Tag Archives: Amtiss

Pasca Perolehan Dana Baru, Amtiss Tambah Fitur dan Rencanakan Ekspansi Regional

Amtiss, salah satu startup penyedia layanan manajemen aset alat berat di Indonesia, tahun 2017 ini memasuki babak baru. CEO Amtiss Ivan F Gautama menuturkan mereka telah mengalami banyak perubahan dan pertumbuhan. Dari segi investasi, disebutkan Amtiss baru saja menutup seed round dari beberapa angel di Singapura sebesar SG$300 ribu (sekitar 3 miliar Rupiah). Di tahun 2016, Amtiss memperoleh dana SG$40 ribu dari program akselerasi muru-D yang berbasis di Singapura.

Pasca perolehan pendanaan, perusahaan menambah beberapa fitur dengan penerapan teknologi-teknologi mutakhir, seperti, fitur IoT (Internet of Things) dan data analytics yang berguna untuk memonitor efisiensi & produktivitas mesin.

Perubahan-perubahan Amtiss pada dasarnya dilakukan untuk mencapai tujuan dan mengupayakan perkembangan bisnis. Salah satunya mengupayakan lebih banyak klien yang menggunakan layanannya. Kepada DailySocial, Ivan menuturkan saat ini tengah fokus lebih banyak akuisisi pengguna dan menjalin kerja sama strategis dengan beberapa mitra.

“Fokus customer kami memang di perusahaan pertambangan, walaupun ada juga di bidang lain menggunakan mesin & alat berat, seperti PT. Gapura Angkasa untuk monitoring ground support equipment di bandara. Secara unit, telah lebih dari 1,200 unit asset ter-register di Amtiss dan sekitar 100 unit IoT sensor diimplementasikan. Bekerja sama dengan Rainmaking.io, kami juga mengimplementasikan Amtiss di salah satu proyek Gamuda Berhad Malaysia. Mayoritas customer tetap di bidang pertambangan di Indonesia,” terang Ivan.

Ivan juga menerangkan bahwa saat ini mereka tengah sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan tambang di Indonesia. Ini menjadi salah satu bentuk upaya Amtiss terus mengupayakan perkembangan pengguna yang dibarengi dengan perbaikan kualitas layanan.

Selain pertumbuhan dalam negeri, Amtiss juga menargetkan beberapa pengguna baru di Asia Tenggara sehingga bisa menjadi salah satu solusi berskala global untuk memenuhi kebutuhan digitalisasi industri pertambangan saat ini.

“Ini memang baru awal dari ekspansi kami ke pasar di Asia Tenggara dan pintu masuk ke perusahaan sejenis di Malaysia. Kami juga memiliki advisor / investor yang memiliki pengalaman puluhan tahun di pertambangan di wilayah Mongolia dan Tiongkok untuk membantu kami mencapai ekspansi tersebut,” ujar Ivan.

Tiga Startup Indonesia Lolos Seleksi Program Akselerator Muru-D dan Telstra

Tahun ini tiga startup asal Indonesia berhasil menjadi finalis dari program akselerator startup global yang didukung oleh Telstra, Muru-D. Ketiga startup asal Indonesia tersebut adalah amtiss, Teman Usaha, dan Zelos, dua dari tiga startup tersebut merupakan alumni program Telkom Indigo Incubator. 11 startup dari 7 negara yang beruntung akan mengikuti program akselerasi selama 6 bulan (termasuk  3 dari Indonesia) di Singapura.

Muru-D memberikan modal awal kepada masing-masing start-up finalis sebesar SGD $ 40.000, selain itu para finalis mendapatkan bimbingan intensif untuk mengasah kemampuan selama enam bulan. Muru-D juga menyediakan ruang kerja kolaboratif di jantung distrik bisnis sentral Singapura, akses untuk berkolaborasi dengan para mentor kelas dunia, para pelatih profesional dan investor.

“Kami sangat bersemangat dalam melakukan proses perekrutan start-up dari berbagai negara untuk disertakan dalam kelompok kedua ini, termasuk start-up dari Indonesia. Mereka memiliki ide-ide, semangat kewirausahaan yang luar biasa. Tak heran jika amtiss, Teman Usaha dan Zelos, lebih unggul selama masa praktik dan penjurian babak final pada bulan Augustus.” Kata Head of muru-D Singapore Jamie Camidge.

Peluang menjadi pemenang startup asal Indonesia

Tiga Startup Indonesia Berpartisipasi dalam Program Akselerator Muru-D di Singapura

Tahun sebelumnya startup asal Indonesia tidak ada yang berhasil lolos mengikuti program akselerasi Muru-D, dengan keikutsertaan tiga startup asal Indonesia pada tahun ini memiliki peluang untuk memenangkan program Muru-D karena memiliki keunikan dan keunggulan dalam mengkombinasikan bisnis dan teknologi untuk mengatasi masalah usaha dan sosial.

“Peluang bisnis start-up punya kesempatan besar di Indonesia, banyak individu berbakat yang memiliki ide-ide besar untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia dan di ajang global. Kami berharap Muru-D bisa menjadi wadah bagi para start-up yang memiliki bakat dan ambisi,“ kata Presiden Direktur telkomtelstra Erik Meijer.

Berikut adalah profil dari tiga startup asal Indonesia yang berhak mengikuti program akselerator Muru-D.

amtiss, adalah solusi manajemen aset berbasis cloud yang membantu bisnis dan perusahaan meminimalkan biaya operasional aset dan memaksimalkan masa kerja melalui pemeliharaan yang bersifat prediktif.

Zelos, adalah platform perekrutan kreatif yang menghubungkan bakat baru dengan dunia bisnis. Mereka membantu mahasiswa aktif serta mahasiswa yang baru lulus untuk mendapatkan pekerjaan melalui algoritma perjodohan, analisis sosial dan tes penilaian.

Teman Usaha, adalah aplikasi pembiayaan mikro yang menghubungkan pemberi pinjaman di Indonesia dengan pemohon pinjaman UKM dengan kualitas tinggi.

Telkom Berangkatkan Startup Terbaik Indigo Incubator ke Silicon Valley

Telkom telah memberangkatkan sejumlah startup binaan Indigo Incubator ke Silicon Valley, Amerika Serikat. Melalui program immersion, Telkom mendayagunakan koneksi yang dibangun Telkom Group melalui MDI Ventures memberangkatkan beberapa perwakilan dari startup terbaik di Indigo untuk terbang ke Amerika Serikat bertemu dengan startup yang sudah mendunia seperti Uber, Facebook, Apple dan Google, dan juga venture capital KPCB.

Programm immersion yang berlangsung tanggal 9 sampai 16 April tersebut memberangkatkan perwakilan dari tiga startup di Indigo Incubator, masing-masing adalah Kakatu (aplikasi parental control), AMTISS (aplikasi asset tracking management), dan Goers (aplikasi event discovery dan management).

Di Amerika Serikat, Niki Tsuraya Yaumi (COO) dan Anselmus Kurniawan (CTO) dari Goers, Muhammad Nur Awaludin (CEO) dari Kakatu, dan Ivan Faizal Gautama (CEO) dari AMTISS akan diajak untuk mengikuti mentorship lebih dalam dari founder startup yang akan memberikan wawasan global kepada startup terbaik.

“Kesuksesan inovasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan untuk membuat produk. Namun, juga bagaimana Telkom mampu mengelola talenta sebagai insan yang berkreasi dan melahirkan produk yang bermanfaat,” ujar Deputi EGM Coherence dan Innovation Management Digital Service Division Telkom Ery Punta dalam siaran persnya.

Tak hanya mentoring, dalam kunjungan ke Silicon Valley ini perwakilan startup Indigo akan mengikuti F8 Conference, sebuah acara developer tahunan yang diadakan Facebook. Pelatihan product management & growth oleh Uber, bertemu dengan komunitas developer Apple dan Google, dan juga mendapatkan wawasan terkait tren pendanaan startup oleh Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB), sebagai salah satu venture capital terkenal di Silicon Valley.

Indigo Creative Nation merupakan program inkubasi dan akselerasi startup digital Telkom yang dikelola bersama dengan MDI. Startup peserta program ini akan menerima enam bulan dukungan inkubasi dan membuka akses ke pasar, bisnis, dan konsultan teknis.

Sebelumnya, dalam rangka ingin melahirkan startup terbaik dan turut serta menumbuhkan ekosistem startup Indonesia Telkom telah menyiapkan dana tak kurang dari 300 miliar Rupiah untuk diberikan ke startup terpilih melalui MDI Ventures. Kabarnya tahun ini ada sekitar 10 sampai 15 startup yang ditargetkan akan mendapat pendanaan tersebut.

Amtiss Fokus Memberikan Solusi Asset Management Bagi Korporasi

Salah satu yang harus dimiliki startup yang menyasar korporasi atau perusahaan sebagai klien mereka adalah kepercayaan atau setidaknya channel yang cukup kuat. Amtiss dengan solusi manajemen aset yang ditawarkannya mencoba menjaring sebanyak mungkin pelanggan dari kelas korporasi. Selain tim dan teknologi terbaik yang mereka tawarkan, menjadi bagian dari Telkom menjadi salah satu keuntungan mereka untuk mendekat dengan perusahaan.

Amtiss sendiri merupakan salah satu startup yang masuk dalam bagian program inkubator dari Telkom angkatan 2015. Selain mendapat keuntungan berupa pre-seed funding, berada di bawah naungan Telkom memudahkan mereka mendapatkan pelanggan. Diakui Founder Amtiss Ivan F Gautama, beberapa pelanggan mereka saat ini didapat dari channel partner Telkom.

“Karena Telkom adalah stakeholder kami, tentu kami berkesempatan menggunakan network telkom group, bendera & beberapa fasilitas akses telkom untuk meyakinkan pelanggan corporate,” ungkap Ivan.

Mengenal Amtiss lebih dekat

Amtiss diawali keterlibatan para founder dalam sebuah proyek pengerjaan aplikasi asset inspection untuk perusahaan gas negara. Berangkat dari itulah akhirnya mereka berinisiatif untuk mengembangkan aplikasi asset management dan cost monitoring yang lebih fleksibel untuk bisa digunakan di berbagai macam industri.

Ivan, bersama tim yang lain, yakni Rizka Dwitama, Doni Hadiansyah dan Fively Darmadi membawa misi untuk membawa Amtiss menjadi startup yang menyediakan solusi yang bisa digunakan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan atau operasional dan maintenance asset. Dengan tujuan utama agar perusahaan pelanggan mereka mampu mereduksi high cost operation dan mengoptimalkan lifetime asset dengan semua kecanggihan teknologi yang mereka tawarkan.

Amtiss saat ini mengandalkan beberapa fitur untuk membantu para pelanggannya, beberapa di antaranya adalah aplikasi Android mereka yang bisa digunakan operator aset di lapangan. Selanjutnya aplikasi web yang bisa digunakan pihak manajemen untuk mengelola, menentukan maintenance, notifikasi dan kemampuan manajerial lainnya.

Yang terakhir adalah fitur yang memungkinkan para top manajemen untuk bisa melihat intelligence seperti perbandingan performance dan cost tiap aset berdasarkan merek, lokasi, kategori, waktu dan pengguna. Semua itu didesain menggunakan teknologi cloud sehingga integrasi dan kamampuan menghasilkan laporan bisa lebih cepat.

“Setiap customer akan dibuatkan virtual server sendiri sehingga memastikan privacy dan security data pelanggan,” terang Ivan.

Strategi Amtiss menggaet pengguna

Sejauh ini sejak November tahun lalu Amtiss sudah mengelola perusahaan sebagai pelanggan mereka. Dijelaskan Ivan pelanggan mereka terdiri dari perusahaan dengan beberapa industri yang berbeda, seperti pertambangan, alat berat, dan retail. Semuanya menjadi pelanggan dengan model berlangganan bulanan.

Untuk memberikan calon pelanggan pengalaman menggunakan solusi mereka sebelum menjadi pelanggan tetap Amtiss memberikan kesempatan demo atau trial solusi mereka. Dengan demikian calon pelanggan bisa menilai fitur-fitur yang ada.

“Amtiss fokus untuk membantu perusahaan menekan biaya asset operation dan maintenance-nya, ini yang kami jadikan tagline untuk meyakinkan customer agar bisnis mereka lebih efisien terutama di saat iklim ekonomi yang sedang penuh tantangan seperti saat ini,” imbuh Ivan.

Saat ini, seperti yang diceritakan Ivan kepada DailySocial, mereka sedang merencanakan untuk lebih agresif dari sisi marketing untuk bisa menembus target 200 pelanggan di tahun ini. Sedang untuk jangka panjang mereka menargetkan sinergi dengan lebih banyak produsen dalam rangka persiapan penetrasi pasar.

“Di jangka panjang, menurut BPS 2013 di Indonesia ada 55.000 perusahaan menengah dan besar (sasaran kami), ini tentunya peluang market yang cukup besar untuk di Indonesia saja. Kami juga menargetkan bisa menjalin sinergi dengan banyak produsen/vendor asset untuk penetrasi pasar,” tutup Ivan.

Application Information Will Show Up Here