Tag Archives: Angky William

Stoqo to focus on the procurement of culinary business grocery

Stoqo Facilitates Culinary Business for Grocery Shopping

Stoqo is an online supplier providing a variety of grocery for culinary business. They connect distributors of various groceries – such as cooking oil, coffee, flour etc – on one platform. In addition, for some ingredients, such as fresh vegetables and meat, customers are connected to the market sellers. Stoqo’s main targets are the owners of restaurant, cafe, catering, and home-based culinary business.

In order to maximize operation this year, Stoqo is reportedly having raised a series A funding from Monk’s Hill Partners and Accel Partners India at the end of December 2018. There’s no information of further details and nominal. Previously, Stoqo became one of nine startups with opportunity to join the Alibaba’s acceleration program eFounders Fellowship in Hangzhou.

Aswin Andrison (Stoqo’s Co-founder and CEO) started Stoqo from selling rice in Cipinang. Then, he had to deliver orders directly to each customer. Business model digitization have them acquired more than 2500 types of products which currently on demand in the culinary business. Stoqo’s vision: “to empower the underserved to work for a better life.”

“The segment crowded with players is e-commerce B2C. In B2B, especially for culinary business grocery, Stoqo is one pioneer,” Andrison said in an interview with SWA.

Stoqo provides delivery service for 6 days a week. The fastest delivery is tomorrow, for any order submitted before 2 pm. By ordering more than Rp300,000, they’re making free delivery, it’s for additional value due to culinary players are quite “sensitive” with this kind of cost.

Customers don’t have to pay in advance, COD is available. Currently, Stoqo only serves around Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi.

As a B2B commerce, Stoqo provides partnership opportunities for suppliers of culinary grocery. In providing efficiency for logistics, Stoqo has lanched STOQOHub in Pasar Rebo. It’s a storage house for raw materials from suppliers before being delivered to consumers.

“As it implies, STOQOHub #1 reflects STOQO’s heart or operational center to facilitate Customer Experience and Operational team to serve customers,” he said.

Stoqo's Co-founder, Angky William and Aswin Andrison
Stoqo’s Co-founder, Angky William and Aswin Andrison / Alpha JWC Ventures

Aside from Andrison, Stoqo has another co-founder and also CTO, Angky William. Previously, Andrian worked as a consultant at McKinsey, and Angky was a software engineer at Amazon.

As Andrison said, the grocery procurement for SMEs engaged in culinary industry is quite challenging. Using proper and efficient management, it can grow 40%-60% profits. However, when something goes wrong, it’ll sent the business to bankruptcy, kind of risky. What Stoqo did was using technology to make SME’s players more productive, encouraging business optimization and product innovation.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Stoqo E-commerce Bahan Baku Makanan

Layanan Stoqo Mudahkan Pebisnis Kuliner Belanja Bahan Baku

Stoqo merupakan online supplier yang menyediakan berbagai kebutuhan bisnis kuliner. Mereka menjembatani distributor berbagai bahan baku –seperti minyak goreng, kopi, tepung dll—di satu platform. Selain itu, untuk beberapa bahan makanan seperti sayuran dan daging segar, pengguna turut dihubungkan dengan penjual dari pasar. Target utama Stoqo adalah pemilik restoran, kafe, katering dan usaha kuliner rumahan.

Guna memaksimalkan operasional di tahun ini, akhir Desember 2018 lalu Stoqo dikabarkan baru mendapatkan suntikan pendaan seri A dari Monk’s Hill Partners dan Accel Partners India. Belum diinformasikan mengenai detail dan nominal pendanaan. Sebelumnya Stoqo juga menjadi satu dari sembilan startup yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program akselerasi Alibaba eFounders Fellowship di Hangzhou.

Aswin Andrison (Co-founder dan CEO Stoqo) memulai Stoqo dari bisnis jualan beras di Cipinang. Waktu itu ia harus mengantarkan pesanan langsung ke masing-masing pelanggan. Digitalisasi model bisnis, membuat Stoqo kini miliki lebih dari 2500 jenis produk  yang biasa dibutuhkan bisnis kuliner. Stoqo miliki visi: “memberdayakan yang kurang terlayani untuk bekerja demi kehidupan yang lebih baik.”

“Yang sudah banyak pemainnya itu e-commerce untuk segmen B2C. Untuk segmen B2B terutama dalam hal pemenuhan bahan pokok untuk bisnis kuliner, Stoqo adalah perintis,” ujar Aswin dalam sebuah wawancara dengan SWA.

Stoqo memberikan layanan pengiriman pesanan selama 6 hari dalam seminggu. Pengiriman dilakukan paling cepat hari esok, untuk tiap pemesanan yang masuk sebelum jam 2 siang. Dengan memesan lebih dari Rp300.000, Stoqo menggratiskan biaya kirim, hal ini untuk memberikan nilai lebih pasalnya pengusaha kuliner cukup “peka” dengan biaya seperti ini.

Pengguna juga tidak harus melakukan pembayaran di muka, bisa juga dibayar ketika barang diterima. Saat ini Stoqo baru melayani pelanggan di seputar Jakarta,  Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Sebagai sebuah B2B commerce, Stoqo turut membuka peluang kemitraan untuk supplier produk bahan baku kuliner. Guna memberikan efisiensi pada proses logistik, menjelang akhir tahun lalu Stoqo meresmikan STOQOHub pertamanya di wilayah Pasar Rebo. STOQOHub merupakan rumah penyimpanan bahan baku dari supplier sebelum dikirimkan ke konsumen.

“Sesuai dengan namanya, STOQOHub #1 mencerminkan jantung atau pusat kegiatan operasional STOQO yang dapat memudahkan tim Operasional dan Customer Experience untuk melayani kebutuhan para pelanggan,” ujar Aswin.

Founder Stoqo
Co-founder Stoqo, Angky William and Aswin Andrison / Alpha JWC Ventures

Selain Aswin, Stoqo didirikan oleh seorang co-founder lain yang juga menjadi CTO, yakni Angky William. Sebelum di Stoqo, Aswin bekerja sebagai konsultan di McKinsey, sementara Angky software engineer di Amazon.

Menurut Aswin, pengadaan bahan baku untuk UKM yang bergerak di bidang kuliner cukup menantang. Dengan manajemen yang tepat dan efisiensi, bisa menumbuhkan 40-60% keuntungan. Namun jika terjadi kesalahan, bisa saja membuat bisnis tersebut bangkrut, cukup rentan. Apa yang dilakukan Stoqo ialah memanfaatkan teknologi untuk menjadi pelaku UKM lebih produktif, mendorong untuk optimasi bisnis dan inovasi produk.

Application Information Will Show Up Here