Tag Archives: anak startup

Share banyak link ke social media

Mengenal Social Media Specialist, Profesi yang Diminati Generasi Millennial

Seiring dengan berkembangnya teknologi, bisnis yang bergerak di dunia digital juga semakin terpengaruh. Terbukti, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa sepanjang pandemi Covid-19 ada 300 ribu pengusaha yang masuk ke ranah online. Hal ini berdampak pada persaingan besar-besaran di ranah digital, banyak pengusaha yang berlomba-lomba untuk menampilkan identitas perusahaan melalui media sosial.

Memang di zaman serba internet ini, media sosial menjadi salah satu sarana paling efektif untuk menampilkan image sebuah brand. Sehingga tidak jarang perusahaan bisnis menjadikan media sosial sebagai salah satu channel promosi. Media sosial sendiri adalah sebuah media daring yang bisa digunakan untuk berkomunikasi, saling bersosial, dan sebagai medium berbagi konten digital. Seiring perkembangan zaman, media sosial juga menjadi salah satu medium untuk promosi, atau dikenal dengan Social Commerce.

Selain, karena biaya memasang iklan di media sosial yang tergolong cukup murah, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat, di tahun 2021 ada 170 juta pengguna aktif media sosial, angka tersebut meningkat 6,3% atau 10 juta dari tahun lalu. Dengan, kedua variabel tersebut menjadi penentu strategi marketing di media sosial.

Namun sebagai channel promosi yang cukup efektif, media sosial perlu dioptimasi dengan sangat baik. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan profesi yang tepat untuk mengelolanya yaitu social media specialist.

Profesi ini hadir seiringan dengan meningkatnya pertumbuhan startup, karena dengan adanya situasi ini, banyak perusahaan yang membutuhkan mereka guna mem-branding image perusahaan di media sosial dan juga untuk meningkatkan promosi penjualan.

Apa itu social media specialist?

Social media specialist adalah sebuah profesi yang memiliki tanggung jawab dimulai dari merencanakan hingga membuat strategi dan konten digital untuk setiap platform sosial media sebuah perusahaan.

Saat ini dapat dikatakan bahwa profesi ini sudah tidak asing lagi bagi generasi milenial, karena iklan lowongan kerja telah bertebaran di mana-mana dan peminat dari profesi ini juga cukup tinggi. Akan tetapi, tugas mereka tidak semudah mem-posting konten di media sosial, justru mereka bertanggung jawab atas semua media sosial perusahaan.

Selain itu, Anda juga harus bisa menguasai dan menyesuaikan konten dengan berbagai jenis platform sosial media yang digunakan oleh perusahaan, karena setiap platform media sosial memiliki karakteristik yang berbeda, dan dalam pekerjaannya social media specialist akan banyak bekerja sama dengan tim marketing dan graphic designer untuk merencanakan konten eye catching terkait strategi pemasaran.

Tentunya, dalam menciptakan konten digital tersebut, mereka dituntut untuk berpikir kreatif dan mampu menarik perhatian audiens, karena tujuan publikasi konten digital adalah untuk meningkatkan brand awareness hingga mendorong penjualan bagi perusahaan.

Dari penjelasan di atas, profesi social media specialist adalah profesi yang berbentuk jangka panjang karena seperti yang kita tahu aktivitas sosial media terus berjalan dan sering mengalami peningkatan dan perubahan. Sehingga social media specialist harus mampu berinovasi menciptakan konten yang tidak membosankan.

Kriteria yang Harus dimiliki Seorang Social Media Specialist

Untuk menjadi seorang social media specialist, selain mampu menguasai berbagai platform media sosial yang akan digunakan oleh perusahaan, ada beberapa kriteria lain yang harus dimiliki di antaranya:

1. Mengikuti tren terbaru

Sebagai social media specialist, mereka wajib untuk update tren terbaru, agar konten media sosial yang dihasilkan bisa relevan dengan tren. Dengan begitu brand yang sedang mereka handle bisa lebih terhubung atau relate dengan audience karena materi yang mereka angkat sedang banyak dibahas oleh masyarakat di media sosial.

2. Social media savvy

Menjadi seorang social media specialist, tentunya harus memiliki minat yang tinggi untuk menguasai berbagai media sosial. Mereka harus mengetahui media sosial apa saja yang digunakan oleh audiens perusahaan dan yang paling penting, mereka wajib melek dengan teknologi. Sebab mereka juga harus mampu menganalisa behaviour audiens melalui traffic di masing-masing platform yang digunakan.

3. Mengerti semua tools media sosial

Tidak hanya sekedar memposting konten saja, social media specialist harus mengetahui tools semua media sosial yang digunakan oleh perusahaan, hal ini guna memudahkan pekerjaan dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan media sosial dan memahami analisa traffic dari hasil postingan mereka.

4. Paham dengan konsep storytelling

Konten yang direncanakan dan dibuat oleh social media specialist adalah konten marketing. Sehingga merka harus bisa memberikan edukasi yang tepat kepada audiens terkait merek dan produk dari sebuah perusahaan.

5. Memiliki manajemen waktu yang baik

Mampu mengelola berbagai media sosial perusahaan bukanlah hal mudah, mengingat setiap platform memiliki tipe audiens yang berbeda, begitu juga dengan waktu tayang yang mesti disesuaikan dengan behaviour audiens. Untuk itu, mereka harus mampu membagi waktu dengan tepat karena nantinya mereka juga akan merencanakan konten atau campaign, mengedit, merevisi, hingga memposting konten.

Job Description Social Media Specialist

Setelah memahami pengertian dan kriteria terkait social media specialist, kini mereka bisa mengetahui pekerjaan apa saja yang biasa dilakukan oleh merekat. Biasanya, setiap perusahaan memang memiliki job description yang berbeda karena menyesuaikan kebutuhan perusahaan mereka. Namun berikut adalah job description secara general di setiap perusahaan:

  • Merencanakan dan mengembangkan content plan untuk setiap media sosial perusahaan dengan konsisten sesuai dengan karakter perusahaan.
  • Menciptakan publikasi konten yang sesuai dengan target audiens agar bisa meningkatkan penjualan.
  • Berkomunikasi dengan audiens sosial media perusahaan.
  • Menggunakan tools analitik seperti Google Analytics, Facebook Insight, dan Hootsuite Pro untuk analisis sosial media.
  • Membuat laporan evaluasi perkembangan sosial media perusahaan.
  • Membuat jadwal posting konten yang konsisten.
  • Memperkuat identitas brand untuk menarik audiens dengan optimasi media sosial
  • Berkomunikasi dengan tim graphic designer terkait desain konten visual.

Dari uraian kriteria dan tugas yang dimiliki social media specialist, menunjukkan bahwa profesi ini mengharuskan Anda untuk paham karakteristik semua media sosial dan juga mengerti bagaimana berinteraksi dengan audiens. Jadi, bagi Anda yang sudah memenuhi kriteria tersebut, tidak ada salahnya untuk mencoba profesi ini!

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Tasya Kania A. C.

Mau Jadi Anak Startup? Ini Dia 7 Skill Wajib yang Harus Dimiliki Anak Startup!

Mau Jadi Anak Startup? Ini Dia 7 Skill Wajib yang Harus Dimiliki Anak Startup!

Hadirnya perusahaan rintisan atau startup telah mengubah kehidupan masyarakat saat ini. Keterlibatan teknologi di era sekarang memang memudahkan kita dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Ditambah dengan pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, teknologi benar- benar membantu memudahkannya. Pada akhirnya semua orang harus bisa dan belajar beradaptasi dengan kondisi yang serba tidak pasti ini. 

Namun, dari kesulitan yang kita rasakan saat ini, justru banyak orang yang semakin kreatif dan ingin terus menciptakan inovasi baru. Salah satu hal yang berkembang saat ini juga pada tahun yang akan datang adalah perusahaan startup. Perusahaan startup atau rintisan adalah perusahaan yang berjalan di bawah 5 tahun dengan melibatkan teknologi pada layanan dan produk yang dimiliki. Mayoritas para pendiri ( founder) perusahaan perintis tersebut adalah anak- anak muda berkisar 25- 38 tahun. Mereka adalah generasi Y yang memulai bisnisnya dari modal minim, yaitu di bawah Rp.100 juta. 

Jumlah perusahaan rintisan( startup) di Indonesia mencapai 992 per tahun 2018. Kebanyakan startup yang ada bergerak pada bidang e-commerce, fintech dan game. Meskipun bergerak pada bidang bisnis yang berbeda- beda, namun perusahaan startup memiliki tujuan utama yaitu startup harus menyelesaikan masalah, oleh karena itu sebuah startup biasanya dimulai dengan masalah yang membutuhkan solusi. 

Bagi kamu yang tertarik mendirikan sebuah startup maupun bekerja sebagai karyawan startup, kamu perlu mempersiapkan skill yang dibutuhkan. kamu harus bisa beradaptasi dengan proses dan prosedur kerja yang mudah berubah dan tidak tetap. Berikut 7 skill yang harus dimiliki anak startup, simak di sini!

  • Open Minded

Startup identik dengan pergerakan yang selalu berubah-ubah setiap waktu. Dengan keadaan seperti itu, kamu harus menyikapinya dengan pikiran terbuka. Menurut Forbes, menghadapi perubahan dengan berpikiran terbuka adalah suatu kunci kesuksesan dalam membangun sebuah perusahaan rintisan.Tanpa mempunyai skill ini, dipastikan kamu akan berhenti di satu tempat karena merasa ragu untuk mengubah ide dan tujuan.

  • Leadership

Skill selanjutnya yang harus dimiliki oleh anak startup adalah leadership atau kepemimpinan. Jika kamu seorang pemimpin, kamu diwajibkan mengelola perusahaan serta karyawan dengan bijak. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya mengatur bawahannya, tetapi juga berjalan beriringan dengan mereka. Oleh karena itu, sebelum menjadi startup founder, cobalah untuk melatih skill leadership-mu dengan merangkul orang-orang yang ada di sekitarmu dengan baik.

  • Decision Making 

Decision making atau pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai hasil dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Baik pendiri maupun karyawan skill ini harus dimiliki karena ada saatnya kamu harus menentukan sebuah keputusan atau beberapa pilihan dengan cepat. 

  • Kreativitas

Jika kamu memutuskan berkecimpung di dunia startup, kamu harus memiliki daya kreativitas yang baik. Startup akan bergerak cepat dengan berbagai macam inovasi serta kreativitas yang hadir di dalamnya, tanpa skill ini, kamu bisa kalah dengan kompetitor dengan penyampaian produk yang lebih kreatif dan unik. 

  • Komunikasi 

Komunikasi adalah proses penyampaian sebuah pesan, bisa melalui lisan maupun tulisan. Tentunya dalam proses penyampaian pesan ini, kamu harus menyampaikan pesan tersebut dengan baik agar penerima pesan memahami maksud dan tujuan yang kamu miliki. Dalam berbagai bidang skill komunikasi pasti dibutuhkan, termasuk di startup. Melalui skill komunikasi yang kamu miliki, kamu dapat membangun relasi yang baik ke perusahaan lainnya. 

  • Manajemen

Skill selanjutnya yang harus dimiliki anak startup adalah manajemen. Manajemen yang dimaksud adalah manajemen waktu, keuangan, resiko dan sebagainya. Manajemen waktu dan keuangan menjadi dua hal yang harus digarisbawahi. Sebab, kedua unsur tersebut sangat penting untuk dimaksimalkan jika ingin mengembangkan startup dengan cepat. Contoh lain yang bisa digunakan adalah, meskipun jam kerja sebuah startup memiliki fleksibilitas yang tinggi, kamu harus bisa mengatur waktu kapan saatnya bekerja dan istirahat. 

  • Kemauan untuk terus belajar 

Bekerja di startup terkadang dituntut untuk bisa melakukan banyak hal. Oleh karena itu, kamu harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk terus belajar. Sisi positifnya adalah kamu dapat menambah skill yang sebelumnya kamu tidak miliki. Misalnya saja, di perusahaan startup tempat kamu bekerja, kamu ditempatkan pada bagian content writer, bukan tidak mungkin kamu ditugaskan untuk mengelola algoritma pada social media. Jadi, kemauan untuk belajar sangat diperlukan bagi kamu yang inginn berkecimpung di dunia startup.

Nah, itu dia 7 skill yang harus dimiliki anak startup. Sebelum kamu memutuskan untuk menjadi anak startup, pastikan kamu sudah melakukan research terhadap lingkungan kerja, flow kerja yang akan dihadapi nanti.

Jadi, apakah kamu salah satu yang sudah memiliki ketujuh skill di atas? 

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Srikandy Indah Karina 

Kenapa Harus Bekerja di Startup? Ini Dia Suka Duka Jadi Anak Startup!

Kenapa Harus Bekerja di Startup? Ini Dia Suka Duka Jadi Anak Startup!

Hal apa yang terlintas ketika mendengar kata ‘Anak Startup’?

Sebagian dari kita mungkin akan memikirkan beberapa hal yang sama seperti fleksibilitas, kreatif, santai, pakaian kasual, dan sebagainya. 

Sebagai salah satu perusahaan startup, DailySocial.id akan membahas mengenai lika-liku menjadi “anak startup” dan apa saja yang perlu dipersiapkan, buat kamu yang tertarik untuk melanjutkan karir sebagai pekerja di bisnis startup.

Salah satu alasan kenapa label “anak startup” menarik untuk dibahas adalah, kultur kerja di perusahaan startup yang terkenal cenderung santai, fleksibel, namun tetap profesional. Biasanya hal ini didukung pula oleh peraturan yang juga cenderung modern, seperti tidak adanya seragam, absensi manual, konsep open-space office, dan lain sebagainya. Bagi anak startup, hal ini lumrah, namun bagi mereka yang terbiasa dengan kultur korporasi, kultur startup mungkin akan terdengar sedikit ‘nyeleneh’.

Fleksibilitas Anak Startup = Palugada?

Membahas mengenai anak startup pasti tidak terlepas dari teknologi yang menuntut para pekerjanya agar lebih adaptif, kreatif, dan fleksibel untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.  Namun perlu diakui bahwa tekanan pekerjaan memang kerap kali menjadi salah satu problematika yang sering kita jumpai, yang jelas di mana pun kamu bekerja tidak akan pernah terlepas dari hal ini. Termasuk pada perusahaan startup.

Makna ‘fleksibel’ dalam kosa kata anak startup bisa memiliki dua arti, pertama, alih-alih bekerja secara fleksibel namun yang terjadi justru stress karena dituntut untuk mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu adalah respon paling umum yang keluar dari mulut karyawan startup. Kedua, fleksibel di dunia startup justru menguntungkan pekerja untuk bisa mengatur waktu sesuai dengan mood terbaik yang kamu miliki. Yes, setiap orang biasanya memiliki jam terbaiknya sendiri-sendiri.  

Tenang, kami punya solusinya. Menurut artikel DailySocial ini, ada beberapa langkah yang dapat kamu terapkan untuk mengurangi tingkat stres ketika kamu mengalami tekanan dalam melakukan pekerjaan.

Membahas fleksibilitas masih erat kaitannya dengan istilah populer palugada, yang artinya satu karyawan memiliki slot pekerjaan yang tidak terbatas atau di luar job title yang dimilikinya. Banyak pro kontra jika membahas hal tersebut, namun hal menarik dari istilah tersebut para pelaku anak startup bisa eksplorasi dan menambah pengalaman dari berbagai bidang. Outcome-nya anak startup bisa memahami jati diri pekerjaan mereka, pekerjaan apa yang cocok dan mereka sukai sesuai dengan keinginannya.

Multitasking dan Suasana yang Santai

Dalam setiap aspek kehidupan yang kita jalani tentunya memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, contohnya ada orang baik ada orang jahat, ada siang dan ada malam. Hal tersebut juga berlaku untuk startup, ada suka dan duka tentunya.

Beberapa respon positif yang muncul ketika dimintai pendapat saat bekerja pada perusahaan startup, terbiasa melakukan multi-tasking­ masih menjadi perdebatan terkait kesehatan mental. Pasalnya ketika kamu terbiasa melakukan kegiatan tersebut tentunya kamu akan memiliki manajemen waktu yang lebih baik, tidak hanya itu ekosistem kerja yang dibangun cenderung lebih santai juga ternyata berhasil meninggalkan kesan positif.

Skill yang Harus Dimiliki Anak Startup

Lingkungan di mana kita kerja memang kerap kali menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja bekerja kita, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor. Jika melihat dari penjelasan di atas apakah membuat kamu tertarik untuk bergabung dengan startup?

Jika iya, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bergabung dengan startup, hal ini terkait dengan skill apa saja yang harus kamu miliki untuk menunjang kinerja dalam perusahaan startup.

Faktor pertama adalah kamu diharuskan untuk memiliki skill komunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan ketika kamu bergabung dengan startup maka seluruh ide dan gagasan kreatifmu akan dipertimbangkan oleh rekan-rekan sekalian. Faktor yang kedua adalah melek teknologi, dapat menggunakan teknologi secara optimal menjadi faktor kunci yang akan menunjang pekerjaanmu pada startup. Hal ini karena segala hal yang ada pada startup akan bersinggungan langsung dengan teknologi. Yang terakhir, kamu harus memiliki sifat mandiri dan gigih, segala keputusan yang kamu buat akan berpengaruh terhadap berjalannya startup.

Hal lain yang berpengaruh terkait soft skill, seperti kreativitas, berpikir kritis, hingga visioner. Hal tersebut bisa dilatih dengan melakukan berbagai aktivitas yang kamu sukai, misalnya dengan hobi, hingga dari pengalaman organisasi, komunitas, maupun pekerjaan yang pernah kamu jalani selama masa kuliah ataupun saat bekerja.

Di luar itu semua, tentu ada beberapa hard skill yang harus dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang kamu minati. Sebagai contoh, buat kamu yang berprofesi sebagai Graphic Designer, tentunya skill yang dibutuhkan adalah penguasaan beberapa tools yang menunjang kinerja kamu untuk mendesain, seperti contohnya Adobe Photoshop, Illustrator, dan sebagainya.

Dengan beberapa skill di atas, kamu bisa mengasah soft dan hard skill agar semakin berkembang, sehingga saat kamu melamar di perusahaan startup, kamu punya hal yang bisa dijual kepada perusahaan tersebut dan akhirnya, selamat datang di dunia startup! 

Tertarik untuk bergabung di industri startup?