Tag Archives: aman

Pendanaan platform insurtech B2B Aman

Platform Insurtech B2B “Aman” Mendapat Pendanaan 18 Miliar Rupiah Dipimpin GFC dan Trihill Capital

Aman (PT Insurtech Technologies Indonesia) telah mendapatkan pendanaan pre-seed (pra-awal) senilai $1,2 juta atau setara 18 miliar Rupiah yang dipimpin Global Founders Capital (GFC) dan Trihill Capital. Turut terlibat di dalam putaran tersebut 1982 Ventures, Alto Partners, dan Atlas Global Kapital.

Sejak didirikan pada 2020 oleh Steven Tannason dan Kan Le, misi Aman meringkas proses administrasi dan klaim benefit asuransi yang ditujukan perusahaan untuk para karyawannya. Guna menunjang kebutuhan tersebut, Aman memosisikan diri sebagai platform yang memadukan antara layanan asuransi, teknologi SDM, dan healthtech.

Di dalam sistemnya, terdapat sejumlah fungsionalitas yang memudahkan tim HR untuk merencanakan atau membeli paket asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya — dengan cara dihubungkan dengan mitra broker di jaringan Aman. Kemudian Aman juga membantu tim HR dalam mendistribusikan dan pengelolaan produk tersebut sesuai porsi yang telah ditentukan.

Untuk perusahaan akan ada dasbor khusus yang diberikan berbasis web; sementara untuk karyawan ada aplikasi mobile yang disediakan untuk proses klaim.

Selain itu, di dalam aplikasinya juga terdapat sejumlah manfaat yang coba diberikan Aman kepada para penggunanya. Seperti konten terkait kesehatan/wellness, diskon spesial untuk layanan kesehatan mental dan farmasi, sampai dengan layanan pendukung lainnya seperti tes Covid-19.

Aman menargetkan perusahaan dengan ukuran menengah, termasuk ke kalangan startup digital dan UMKM di Indonesia.

Potensi asuransi di Indonesia

Menurut data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi asuransi di Indonesia ada di angka 3,18%. Persentase tersebut mencakup asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), asuransi sosial (1,45%), dan asuransi wajib (0,08%). Sementara itu angka densitas (pengeluaran rata-rata premi) sebesar Rp1,82 juta.

Angka tersebut menunjukkan masih besarnya peluang adopsi produk asuransi oleh segmen baru di Indonesia. Namun demikian, para pemain juga ditantang untuk melakukan edukasi dan penetrasi produk secara menyeluruh agar bisa merangkul kalangan yang lebih luas. Platform digital dinilai menjadi medium yang efektif untuk meningkatkan keterjangkauan produk asuransi.

Menurut laporan DSInnovate tentang perkembangan insurtech di Indonesia, sebagian pemain saat ini masih menyasar segmen ritel melalui produk mikro-asuransi. Potensi di B2B pun masih sangat besar, mengingat lanskap ini masih didominasi pemain tradisional. Beberapa startup mencoba masuk ke sini, baik yang sebelumnya B2C lalu merambah B2B, ataupun mereka yang dari awal memang fokus menyediakan platform asuransi untuk bisnis.

Selain Aman, startup insurtech lain yang menyasar B2B adalah Aigis. Baru-baru ini mereka juga mengumumkan perolehan pendanaan pra-awal senilai $1 juta dari Y Combinator, Init-6, Goodwater Capital, dan sejumlah angel investor. Layanan yang diberikan adalah sebagai platform penyedia tunjangan kesehatan bagi pegawai kantor.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Insutech Aman

Platform Insurtech “Aman” Bantu Bisnis Kelola Tunjangan Kesehatan Karyawan

Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif dalam tiga tahun terakhir adalah insurtech. Salah satunya dibuktikan melalui statistik pertumbuhan adopsi produknya, sepanjang tahun 2019 premi yang berhasil dibukukan sudah mencapai 185,3 triliun Rupiah untuk asuransi jiwa dan 80,1 triliun Rupiah untuk asuransi kesehatan.

Ada beberapa alasan mendasar mengapa insurtech diproyeksikan berkembang baik di sini. Mengutip hasil studi Munich Re Economic Research, Indonesia akan memimpin pertumbuhan premi asuransi kesehatan dan jiwa dari tahun 2019-2030, dengan CAGR sebesar 9,1%.

Melihat peluang tersebut Steven Tannason kemudian mendirikan platform insurtech bernama Aman. Pengalamannya selama bekerja di ByteDance dan Google, kemudian mencetuskan ide untuk mendirikan startup asuransi berbasis teknologi.

“Semuanya berawal awal tahun ini. ketika saya sebagai orang Indonesia yang sudah sepuluh tahun tinggal di luar negeri memutuskan untuk pulang kampung membantu membangun bangsa. Saya terhubung melalui seorang teman dengan co-founder Le Khanh An, seorang warga negara Vietnam yang telah menyebut Jakarta sebagai rumahnya selama lima tahun terakhir,” kata Steven

Fokus bisnis Aman

Menyasar semen B2B, target pengguna Aman adalah perusahaan yang memanfaatkan tunjangan karyawan sebagai strategi menarik dan mempertahankan talenta. Strategi monetisasi yang diterapkan adalah, dengan membantu mitra asuransi untuk melayani perusahaan dan karyawan mereka di platform web dan seluler.

“Kami fokus pada ruang tunjangan kesehatan karyawan (employee health benefits). Mungkin Anda akan berasumsi bahwa pasar tersebut telah dilengkapi dengan teknologi. Namun, sebenarnya bukan seperti itu situasinya, kebanyakan pengalaman mencari, membeli, dan mengelola asuransi kesehatan karyawan masih dilakukan dalam proses manual berbasis kertas,” kata Steven.

Kondisi pandemi seperti saat ini menjadi pembuktian tersendiri bagi platform insurtech seperti Aman untuk memvalidasi dan mengembangkan bisnis. Steven melihat, banyak orang Indonesia yang jauh lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan jaring pengaman.

“Berkali-kali kami mendengar dari karyawan yang tidak keberatan mengambil pekerjaan baru dengan gaji lebih rendah tetapi tunjangan kesehatan yang lebih baik. Namun, seperti yang telah kita saksikan selama beberapa bulan terakhir, kita telah dipaksa untuk mengubah cara kita melakukan berbagai hal dan ini pasti berlaku untuk proses lama, manual, berbasis kertas,” kata Steven.

Singkatnya, platform digital Aman membantu perusahaan untuk dengan mudah mencari, membeli, dan mengelola asuransi kesehatan untuk karyawan mereka, yang mencakup pendaftaran tunjangan, pemantauan klaim, serta pelaporan dan analitik.

Di Indonesia sendiri, lanskap insurtech mulai menjadi perhatian banyak pihak. Laporan DSResearch bertajuk “Insurtech Strategic Innovation” telah memetakan beberapa startup lokal yang sudah beroperasi di lanskap tersebut.

Insurtech in Indonesia

Program akselerator SYNRGY

BCA Virtual Demo Day SYNRGY Batch 3
BCA Virtual Demo Day SYNRGY Batch 3

Aman merupakan salah satu startup yang mengikuti program akselerator SYNRGY Batch 3 yang diinisiasi BCA. Disinggung seperti apa pengalaman dan benefit yang didapatkan Aman selama mengikuti program, Steven mengungkapkan program tersebut memberikan inspirasi bagi perusahaan.

“Kami terkesan dengan kaliber dari rekan-rekan startup yang berpartisipasi dalam program ini, termasuk founders yang berani memecahkan masalah besar di ruang seperti AR/VR dan blockchain. Inilah yang dibutuhkan bangsa kita saat ini, lebih dari sebelumnya – pendiri yang cukup berani untuk memecahkan masalah besar,” kata Steven.

Meskipun baru beberapa bulan saja diluncurkan, namun saat ini Aman mengklaim telah mendapat sambutan positif dari pelanggan dan mitra. Saat ini mereka berupaya untuk bisa “on track” melayani beberapa ribu karyawan di platform. Sebagai bisnis yang duduk di persimpangan tiga bidang, yaitu sumber daya manusia, asuransi dan kesehatan; Aman memiliki target yang ingin dicapai tahun ini, yaitu fokus kepada pelanggan.

“Pelanggan kami adalah pusat dari semua yang kami lakukan, oleh karena itu rencana kami adalah memastikan bahwa kami memberikan pengalaman tunjangan karyawan dan kesehatan finansial terbaik untuk mereka. Saat kita fokus pada pelanggan kita, nilainya akan teratasi dengan sendirinya,” kata Steven.

Dibuat Untuk Amankan Barang-Barang Berharga Anda, RiutBag Ialah Tas Anti-Maling

Banyak di antara kita yang menemui dilema saat melakukan aktivitas sehari-hari: diwajibkan membawa alat-alat untuk bekerja, contohnya laptop serta smartphone, tapi agar sampai di kantor kita harus melewati lokasi-lokasi rawan. Terdorong buat mengurangi perasaan was-was itu, developer asal Inggris merancang sebuah produk unik, yaitu tas punggung anti-maling.

Tim pengembang bernama Riut itu mengajukan ide mereka di platform crowdfunding Kickstarter. Tak disangka, khalayak meresponsnya dengan sangat antusias, membantu Riut mengumpulkan dana lebih dari £ 160.000 (US$ 235.500-an). Di awal tahun ini, developer berencana untuk mengirimkan RiutBag R10 dan R15 pada para backer. Pendeknya, RiutBag ialah tas unik yang dispesialisasikan buat mengamankan barang-barang berharga Anda.

RiutBag 02

Premisnya menjanjikan, dan RiutBag tampil layaknya tas ransel sejati dipadu rancangan keren. Ia tidak membebankan punggung dengan segala macam gembok atau menyetrum orang yang mencoba merogoh isi tas. Solusi developer efektif serta sederhana. Alih-alih menempatkan zipper di depan ala ransel biasa, zipper RiutBag ada di sisi dalam – menempel ke punggung.

Nama R10 dan R15 mengacu pada volume ransel, yakni pilihan 10- atau 15-liter. Model 15-liter tersebut sangat besar, Anda bisa memasukkan notebook 15-inci serta tablet 10-inci, dan tas masih menyisakan ruang untuk dokumen A4, baju ganti, serta peralatan mandi. Terdapat pula kantong berbantalan empuk, cocok buat menaruh kabel, ditambah lagi kantong-kantong tersembunyi di strap dan holder botol. Anda tidak akan kehabisan ruang penyimpanan.

RiutBag 04

Meski demikian, RiutBag didesain dengan profile ramping agar tampil minimalis. Jadi seandainya isi tas tidak banyak, ransel tak terlihat menggelembung. membuatnya selalu ringkas di tempat-tempat ramai. Anda tidak perlu lagi memposisikan tas ke depan dada saat menaiki transportasi umum.

RiutBag terbuat dari kombinasi material Cordura foam-line kustom serta Kevlar, sangat tangguh dan anti-air. Berdasarkan filosofi Riut, bahan-bahan kuat memastikan produk tetap awet. Developer juga tidak melupakan aspek kenyamanan. Sisi dalam tas dilapisi bantalan empuk plus sistem sirkulasi udara. Ia nyaman ketika dikenakan di kedua bahu atau sewaktu dibopong dengan satu bahu.

Khusus mereka yang sudah memesan, RiotBag akan dikirim pada bulan Februari 2016 besok. Harganya memang cukup mahal, £ 80 (US$ 120) untuk R15 dan £ 90 (US$ 135) buat varian R10. Produk batch kedua sudah bisa di-pre-order di website Riut.

RiutBag 01

Via Digital Trends. Sumber: Riut.co.uk.

Dompet Pintar Super-Tipis Woolet Lindungi Uang dan Kartu Berharga Anda

Melengkapi gaya hidup serba-terkoneksi, terciptalah beragam perangkat bergelar ‘pintar’. Smartphone atau smartwatch, semuanya bukan lagi barang aneh. Tapi tentu tak semua objek dapat dibenamkan kemampuan komputasi. Contohnya dompet Anda. Saat lenyap, kita belum bisa mencari lokasi tempat ia menghilang sekaligus mengamankan isi berharga di dalamnya. Continue reading Dompet Pintar Super-Tipis Woolet Lindungi Uang dan Kartu Berharga Anda