Tag Archives: AMD Ryzen 7

Review MSI Bravo 15: Performa Mumpuni AMD Ryzen 7 dan RX 5500M

Ada banyak pilihan laptop gaming di pasaran sana, terutama pada range harga Rp10 hingga Rp15 juta. Tetapi kebanyakan laptop yang ditawarkan pada range harga tersebut adalah laptop dengan GPU Nvidia yang dikombinasikan dengan CPU Intel ataupun AMD.

Pada kesempatan kali ini saya mendapatkan untuk melakukan review terhadap satu unit laptop MSI Bravo 15 yang bisa saya bilang cukup unik. Kenapa unik? Salah satunya adalah karena laptop ini menggunakan GPU Radeon FX5500 yang terbilang cukup jarang ditemukan pada laptop gaming kisaran harga tersebut. Dikombinasikan dengan Ryzen 7 4800H, bagaimana performa GPU besutan AMD tersebut? Mari kita simak ulasan berikut ini.

 

Desain, Harga, dan Unsur Produktivitas MSI Bravo 15 Series

Mengutip dari MSI Official Store, laptop tersebut dibanderol dengan harga Rp14.999.000. Dengan harga tersebut, apa saja yang ditawarkan oleh MSI Bravo 15 A4DDR?

Sumber: MSI Official Website
Sumber: MSI Official Website

Kita bisa melihat bagaimana MSI masih mempertahankan rancangan khas laptop gaming kelas mid-range, dari kulit luarnya. Kombinasi warna hitam dengan merah masih dipertahankan pada MSI Bravo 15 ini. Sebagian besar body laptop berbahan brushed alumunium berwarna hitam.

Sementara itu warna merah bisa Anda dapatkan dari backlight LED Keyboard yang hanya memiliki satu warna saja. Ya, ketidakhadiran RGB ataupun kustomisasi warna LED backlight terbilang jadi salah satu kekurangan laptop ini. Namun saya rasa hal tersebut cukup adil mengingat harga yang ditawarkan. Apalagi hitam-merah terbilang sebagai salah satu kombinasi warna yang berpadu dengan baik dan sedap dipandang.

Keseluruhan body laptop terasa sangat solid karena bahan brushed alumunium. Dari semua bagian, LCD hinge terbilang jadi satu-satunya bagian yang kurang solid di laptop ini. LCD hinge masih kurang solid karena bergoyang apabila terkena guncangan ataupun ketika kita memindah-mindahkan posisi laptop. Dengan warna hitam pada keseluruhan body, salah satu perbedaan terbesar dari laptop ini mungkin adalah logo yang ada di bagian body belakang laptop. Bravo series tidak menggunakan lambang naga khas dari MSI. Laptop ini menggunakan logo thunderbird berwarna perak yang memberikan kesan gagah berani nan bijaksana.

foto log1 review msi bravo 15 foto log2 review msi bravo 15

Dari unsur penunjang produktivitas, MSI Bravo 15 memberikan keyboard chiclet keyboard yang solid dan mantap digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan produktivitas. Saya mengetik artikel ini dengan menggunakan keyboard laptop tersebut dan saya merasa nyaman dengan sensasi yang diberikan. Ukuran tuts tombol juga besar-besar yang dilengkapi dengan full-size arrow key walau tanpa kehadiran numpad.

keyboard 01 review msi bravo 15 keyboard 02 review msi bravo 15

Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.
Penampakan led keyboard pada kondisi dalam ruangan.

Namun entah kenapa saya merasa kurang nyaman menggunakan keyboard ini untuk gaming. Mungkin karena saya sudah terlalu terbiasa menggunakan keyboard mechanical yang punya tingkat kedalaman penekanan tuts lebih jauh. Karena itu, bermain dengan keyboard chiclet MSI Bravo 15 rasanya… Mirip seperti menekan haptic button yang ada pada iPhone generasi lama. Saya tahu referensi saya mungkin agak sulit dibayangkan. Intinya adalah, tingkat kedalaman penekanan tuts yang lebih pendek serta tingkat kekerasan penekanan tombol yang cukup terasa membuat keyboard ini jadi kurang nikmat ketika digunakan untuk bermain game.

I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kanan laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.
I/O Ports sebelah kiri laptop.

Dari sisi I/O ports, jumlah USB ports mungkin terbilang minim apabila Anda adalah golongan konvensional yang lebih suka colokan USB type A. Berada di sisi kanan laptop, MSI Bravo 15 hanya menyediakan dua buah Type-A USB3.2 Gen1. Sebagai tambahan, ada 2 colokan Type-C USB3.2 Gen1. Selain ports USB, ada juga Mic-in/Headphone-out Combo Jack 3.5mm dan colokan RJ45 untuk konektivitas internet dengan kabel. Sementara di sisi kiri ada colokan HDMI yang dapat digunakan hingga resolusi 4K dengan refresh-rate 30Hz.

Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi dalam-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.
Kecerahan monitor dalam kondisi luar-ruangan.

Terakhir dari sisi layar, MSI Bravo 15 memiliki layar dengan bentangan sebesar 15.6″ IPS Level, resolusi  FHD 1080p, 144Hz refresh-rate, dan sudah mendukung teknologi AMD FreeSync.

Salah satu kekurangan dari layar ini adalah tingkat kecerahannya. Ulasan teknis dari NotebookCheck.net menemukan bahwa tingkat kecerahan layar 144Hz MSI Bravo 15 adalah sekitar 300 nits lebih. Angka tersebut terbilang sedikit lebih tinggi dari rata-rata. Walau begitu saya merasa laptop ini cukup kesulitan memenangkan pertarungan dengan cerahnya cahaya matahari walau dengan pengaturan tingkat kecerahan tertinggi sekalipun. Namun, saya merasa tingkat kecerahan sudah lebih di atas rata-rata apabila digunakan dalam kondisi indoor. Dengan tingkat kecerahan tertinggi, yaa… Kecerahannya cukup untuk membuat saya berlinang air mata saat terkena flash dari Phoenix di game VALORANT.

 

Gaming Experience dan Hasil Benchmark

Dari segi gaming experience, saya merasa kombinasi Ryzen 7 4800H dan Radeon RX 5500M terbilang sudah cukup memenuhi kebutuhan dari segi gaming. Seberapa cukup? Bayangan saya sih cukup untuk gamers tingkat menengah yang hobi memainkan game-game Free to Play seperti Dota 2 ataupun VALORANT.

Tapi jangan banyak berharap pada laptop ini apabila Anda adalah golongan PC Master Race, pecinta game AAA, atau golongan mending-mending. Karena posisi laptop ini yang terbilang kelas menengah, jadi cukup wajar kalau MSI Bravo 15 bisa menjalankan game AAA dengan secukupnya saja.

Untuk gaming experience, saya membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah game-game F2P dengan Dota 2 dan VALORANT sebagai sampel. Bagian kedua adalah game berbayar dengan Assassin’s Creed: Odyssey dan World of Warcraft: Shadowlands sebagai sampel.

Dengan spesifikasi yang diberikan, MSI Bravo 15 terbilang sudah sangat mumpuni untuk menjalankan Dota 2 dan VALORANT. Seberapa mumpuni? Mumpuni untuk mencapai 100 fps ++ dengan pengaturan grafis tertinggi sekalipun. Catatan fps yang saya dapatkan setelah melakukan test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

2_grafik dota valorant msi bravo 15

Seperti yang Anda lihat, baik Dota 2 ataupun VALORANT bisa mendapat max fps hingga 112 dan 191 fps. Walau memang turunnya fps terbilang cukup jauh dengan catatan min fps hingga 60 fps untuk Dota 2 dan 53 untuk VALORANT. Namun jika berdasarkan pengalaman bermain, saya hampir merasa tidak terganggu dengan fps drop yang ada. Mungkin karena angka drop masih cukup bisa ditoleransi yaitu di sekitaran 60 fps.

Untuk gaming AAA saya hanya melakukan test play pada World of Warcraft: Shadowlands saja. Saya mencatat dua skenario test play pada Shadowlands, yaitu skenario berjalan-jalan dan melakukan quest di open world dan skenario PvP Arena Battleground 10 vs 10. Keduanya saya lakukan dengan menggunakan pengaturan rata kanan atau tepatnya preset grafis tingkat 10. Catatan fps yang saya dapatkan setelah test play dapat Anda lihat pada grafik di bawah ini.

3_grafik world of warcraft msi bravo 15

Angka drop fps di Shadowlands memang cukup jauh, yaitu 29 fps dalam skenario open world dan 41 fps pada skenario Arena. Walaupun fps-nya drop, MSI Bravo 15 tetap menjalakan game dengan sangat mulus tanpa ada stutter. Karena hal tersebut, fps drop yang dialami hampir tidak terasa parah di mata saya… Yaa masih tolerable.

Fps drop pun sebenarnya terjadi pada momen-momen khas game MMORPG. Untuk skenario open world, fps drop terjadi di kota utama yang ramai oleh pemain dengan segala dekorasi karakter/mount yang mereka miliki. Lalu pada skenario Arena 10 vs 10, fps drop juga terjadi pada kondisi yang wajar yaitu ketika semua pemain saling beradu dan mengeluarkan segala skill yang mereka miliki. Tapi lagi-lagi, karena tidak ada stutte, fps drop pun jadi tidak mengurangi tingkat kelancaran game pada pengalaman bermain saya.

Untuk Assassin’s Creed Odyssey, saya menggunakan in-game benchmark saja. Catatan hasil benchmark-nya bisa Anda lihat sendiri pada grafis serta data detail yang disajikan oleh game itu sendiri.

4_AC Oddysey msi bravo 15

Seperti tadi saya bilang, posisi MSI Bravo 15 yang tergolong kelas menengah membuat saya tidak bisa berharap terlalu banyak jika bicara gaming AAA. Anda bisa lihat sendiri dari catatan fps yang didapatkan. Dengan preset grafis ultra, MSI Bravo 15 hanya bisa mencatatkan 33 avg fps . Memang dia bisa berjalan hingga 54 max fps, tapi hal tersebut hanya terjadi pada kondisi yang kurang lazim seperti menatap langit ketika di dalam game. Sementara itu drop fps juga terbilang cukup jomplang, sampai mencatatkan 10 min fps.

Jadi bisa dibilang bahwa laptop ini hanya cukup sekadar bisa main saja jika Anda gunakan untuk main game AAA. Cukup bagi siapa? Bagi saya yang gamer kere-hore sih cukup. Tapi buat yang terbiasa dengan desktop gaming kelas menengah ke atas mungkin akan geram dan gemas bermain game AAA jika performanya seperti itu.

Lalu bagaimana jika bicara dari segi teknis? Berikut rentetan tangkapan gambar hasil benchmark saya menggunakan tiga software yaitu Cinebench R15, 3D Mark, dan PC Mark 10.

5_Open GL Cinebench msi bravo 15

6_CPU Cinebench msi bravo 15

 

Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.
Perbandingan skor PC Mark 10 berdasarkan laman resmi 3D Mark.

Dari catatan yang didapatkan di atas, poin yang bisa saya jelaskan mungkin adalah dari sisi perbandingan resmi skor 3D Mark dan PC Mark 10. Seperti kita lihat dengan 4599 poin pada 3D Mark Time Spy dan 11.465 poin pada 3D Mark Fire Strike, MSI Bravo 15 terbilang masih kalah dengan gaming laptop 2020 menurut situs resmi 3D Mark.

Gaming laptop yang dimaksud sendiri adalah laptop dengan prosesor Intel i7 generasi 9 dan GeForce RTX 2060. Walaupun kalah, tapi yang menurut saya perlu jadi sorotan adalah angkanya yang terpaut tidak terlalu jauh. Padahal, laptop yang jadi bandingan 3D Mark sendiri dibanderol dengan harga Rp20 juta++ di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa dengan harga yang cukup terjangkau, MSI Bravo 15 bisa memberikan performa yang mumpuni bahkan hampir bersaing dengan laptop yang punya harga jauh lebih tinggi.

 

Catatan Suhu Tinggi tanda Performa Thermal yang Mengkhawatikan?

Dengan segala performa tersebut, sayangnya ada sedikit masalah pada performa thermal MSI Bravo 15. Performa thermal jadi agak mengkhawatirkan karena suhu CPU laptop yang sempat menyentuh angka 100 derajat celsius lebih pada beberapa keadaan.

Saya mencatatkan performa thermal secara berbarengan saat melakukan test play pada game-game yang saya sebutkan di atas. Lebih lanjutnya, Anda bisa lihat hasil performa thermal MSI Bravo 15 dari catatan saya di bawah ini.

Seperti yang bisa Anda lihat, MSI Bravo 15 selalu menyentuh suhu CPU di atas 100 derajat celsius di sesi test play yang saya lakukan. Namun demikian, catatan tersebut mungkin hanya terjadi satu atau dua kali saja. Sisanya, laptop berjalan dengan suhu yang lumayan stabil di kisaran 80-90 derajat. Yaaa… 80-90 derajat sih tidak sebegitu mengagumkan, tapi setidaknya tidak stabil di angka 100 derajat.

Berdasarkan pengalaman saya, suhu panasnya memang tidak mengganggu area keyboard yang biasanya digunakan untuk gaming (WASD dan sekitarnya). Tapi jika Anda menggeser tangan Anda ke atas tombol F1-F12, Anda bisa merasakan panas yang lumayan terasa tajam di sisi kiri atas laptop.

Padahal bila kita melihat struktur body laptop ini, saya merasa desain thermal MSI Bravo 15 terlihat sudah cukup baik setidaknya dari perancangan body luar. Bagian bawah laptop memiliki rongga ventilasi yang banyak dan besar-besar. Dari sana, Anda juga bisa melihat rancangan heat pipes yang sepertinya memang terkonsentrasi di bagian tengah laptop. Lebih lanjut, Anda bisa lihat gambar yang saya ambil di bawah ini.

Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Penampakan desain thermal pada body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.
Tampak dekat desain thermal body laptop MSI Bravo 15.

Jadi mungkin saja fps drop yang dihasilkan terjadi karena performa thermal tersebut. Walaupun begitu, performa gaming MSI Bravo 15 terbilang tidak turun drastis walau digunakan untuk sesi gaming yang panjang sekalipun. Selain itu suara kipas juga terbilang cukup bising walau memang suaranya tidak sampai menembus gendang telinga apabila Anda sedang menggunakan headset saat bermain game.

 

Kesimpulan

Dengan banderol harga Rp14.999.000 saya merasa MSI Bravo 15 telah memberikan perbandingan price-to-performance yang maksimal. Anda mungkin akan dipaksa menerima kompromi-kompromi tertentu apabila Anda membayar sejumlah angka yang sama untuk laptop gaming merk lainnya.

Dari segi performa, saya terbilang puas dengan duet CPU dan GPU dari AMD di laptop MSI Bravo 15 ini. Walau mencatatkan penurunan fps cukup jauh, namun saya merasa pengalaman bermain game berjalan dengan sangat mulus tanpa ada sedikitpun stutter.

Terakhir, satu-satunya kekurangan laptop ini mungkin hanya ada dari segi performa thermal. Dengan panas yang cukup terasa tersebut, saya tidak tahu apakah usia laptop bisa bertahan lama apabila terus-terusan digeber bermain game dalam durasi yang panjang. Karena hal tersebut, mungkin Anda jadi harus rajin membersihkan debu-debu di sekitar fan laptop serta mengganti thermal paste secara berkala agar performa laptop bisa terus bertahan seperti apayang Anda inginkan.

Review ASUS TUF Gaming A15 FX506: Performa Kencang Kombinasi AMD dengan Nvidia

Memilih laptop yang tepat memang bisa dibilang susah-susah gampang. Dalam urusan laptop gaming, ada beberapa laptop yang rancangannya mantap, tapi jeroannya agak tanggung. Sementara pada sisi lain, ada juga laptop yang punya jeroan mumpuni untuk gaming tapi malah punya rancangan yang mungkin kurang memuaskan.

Sekitar bulan Juni 2020 lalu, ASUS meluncurkan lini TUF (The Ultimate Force) Gaming terbaru, yaitu TUF Gaming A15. Menggunakan CPU AMD Ryzen terbaru dan GPU NVIDIA GeForce seri RTX, laptop ini diharapkan memiliki performa yang kencang. Saya kebetulan mendapat kesempatan menjajal ASUS TUF Gaming A15 dan cukup penasaran dengan performa, maupun kualitas laptop ini secara keseluruhan.

Kebetulan, saya dipinjamkan ASUS TUF Gaming A15 versi FX506 yang merupakan varian dengan spesifikasi tertinggi. Sebelum membahas lebih jauh soal ASUS TUF Gaming A15 FX506, simak dulu spesifikasi lengkap dari laptop yang dibanderol dengan harga Rp20.299.000 berikut ini:

Spesifikasi

  • Prosesor – AMD Ryzen Mobile 7 4800H 8 Core 16 Thread
  • GPU – 6GB NVIDIA GeForce RTX 2060
  • RAM – 16 GB DDR4 3200 MHz Dual Channel
  • Storage SSD PCIe NVMe 512 GB
  • Monitor 15,6 inci Full HD 144Hz 3ms Adaptive Sync
  • OS Windows 10
  • Bobot 2.3 Kg
  • Dimensi 359,8 x 256 x 24,7 mm
  • Audio DTS-X Ultra

Dengan harga yang cukup tinggi, kira-kira bagaimana kualitas ASUS TUF Gaming A15 FX506IV secara produk laptop gaming secara keseluruhan? Berikut ulasan saya:

 

Tampilan, Desain, dan ASUS TUF Gaming A15 FX506IV Secara Keseluruhan

Melihat dari kulit luar, ASUS TUF Gaming A15 terbilang cukup minimalis, sembari tetap mempertahankan identitasnya sebagai laptop gaming. ASUS TUF Gaming A15 hanya menyediakan varian warna Fortress Gray saja untuk rilisan Indonesia. Varian warna Fortress Gray memiliki warna abu-abu layaknya aluminium, dengan ornamen berupa mur besi di setiap pojok, dan logo TUF di tengah.

Tampilan kalem ala militer tersebut cenderung lebih low-profile, jika dibanding dengan laptop gaming lain, yang kadang juga menyajikan ornamen lampu RGB di bagian belakang laptop. Dengan tampilan seperti itu, TUF Gaming A15 terbilang masih cocok untuk digunakan dalam berbagai keadaan, termasuk keadaan formal.

Walau rancangan cover belakang laptop minimalis, tapi Anda akan merasakan feel yang berbeda setelah mengintip ke bawah cover belakang, Anda akan menemukan exhaust untuk mengeluarkan udara panas, yang berpenampilan ala racing dengan warna tembaga. Sekilas, kombinasi warna hitam dan tembaga pada bagian exhaust membuat saya jadi teringat bagian belakang mobil Lamborghini, yang seakan ingin mempertegas betapa kencangnya performa laptop ini. Build quality dari TUF Gaming A15 bisa dibilang cukup solid, walau semua bagian laptop terbuat dari plastik; termasuk bagian belakang laptop yang wujudnya seperti alumunium.

Dari segi I/O port, TUF Gaming A15 hadir dengan rancangan yang standar, yaitu colokan berada di sisi samping laptop. Tak seperti port colokan belakang, port colokan samping mungkin akan membuat laptop jadi terkesan berantakan. Walau demikian, saya cukup salut dengan rancangan ASUS terhadap port colokan TUF Gaming A15.

Kebanyakan colokan sengaja diletakkan di bagian kiri, sehingga bagian kanan laptop punya ruang yang lebih luas. Rancangan ini membuat saya (yang kebetulan sedang hobi main VALORANT) jadi lebih leluasa menggerakkan mouse, karena semua peripheral saya colokkan ke 2 port USB A yang ada di sisi kiri laptop.

Berlanjut ke keyboard, TUF Gaming A15 mempromosikan sebuah teknologi bernama Overstroke Technology pada bagian keyboard. Mengutip laman resmi ASUS TUF A15, dikatakan bahwa Overstroke Technology memungkinkan keyboard laptop ini bertahan lebih lama sampai dengan 20 juta tekanan.

Walaupun dipasarkan memiliki daya tahan yang kuat, namun sepertinya keyboard ASUS TUF Gaming A15 terbilang kurang cocok untuk gaming. Salah satu alasannya, karena keyboard ini tidak mendukung N-Key RollOver (NKRO), yang memungkinkan pengguna melakukan input tombol keyboard sebanyak apapun yang diinginkan. Saya menguji hal ini di laman pengujian fitur NKRO. Hasilnya keyboard TUF Gaming A15 cuma bisa menerima 8 input saja paling maksimal.

Ketiadaan dukungan NKRO membuat keyboard bisa jadi ghosting, yaitu kejadian ketika input tidak masuk walau tombol keyboard sudah ditekan. Tanpa NKRO, pemain Dota 2 yang menggunakan hero Invoker bisa jadi kesulitan, gara-gara tombol yang ditekan mungkin jadi tidak masuk sebagai input. Namun demikian, sejauh saya menggunakan laptop ini, ketiadaan fitur NKRO terbilang tidak mengganggu. Saya belum pernah menemukan momen ghosting ketika sedang bermain game, ataupun mengetik untuk kebutuhan produktivitas sehari-hari. Keyboard TUF Gaming A15 juga mendukung LED backlit berwarna. Walau punya beragam warna, sayangnya hanya satu warna yang aktif dalam satu waktu secara default.

 

Performa dan Suhu

Kalau ditanya bagaimana performa si ASUS TUF Gaming A15 FX506IV, jawaban tercepat yang bisa saya berikan adalah, KENCANG! Tapi jujur, kalau urusan bermain game di PC, saya terbilang lebih jelata kalau dibandingkan dengan Chief Editor Hybrid, Yabes Elia; yang memang seorang PC Master Race. Jadi saya merasa bahwa performa laptop ini adalah yang terkencang, dibanding dengan laptop dan PC built-in yang pernah saya bahas.

Patokan kencang saya dalam hal gaming juga mungkin agak sedikit receh. Seperti sebelumnya, untuk gaming kompetitif dan mengoptimalkan display 144Hz dari laptop ini, saya menggunakan PUBG dan Apex Legends. Sementara untuk game AAA saya menggunakan Assassin’s Creed Odyssey dan Metro Exodus sebagai patokan.

Sebelum menuju ke pembahasan performa, saya ingin memberi tahu terlebih dahulu bahwa TUF Gaming A15 memiliki 3 preset pengaturan performa laptop. Tiga mode tersebut adalah Silent, Performance, dan Turbo, yang bisa Anda temukan di halaman utama aplikasi Armoury Crate.

Mode Silent akan memperlambat putaran kipas untuk mengurangi kebisingan, seraya mengurangi performa CPU serta GPU secara keseluruhan. Mode Performance membuat TUF Gaming A15 berjalan lebih optimal dengan kipas berputar lebih kencang, dan tentunya lebih bising. Sementara Mode Turbo mungkin bisa dibilang semacam ‘overclock kecil-kecilan’, meningkatkan performa CPU dan GPU secara keseluruhan dengan putaran kipas paling kencang mencapai 5600 RPM.

Penampakan software Gaming Crate, dan beberapa mode yang bisa dipilih. Sumber; Akbar Priono - Hybrid.co.id
Penampakan software Armoury Crate dan beberapa mode yang bisa dipilih. Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Untuk PUBG dan Apex Legends, secara umum, saya bisa bilang kedua game tersebut berjalan dengan lancar di laptop ini (ya iyalah! AMD Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060… Hehe). ASUS TUF Gaming A15 bisa menjalankan PUBG dengan pengaturan grafis rata kanan, dan berhasil mendapatkan 80,9 average fps (Frame per Second) saat menggunakan mode Performance. Saat menggunakan Mode Turbo, performa jadi lebih meningkat, dan mendapatkan 90,4 average fps pada pengaturan grafis yang sama.

Sementara itu, Apex Legends juga bisa berjalan lebih lancar lagi. Dengan pengaturan rata kanan, Anda bisa mendapatkan 102 average fps. Tapi jika Anda mengutamakan fps tertinggi, mungkin Anda perlu menurunkan sedikit pengaturan menjadi medium untuk bisa mendapatkan 114,1 average fps.

Untuk game AAA, saya yang jelata ini begitu kagum ketika melihat Metro Exodus dengan pengaturan grafis Extreme, RTX On, dan Hairworks On, bisa berjalan dengan 56.0 average fps. Walau begitu, rata-rata scene pertarungan sebenarnya hanya mendapatkan 40an fps saja. Tapi menurut saya, 40an fps terbilang masih cukup playable karena juga mendapat pertukaran yang adil berupa kualitas visual yang ciamik.

Tidak berhenti sampai Metro Exodus saja, Assassin’s Creed Odyssey juga berjalan dengan mulus pada laptop ini. Menguji performa dengan menggunakan ingame benchmark, TUF Gaming A15 berhasil menjalankan game dengan pengaturan grafis rata kanan dan mendapatkan 49 average fps.

Lebih lanjut berikut catatan hasil performa ASUS TUF Gaming A15 untuk menjalankan game-game terkini yang lebih detail:

PUBG

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Ultra, Mode Performance

  • Average frame rate – 80.9 fps
  • Minimum frame rate – 37.8 fps
  • Maximum frame rate – 141.0 fps

Ultra, Mode Turbo

  • Average frame rate – 90.4 fps
  • Minimum frame rate – 68.5 fps
  • Maximum frame rate – 155.5 fps

High, Mode Performance

  • Average frame rate – 77.5 fps
  • Minimum frame rate – 45.3 fps
  • Maximum frame rate – 140.4 fps

Medium, Mode Performance

  • Average frame rate – 91.5 fps
  • Minimum frame rate – 61.9 fps
  • Maximum frame rate – 175.1 fps

Apex Legends

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Pengaturan Grafis Tertinggi

  • Average frame rate – 102.0 fps
  • Minimum frame rate – 74.0 fps
  • Maximum frame rate – 171.1 fps

Pengaturan Grafis High

  • Average frame rate – 101.1 fps
  • Minimum frame rate – 66.2 fps
  • Maximum frame rate – 144.8 fps

Pengaturan Grafis Medium

  • Average frame rate – 114.1 fps
  • Minimum frame rate – 81.4 fps
  • Maximum frame rate – 144.8 fps

Metro Exodus

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX On, HairWorks – On, Mode Turbo

  • Average frame rate – 56.0 fps
  • Minimum frame rate – 35.9 fps
  • Maximum frame rate – 93.8 fps

Pengaturan Grafis Tertinggi, RTX – On, HairWorks – On, Mode Performance

  • Average frame rate – 53.9 fps
  • Minimum frame rate – 34.3 fps
  • Maximum frame rate – 90.2 fps

Pengaturan Grafis Menengah, RTX – Off, HairWorks – Off, Mode Performance

  • Average frame rate – 95.7 fps
  • Minimum frame rate – 50.3 fps
  • Maximum frame rate – 189.8 fps

Assassin’s Creed Odyssey

Ultra High, Mode Performance

  • Average frame rate – 49 fps
  • Minimum frame rate – 19 fps
  • Maximum frame rate – 89 fps

Ultra High, Mode Turbo

  • Average frame rate – 50 fps
  • Minimum frame rate – 28 fps
  • Maximum frame rate – 88 fps

Very High, Mode Performance

  • Average frame rate – 60 fps
  • Minimum frame rate – 29 fps
  • Maximum frame rate – 95 fps

High, Mode Performance

  • Average frame rate – 68 fps
  • Minimum frame rate – 40 fps
  • Maximum frame rate – 103 fps

Pada benchmark menggunakan 3DMARK, dan PCMARK 10 saya mencoba lebih lanjut menguji perbedaan antara mode Silent, Performance, dan Turbo. Dengan menggunakan 3DMARK Time Spy dan Fire Strike, saya menemukan salah satu perbedaan dari mode tersebut ada pada average clock frequency GPU. Pada mode Silent, average clock frequency GPU berjalan lebih rendah, sementara mode Performance membuat GPU berjalan dengan average clock frequency lebih tinggi, dan mode Turbo lebih tinggi lagi. Mengingat yang diubah adalah average clock frequency GPU, tentu saja perbedaan skor 3DMARK antar mode menjadi berbeda, terutama antara mode Silent dengan mode Performance.

Dari sisi Thermal, CPU TUF Gaming A15 beberapa kali menyentuh angka 100 derajat celsius. Pengukuran sendiri saya lakukan dengan menggunakan software Open Hardware Monitor. Walaupun suhu mencapai angka 100 derajat celsius, namun tidak ada penurunan performa sejauh saya melakukan benchmark, ataupun bermain game dalam durasi yang panjang. Salah satu contoh bisa Anda lihat pada gambar di atas, perbandingan skor Cinebench R15 yang tidak begitu jauh walau dilakukan sebanyak 5 kali berturut-turut.

Selain itu, saya juga menemukan bahwa mode Turbo cenderung lebih mendinginkan GPU. Hal tersebut terlihat dari perbedaan suhu saat memainkan PUBG dengan mode Turbo yang 5 derajat celsius lebih rendah dibanding dengan mode Performance. Kondisi tersebut juga terlihat dalam bencmark menggunakan 3DMARK, dengan suhu GPU 3 derajat celsius lebih rendah saat menggunakan mode Turbo.

 

Display

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Mengutip laman resmi ASUS TUF A15 dikatakan bahwa layar TUF Gaming A15 memiliki spesifikasi sebagai berikut

  • 15.6″ (16:9)
  • LED-backlit FHD (1920×1080)
  • Anti-Glare IPS-level
  • 144Hz Panel with 45% NTSC With Adaptive Sync

Melihat dari spesifikasi layarnya, memang benar bahwa reproduksi warna terbilang jadi salah satu kelemahan laptop ini. Secara respon, saya sih merasa layar 144Hz ini dengan Adaptive Sync ini sudah lebih dari cukup. Respon yang diberikan cukup cepat, memberikan pengalaman bermain game yang mulus tanpa ada screen-tearing, walau saya bergerak cepat dalam game VALORANT.

Namun demikian, reproduksi warna dan tingkat kecerahan display TUF Gaming A15 terbilang menjadi satu hal yang cukup mengganjal bagi saya. TUF Gaming A15 terbilang cukup keteteran untuk menghasilkan warna yang cerah, yang salah satu fungsinya adalah agar lebih mudah menemukan musuh ketika main game FPS kompetitif. Untungnya ASUS menyematkan software Game Visual, yang berisi beberapa preset reproduksi warna display untuk beberapa jenis game, termasuk FPS.

Tingkat kecerahannya pun terbilang tidak begitu tinggi. Mengutip ulasan ultrabookreview.com, tingkat kecerahan display monitor ASUS TUF Gaming A15 adalah sekitar 250 nits. Kalau sepengalaman saya menggunakan laptop ini, saya merasa tingkat kecerahan display laptop bahkan masih kalah dengan terangnya lampu kamar pada pengaturan tertinggi.

 

Baterai

Sumber: Akbar Priono - Hybrid.co.id
Sumber: Akbar Priono – Hybrid.co.id

Mengutip dari laman spesifikasi resmi, ASUS TUF Gaming A15 memiliki baterai sebesar 48 Wh. Berdasarkan claim dari laman produk, ASUS TUF Gaming bisa berjalan sampai dengan 8,7 jam untuk browsing, dan 12,3 jam untuk memutar video. Untuk menguji daya tahan baterai laptop, saya memutar video dengan resolusi 1080p secara berulang-ulang sampai laptop mati. Hasilnya adalah laptop berhasil bertahan selama 2 jam 46 menit 43 detik. Namun memang, catatan tersebut adalah daya tahan baterai dengan menggunakan mode Performance, yang dipilih secara default oleh laptop. Ketahanan baterai tentu akan bervariasi tergantung tingkat penggunaan, dan mode yang Anda pilih.

 

Kesimpulan

Dengan banderol harga Rp20.299.000, ASUS TUF Gaming A15 FX506 sebenarnya sudah terbilang cukup baik dari segi performa, malah mungkin lebih dari cukup. Kekurangannya mungkin hanyalah dari sisi display yang terkesan tanggung, tampilan yang cenderung minimalis, dan suara kipas yang cenderung bising.

Jadi apabila Anda yang ingin punya laptop spesifikasi tinggi, banderol harga ASUS TUF Gaming A15 FX506 terbilang cukup “murah”. Kenapa TUF Gaming A15 terbilang murah? Coba misalnya Anda bandingkan dengan ROG Zephyrus G14. Walau memiliki spesifikasi yang agak mirip, namun ROG Zephyrus dibanderol dengan harga Rp23.999.000, dan bahkan memiliki GPU yang lebih rendah yaitu GTX 1650 Ti.

Jadi Rp20 juta untuk Ryzen 7 4800H dan GeForce RTX 2060, dengan kompromi berupa produk laptop yang secara keseluruhan terbilang biasa-biasa saja? Yaa, masih cukup adil lah.