Tag Archives: Anantya Van Bronckhorst

Hal yang Dibutuhkan untuk Jadi Entrepreneur Perempuan

Berapa banyak entrepreneur teknologi perempuan yang sudah dikenal saat ini? bisa dibilang jumlahnya masih kalah banyak dengan para entrepreneur laki-laki yang notabene mendominasi dunia entrepreneur teknologi di Indonesia. Namun demikian sebagai writer perempuan, saya pun lebih bersemangat ketika seorang CEO atau Founder perempuan muncul ke permukaan, menawarkan produk, strategi, ide serta visi dan misi yang dibanggakan.

Unik, approachable dan relatable, itulah yang saya lihat semua ide yang dicoba untuk diusung oleh entrepreneur perempuan di Indonesia. Semua berusaha bersentuhan dengan teknologi, meskipun masih banyak pemikiran yang menyebutkan perempuan masih takut mempelajari dan mengenal lebih jauh dunia teknologi. Co-Founder Girls in Tech Indonesia Anantya menegaskan:

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan”.

Saya melihat tidak ada salahnya para perempuan untuk mulai terjun ke dunia startup tanpa dibekali dengan latar belakang pendidikan engineer atau IT buktinya sudah banyak para entrepreneur sukses baik perempuan maupun laki-laki yang tidak cukup menguasai bagaimana membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik hingga melakukan pemrograman yang sempurna, namun tetap bisa tampil menawarkan produk yang bersentuhan dengan teknologi.

Just do it!

Bukannya ingin mengutip tagline populer yang dimiliki oleh Nike, namun tagline tersebut memang lebih dari sekedar ajang promosi produk olahraga tersebut. Kata-kata sederhana yang memiliki arti mendalam menantang Anda perempuan Indonesia yang ingin menjadi pelaku startup menawarkan produk yang ada.

Lihat saja Cynthia Tenggara, yang bukan berasal dari latar belakang IT namun berhasil mengembangkan perusahaan katering online Berrykitchen hingga saat ini. Eksistensi Cynthia ternyata juga telah banyak dibicarakan oleh kalangan investor hingga venture capital. Cynthia dinilai bukan hanya piawai menjalankan bisnis, namun juga bisa melakukan manuver cantik dan inovasi yang relevan untuk kemajuan usahanya, seperti diungkapkan David Tjokro dari Sovereign’s Capital, VC yang akhirnya memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen:

“Bukan hanya cerdas tapi selama ini Cynthia dikenal memiliki reputasi yang sangat baik dikalangan investor dan venture capital, setiap kali ada pertemuan atau acara umum saya selalu ditawarkan untuk bertemu dengan Cynthia dan menginvestasikan bisnis yang dimilikinya.”

Apa yang telah dilakukan Cynthia nampaknya sedikit membuktikan jika jiwa bisnis sudah dimiliki dan langsung mencoba tentunya didukung oleh kalangan sekitar, bisa jadi posisi Anda sebagai perempuan tampil lebih menonjol dan langsung di perhatikan oleh pihak-pihak terkait.

Bukan cuma jiwa bisnis, namun kesukaan atau kecintaan juga dapat membawa Anda menjadi entrepreneur perempuan yang sukses dan tentunya dikenal. Sebut saja Aulia Halimatussadiah atau yang lebih dikenal dengan Ollie, penulis buku dan juga Co-Founder Nulisbuku ini, telah menyelami dunia startup sejak tahun 2007. Hingga kini sudah banyak prestasi serta peran serta Ollie di dunia teknologi.

Latar belakang pendidikan, kecintaan, dan pengalamannya telah membawa Ollie kepada dunia teknologi, bertemu dengan tokoh penting di dunia teknologi lokal hingga mancanegara dan bahkan berusaha tampil menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin menjadi entrepreneur melalui Girls in Tech Indonesia.

Lain Ollie, lain pula dengan CEO HijUp Diajeng Lestari. Dengan model bisnisnya yang sederhana namun terbukti dibutuhkan oleh konsumen perempuan Indonesia, Diajeng tampil lebih stand out sebagai entrepreneur perempuan yang mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.

Memahami apa yang dilakukan

Angel investor dan pendiri sejumlah startup di bidang kesehatan Grace Tahir, yang sangat mendukung kehadiran perempuan di sektor teknologi, mengatakan:

“Ide mengembangkan usaha atau startup bisa saja dimulai dari hobi, namun jika ingin sukses entrepreneur perempuan tentunya harus bisa lebih serius mengembangkan usaha sehingga bisa menjadi lebih besar dan tahan lama.”

Merangkum apa yang disampaikan Grace, yang bisa saya simpulkan adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang teknologi oleh entrepreneur perempuan, ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan mereka menjalankan usaha, selama didukung oleh pihak-pihak yang tepat dan tentunya relevan untuk bisnis.

Kemudian aspek lainnya adalah model bisnis yang dibuat “oleh perempuan dan untuk perempuan”, yang nampaknya memang lebih mudah untuk dijual dan ditawarkan kepada konsumen, apalagi jika produk tersebut memang terbukti dibutuhkan dan cocok dengan gaya hidup perempuan Indonesia saat ini.

Yang terakhir adalah bagaimana kelihaian para entrepreneur perempuan Indonesia bisa mengatasi semua barrier, hambatan dan tantangan yang ada menjadi sebuah trigger atau pemicu untuk menciptakan peluang baru dan tampil lebih di antara kalangan entrepreneur lainnya, baik perempuan maupun laki-laki.

Diperlukan keberanian yang cukup besar untuk memulai suatu usaha, bukan hanya untuk laki-laki namun perempuan yang harus bisa membuktikan kepiawaian dan bertarung dalam dunia bisnis yang sarat dengan persaingan yang sengit. Ketika semua orang memperhatikan gerak-gerik, strategi dan langkah yang Anda ambil, pastikan untuk tetap siaga menghadapi kompetitor yang ada.

Cynthia Tenggara, menanggapi kompetisi yang ada, mengungkapkan:

“Ketika kita menawarkan sebuah produk yang juga dicoba oleh pemain lainnya, janganlah terlalu fokus kepada bagaimana bisa menggungguli mereka, namun fokuskan bagaimana usaha yang Anda jalankan bisa memberikan layanan lebih kepada pelanggan.”

At the end of the day, sebagai entrepreneur perempuan, Anda akan dituntut menjadi seorang pengusaha yang cerdas, berani dan harus mampu bersaing dengan pemain lainnya. Di sisi lain, entrepreneur perempuan mempunyai nilai lebih ketika pada akhirnya bisa membawa usaha dan bisnis Anda sukses dan menjanjikan, karena Anda adalah seorang perempuan!

Girls in Tech dan Impiannya Mendukung Kemajuan Perempuan Indonesia di Dunia Teknologi

Fakta menunjukkan ketika perempuan diminta untuk memberikan ide membuat suatu produk yang bersentuhan dengan teknologi, sebagian besar dari mereka akan berusaha membuat suatu produk yang berfungsi dan dibutuhkan oleh sesama perempuan. Hal tersebut yang ditangkap oleh Co-CEO Think.Web Digital and Technology Agency Anantya yang juga menjabat sebagai Co-Founder Girls in Tech Indonesia.

“Ada yang memiliki ide membuat marketplace bagi para penyuka craft sampai ada ide yang bertujuan untuk membantu para perempuan untuk bisa stand up against bullying. Hal ini memperlihatkan bahwa adopsi teknologi dan juga kemudahan akses pada informasi dan pengetahuan memungkinkan lebih banyak perempuan untuk memulai inisiatif mereka,” kata Anantya.

Anantya juga mencatat dalam waktu dua tahun terakhir eksistensi perempuan di dunia teknologi, startup dan lainnya telah menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Mulai dari munculnya CEO-CEO perempuan, hingga angel investor dan programmer.

Salah satu kegiatan yang diinisiasi Girls in tech Indonesia untuk terus memberikan motivasi, pembelajaran serta menampung minat serta ide perempuan Indonesia adalah dengan menggelar kompetisi WomenWin beberapa waktu lalu.

“Dari activity WomenWin, saya melihat ada banyak perempuan yang mengirimkan ide dan juga rencana bisnis yang mempergunakan teknologi sebagai enabler mereka,” ungkap Anantya.

Visi dan misi Girls in Tech

Dimulai dari keinginan untuk saling berbagi informasi, berkembang lebih jauh dan juga berkolaborasi, Anantya bersama dengan dua teman lainnya yaitu Aulia Halimatussadiah, CTO Nulisbuku.com, dan Ria Ariyanie, Managing Director Talk Link, sepakat untuk membentuk wadah khusus untuk para wanita yang bekerja di bidang teknologi atau yang memiliki passion dan ingin tahu lebih jauh seputar teknologi.

“Kami sepakat untuk kemudian berafiliasi dengan sebuah wadah global dalam Girls In Tech dengan menghadirkan chapter Indonesia. Kebetulan kami memiliki visi dan misi yang sama dan berusaha untuk selalu menghadirkan tambahan pengetahuan, sebagai teman ngobrol bareng dan juga sama-sama melakukan peningkatan diri dengan bantuan teknologi,” kata Anantya.

Girls In Tech Indonesia secara rutin menghadirkan meetup tahunan dan juga acara ngobrol bareng. Salah satu kegiatan terakhir yang dilakukan adalah program WomenWin yang berhasil mengidentifikasi perempuan-perempuan dengan luar biasa dan membantu mereka leverage more dengan dorongan teknologi.

Di tahun 2016 ini Girls in Tech senantiasa mendukung seluruh upaya para perempuan Indonesia untuk bisa menguasai dan mengetahui lebih teknologi dan hal-hal terkait lainnya. Salah satu kegiatan rutin yang terbukti membantu para perempuan Indonesia membuka diri dan menambah wawasan adalah kegiatan sharing atau berbagi.

“Girls In Tech dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tempat ngobrol dan juga untuk berkembang bersama dengan bantuan teknologi. Oleh karena itu sharing adalah salah satu hal yang menjadi core dalam beragam kegiatan yang Girls In Tech Indoensia lakukan. Mulai dari sesi sharing soal teknologi, sesi workshop yang membahas topik yang lebih spesifik, sampai sesi mentoring intensif yang dilakukan bersama dengan dukungan lokal dan global resource,” kata Anantya.

Tantangan perempuan Indonesia tahun 2016

Salah satu kendala terbesar dan tentunya masih menjadi tantangan para perempuan Indonesia saat ini adalah rendahnya belief system atau tingkat kepercayaan yang dimiliki masyarakat dan juga mungkin perempuan itu sendiri, belief system dan image yang menyatakan bahwa teknologi itu identik dan hanya dikuasai kalangan laki-laki saja.

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan. Ini yang coba untuk dijembatani oleh Girls In Tech melalui rangkaian workshop dan sharing session yang dilakukan,” kata Anantya.

Masih banyak tentunya rencana serta target dari Girls in Tech sepanjang tahun 2016 ini, sebagai wadah bagi para perempuan yang ingin mengembangkan diri dan menambah pengetahuan di dunia teknologi, GIT senantiasa menghadirkan perempuan-perempuan yang bisa menjadi sumber inspirasi dalam pemanfaatan teknologi.

“WomenWin adalah salah satu sarana yang kami pikir tepat untuk melakukan hal ini. Semakin banyak perempuan yang bisa memanfaatkan teknologi, semakin banyak pula kemajuan yang bisa didapat,” tuntas Anantya.

Platform Fashion E-Commerce Menangi Kompetisi “WomenWin” Girls In Tech Indonesia

Setelah melalui proses penjurian selama dua bulan akhirnya malam final Pitch Night WomenWin digelar Senin (23/11) di Betawi Corner Jakarta. Acara yang diinisiasi oleh Girls In Tech ini berhasil mengumpulkan 30 ide startup unik, menarik dan tentunya sarat dengan sentuhan teknologi yang digagas oleh perempuan Indonesia.

Womenwin adalah rangkaian acara Girls In Tech Indonesia yang didukung Twitter, Appsco, dan Uber. Tujuannya adalah mewujudkan lebih banyak cerita sukses perempuan Indonesia dalam menggunakan teknologi untuk mendukung kegiatan sehari-hari dan membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi katalisator kesuksesan perempuan Indonesia.

Terpilih 10 finalis yang berhak tampil untuk mempresentasikan produk kepada dewan Juri, dari ke-10 finalis tersebut terdiri dari ibu rumah tangga, mahasiswi hingga pegawai swasta yang menawarkan solusi untuk mempermudah kegiatan dan pekerjaan sehari-hari.

“Sejak awal diumumkan kompetisi WomenWin ini kami berhasil mengumpulkan 30 ide bagus dari para perempuan,sehingga cukup sulit bagi kami dewan juri untuk menentukan 10 finalis yang beruntung,” kata Anantya, Co-Founder Girls in Tech Indonesia.

Selain menggelar kompetisi WomenWin, Girls In tech juga mengadakan workshop untuk perempuan Indonesia yang ingin mempelajari lebih jauh dunia e-commerce, membuat situs hingga media sosial, semua dipandu oleh tim dari Girls In tech.

“Diharapkan untuk kedepannya workshop seperti ini dapat kami lakukan secara rutin untuk membantu lebih banyak lagi perempuan Indonesia agar lebih peka terhadap teknologi,” jelas Anantya.

Sesi Pitching 10 finalis

Selama menit 10 finalis dipersilahkan untuk menyampaikan presentasinya secara singkat, padat dan tentunya wajib menawarkan solusi untuk perempuan bagi perempuan.

Ide pitching yang berhasil dipilih oleh dewan juri terdiri dari Indonesia Kids Apps milik Vanda Yulianti, Merchant dan Buzzer platform Mamorae dari Omega tambun, Studentjob dari Annisa, aplikasi untuk monitoring kesuburan tanaman dari Farah Dewi Isnanda, aplikasi untuk Catering order dan delivery dari Dinar Rahimit, self-publishing platform untuk buku anak-anak milik Fitriah Dwiastuti, counseling platform dari Nike Nadia, platform untuk media handling milik Ninda Aldila, fashion e-commerce platform dari Putry Yuliastutik dan lainnya.

Banyak ide menarik yang ditawarkan oleh ke-10 finalis, masing-masing menghadirkan solusi mudah, cepat dan tentunya terjangkau untuk memudahkan kegiatan sehari-hari, menambah penghasilan, membuka jaringan dan lainnya.

Setelah mendengarkan presentasi dari 10 finalis dan melakukan tanya jawab, dewan juri yang dipimpin oleh Co-Founder dari Girls In Tech Indonesia Anantya mengumumkan 3 pemenang yang beruntung yaitu pemenang pertama Putry Yuliastutik dengan ide fashion e-commerce platform miliknya. Pemenang kedua adalah Nike Nadia, sedangkan Vanda Yulianti menjadi pemenang ketiga.

Tiga pemenang dengan ide terbaik akan mendapatkan kesempatan mewujudkan ide menjadi aplikasi dengan sumber daya yang didukung sepenuhnya oleh AppsCo, rekanan teknologi kompetisi Womenwin. Para pemenang juga akan mendapatkan pendampingan dari para mentor.

Mendorong Peran Aktif Perempuan di Dunia Digital

shutterstock_124923551

Perjuangan kesetaraan upah antara perempuan dan laki-laki telah lama didengungkan dan sampai sekarang masih terus diperjuangkan dalam setiap lini industri. Hal ini bukan masalah yang bisa dianggap enteng. Tak cuma soal kesetaraan upah, sesuatu yang membuat CEO Microsoft Satya Nadella sampai harus minta maaf karena mengeluarkan pernyataan kontroversial, tapi juga soal kepemimpinan.

Continue reading Mendorong Peran Aktif Perempuan di Dunia Digital

Anantya Van Bronckhorst, Entrepreneur Digital yang Super Aktif

Anantya Van Bronckhorst adalah anak sulung yang lahir dan besar di keluarga pecinta olahraga. Kebiasaan hidup aktif pun menurun kepadanya. Hingga kini ia masih rutin bermain basket, yoga, dan kadang mengikuti ajang lari 5-10 km. Siklus hidup yang saat aktif ini pun terbawa saat terjun menjadi entrepreneur digital, mengelola Think.Web dan sederet sister company-nya.

Continue reading Anantya Van Bronckhorst, Entrepreneur Digital yang Super Aktif