Tag Archives: Amagine Interactive

Optimisme dan Harapan Pengembang Game Lokal pada Hari Game Indonesia

Hari ini diperingati sebagai Hari Game Indonesia (HARGAI). Sebuah momen yang diadakan untuk menyulut semangat inovasi pengembang, komunitas, hingga berbagai stakeholder lain yang berperan memajukan industri game lokal. Bersamaan dengan kemeriahan Hari Game Indonesia, DailySocial mencoba menggali insight dari pada pelaku di ekosistem pengembang game lokal untuk berbagi pendapat seputar roadmap ekosistem dan cita-cita yang ingin dibentuk di Indonesia dari sisi penumbuhan kreativitas produk berbasis game.

Kami mencoba berdiskusi dengan para pengembang game lokal yang sudah cukup memiliki reputasi di Indonesia, bersama Co-Founder Agate Jogja Frida Dwi (atau yang akrab dipanggil dengan UB), CEO Amagine Interactive Dennis Adriansyah Ganda dan CEO Arsanesia Adam Ardisasmita.

Tren industri game lokal dan perkembangannya hingga saat ini

Diskusi diawali dari pendapat masing-masing seputar tren perkembangan industri game lokal. Mengawali perbincangan Frida menyampaikan bahwa saat ini terdapat beberapa pergerakan tren terkait dengan pengembang game lokal, di antaranya komunitas pengembang yang mulai aktif di banyak kota dan game lokal yang banyak bermunculan di berbagai platform. Adam juga menambahkan, selain itu kini masyarakat juga sudah makin aware dengan keberadaan produk game lokal. Sehingga tak hanya mampu mempopulerkan produknya saja, bahkan sudah sampai ke tahap monetisasi dari produk game yang dibuatnya.

Sebagai pengembang game di Yogyakarta, Dennis mengakui bahwa ekosistem pengembang game yang bertumbuh ini turut membawa dampak mengalirnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari korporasi. Sebut saja Google selaku penyedia market store yang banyak dimanfaatkan pengembang di Indonesia, Dennis menyampaikan saat ini Google sudah membuka pintu lebih luas untuk masuknya produk pengembang dan publisher lokal. Dukungan media pun turut dirasakan, sebagai salah satu media publikasi yang efektif.

“Menurut saya ini pertanda positif bagi developer Indonesia, karena market-nya sudah siap, dukungan dari stakeholder juga cukup besar dan resource untuk membuat game juga mulai mudah diakses. Tinggal bagaimana caranya kita membuat game yang berkualitas tinggi dan mampu diterima pemain saja,” ujar Dennis.

Terkait dengan sejauh mana perkembangan ekosistem pengembang game saat ini, Denis dan Frida menyampaikan bahwa masih dalam tahap berkembang, namun dengan akselerasi yang lebih kencang. Para pengembang lokal sudah mulai mampu mengikuti dinamika kemajuan yang ada di dunia, terutama dari sisi cakupan teknologi. Sedangkan Adam mencoba menggambarkan dan membandingkan industri yang ada saat ini dengan yang ada di negara maju.

“Ekosistem game kita jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang bisa dibilang masih jauh. Misalkan Jepang level 9 dan Amerika level 10, mungkin Indonesia masih di level 3. Hal ini didasari dengan kualitas dan kuantitas developer kita yang masih rendah. Tak hanya itu, elemen di dalam ekosistem game di Indonesia juga masih banyak yang belum terbangun seperti keberadaan publisher, keberadaan studio game raksasa yang membuka cabang di Indonesia, dan lain sebagainya,” ujar Adam.

Namun demikian Adam mengatakan bahwa perlahan pengembang game lokal juga mulai muncul menghadirkan kualitas karya yang mendunia. Ia juga meyakini dengan momentum yang ada saat ini, cepat atau lambat Indonesia akan mampu bergerak di level yang lebih baik.

Pengembang lokal rata-rata memfokuskan pada game mobile

Teknologi menawarkan banyak ruang untuk pengembang game, mulai dari konsol, PC, mobile hingga yang terkini seperti perangkat virtual reality. Pengembang game lokal pun nyatanya memang masih banyak yang memfokuskan pada platform mobile, bagi Frida sebenarnya platform itu bukan sebagai batasan bagi pengembang, karena menurutnya selain dari sisi produk yang harus bagus, fokus pengembang game lokal adalah potensi profit yang perlu diraih. Selama pesan dan gagasan yang ingin disampaikan melalui game tersebut mudah dijangkau pemain, Frida merasa bahwa pengembang tidak perlu memusingkan tentang di mana game tersebut harus ditaruh.

Berbicara tentang penjangkuan profit, maka pangsa pasar adalah salah satu target yang perlu difokuskan. Adam berpendapat bahwa setiap genre game akan memiliki pangsa pasarnya sendiri-sendiri, pun demikian dengan jangkauan game di platform tertentu, tak bisa dikatakan konsol lebih baik dari mobile dan sebaliknya. Bagi industri yang sedang berkembang seperti di Indonesia, menurut Adam ada baiknya para pengembang memang fokus di platform dulu.

Dennis turut menambahkan bahwa pengembang perlu lebih membuka diri, jangan terlalu menggantungkan diri kepada sebuah platform. Ia melihat dari tren teknologi yang ada saat ini, sangat cepat berkembang dan diadaptasi oleh konsumen.

“Jadi bagi kami bukan soal platformnya yang utama, namun experience dan gameplay seperti apa yang ingin kami berikan kepada users. Baru kemudian kami menilai platform manakah yang cocok bagi kami untuk menyampaikan experience tersebut. Kalau saya pribadi sih ke depannya ingin mengembangkan game-game RPG yang mampu membuat orang betah bermain lama seperti Ragnarok Online,” jelas Dennis.

Monetisasi game bagi pengembang lokal di pangsa pasar lokal

Di tingkat dunia, dalam industri entertainment, game banyak dikatakan berada di peringkat kedua setelah film dari sisi pendapatan industri. Pangsa pasar yang besar itu ternyata belum begitu dirasakan oleh pemain industri lokal. Dan ketika berdiskusi dengan para pengembang, mereka sepakat bahwa industri lokal yang belum bertumbuh dan dominasi kuat pemain asing menjadi penyebabnya.

Adam mencontohkan bahwa industri game yang sudah memiliki pendapatan besar telah dikembangkah oleh studio dengan skala besar, dengan jumlah pengembang ribuan orang. Sedangkan di Indonesia, studio game terbesarnya jumlah karyawannya belum sampai angka ratusan. Artinya memang untuk bisa menghadirkan game dengan skala tersebut, kita masih belum sanggup untuk hari ini.

“Simplenya sih market game lokal sebagian besar masih dipegang oleh luar,” ujar singkat Frida.

Dennis melihat fenomena ini sebagai tantangan bagi pengembang lokal, untuk bisa turut ambil bagian dalam revenue stream yang besar tersebut. Selain itu sudah sejak lama juga para gamers di Indonesia disajikan pada produk-produk luar, tak jarang juga yang “resistant” terhadap game buatan lokal. Memang perlu usaha yang cukup besar untuk menunjukkan bahwa game buatan anak bangsa pun tidak kalah dari game buatan luar.

“Memang kalau kita amati, top grossing Google Play saja mungkin lebih dari 90% game yang ada di situ adalah produk luar, yang artinya sebagian besar revenue game Android yang ada di Indonesia dinikmati oleh developer luar. Namun sekali lagi saya juga cukup optimis game developer Indonesia dapat semakin berkembang karena gamers lokal sedikit demi sedikit mulai mampu menikmati dan mengapresiasi game lokal, contoh nyatanya ya game Tahu Bulat,” ujar Dennis.

Salah satu sudut kemeriahan dalam IN.GAME Expo 2016 Yogyakarta / IN.GAME Festival 2016
Salah satu sudut kemeriahan dalam IN.GAME Expo 2016 Yogyakarta / IN.GAME Festival 2016

Harapan untuk industri game lokal yang lebih berkilau

Kita semua tentu sepakat, bahwa cita-cita terbesar yang ingin dicapai adalah bisa memfasilitasi kebutuhan produk dalam negeri dengan karya lokal. Meskipun masih dalam tahap berkembang, dan harus bersaing dengan pengembang game global, semua meyakini bahwa tekad dan semangat yang kuat pengembang game lokal untuk berinovasi akan mengantarkan bangsa pada titik puncak yang diinginkan.

“Hari Game Indonesia, harapanku dengan adanya HARGAI masyarakat jadi lebih aware lagi dengan industri game lokal kita. Semoga makin banyak yang tertarik untuk membuat game sebagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan mereka,” pungkas Frida menyampaikan harapannya untuk industri game lokal.

Kerja sama dari berbagai pihak untuk bergotong-royong memajukan industri ini pun juga diperlukan.

“Saya berharap momen ini bisa menjadi tempat untuk mengapreasiasi game-game lokal, memberikan pencerdasan terhadap game yang positif, dan juga bisa membangun momentum agar ekosistem game lokal bisa semakin maju lagi. Memajukan industri game di Indonesia agar bisa sekelas Amerika, Jepang, Korea, dll butuh dukungan dari banyak pihak mulai dari masyarakat, komunitas, media, universitas hingga pemerintah,” pungkas Adam optimis industri game lokal yang bisa maju.

Hari Game Indonesia diharapkan juga tidak hanya menjadi seremonial saja, melainkan benar-benar memberikan dampak yang berarti bagi ekosistem pengembang game nasional.

“Menurut saya Hari Game Indonesia ini adalah awal yang sangat baik untuk mengajak gamers lokal memainkan game buatan dalam negeri. Semoga Hari Game Indonesia ini dapat menjadi acara tahunan yang semakin lama semakin meriah dan gamers lokal semakin menyukai game-game buatan Indonesia. Lalu sebagai seorang game developer juga, saya berharap mampu menyajikan game-game yang jauh lebih berkualitas untuk gamer Indonesia,” pungkas Dennis dengan komitmennya untuk meningkatkan kualitas produk game yang dikembangkannya.

Cari Objek Paling Berat di Game Armor Academy Weight It Up!

Empat studio game di Indonesia berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah game puzzle yang mengasah logika berjudul Armor Academy Weight It Up!. Empat studio game yang terlibat adalah Toge Productions, Amagine Interactive, Mojiken Studio, dan juga Creacle. Kombinasi studio game ini disebut dengan nama Koalisi Kemakmuran. Game mereka lalu di-publish oleh Armor Game.

Armor Academy Weight It Up! merupakan permainan yang akan menguji kemampuan otak mereka yang memainkan. Game ini akan memaksa otak pemain untuk bisa cekatan dalam berpikir dan membuat kesimpulan dari beberapa petunjuk yang diberikan. Objektif utama dari permainan ini adalah mencari objek yang paling berat.

Screenshot_2015-12-17-23-14-25

Petunjuk yang diberikan dalam permainan adalah perbandingan antar objek. Objek yang dibandingkan bisa lebih dari dua jenis dan bisa lebih dari satu kuantitasnya dalam satu perbandingan. Hal ini membuat pemain harus bisa dengan cepat menemukan siapa objek yang paling berat di antara semua objek yang ada di layar melalui beberapa petunjuk perbandingan berat.

Sepanjang waktu yang diberikan, pemain harus bisa menebak objek mana yang paling berat. Ketika berhasil menjawab maka akan mendapat poin, dan pertanyaan berikutnya akan muncul. Dengan tipe bermain endless, Anda harus bisa mendapatkan score setinggi mungkin.

Selain itu,  di dalam game juga terdapat collectible item yang bisa dikumpulkan tiap kali bertemu dengan objek baru. Fitur menarik lainnya adalah adanya fitur multiplayer untuk adu cepat dengan pemain lain.

Screenshot_2015-12-17-23-15-49

Armor Academy Weight It Up! hadir dengan gameplay unik dan menantang. Tak hanya itu, Armor Academy Weight It Up! juga dibalut dengan visual yang menarik, ditambah dengan berbagai item yang bisa dikoleksi. Bagi yang ingin mencoba memainkan Armor Academy Weight It Up! Game ini sudah tersedia di Google Play.

Bermain Adu Cepat Mengenal Bentuk di Game Shape It Up

Shake It Up adalah game kolaborasi tiga studio game di Indonesia yakni Toge Productions, Mojiken Studio, dan Amagine Interactive. Game ini berada di bawah payung publisher milik Armor Games yang bernama Armor Academy.

Shake It Up merupakan game ber-genre puzzle yang mengangkat bentuk sebagai komponen utama permainan. Berbagai objek bentuk seperti lingkaran, persegi, segitiga, trapesium, dan bentuk dua dimensi lainnya akan menjadi tantangan yang akan menguji otak kita.

Screen Shot 2015-09-02 at 10.42.02 PM

Cara bermainnya sangat mudah. Kita akan diberikan panduan sebuah objek yang terdiri dari kumpulan bentuk. Tugas kita adalah memilih bentuk apa saja yang cocok untuk membentuk objek tersebut. Objek yang harus kita pilih ukurannya beragam, jadi tidak serta merta membandingkan ukurannya saja, tapi harus bisa juga mengenal objek dengan baik.

Info menarikGoogle Punya Logo Baru

Dari setiap bentuk yang berhasil kita tebak untuk membentuk objek, kita akan mendapatkan satu poin. Setelah itu akan muncul lagi pertanyaan berikutnya. Objektif kita adalah untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya sebelum waktu yang diberikan habis. Hati-hati, jika kita salah menjawab, maka waktu bermain kita akan dikurangi.

Screen Shot 2015-09-02 at 10.42.08 PM

Salah satu hal yang menarik dari game ini adalah tampilannya yang mengusung flat design namun dieksekusi dengan baik. Animasi objek, transisi antar layar, dan berbagai detil visual diperhatikan dengan baik. Selain itu, ada juga fitur versus untuk bermain melawan teman kita.

Bagi yang siap mengadu kecepatan otak, game Shape It Up sudah tersedia untuk diunduh di Google Play. Coba kalahkan nilai tertinggi teman kita dan bertanding dengannya secara langsung di dalam game ini.

Mainkan Tiga Mini Game Baru dari Amagine Interactive

Amagine Interactive merupakan studio game asal Jogja yang cukup sering merilis game baru di Google Play. Saat ini sudah ada belasan judul game yang di-publish di bawah nama mereka. Game mereka yang paling populer adalah sebuah game trivia berjudul Sakitnya Dimana yang sudah diunduh lebih dari 50.000 kali di Google Play. Continue reading Mainkan Tiga Mini Game Baru dari Amagine Interactive

Amagine Interactive Mengajak Bermain dan Belajar Dalam Game Hitung Tepat

Amagine Interactive adalah studio game asal Jogja yang sudah merilis cukup banyak game berkonten lokal. Salah satu ciri khas dari Amagine Interactive adalah tipe game yang dibuat selalu ber-genre puzzle casual dan sangat simple untuk dimainkan dalam bahasa Indonesia.

Continue reading Amagine Interactive Mengajak Bermain dan Belajar Dalam Game Hitung Tepat

Kenali Beragam Penyakit Dengan Permainan Mobile “Sakitnya Dimana Versi Pak Dokter”

fetured dokter2

Setelah meluncurkan permainan Sakitnya Dimana: Disini, pengembang lokal asal Yogyakarta Amagine Interactive meluncurkan sekuel bertema edukasi dengan judul Sakitnya Dimana: Versi Pak Dokter. Sakitnya Dimana: Versi Pak Dokter ini tersedia untuk platform Android mulai dari versi 2.3 dan ke atas. Jika pada game sebelumnya bahasa yang digunakan dalam pertanyaan bersifat “gaul”, maka pada serial ini pertanyaan yang digunakan adalah nama penyakit yang sesungguhnya, seperti Alzheimer, Parkinson, dan Asma.

Continue reading Kenali Beragam Penyakit Dengan Permainan Mobile “Sakitnya Dimana Versi Pak Dokter”