Bersama dengan pagelaran COP 28 di Dubai, Neutura selaku startup di bidang carbon removal lokal, mengumumkan pendanaan angel round atau pra-awal dengan investor dan nilai yang tidak disebutkan. Investasi tersebut difokuskan untuk pengembangan proyek penyerapan karbon berbasis biochar, yang dinilai dapat menghadirkan loncatan besar dalam menghambat laju perubahan iklim.
Cara kerjanya dengan mengubah limbah pertanian menjadi biochar yang memiliki nilai tambah dan diklaim mampu mengunci karbon dalam tanah selama lebih dari 500 tahun.
Dalam waktu dekat Neutura bersiap meluncurkan dua proyek mercusuar pada tahun 2024 ini. Proyek yang akan diluncurkan berfokus pada pemanfaatan limbah tanaman dari industri pertanian untuk menyerap karbon dari atmosfer, dengan mengubah hasil limbah menjadi biochar dan cuka kayu.
Targetnya proyek ini akan dijalankan di Indonesia dan Eropa Selatan. Proyek di dua wilayah ini tidak hanya sekadar bertujuan untuk mengurangi emisi secara holistik, melainkan juga mengubah paradigma masyarakat terkait carbon removal dan manajemen limbah agrikultur yang bertanggung jawab.
Lokasi uji coba yang akan dikerjakan di Indonesia berkapasitas 30 ribu ton untuk limbah per tahunnya, dengan perkiraan karbon yang dihilangkan melalui Biochar Carbon Removal (BCR) sekitar 18 ribu ton per tahun.
Untuk lokasi uji coba kedua di Eropa Selatan, kapasitas potensial maksimumnya sekitar 12 ribu ton limbah yang akan diproses setiap tahunnya, perkiraan karbon yang dihilangkan melalui BCR akan sekitar 6 ribu ton per tahun.
“Kami melihat limbah pertanian bukan sebagai masalah tetapi sebagai solusi. Dengan mengubah limbah ini menjadi biochar, kami mengatasi beberapa tantangan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kesehatan tanah, dan menciptakan praktik pertanian yang berkelanjutan,” ujar Co-Founder Neutura Laksamana Sakti atau yang akrab dipanggil Alif.
Mengenal Biochar
Biochar merupakan hasil produk berbentuk arang yang dihasilkan oleh Neutura melalui proses pirolisis. Salah satu kemampuan utamanya untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, biochar ini bisa dimanfaatkan sebagai material industri metalurgi dan semen rendah emisi.
“Material ini dapat meningkatkan retensi air dan struktur tanah, menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih sehat, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Produksi biochar dapat menjadi katalis perubahan yang cukup signifikan untuk memulai praktik pertanian berkelanjutan,” jelas Alif.
Secara bersamaan, cuka kayu produk sampingan dari proses ini, dapat berfungsi sebagai pestisida dan pupuk alami. Menurut Alif, cuka kayu adalah solusi organik untuk perawatan tanaman. Cara ini dinilai efektif, ramah lingkungan, dan sejalan sepenuhnya dengan visi masa depan pertanian yang berkelanjutan.
Proyek pilot yang dikerjakan Neutura menggunakan peralatan pirolisis khusus yang dirancang menggunakan energi yang efisien dan terintegrasi dengan pabrik. “Kami berinvestasi dalam teknologi yang tidak hanya mendukung berjalannya kegiatan operasional, tetapi juga menetapkan standar rendah emisi yang berkelas dunia,” ujar Alif.
Dengan menjual biochar dan kredit penyerapan karbon, Neutura ingin memastikan kelangsungan profitabilitas perusahaan sedari awal. “Model bisnis kami mencerminkan komitmen kami terhadap keberlanjutan dan profitabilitas,” kata Alif.
Selain Alif, startup ini turut didirikan oleh Glory Sihombing. Sebelumnya Alif dikenal sebagai Co-Founder Siklus, salah satu startup berdampak yang fokus pada layanan isi ulang aneka kebutuhan harian. Ia juga terlibat sebagai dewan direksi di proyek berdampak REDD+ dan ARR yang fokus ke solusi penanganan iklim. Alif juga menjadi salah satu delegasi Indonesia pada KTT Pemuda G20 2023 lalu.
Sementara Glori juga merupakan anggota Global Green Capital dan Carbon Offset AsiaCarbon. Dengan enam proyek penghapusan karbon yang sedang berjalan di seluruh Indonesia, pengalamannya dinilai akan signifikan dalam mengakselerasi Neutura.