Tag Archives: Andy Budiman

Kompas Gramedia Resmi Akuisisi Scoop

Kompas Gramedia hari ini mengumumkan akuisisi terhadap Scoop, salah satu platform e-book yang beroperasi di Indonesia. Scoop selanjutnya akan melengkapi layanan Gramedia.com yang merupakan platform e-commerce yang menjadi ujung tombak Kompas Gramedia.

Akuisisi adalah lanjutan kerja sama Scoop dan Kompas Gramedia. Di tahun 2013 silam, Kompas Gramedia memimpin pendanaan Seri B untuk Scoop senilai $2,4 juta. Pendanaan tersebut membantu Scoop untuk mengukuhkan posisinya di pasar Indonesia.

Menanggapi kerja sama ini, Pendiri dan CEO Scoop Willson Cuaca mengungkapkan bahwa akuisisi ini akan mengakselerasi integrasi antara Scoop dan Kompas Gramedia.

“Ini adalah perjalanan panjang untuk Scoop dan tim. Akusisi ini akan mengakselerasi integrasi antara Scoop dan Kompas Gramedia. Kompas Gramedia telah menjadi mitra yang sangat suportif sejak investasi pertamanya di tahun 2013,” terang Wilson Cuaca.

Sementara itu, CEO Gramedia.com Andy Budiman menambahkan bahwa Scoop sejauh ini memiliki peran penting dalam memperkuat tawaran digital Kompas Gramedia di bidang media dan komersial.

“Scoop memiliki peran penting dalam memperkuat tawaran digital Kompas Gramedia di bidang media dan komersial. Terdapat kesesuaian strategi antara Gramedia.com dan Scoop yang tentunya akan memperkuat kedua platform,” terang Andy.

Saat ini disebutkan aplikasi Scoop sudah diunduh lebih dari 6 juta pengguna dan telah bekerja sama dengan 400 penerbit dan telah memiliki katalog yang terdiri dari 50 judul koran, 30.000 judul buku dan 800 judul majalah dalam bentuk digital.

Sebelum Scoop, Kompas Gramedia pernah terlibat dengan akuisisi terhadap Urbanesia tahun 2012 silam. Sayangnya Urbanesia, yang termasuk startup pionir di Indonesia, tidak lagi bertahan.

Application Information Will Show Up Here

Kompas.com, KLN, KMK Online, dan Ambient Digital Bersama Tumbuhkan Pasar Periklanan Mobile

Tiga publisher kenamaan di Indonesia, Kapanlagi Network (KLN), KMK Online, dan Kompas.com menjalin kerja sama untuk membentuk Premium Indonesian Publishers (PIP). PIP disebutkan memiliki visi menumbuhkan pasar digital advertising yang sehat bagi publisher, partnership, dan pengiklan, dan misi untuk memberikan solusi yang mudah bagi para pengiklan. PIP ini rencananya akan menargetkan pasar mobile advertising mengingat pertumbuhan mobile yang cukup tinggi di Indonesia.

Menurut CEO KLN Steve Christian, pertumbuhan mobile terus meningkat di Indonesia akan membawa banyak manfaat dari pengiklan bersama dengan PIP. Steve mengklaim jangkauan iklan mereka (PIP) bisa mencapai 90 persen dari keseluruhan pengguna mobile di Indonesia.

“Ini karena penggabungan dari KLN, KMK Online, dan Kompas.com. Selain itu juga ada ada kepastian mengenai pencapaian dan brand safety, serta creative ads yang interaktif,” ujar Steve.

3-publisher-online-terbesar-indonesia-kerja-sama-incar-pasar-mobile

Steve menambahkan untuk menyasar pasar mobile PIP tidak sendirian. Mereka akan bekerja sama dengan Ambient Digital yang dinilai memiliki tiga keunggulan yang dibutuhkan PIP, yakni full local support, dedicated creative design, dan tim yang aktif dan antusias di bidang sales dan marketing.

COO KMK Online Manuel Irwanputera mengatakan PIP dihadirkan dalam satu pintu sehingga pengiklan dapat memasang langsung di tiga publisher premium sekaligus yang sudah dipastikan akan mencapai target pengguna, brand safety, dan creative ads yang interaktif.

“Diharapkan dapat memberikan solusi terbaik dengan pencapaian terluas untuk agency atau para pengiklan yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan mobile di Indonesia. Kami juga ingin memberikan angin segar untuk kancah persaingan platform lokal dan lainnya,” jelas Manuel.

Hal yang serupa juga diungkapkan CEO Kompas.com Andy Budiman. Ia menuturkan, “Mobile device itu menyumbang 70 persen trafik kita, growth juga lewat mobile. Berdasarkan data dari GFK pun demikian. Kebanyakan akses online itu di smartphone. Itulah trennya saat ini.”

Senada dengan tiga anggota PIP, Presiden Direktur Ambient Digital Remco Lupker mengatakan bahwa pasar digital advertising sangat besar, bisa mencapai $1,8 miliar. Memang saat ini kue mobile advertising masih di bawah 7 persen, dari total pasar digital advertising, tapi dipastikan angka itu bakal bertumbuh pesat mengingat pertumbuhan pengguna mobile di Indonesia yang luar biasa.