%.

“Hampir semua SEO di artikel kami itu alami. Google itu pintar, semakin banyak orang cari, maka Google enggak mungkin menurunkan artikelnya. Jadi semuanya organik karena kita sangat berdedikasi pada keselamatan pasien.”

Dalam menjaga keamanan data pengguna, perusahaan sudah tersertifikasi oleh ISO 27001, yakni standar internasional untuk sistem manajemen kemanan informasi. Salah satu manfaat utama dari patuh terhadap ISO 27001 adalah perlindungan data dan informasi sensitif.

Standar ini membantu perusahaan mengidentifikasi aset informasi yang penting dan mengimplementasikan kontrol yang sesuai untuk melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Pandemi Reda, Telemedisin Makin Bermakna

Pandemi Covid-19 merombak dinamika industri medis dan lanskap layanan kesehatan pun ikut berubah. Ketika itu, ketegangan yang signifikan terjadi di rumah sakit dan sistem kesehatan. Kepadatan di rumah sakit jadi hal biasa karena tenaga kesehatan kekurangan sumber daya.

Pandemi menimbulkan tantangan baru, namun juga mempercepat percepatan inovasi layanan kesehatan. Ketimpangan jumlah dokter masih akan terjadi, namun penyedia layanan kesehatan harus cari cara untuk berbuat lebih banyak dengan sumber daya yang ada.

Salah satu subsektor yang saat itu dibutuhkan adalah telemedisin, memungkinkan pasien konsultasi jarak jauh dengan dokter tanpa tatap muka. Analisis Bain & Company terbaru menegaskan bahwa tingkat penggunaan telemedisin yang tinggi di Asia bertahan pada 2022 dan tetap jauh di atas tingkat penggunaan pada 2020.

Laporan tersebut juga memprediksi ruang adopsi dapat bertumbuh di beberapa negara. Pengguna di Malaysia, Thailand, dan Filipina tercatat tumbuh pesat, tapi jauh tertinggal dibandingkan pengguna di Singapura, India, dan Indonesia.

“Perkembangan [adopsi] sangat signifikan dari tahun ke tahun. Kalau ada yang mengira saat endemi menurun karena sudah tidak ada pandemi, justru sekarang lebih meningkat karena orang mulai terbiasa dan lebih nyaman menggunakan telemedisin, juga percaya mengutarakan permasalahannya ke dokter,” ucap Co-founder dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari kepada DailySocial.id.

Dibandingkan saat Alodokter baru berdiri di 2014, layanan telemedisin baru mulai terdengar oleh sebagian orang, hanya saja masih enggan menggunakannya. Artinya telemedisin ini punya peluang untuk bertumbuh lebih besar ke depannya.

“Sehingga perkembangannya naik 200% dari sebelum pandemi dan even sekarang pun perkembangannya tetap signifikan,” tambah dia.

Kenaikan adopsi juga dirasakan oleh Good Doctor Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana mengatakan adopsi antara pengguna individu, maupun korporat dan asuransi terus meningkat. Terhitung perusahaan sudah bekerja sama dengan lebih dari 60 perusahaan asuransi dan lebih dari 2.500 perusahaan.

Menurut Danu, ada dua hipotesis dibalik terus berkembangnya telemedisin pasca pandemi. Pertama, diyakini terjadi fase adopsi oleh masyarakat akan layanan telemedisin yang memberikan solusi dan kenyamanan selama masa pandemi. Ini menyebabkan adopsi telemedisin tidak menurun, malah justru meningkat.

Kedua, tidak hanya masyarakat yang melihat benefit dari telemedisin, namun juga pihak pembayar (payor), yakni perusahaan asuransi dan klien korporatnya.

“Mengacu pada industri asuransi di luar negeri juga, seperti di Amerika Serikat dan Tiongkok, mereka melihat bahwa telemedisin sangat layak untuk dimasukkan sebagai salah satu provider utama, khususnya di pelayanan lapis pertama (primary care) untuk memberikan layanan yang lebih prima kepada pelanggannya, sekaligus dalam upaya mereka untuk menjaga rasio klaim,” terang Danu.

Suci menuturkan adopsi yang meningkat ini mengindikasikan naiknya tingkat kepuasan masyarakat. Kebiasaan mereka perlahan berubah, bukan lagi konsultasi ke dokter saat sudah sakit, tapi jadi preventif sebelum jatuh sakit. Proses pembelajaran ini sangat terdorong saat terjadi pandemi, tren positif ini terus berlanjut hingga sekarang.

“Kita berikan pembelajaran ke mereka, bukan hanya cari informasi tapi bicara yuk ke dokter. Kalau ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan telemedisin, baru diarahkan ke offline untuk langsung ditangani. Telemedisin ini buat masyarakat jadi paham, jadi langkah preventif awal apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. […] bahwa telemedisin bukan untuk menggantikan peran dokter maupun layanan kesehatan.”

“Masyarakat jadi lebih aware dan perilakunya mulai pintar dan responsif, kalau ngerasa sakit selalu cari second opinion tentang apa yang mereka rasakan. Jadi potensi telemedisin di Indonesia akan jauh jauh lebih besar ke depannya, apalagi didukung teknologi jadi ekosistemnya akan fully dari A-Z,” sambung Suci.

Co-founder dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari / Alodokter

Kebiasaan untuk dorong masyarakat bertanya ke dokter juga “dipaksakan” untuk Aloproteksi, produk asuransi kesehatan yang menyasar pengguna individu dan korporasi. Manfaat yang ditawarkan adalah perlindungan Rp100 juta per tahun cashless biaya rawat jalan, rawat inap & obat-obatan. Produk ini hadir sejak 2022 berkat kerja sama dengan Sequis Life dan Cermati Protect.

Walau ‘dipaksakan’, namun berkat ekosistem Alodokter sudah lengkap (telemedisin, buat janji, Aloshop), pengguna dapat memanfaatkan telemedisin tanpa potong limit, berkonsultasi dengan banyak dokter meski tidak sakit. Obat pun akan langsung dikirim begitu sudah konsultasi ke dokter tanpa dikenai biaya lagi. Kalau benar-benar tidak dapat ditangani, dokter akan berikan surat rujukan.

“Kita mau ubah perilaku. Aloproteksi bukan hanya produk yang berikan manfaat tapi juga memberikan edukasi dan informasi. Kalau sakit jangan asal minum obat, jangan ambil tindakan sendiri, lebih baik cerita ke dokter. Ini yang membedakan kita dengan asuransi. Awalnya memang repot [harus konsultasi dulu], tapi ini sangat ekonomis. Mau sakit atau tidak tetap bisa konsultasi ke dokter terus menerus, jadi enggak ada ruginya.”

Saat ini, pengguna aktif bulanan Alodokter tembus ke angka 30 juta orang, didukung dengan 1.000 dokter umum dan 500 dokter spesialis, serta 1.500 rumah sakit dan klinik tersebar di seluruh Indonesia.

Menjaga relevansi

Baik Alodokter dan Good Doctor sama-sama yakin bahwa dukungan teknologi dapat membawa adopsi telemedisin jauh lebih pesat lagi. Suci menyampaikan teknologi dan medis adalah dua aspek penting yang diutamakan perusahaan. Beberapa yang sudah diluncurkan adalah rekam medis elektronik (Electronic Medical Record/EMR), Alni –asisten virtual interaksi percakapan dengan dokter bertenaga AI, tes batuk (remote diagnostic) bekerja sama dengan ResApp.

Diklaim ketiga inovasi ini membuat proses telemedisin jadi lebih cepat penanganannya. Alni misalnya, dikembangkan sebagai clinical decision tool yang mampu berinteraksi dengan pasien terkait kondisi kesehatan, untuk langkah awal konsultasi dan membantu alur kerja dokter dalam penanganan pasien. Alni juga sudah terhubung dengan EMR.

“Alni bukan menggantikan dokter tapi sebagai asisten, dokter tetap memutuskan diagnosis akhirnya. Alni jadi signifikan buat dokter karena lebih efisien dan mempercepat waktu.”

Sementara, tes batuk ResApp ini juga ditenagai AI dapat mendeteksi suara batuk melalui smartphone pengguna. Fitur ini akan membantu dokter melakukan pemeriksaan secara remote dengan mencocokkan ciri-ciri dari suara batuk berdasarkan enam diagnosis: infeksi paru, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ISPA, batuk rejan, dan bronkitis. Tes ini punya tingkat efisiensi 95%-97%.

“Tes batuk ini hanya bisa dipakai oleh pasien yang mendapat rekomendasi dari dokternya. Metode ini juga dipakai oleh dokter saat mengambil tindakan konvensional di rumah sakit, tapi lebih efisien karena dilakukan dari smartphone pengguna saja.”

Bagi Suci, inovasi dan transparansi perusahaan terhadap publik itu memegang peranan penting untuk setiap bisnis yang bermain di ranah online agar dapat terus berkembang. Pihaknya selalu membuka jalur komunikasi dengan seluruh ekosistem (pasien, dokter, pemain industri) untuk mendapatkan umpan balik.

“Riset itu penting agar kita punya produk yang relevan. Kalau buat bisnis tidak bisa dari apa yang saya/kita rasa bisa. Tapi lihat dari pasar butuh atau enggak. Selain itu riset [harus kontinu] baik sebelum dan setelah produk di launch.”

Tak jauh berbeda, Good Doctor memfokuskan inovasinya berdasarkan konsumen utamanya, yakni korporat. Beberapa di antaranya:

  • fitur plug-in: integrasi aplikasi ke berbagai aplikasi dari perusahaan-perusahaan asuransi ataupun aplikasi marketplace pada umumnya di Indonesia,
  • co-payment: mitra asuransi bisa menerapkan kebijakan co-payment untuk benefit tertentu, misalnya 80% ditanggung asuransi dan 20% ditanggung oleh karyawan,
  • surat sakit elektronik: karyawan perusahaan bisa mendapatkan surat sakit elektronik secara resmi dari dokter di Good Doctor ketika sakit dan harus melaporkannya ke direktorat SDM perusahaan tersebut.
  • Population Health Management (PHM): solusi pencegahan penyakit bagi karyawan korporasi melalui medical check-up.

“Seiring dengan semakin bertumbuhnya klien perusahaan asuransi dan korporat, kami mengembangkan beberapa fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Inovasi tidak pernah berhenti sampai disini, dan akan terus kami kembangkan ke depannya,” ujar Danu.

Dalam menjaga kepuasan pengguna, Good Doctor secara rutin melakukan survei pelanggan dan mitra (dokter, apotek, RS, dll) secara regular per kuartal, disebut sebagai NPS survey (Net Promoter Score). Hal ini dibutuhkan demi mendapatkan saran-saran yang konstruktif dari pelanggan dan mitra agar Good Doctor dapat terus mengerti dan memahami apa yang mereka butuhkan dari waktu ke waktu.

“Kedua, kami selalu mencoba personalisasi layanan agar konsumer mendapatkan layanan yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Yang ketiga, kami juga melakukan studi banding secara reguler, melihat tren pelayanan kesehatan digital yang sedang berkembang di seluruh dunia dan kita coba mengadopsikan ke pasar Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Prospek telemedisin

Danu mengungkapkan dengan strategi gaet pengguna B2B, mampu menunjang kontribusi dari bisnis telemedisin terhadap keseluruhan bisnis. Diklaim secara kuantitatif, persentasenya mencapai 60%-70%. Pendapatan yang diperoleh dari pembelian dan pengiriman obat, serta kolaborasi dengan berbagai perusahaan FMCG dan farmasi.

“Secara absolut, kami melihat perkembangan yang baik juga setiap tahun, di mana beberapa lini bisnis di dalam telemedis ini mampu tumbuh kurang lebih dua kali lipat dari tahun 2022 ke tahun 2023 ini.”

Alodokter juga mencatatkan bisnis yang positif dari masing-masing produknya. Pendapatan terbesar datang dari bisnis telemedisin sebesar 30%-40% setiap bulannya, lalu disusul bisnis dari buat janji dengan dokter. Kinerja baik ini membawa perusahaan dapat cetak laba pada tahun ini, walau Suci tidak bersedia merinci lebih lanjut nominalnya.

“Sudah profit official mulai tahun ini, tahun depan mau profitable lebih besar lagi. Bisnis Alodokter ini sangat berhubungan satu sama lain karena berbentuk ekosistem, makanya monetisasi kami saling bersinergi.”

Bagi Suci, kesempatan untuk memperluas adopsi masih sangat besar karena akses kesehatan itu juga dibutuhkan oleh orang-orang di kota lapis dua, tiga, hingga pedalaman. Maka dari itu, dukungan pemerataan jaringan internet yang baik sangat dibutuhkan. Di satu sisi, kini layanan telemedisin tidak hanya digunakan saat sakit saja. Salah satu konsultasi yang banyak digunakan pengguna adalah kesehatan mental dan hidup sehat.

“Saya percaya ini bisnis yang sangat menjanjikan, asalkan disokong dengan teknologi yang mempermudah sehingga bisa bawa manfaat digitalisasi bagi masyarakat. Sebab kalau telemedisin tidak dibarengi dengan teknologi, misal chat dokter tapi balasnya lama jadinya itu tidak efektif.”

Dukungan regulasi juga diberikan dari pemerintah. Danu menyampaikan tindak lanjut dari UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 yang telah diresmikan, diharapkan Kemenkes dapat memimpin aturan turunnya secara baik agar adopsi teknolodi di sektor kesehatan semakin mudah, khususnya layanan telemedisin yang sudah terbukti dapat membantu memberikan layanan kesehatan yang baik saat pandemic dan di tahun ini pasca pandemi.

“Kami berpartisipasi langsung dalam Regulatory Sandbox yang diinisiasikan oleh Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes untuk memastikan keselamatan dan privasi pasien. Good Doctor sudah memasuki tahap sebagai mitra yang diawasi oleh Kemenkes dan saat ini sedang memasuki proses tahap akhir menuju mitra yang dibina oleh Kemenkes.”

Antusiasme investor

Investment Associate AC Ventures Giovanni Wilson menyampaikan dalam bidang healthtech, AC Ventures berfokus pada startup penyedia infrastruktur penunjang kesehatan yang dapat mengembangkan utilisasi dari para tenaga kesehatan dan jangkauan dari layanan kesehatan, baik perawatan maupun pengobatan.

Hal ini selaras dengan permasalahan utama industri kesehatan di Indonesia, yakni rendahnya tingkat pelayanan kesehatan yang terindikasi oleh rasio tempat tidur rumah sakit, rasio tenaga kesehatan, dan rasio tenaga apoteker terhadap jumlah penduduk.

Dia melanjutkan, teknologi layaknya aplikasi smartphone, dapat digunakan sebagai akses dan membuka pintu layanan untuk daerah-daerah yang belum terjangkau oleh gerai ritel misalkan cabang bank atau cabang klinik dan farmasi. Dengan memberikan pelayanan melalui internet, tenaga kesehatan dan produk yang tersedia di kota besar dapat juga dinikmati oleh pengguna yang jauh, tanpa harus menghabiskan biaya untuk mengunjungi secara langsung.

“Teknologi digital juga dapat memberikan informasi yang akurat dan langsung kepada semua pengguna mengenai suatu produk kesehatan, misalnya vaksin, obat-obatan, dan prosedur pembedahan yang baru. Selain itu, dapat juga menjadi platform edukasi terhadap kesehatan, gaya hidup, dan resiko-resiko penyakit baru,” kata Giovanni.

Selain dukungan teknologi digital, lanjut dia, sebenarnya tingkat partisipasi asuransi kesehatan sebagai unsur penopang industri kesehatan juga penting dalam memfasilitasi konsumsi kesehatan. Misalnya, program BPJS sangat berdampak positif terhadap keperluan dasar kesehatan bagi golongan pekerja.

“Penduduk Indonesia yang diproyeksikan akan terus bertambah penghasilannya dan masuk ke middle-income country akan memberikan dorongan positif ke penetrasi asuransi kesehatan yang akhirnya membuka akses dan pola pikir konsumsi layanan kesehatan dari yang bersifat mengobati (treatment) ke pencegahan (preventif).”

Sejauh ini, ACV belum memiliki dana kelolaan khusus untuk healthtech. Dana yang diinvestasikan berasal dari AC Ventures Fifth Investment V (ACV Fund V) senilai $250 juta, untuk seluruh startup tahap awal, termasuk healthtech. Subsektor healthtech yang sudah masuk ke dalam portofolio ACV adalah wellness (Sirka) dan klinik digital (KLAR).

Startup healthtech Alodokter peroleh investasi dari Marubeni Corporation, sekaligus umumkan akuisisi aplikasi Diary Bunda

Alodokter Terima Investasi dari Marubeni Corporation, Akuisisi Platform Diary Bunda

Startup healthtech Alodokter mengumumkan perolehan investasi dengan nominal dirahasiakan dari Marubeni Corporation. Bersamaan dengan itu perusahaan juga mengakuisisi anak usaha dari investor tersebut, Diary Bunda, sebuah aplikasi pemantauan kehamilan.

Menurut keterangan resmi perusahaan yang disampaikan pada hari ini (05/7), akuisisi ini merupakan bagian langkah strategis Alodokter untuk mewujudkan misinya dalam memperkuat rangkaian layanan kesehatan, yang bertujuan meningkatkan pengalaman perawatan kesehatan digital bagi ibu dan calon ibu di seluruh Indonesia. Semua informasi penting serta layanan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan tersaji dalam satu aplikasi.

“Diary Bunda terbukti telah memberikan pengalaman menyenangkan di masa kehamilan yang lengkap dengan basis pengguna yang besar, menjadikan Diary Bunda tambahan yang sempurna untuk portofolio perawatan kesehatan Alodokter,” ucap Co-founder dan President Director Alodokter Suci Arumsari.

Diterangkan lebih lanjut, Diary Bunda mendapat popularitas yang signifikan di kalangan ibu Indonesia, memberi mereka alat pemantauan kehamilan dan pertumbuhan bayi yang dipersonalisasi, termasuk konten edukasi dan forum-forum komunitas. Suci berharap akuisisi ini makin mengukuhkan posisi Alodokter sebagai pemimpin pasar dalam solusi kesehatan digital, khususnya kesehatan perempuan dan anak.

“Kami senang dapat melanjutkan kemitraan dengan Alodokter dan mendukung sepenuhnya komitmen mereka untuk meningkatkan akses layanan kesehatan di Indonesia. [..] Juga sangat antusias untuk melihat pertumbuhan dan inovasi lebih lanjut yang akan dibawa oleh akuisisi ini,” tambah General Manager of Healthcare & Medical Business Department Marubeni Kanao Shigenobu.

Suci menuturkan, ke depannya perusahaan berencana untuk sepenuhnya mengintegrasikan fitur dan layanan Alodokter ke aplikasi Diary Bunda, demi menciptakan pengalaman yang integral dan terpadu bagi penggunanya.

Sebagai bagian dari integrasi, Alodokter berupaya meningkatkan dan memperluas fitur yang telah tersedia di Diary Bunda, memastikan aplikasi tersebut tetap menjadi sumber yang andal dan komprehensif untuk komunitas para ibu Indonesia.

Aplikasi seputar keluarga

Para rivalnya, Klikdokter juga sebelumnya sudah merilis aplikasi serupa bernama Hallobumil, sebagai sistem informasi terpadu seputar kehamilan. Halodoc juga merilis Bidanku sebagai layanan on-demand pemenuhan kebutuhan perawat.

Platform media kesehatan theAsianParent juga memiliki aplikasi sejenis untuk pasar Indonesia, fokus pada layanan informasi seputar kehamilan dan bayi dengan segmen utama pengguna dari kalangan ibu-ibu muda.

Belakangan memang pemain startup yang berfokus pada parenting dan vertikal turunannya makin dilirik investor. Sebelumnya, ada aplikasi Tentang Anak yang didirikan oleh pasangan suami-istri Mesty Ariotedjo dan Garri Juanda. Aplikasi ini dikabarkan kantongi pendanaan tahap awal dari sejumlah investor, di antaranya SEA Surge Ventures, Insignia Ventures, dan beberapa nama angel investor: Mohammed Alabsi, Herman Widjaja, dan lainnya.

Fokus aplikasi ini menyediakan layanan holistik, berupa aktivitas stimulasi anak yang dipersonalisasi, menu nutrisi, pelacak pertumbuhan, konsultasi gratis, dan pelibatan orang tua dalam perkembangan anak, terutama bagi anak usia 0-5 tahun. Di samping itu, menyediakan kurasi informasi dari jaringan dokter anak, psikolog, pendidik anak, perencana keuangan, dan obygn.

Selain Tentang Anak, di vertikal lainnya, yakni e-commerce juga sudah dirambah oleh Sociolla yang menghadirkan sub-brand Lilla by Sociolla. Platform yang sudah hadir sejak 2020 ini menyediakan empat fitur utama, di antaranya Easy Shopping, Motherhood Tracker, Personalized Experienced, dan Learn from the Expert.

Application Information Will Show Up Here
Alodokter meluncurkan fitur Electronic Medical Record (EMR) atau jejak rekam medis elektronik dalam rangka penuhi PMK Nomor 24 Tahun 2022

Alodokter Hadirkan Fitur Rekam Medis Elektronik untuk Peningkatan Layanan Pasien

Alodokter meluncurkan fitur Electronic Medical Record (EMR) atau jejak rekam medis elektronik. EMR adalah berkas yang berisi pencatatan dan dokumentasi identitas, serta perjalanan penyakit pasien, perannya begitu penting bagi tenaga kesehatan untuk menilai dan menentukan perawatan dan pengobatan bagi pasien.

Bagi Alodokter, EMR tidak hanya penting dalam fasilitas kesehatan konvensional, tapi juga dalam layanan telemedisin yang kini berkembang pesat dalam membantu masyarakat mendapat kemudahan akses konsultasi medis dengan cepat, tepat, dan terpercaya.

Selain mendukung efisiensi layanan dan menciptakan pengalaman konsultasi kesehatan online yang menyenangkan, EMR sekaligus jadi jawaban perusahaan dalam memenuhi kewajiban penerapan rekam medis elektronik yang tertuang di dalam beleid Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis.

“Alodokter menjadi platform telemedisin pertama di Indonesia yang memiliki fitur EMR, karena kami melihat pengguna layanan Alodokter semakin banyak dengan berbagai kebutuhan akan layanan kesehatan, dan kami selalu berinovasi untuk memperbaiki layanan yang sudah ada dengan EMR untuk pengalaman konsultasi telemedisin yang lebih baik lagi di Indonesia,” ucap Co-founder dan President Director Alodokter Suci Arumsari dalam keterangan resmi, Jumat (24/3).

Suci melanjutkan, penerapan EMR di Alodokter memberikan manfaat, seperti kemampuan untuk mengakses rekam medis pasien secara real-time dan konsisten, melihat hasil tes laboratorium, resep obat sebelumnya, dan catatan medis lainnya dengan cepat, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik dan memberikan perawatan yang lebih tepat dan akurat.

Di dalam aplikasi Alodokter, sistem EMR merekam dan memuat riwayat kesehatan pasien dan jejak medis yang dibuat oleh dokter, termasuk merekam history chat pada platform Alodokter, riwayat tindakan, pembelian obat pada farmasi dengan alasan tindakan medis yang dilakukan. Tidak hanya memangkas risiko dalam kesalahan pencatatan data pasien dan membantu berbagai kegiatan manajemen, penggunaan EMR juga memudahkan dokter dan staf fasilitas kesehatan dalam berkomunikasi dengan pasien.

“Fitur EMR pada Alodokter memberikan dampak yang baik bagi jangkauan layanan telemedisin untuk semakin membantu masyarakat Indonesia dan memberikan pilihan akan layanan terbaik untuk jaringna telekonsultasi, dengan 85.000 dokter yang telah bergabung. Ke depannya fitur EMR pada Alodokter akan terus berkembang untuk perbaikan kesehatan di Indonesia,” tutup Suci.

Asisten Telekonsultasi Virtual “Alni”

Pada akhir Februari kemarin, perusahaan juga baru merilis asisten virtual berbasis AI “Alni” untuk membantu dokter memberikan analisis dan diagnosis terhadap keluhan penyakit pasien. Alni memiliki kemampuan untuk memahami konteks pertanyaan pasien sehingga mempermudah telekonsultasi melalui aplikasi Alodokter.

Bila diibaratkan, Alni seperti ChatGPT, chatbot berbasis AI yang mampu melakukan percakapan dan memberikan jawaban terhadap kebutuhan pertanyaan penggunanya. Saat ini, Alni baru tersedia khusus untuk layanan telekonsultasi.

Alni menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP) sehingga dapat memahami bahasa sehari-hari dan membedakan puluhan ribu kondisi medis. Alni juga didukung dengan algoritma dan kumpulan data raksasa interaksi percakapan pasien dengan dokter di ekosistem Alodokter.

Tak sekadar berdialog, Alni memiliki keterampilan kognitif untuk menentukan tingkat risiko pasien dari minor hingga mendesak. Ini adalah hasil aspek pemrograman Alni yang berfokus pada pemilihan algoritma yang tepat untuk mencapai hasil akurat dan lebih lanjut diverifikasi oleh dokter. Alodokter memastikan setiap percakapan di Alni yang berisi data sensitif pasien, disimpan dan dianalisis dengan aman.

Pasien dapat berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan medisnya. Alni memastikan pasien dapat mengambil diagnosisnya berdasarkan gejala yang diberikan lewat antarmuka yang kompatibel dengan bahasa manusia, serta mendukung pasien membuat janji temu dengan dokter atau klinik pilihan, semua diverifikasi oleh dokter.

Application Information Will Show Up Here
Starup healthtech Alodokter memperkenalkan Alni, asisten virtual berbasis AI untuk membantu dokter memberikan analisa dan diagnosa terhadap keluhan penyakit pasien

Alodokter Perkenalkan Asisten Telekonsultasi Virtual “Alni”

Startup healthtech Alodokter memperkenalkan asisten virtual berbasis AI “Alni” untuk membantu dokter memberikan analisis dan diagnosis terhadap keluhan penyakit pasien. Alni memiliki kemampuan untuk memahami konteks pertanyaan pasien sehingga mempermudah telekonsultasi melalui aplikasi Alodokter.

Chief Medical Officer Alodokter Louise Hewitt menjelaskan, perusahaan memahami pentingnya inovasi baru guna meningkatkan pengalaman pelanggan dan membawa interaksi pada plattform Alodokter ke level selanjutnya. “Alodokter mengembangkan Alni sebagai clinical decision tool yang mampu berinteraksi dengan pasien terkait kondisi kesehatan, sebagai langkah awal konsultasi dan membantu alur kerja dokter dalam penanganan pasien,” terangnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/2).

Hewitt mengibaratkan Alni seperti ChatGPT, chatbot berbasis AI yang mampu melakukan percakapan dan memberikan jawaban terhadap kebutuhan pertanyaan penggunanya. Saat ini, Alni baru tersedia khusus untuk layanan telekonsultasi.

Alni menggunakan teknologi Natural Language Processing (NLP) sehingga dapat memahami bahasa sehari-hari dan membedakan puluhan ribu kondisi medis. Alni juga didukung dengan algoritma dan kumpulan data raksasa interaksi percakapan pasien dengan dokter di ekosistem Alodokter.

“Dengan kecanggihan ini, Alni mampu berdialog dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritikal mengenai kesehatan pasien baik gejala dan kondisi untuk memahami dan melakukan penilaian medis yang mendalam.”

Tak sekadar berdialog, Alni disebut memiliki keterampilan kognitif untuk menentukan tingkat risiko pasien dari minor hingga mendesak. Ini adalah hasil aspek pemrograman Alni yang berfokus pada pemilihan algoritma yang tepat untuk mencapai hasil akurat dan lebih lanjut diverifikasi oleh dokter. Alodokter memastikan setiap percakapan di Alni yang berisi data sensitif pasien, disimpan dan dianalisis dengan aman.

Pasien dapat berinteraksi dengan sistem perawatan kesehatan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan medisnya. Alni memastikan pasien dapat mengambil diagnosisnya berdasarkan gejala yang diberikan lewat antarmuka yang kompatibel dengan bahasa manusia, serta mendukung pasien membuat janji temu dengan dokter atau klinik pilihan, semua diverifikasi oleh dokter.

“Sejauh ini Alni memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir, di mana kami berhasil meningkatkan akurasi prosedur medis secara signifikan. Tingkat kepuasan pasien meningkat 15% saat menggunakan Alni dibandingkan konsultasi tanpa asisten ini, dan 100% dokter bekerja lebih efisien dalam memberikan perawatan medis kepada pasien.”

Hewitt melanjutkan, kehadiran Alni memberikan tambahan fitur yang sudah dihadirkan perusahaan, yakni kemudahan telekonsultasi dengan dokter, buat janji dokter atau mencari rumah sakit pilihan, belanja kebutuhan kesehatan, akses untuk artikel-artikel kesehatan, dan proteksi kesehatan bersama Aloproteksi.

Inovasi lainnya

Tak hanya inovasi untuk konsumen akhir, sebelumnya Alodokter juga meluncurkan layanan kuliah online Alomedika eCourse untuk para dokter pada September 2022. Platform ini diklaim telah diakui oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai kursus online resmi. Diketahui, platform komunitas Alomedika hadir sejak 2019 bagi para dokter untuk mengakses pengetahuan, informasi, dan tren terkini seputar dunia medis.

Alomedika eCourse masuk dalam kategori program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB). Dokter peserta akan memperoleh SKP jika menyelesaikan modul. SKP diperlukan untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat perpanjang Surat Izin Praktik (SIP) dokter.

Seluruh poin SKP beserta sertifikat akan otomatis tersimpan pada akun pengguna dan dapat diunduh. Alomedika eCourse membekali pre-test dan post-test di awal dan akhir modul. Selain itu, modul-modul tersebut akan dipandu oleh para dokter senior dari seluruh spesialis dan cabang ilmu kedokteran.

Didirikan sejak 2014, Alodokter adalah platform kesehatan digital nomor satu di Indonesia dengan lebih dari 30 juta pengguna aktif setiap bulannya, serta lebih dari 80.000 dokter yang bergabung.

aplikasi kesehatan

7 Aplikasi Kesehatan sebagai Solusi Terbaik Berobat Jarak Jauh

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah merambah ke berbagai bidang, tanpa terkecuali di bidang kesehatan. Salah satu bentuknya adalah dengan berkembangnya layanan telemedicine.

Telemedicine sendiri merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk berkonsultasi kesehatan secara jarak jauh dengan tenaga medis atau profesional di bidangnya. Telemedicine disebut-sebut sebagai revolusi bagi dunia kesehatan, sebab dengan bantuan aplikasi, masyarakat tidak perlu lagi melakukan tatap muka untuk mengakses layanan kesehatan.

Nah, kali ini Daily Social sudah merangkumkan 7 aplikasi kesehatan yang populer digunakan di Indonesia.

Halodoc

halodoc
©googleplay

Halodoc merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang paling populer di Indonesia. Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter dari beragam spesialis mulai dari dokter umum hingga dokter kesehatan jiwa, membeli obat, hingga melakukan pemeriksaan laboraturiom melalui smartphone.

Halodoc sendiri memiliki dua jenis konsultasi yang dapat dilakukan oleh pasien. Pertama adalah konsultasi yang bersifat emergensi yang 68 persen dapat diselesaikan dengan tindakan medis digital. Sementara yang kedua, pasien yang sudah bertemu dengan dokter dapat melakukan follow up dari perawatan yang dijalani.

Alodokter

alodokter
©googleplay

Alodokter juga merupakan salah satu aplikasi telemedicine yang cukup populer digunakan di Indonesia. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur utama, yakni konsultasi dengan dokter, membuat janji konsultasi hingga mencari rumah sakit pilihan.

Kamu bisa melakukan konsultasi dengan dokter secara online pada kolom Tanya Dokter. Tak hanya itu, kamu juga bisa membaca berbagai artikel kesehatan yang ditulis oleh dokter yang berpengalaman.

KlikDokter

klikdokter
©googleplay

KlikDokter merupakan aplikasi kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2008 yang lalu. Kini, KlikDokter memfokuskan diri untuk menyediakan informasi dan layanan kesehatan secara daring dengan mengembangkan berbagai fitur kesehatan.

Kamu bisa mencari berbagai informasi mengenai penyakit, diagnosis, gejala, hingga pengobatannya melalui fitur Indeks Penyakit. Tak hanya itu, kamu juga bisa memesan obat atau alat kesehatan lain secara daring melalui aplikasi ini.

SehatQ

sehatq
©googleplay

Meski tergolong baru, aplikasi SehatQ hadir dengan berbagi fitur kesehatan yang tentunya dapat memudahkanmu dalam mengaksesnya. Dengan aplikasi ini, kamu dapat menikmati berbagai macam layanan kesehatan, mulai dari klinik gigi, klinik kecantikan, laboratorium, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menikmati berbagai paket kesehatan yang ditawarkan, seperti paket vitamin, paket sunat, dan promosi kesehatan yang menarik lainnya.

Medi-call

medi-call
©googleplay

Seperti layanan telemedicine pada umumnya, Medi-call juga melayani berbagai macam masalah kesehatan. Bedanya, aplikasi ini tidak hanya menawarkan konsultasi dengan tenaga kesehatan secara daring saja, tetapi kamu juga bisa meminta mereka untuk datang ke rumah.

Aplikasi ini juga menawarkan layanan kesehatan, seperti terapi infus, vaksi, dan vitamin dengan tarif yang bervariasi. Kisaran tarifnya mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 tergantung pada jenis pengobatan yang kamu butuhkan.

Good Doctor

good doctor
©googleplay

Good Doctor merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang pertama kali hadir sebagai bagian dari Grab pada akhir tahun 2019. Pada Maret 2020, Good Doctor resmi meluncurkan aplikasi layanan telemedicine di Google Play dan App Store.

Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi dan tanya jawab dengan tenaga kesehatan ahli, membeli obat, hingga membuat janji kunjungan rumah sakit atau klinik pilihan.

Riliv

riliv
©googleplay

Berbeda dengan beberapa aplikasi sebelumnya yang menyediakan layanan untuk berbagai macam masalah kesehatan, Riliv hadir sebagai platform khusus yang melayani masalah kesehatan mental pertama di Indonesia. Aplikasi yang didirikan sejak tahun 2015 ini memposisikan diri sebagai teman curhat profesional yang siap mendengarkan cerita kliennya kapan saja.

Berbagai layanan kesehatan mental yang disediakan aplikasi ini meliputi meditasi, cerita tidur, hingga konseling online.

Nah, itulah 7 aplikasi kesehatan yang populer di Indonesia. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi tersebut, kini kamu tidak perlu repot lagi jika ingin mengakses berbagai macam layanan kesehatan.

Startup healthtech Halodoc mengungkapkan rencana ekspansi regional. Thailand, Vietnam, dan Malaysia adalah negara yang dibidik perusahaan

Halodoc Persiapkan Ekspansi Regional

Startup healthtech Halodoc mengungkapkan rencana ekspansi regional. Thailand, Vietnam, dan Malaysia adalah negara tetangga yang dibidik perusahaan karena dinilai punya kesamaan masalah seperti Indonesia.

Mengutip dari wawancara CEO Halodoc Jonathan Sudharta di Nikkei Asia, ia menyebutkan bahwa perusahaan selalu memiliki mimpi untuk menyederhanakan akses kesehatan. “Kami tidak pernah menyebut itu hanya untuk Indonesia,” jelasnya.

Jonathan tidak merinci detail mengenai jadwal ekspansi perusahaannya tersebut. Baik Thailand, Vietnam, dan Malaysia, memiliki masalah yang sama dengan Indonesia, salah satunya adalah kemacetan lalu lintas. Setelah ekspansi regional, Jonathan berniat untuk bergerak ke luar wilayah tersebut.

Ia beralasan, biasanya Indonesia mengimpor solusi dari luar negeri, tetapi sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki begitu banyak masalah perawatan kesehatan yang berbeda sehingga perusahaan seperti Halodoc dapat menyelesaikan masalah di Indonesia. Ia pun meyakini bahwa solusinya dapat diekspor ke tempat-tempat, seperti AS, Eropa, Jepang, dan Singapura.

Saat dihubungi terpisah oleh DailySocial.id, Jonathan tidak merespons seluruh pertanyaan hingga berita ini diturunkan.

Kompetitor terdekatnya, Alodokter sudah melebarkan sayap ke Thailand sejak 2016 dengan brand PobPad. Sama seperti Alodokter, PobPad juga memberikan informasi seputar kesehatan berbahasa Thailand yang mudah dicerna oleh siapa saja. Namun, solusi PobPad tidak sekomprehensif Alodokter yang menyediakan telekonsultasi, belanja obat, dan buat janji konsultasi dengan dokter dan/atau mencari rumah sakit pilihan.

Fokus solusi preventif

Dalam perjalanan Halodoc sejak 2016, perusahaan aktif menyediakan berbagai solusi kesehatan yang sifatnya kuratif, kini masuk ke solusi-solusi yang berfokus pada preventif. Hal ini bisa ditemukan di dalam aplikasi Halodoc, di antaranya, Risiko Diabetes, Risiko Jantung, Kalender Menstruasi dan Kehamilan, Kalkulator BMI, Pengingat Waktu Minum Obat, Donasi, Cek Stres, Tes Depresi, dan masih banyak lagi.

Halodoc punya empat fitur utama, yaitu Toko Kesehatan, layanan untuk membantu pengguna membeli suplemen, vitamin, dan obat-obatan dengan resep dokter secara cepat, aman & nyaman di lebih dari 4.000 apotek rekanan; Chat Dokter yang memungkinkan pasien untuk berinteraksi dengan lebih dari 20.000 dokter berpengalaman dan terpercaya melalui chat, video call, atau voice call.

Selanjutnya, Janji Temu Dokter yang memungkinkan pengguna untuk membuat janji temu dengan dokter di 2.000 rumah sakit rekanan; dan, Layanan Medis & Lab untuk memesan berabgai layanan tes dan vaksinasi COVID-19 dengan metode walk in atau drive thru.

Di luar itu, perusahaan juga melakukan misi sosial dengan merilis aplikasi Bidanku yang diperuntukkan secara gratis buat para bidan di daerah terpencil. Bidanku menjadi perpanjangan tangan Halodoc untuk masuk ke daerah terpencil, populasi bidan di Indonesia yang populasi sekitar 240 ribu orang.

Alomedika eCourse

Alodokter Meluncurkan Fitur Kuliah Online “Alomedika eCourse”

Startup healthtech Alodokter meluncurkan fitur kuliah online Alomedika eCourse bagi para dokter. Fitur ini diklaim sebagai yang pertama dihadirkan oleh startup healthtech di Indonesia, dan telah diakui oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai kursus online resmi.

Sebagai informasi, Alomedika merupakan platform komunitas dokter yang diluncurkan pada 2019. Platform tersebut dikembangkan agar seluruh dokter di Indonesia dapat memiliki akses terhadap pengetahuan, informasi, dan tren terkini seputar dunia medis.

Co-founder & President Director Alodokter Suci Arumsari mengatakan era digitalisasi di dunia medis berkembang sangat pesat. Sementara, dokter menjadi kunci utama dalam memberikan layanan kesehatan.

“Semakin berkualitas dokter di kalangan masyarakat, semakin baik pula kualitas kesehatan. Ini semua sesuai dengan komitmen Alodokter memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Sementara, Senior Vice President Alomedika dr. Andi Marsali menambahkan fitur ini menjadi salah satu upaya untuk memberdayakan seluruh dokter melalui fasilitas keilmuan dan dukungan profesi dalam bentuk Satuan Kredit Profesi (SKP).

“Kolaborasi kami dengan IDI memungkinkan ini semua. Kami memberikan beragam cara bagi dokter untuk meraih SKP di Alomedika, seperti menyimak artikel Continuing Medical Education (CME), mengikuti program webinar mingguan, dan kini tinggal mengikuti eCourse,” jelasnya.

Alomedika eCourse masuk dalam kategori program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB), dokter peserta akan memperoleh SKP apabila menyelesaikan modul. Sekadar informasi, SKP dibutuhkan untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai salah satu syarat memperpanjang Surat Izin Praktik (SIP) dokter.

Menariknya, seluruh poin SKP beserta sertifikat akan otomatis tersimpan pada akun pengguna dan dapat diunduh. Adapun, Alomedika eCourse membekali pre-test dan post-test di awal dan akhir modul. Selain itu, modul-modul tersebut akan dipandu oleh para dokter senior dari seluruh spesialis dan cabang ilmu kedokteran.

Untuk saat ini, modul-modul tersedia mulai dari treatment, studi, hingga penemuan baru dengan topik meliputi pendekatan klinis kasus nyeri, penanganan depresi, advanced suturing course, dan beberapa modul kegawatdaruratan sehari-hari.

Tak ketinggalan, dokter peserta dapat mengajukan topik menarik agar tetap berperan aktif dalam mengikuti perkembangan ilmu di dunia medis. Menurut pihak Alodokter, kegiatan ini memungkinkan Alomedika eCourse tetap dapat menghadirkan modul-modul keilmuan ter-update dan diminati para dokter.

Pengembangan inovasi

Dalam dua tahun terakhir, Alodokter terus menggencarkan pengembangan produk baru untuk memperkuat posisinya di pasar healthtech Indonesia, terutama menyambut pasca-pandemi nanti. Di tahun lalu, Alodokter meluncurkan layanan epharmacy Aloshop untuk mengakomodasi kebutuhan lebih dari 30 juta penggunanya.

Bagi perusahaan, Aloshop disebut sebagai epharmacy pertama yang berkomitmen penuh untuk bermitra dengan supply chain terpercaya di Indonesia. Aloshop juga menawarkan model bisnis yang sustainable dengan harga produk terjangkau pada kisaran 5%-20% di pasar epharmacy Indonesia.

Kemudian, Alodokter juga memperkenalkan fitur tes batuk yang di-embed ke dalam layanan telekonsultasinya. Untuk menghadirkan tes batuk jarak jauh ini, Alodokter menggandeng dengan perusahaan teknologi diagnosis kesehatan digital ResApp yang berbasis di Australia.

Suci sempat mengungkap bahwa fitur tersebut dapat memudahkan dokter untuk melakukan remote diagnostic pada suatu penyakit dan memberikan perawatan secara lebih efisien.

Application Information Will Show Up Here
Potensi layanan kesehatan mental, khususnya melalui startup, akan lebih maksimal jika diarahkan melalui korporasi, institusi, atau komunitas

Peranan Startup Memperluas Jangkauan Layanan Kesehatan Mental di Indonesia

Kesehatan mental masih menjadi isu dengan tingkat literasi yang relatif rendah di antara masyarakat Indonesia. Seringkali tidak kasat mata, esensi kesehatan mental tidak kalah penting dengan kesehatan fisik. Keduanya memiliki keterlibatan satu sama lain. Bila seseorang terganggu fisiknya, mungkin saja mental atau psikisnya juga terganggu, begitu pula sebaliknya.

Ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang, mulai dari sosial, psikologis, dan biologis. Kesehatan mental yang buruk juga dikaitkan dengan perubahan sosial yang cepat, kondisi kerja yang penuh tekanan, diskriminasi gender, pengucilan sosial, gaya hidup tidak sehat, kesehatan fisik yang buruk, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Hal ini makin menjadi di masa pandemi. Kondisi stres, cemas, depresi, hingga keinginan bunuh diri muncul sebagai respons atas isolasi, masa depan yang tak pasti, hingga kondisi ekonomi yang menurun. Rendahnya literasi terkait kesehatan mental membuat banyak persoalan jiwa yang bisa dicegah dan diatasi sejak dini justru ditemukan dalam kondisi berat dan memengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) mengatakan, kesehatan mental adalah salah satu bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan. Hampir 1 miliar orang di dunia memiliki gangguan kesehatan mental, 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat penggunaan alkohol yang berbahaya, dan satu orang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.

Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016 menunjukkan adanya 1.800 laporan bunuh diri per tahun di Indonesia atau setara lima orang per hari menghabisi nyawa mereka sendiri. Dari total tersebut, 47,7% korban bunuh diri ditengarai pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

Selain itu, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan adanya lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami masalah mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Dengan total lebih dari 30 juta masyarakat yang berpotensi membutuhkan penanganan mental, Indonesia baru memiliki sekitar 2500 psikolog klinis dan 600-800 psikiater yang terdaftar.

Sekumpulan fakta di atas menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi berbagai pihak dan mendorong hadirnya inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan mental di seluruh tingkatan. Juga makin banyak platform yang fokus menjangkau masyarakat yang rentan dengan isu kesehatan mental. Perlahan tapi pasti, isu kesehatan mental mulai mendapat perhatian dan menciptakan potensi bisnis.

Layanan konseling di masa pandemi

Seiring perkembangan dan pemanfaatan teknologi yang semakin luas, inovasi mulai hadir dalam industri kesehatan mental. Di masa pandemi yang membatasi ruang gerak dan interaksi sosial masyarakat, mulai bermunculan startup yang fokus menawarkan layanan konseling online, seminar mendalam bersama praktisi profesional, serta aktivitas lain yang menunjang kesehatan mental pada umumnya.

Sebut saja KALM. Layanan yang mulai beroperasi di tahun 2018 ini merupakan salah satu aplikasi konseling online yang menyediakan layanan yang fleksibel, privat, dan terjangkau dengan para profesional. Selain konseling online, KALM juga menawarkan fitur penulisan jurnal dengan ekspektasi untuk membantu memperbaiki pola pikir positif, menurunkan tingkat stres, dan memperbaiki tidur.

Karina Negara, Psikolog Klinis & Co-Founder KALM, mengungkapkan, pada awalnya konseling online dianggap hanya sebagai pelengkap, namun di masa sekarang, konsep ini telah menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat. Di akhir tahun 2020, menurut data dari KALM sendiri, 60% pengguna mengaku baru pertama kali menggunakan layanan konseling online.

Senada dengan Karina, Chief Visionary Officer (CVO) Kalbu Iman Hanggautomo juga mengungkapkan peningkatan signifikan di jumlah pengguna platform-nya. Berdasarkan keterangan beberapa praktisi yang sudah terdaftar di Kalbu, seorang psikolog yang biasanya menangani 1-2 pasien per hari, di masa pandemi pandemi meningkat jadi 8-10 pasien. Kalbu sendiri menawarkan berbagai layanan untuk pemulihan serta pemeliharaan kesehatan mental.

Di Indonesia, sudah ada beberapa layanan yang lebih dulu menyasar segmen ini, seperti Satu Persen, Bicarakan.id dan Riliv yang baru saja mendapat pendanaan tahap awal dari East Ventures.

Kehadiran platform-platform ini memberikan validasi terhadap kebutuhan layanan kesehatan mental di Indonesia. Pendanaan yang berhasil dituai pun menunjukkan segmen ini mulai dilirik investor.

Nama Biaya Konseling Pengguna Psikolog
Riliv Mulai dari Rp100ribu/sesi 500 ribu+ 100+
Kalm Mulai dari Rp250 ribu/minggu 12 ribu+ 167
Bicarakan.id Mulai dari Rp189 ribu/sesi 5 ribu+ 26
Satu Persen Mulai dari Rp250 ribu/sesi 270 ribu+ 9
Kalbu Rp300-350 ribu/sesi 200+ 15

Salah satu platform healthtech terkemuka Halodoc juga melihat potensi besar yang ada di segmen ini. Mulai tahun 2020 lalu, Halodoc sudah memiliki kanal atau fitur khusus untuk memberikan layanan konsultasi kesehatan mental bagi penggunanya dengan dukungan 500 psikolog dan psikiater. Kompetitornya, Alodokter, juga menawarkan fitur ini dan mengaku mengalami kenaikan jumlah sesi konsultasi kesehatan mental selama pandemi.

Potensi di sektor B2B

Salah faktor yang memicu isu kesehatan mental adalah lingkungan pekerjaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019 menyebut kelelahan mental sebagai “fenomena yang dipicu pekerjaan”. Dampak masalah kesehatan mental di tempat kerja memiliki konsekuensi serius. Tidak hanya untuk individu, tetapi juga untuk produktivitas perusahaan.

Menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan mental terhadap kinerja karyawan, beberapa perusahaan mulai mencari solusi untuk mengatasi hal ini. Karina mengungkapkan, sejak awal tahun 2020 permintaan perusahaan untuk layanan kesehatan mental semakin tinggi. Hal ini menjadi salah satu alasan KALM mulai menjalankan KALMporate, layanan kesehatan mental untuk korporasi, di akhir kuartal pertama 2020.

Di sisi lain, startup kesehatan mental memiliki layanan yang terbatas karena menyasar ceruk pasar yang lebih sempit dibandingkan layanan healthtech pada umumnya. Potensi layanan kesehatan mental dinilai akan lebih maksimal diarahkan pada kebutuhan korporasi. Konsep ini dinilai lebih scalable sekaligus dapat menjangkau pasar yang lebih luas.

“Kita merasa dengan menyediakan layanan KALMporate, bisnis akan lebih scalable secara finansial. Tentunya sembari tetap mempertahankan kualitas layanan B2C kita,” tambah Karina.

Terkait potensi skema B2B untuk layanan kesehatan mental, Riliv telah meluncurkan Riliv for Company, sementara Kalbu juga menyasar institusi dan komunitas. Dalam wawancara terpisah, Iman mengungkapkan bahwa konsep B2B ini juga sebagai upaya tepat untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di ranah institusi dan komunitas.

“Tantangannya ada dalam hal literasi kesehatan mental pada masyarakat Indonesia. Maka dari itu, kami mulai masuk dari penetrasi ke beberapa sekolah yang masif, juga perusahaan besar dengan harapan informasi dapat tersebar secara inklusif,” ungkap Iman.

Tantangan yang membayangi

Dengan hadirnya berbagai layanan kesehatan mental beserta potensinya, masih ada beberapa tantangan yang masih membayangi di segmen ini. Salah satunya adalah stigma negatif yang masih kuat terhadap orang yang mengalami isu kesehatan mental di Indonesia. Keterbatasan pemahaman dan pengetahuan mengenai kesehatan mental di negara kita tidak dapat lepas dari nilai-nilai tradisi budaya atau kepercayaan masyarakat.

Sebagian masyarakat masih mempercayai penyebab isu kesehatan mental berasal dari hal-hal supernatural atau takhayul sehingga mengategorikan hal tersebut sebagai aib. Pelabelan, pengucilan, dan stereotipe terhadap orang yang mengalami isu kesehatan mental acap kali membuat mereka memilih bungkam atau menolak berkonsultasi kepada ahli.

Di sisi lain, isu finansial kembali mencuat. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani praktik konseling terkait isu kesehatan mental dinilai tidak sebanding. Pasalnya, layanan yang diberikan hanya dianggap sebatas “curhat” dan tidak menawarkan tindakan medis khusus dengan harga yang tidak jauh berbeda ketika melakukan konsultasi ke dokter spesialis.

Selain itu, akses yang tidak merata juga menjadi tantangan tersendiri. Di Indonesia, masih banyak provinsi yang tidak memiliki instansi khusus serta sumber daya profesional untuk isu kesehatan mental ini. Kementerian Kesehatan Indonesia memprediksi setidaknya 90% orang dengan gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan akses terhadap perawatan yang memadai.

Tantangan lain datang dari sisi pengguna. Dengan berbagai solusi yang ditawarkan platform kesehatan mental, bagaimanapun juga, isu yang kerap memicu tidak stabilnya mental seseorang datang dari ranah yang cukup privat. Untuk itu tidak mudah bagi pengguna untuk langsung memutuskan berbagi (ke orang lain) terkait persoalan pribadi.

Salah seorang pengguna layanan konseling yang berdomisili di Jakarta mengakui dampak positif dari layanan konsultasi kesehatan mental pada dirinya. Meskipun harus melalui lebih dari satu kali pertemuan di beberapa platform berbeda, ia akhirnya menemukan konselor yang tepat dan nyaman untuk membagikan beban emosionalnya.

“Nyamannya orang beda-beda. Syukur kalau bisa langsung ketemu yang pas. Kalau enggak, ya harus cari-cari lagi,” tuturnya.

Demikian juga ketika melangsungkan sesi konseling. Layaknya sebuah treatment atau perawatan, konseling didesain untuk berkelanjutan. Karina menuturkan, “Untuk setiap sesi kita akan tentukan goal-nya apa dan akan ada ‘pekerjaan rumah’ yang harus diselesaikan.”

Lagipula, seseorang yang mengalami masalah hidup selama bertahun-tahun tidak akan seketika pulih dalam konseling yang ditargetkan selesai dalam satu jam.

Mimpi Karina adalah memosisikan layanan kesehatan mental setara dengan layanan kesehatan pada umumnya. Semakin kuat penetrasi layanan kesehatan mental di Indonesia, maka pemahaman terkait kesehatan mental diharapkan bisa lebih mendalam dan merata. Dengan demikian jalan untuk mengatasi tantangan-tantangan lainnya disinyalir akan lebih mulus.