Tag Archives: amplifier gitar

Boss Waza-Air Bass Adalah Headphone Nirkabel Sekaligus Amplifier Gitar Bas Elektrik

Sekitar dua tahun silam, produsen pedal gitar elektrik asal Jepang, Boss, meluncurkan amplifier gitar nirkabel yang sangat unik. Unik karena bentuknya sama sekali tidak menyerupai amplifier pada umumnya, melainkan berupa sebuah headphone wireless.

Produk bernama Boss Waza-Air itu sepertinya menuai respon yang cukup positif. Buktinya, anak perusahaan Roland tersebut baru saja memperkenalkan Boss Waza-Air Bass. Sesuai tebakan, ini adalah produk yang serupa, tapi yang ditujukan buat para pemain gitar bas elektrik.

Otomatis cara kerja perangkatnya masih sama: tancapkan unit transmitter 2,4 GHz ke gitar bas, maka suara yang dihasilkan dapat langsung pengguna dengarkan melalui headphone secara wireless dengan latensi yang amat rendah. Juga masih dipertahankan adalah gyroscope untuk melacak posisi kepala pengguna dan mewujudkan efek suara spasial (3D audio).

Seperti halnya Waza-Air, kapabilitas Waza-Air Bass baru bisa maksimal jika ditandemkan dengan aplikasi Boss Tone Studio di smartphone atau tablet (iOS dan Android). Lewat aplikasi ini, pengguna dapat memilih dari lima tipe amp yang tersedia, serta lebih dari 30 efek suara yang dioptimalkan untuk gitar bas.

Aplikasi turut menawarkan 10 drum pattern yang berbeda untuk mendampingi sesi slapping pengguna, atau bisa juga dengan diiringi oleh metronom yang mempunyai 32 variasi ritme. Alternatifnya, berhubung Waza-Air juga dapat difungsikan sebagai headphone Bluetooth, pengguna pun juga bisa jamming bersama lagu-lagu favoritnya di smartphone.

Waza-Air Bass menyalurkan semua itu ke telinga via sepasang driver berdiameter 50 mm. Earcup-nya yang besar (over-ear), plus headband yang lebar dimaksudkan supaya pengguna betah berlama-lama memakainya. Maksimum sampai 5 jam sebelum baterainya harus diisi ulang. Saat sedang tidak digunakan, earcup-nya dapat dilipat ke dalam untuk memudahkan penyimpanan.

Di Amerika Serikat, Boss Waza-Air Bass sudah dipasarkan seharga $450, atau $50 lebih mahal daripada versi yang diperuntukkan gitar biasa.

Sumber: MusicRadar.

Boss Waza-Air Adalah Amplifier Gitar yang Menyamar Sebagai Headphone Wireless

Inspirasi terkadang muncul di tengah malam, dan bagi seorang gitaris, ini kerap menjadi masalah. Mencolokkan gitar elektrik ke amplifier di malam hari bukanlah suatu tindakan yang bijak, apalagi kalau ternyata sang gitaris sudah punya buah hati atau malah tetangga yang cerewet.

Solusi yang diambil sering kali adalah dengan menyambungkan headphone ke amplifier, supaya melodi yang dimainkan tidak mengganggu orang-orang di sekitar. Namun sekarang ada cara yang lebih praktis lagi, yakni dengan menggunakan headphone wireless bikinan produsen pedal gitar elektrik asal Jepang, Boss.

Boss Waza-Air

Perangkat bernama Boss Waza-Air ini bukanlah sembarang headphone wireless, melainkan yang mengemas amplifier gitar terintegrasi. Cukup tancapkan transmitter 2,4 GHz ke gitar, maka suaranya bisa langsung didengar melalui headphone, tanpa ada seuntai kabel yang terlibat.

Istimewanya, Waza-Air turut mengemas gyroscope untuk melacak posisi kepala pengguna sekaligus mewujudkan efek suara spasial (3D). Sederhananya, pengguna dapat memilih tiga mode soundscape yang berbeda. Salah satu modenya bahkan dapat menyimulasikan skenario konser di atas panggung, dengan suara dari amplifier yang terdengar dari sisi belakang.

Kustomisasi juga menjadi salah satu fitur unggulan Waza-Air. Melalui aplikasi pendampingnya di ponsel, pengguna dapat memilih lima jenis amp yang tersedia, serta mengaktifkan lebih dari 50 efek suara. Kombinasinya pun dapat disimpan, lalu diaktifkan kapan saja melalui tombol fisik pada headphone.

Boss Waza-Air

Sebagai headphone itu sendiri, Waza-Air mengunggulkan driver berdiameter 50 mm. Baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 5 jam pemakaian. Tergolong boros, tapi wajar mengingat ia juga merangkap peran sebagai amplifier gitar. Proses charging-nya sendiri memakan waktu sekitar 3 jam.

Boss Waza-Air saat ini telah dipasarkan seharga $400. Mahal memang, dan dengan dana sebesar itu sebenarnya konsumen sudah bisa membeli amplifier tradisional yang cukup mumpuni. Namun sekali lagi, kalau inspirasi datangnya selalu di tengah malam, headphone ini bakal sangat bermanfaat.

Sumber: New Atlas.

Berbekal Wi-Fi dan Bluetooth, Fender Mustang GT Siap Merebut Hati Gitaris Generasi Modern

Seperti yang sudah diberitakan menjelang akhir tahun kemarin, Fender akhirnya meluncurkan amplifier digital yang ditujukan untuk gitaris generasi modern, dimana konektivitas wireless serta opsi kustomisasi yang melimpah sudah menjadi suatu keharusan. Dinamai Mustang GT, ia melanjutkan salah satu lini amplifier terlaris Fender selama ini.

Desain Mustang GT sangatlah berbeda dibanding amp buatan Fender selama ini. Penampilannya jauh lebih minimalis, dan di sebelah deretan kenopnya terdapat sebuah layar beserta sejumlah tombol dan kenop khusus untuk menavigasikan menu serta mengaktifkan berbagai efek sekaligus preset.

Fender mengaku mengadopsi gaya desain semacam ini karena Mustang GT sebenarnya juga merangkap tugas sebagai speaker Bluetooth. Untuk itu, tim desainernya harus memutar otak dan pada akhirnya menciptakan rancangan yang bisa terlihat relevan di ruang tamu maupun di atas panggung.

Pengguna bebas bereksperimen dengan efek dan preset lewat aplikasi Fender Tone, lalu meneruskannya secara nirkabel ke Mustang GT / Fender
Pengguna bebas bereksperimen dengan efek dan preset lewat aplikasi Fender Tone, lalu meneruskannya secara nirkabel ke Mustang GT / Fender

Mendampingi Mustang GT adalah aplikasi baru bernama Fender Tone. Lewat aplikasi inilah pengguna dibebaskan untuk bereksperimen dengan tone gitar dan mengutak-atik preset yang sudah tersedia sesuai keinginan masing-masing. Dari situ preset-nya tinggal diteruskan ke amp untuk segera dijajal dengan gitar kesayangan.

Pengguna juga dapat saling berbagi preset buatannya. Fender bahkan sudah menyiapkan situs khusus untuk menampung semua kreasi komunitas, plus tone dan preset gubahan gitaris-gitaris ternama seperti Gary Clark Jr., Joe Bonamassa dan Josh Klinghoffer.

Fender Mustang GT tersedia dalam tiga varian ukuran / Fender
Fender Mustang GT tersedia dalam tiga varian ukuran / Fender

Berbekal Wi-Fi, Mustang GT pun juga bisa menerima firmware update layaknya sebuah smartphone. Jadi ketika Fender merilis sebuah amplifier baru, mereka juga bisa meracik simulasi tone-nya dan mengirimkannya ke Mustang GT tanpa harus mengoprek jeroannya.

Fender Mustang GT saat ini sudah dipasarkan dalam tiga model yang berbeda: Mustang GT 40 ($249), Mustang GT 100 ($399) dan Mustang GT 200 ($599), dimana yang terakhir ini diyakini sanggup mengisi venue besar sekalipun.

Sumber: Fender dan Quartz.

Fender Akan Rilis Amplifier Gitar Bluetooth dengan Aplikasi Pendamping yang Inovatif

Perkembangan teknologi digital yang begitu pesat memungkinkan kita untuk bermain musik menggunakan perangkat seperti smartphone atau tablet. Kondisi ini secara tak langsung memaksa produsen alat musik untuk terus berinovasi dan mengadopsi kecanggihan teknologi kalau tidak mau terus kehilangan pelanggannya satu demi satu.

Fender merupakan salah satu pabrikan yang tengah mengalaminya. Mereka pada dasarnya terus memikirkan cara untuk membuat konsumennya jadi terikat dengan produk-produknya dan tidak mengabaikan gitar yang mereka beli usai dipakai hanya selama tiga bulan.

Upaya perdananya diwujudkan lewat aplikasi stem gitar Fender Tune. Sekarang, mereka sedang bersiap untuk merilis aplikasi lain yang punya fungsi sebagai studio berlatih virtual, memudahkan pengguna untuk belajar memainkan lagu apa saja dari koleksi pribadinya di ponsel.

Tahun depan, Fender malah berencana untuk merilis amplifier dengan konektivitas Bluetooth. Amp ini datang bersama sebuah aplikasi yang berfungsi untuk memanipulasi tone suara gitar yang dihasilkan, dimana pengguna dapat mengemulasikan tone suara khas dari sejumlah gitaris ternama.

Inovasi Fender ini pada dasarnya merupakan pengganti yang ideal untuk pedal efek di era serba digital ini. Yang menjadi pedal efek nantinya adalah smartphone dengan segala fleksibilitas software, didukung oleh kenyamanan konektivitas nirkabel.

Tujuan akhirnya adalah memberikan opsi yang lebih mudah untuk konsumen yang baru mulai belajar, dan di saat yang sama masih bisa menyajikan sesuatu yang menarik bagi mereka yang sudah berpengalaman.

Sumber: Engadget dan Bloomberg. Gambar header: Pixabay.