Tag Archives: Anker

Anker Luncurkan Soundcore Frames, Kacamata Pintar dengan Desain Semi-Modular

Soundcore merupakan sub-brand milik Anker yang secara khusus menggeluti bidang audio. Namun produk mereka kini tak hanya mencakup speaker, earphone dan headphone saja, melainkan juga kacamata.

Gambar di atas adalah Soundcore Frames, kacamata pintar sekaligus perangkat wearable pertama dari Anker. Kata pintar di sini mengacu pada kemampuannya memutar audio, bukan untuk menyajikan konten augmented reality seperti Snap Spectacles.

Dalam mengerjakan tugasnya, Soundcore Frames mengandalkan sepasang driver pada masing-masing tangkainya; satu berdiameter 25 mm, satu lagi 8 mm. Anker tidak lupa menyematkan sejumlah mikrofon sehingga perangkat juga bisa dipakai untuk menelepon maupun menangkap perintah suara.

Selain via perintah suara, pengoperasiannya juga bisa dengan menyentuh dan mengusap sisi luar tangkainya. Secara keseluruhan, perangkat ini tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Soundcore Frames bukanlah kacamata audio pertama yang eksis di pasaran. Jauh sebelum ini sudah ada perangkat serupa dari Bose. Bahkan Razer pun juga punya kacamata dengan fungsi yang sama bernama Anzu.

Namun yang membedakan Soundcore Frames adalah fleksibilitasnya. Ketimbang menawarkan beberapa varian dengan desain yang berbeda, Anker justru menerapkan desain semi-modular pada Soundcore Frames; kedua tangkainya dapat dilepas-pasang dengan mudah dari bingkai kacamata.

Jadi ketimbang membeli unit baru secara lengkap hanya sekadar untuk berganti gaya, konsumen cuma perlu membeli bagian bingkainya saja. Jauh lebih hemat, tapi di saat yang sama masih tetap praktis. Agar dapat menjangkau semua pengguna, perangkat tentu juga kompatibel dengan lensa berukuran.

Soal baterai, Soundcore Frames diklaim bisa tahan sampai 5,5 jam sebelum ia perlu diisi ulang. Pengisiannya sendiri mengandalkan charger magnetis khusus. Saat buru-buru, perangkat bisa di-charge selama 10 menit saja, dan itu sudah cukup untuk menenagainya selama 1,5 jam pemakaian.

Untuk pasar Amerika Serikat, Soundcore Frames kabarnya akan dijual dengan harga $200 (sama seperti Razer Anzu), sementara bingkai tambahannya (yang tersedia dalam 10 variasi desain) dihargai $50 per unit.

Sumber: 9to5Toys dan Anker.

Dibanderol $170, Soundcore Liberty 3 Pro Tawarkan ANC Adaptif dan Dukungan Codec LDAC

Sub-brand khusus audio milik Anker, Soundcore, meluncurkan TWS baru untuk segmen premium. Dijuluki Liberty 3 Pro, ia merupakan penerus langsung dari Liberty 2 Pro yang dirilis di tahun 2019, dan bersamanya hadir sejumlah pembaruan signifikan tanpa kenaikan harga yang kelewat jauh.

Seperti pendahulunya, Liberty 3 Pro juga mengutamakan kualitas suara terbaik dengan mengandalkan konfigurasi dual driver. Tim Soundcore sekali lagi berkolaborasi dengan deretan produser audio pemenang Grammy Award dalam mengoptimalkan suara yang dihasilkan.

Secara teknis, Liberty 3 Pro mengemas sebuah dynamic driver berdiameter 10,6 mm dan sebuah balanced armature driver pada masing-masing earpiece-nya. Dibandingkan pendahulunya, Liberty 3 Pro menjanjikan reproduksi detail yang lebih baik tanpa menambah distorsi.

Lebih lanjut, Liberty 3 Pro turut mendukung codec LDAC layaknya Sony WF–1000XM4 (yang dibanderol lebih mahal), yang berarti ia dapat mentransmisikan lebih banyak data via Bluetooth demi menyajikan kualitas audio yang lebih prima. Di luar LDAC, perangkat tetap kompatibel dengan codec standar seperti AAC dan SBC.

Teknologi HearID yang hadir di versi sebelumnya kembali menjadi suguhan spesial di sini. Dari perspektif sederhana, HearID berfungsi untuk menyesuaikan profil suara yang dihasilkan dengan kemampuan mendengar masing-masing pengguna.

Pembaruan paling signifikan yang Liberty 3 Pro bawa adalah active noise cancellation (ANC). Bukan sembarang ANC, tapi yang ditandemkan dengan teknologi HearID tadi sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi di sekitar pengguna, menyesuaikan intensitas kinerja noise cancelling-nya secara otomatis.

Seperti kebanyakan TWS yang menawarkan ANC, Liberty 3 Pro turut menawarkan fitur ambient mode. Soundcore pun tidak lupa menyematkan teknologi noise reduction berbasis AI pada total enam mikrofon yang tertanam demi menangkap suara pengguna sejernih mungkin selama perangkat dipakai menelepon.

Secara fisik, Liberty 3 Pro diklaim 30% lebih ringkas daripada pendahulunya. Desainnya tampak mirip dengan semacam sirip untuk membantu menstabilkan posisi perangkat di telinga, tapi secara keseluruhan tampak lebih terpoles. Perangkat tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4, sementara kontrolnya mengandalkan panel sentuh.

Dalam sekali charge, Liberty 3 Pro diklaim mampu beroperasi selama 6 jam dengan ANC, atau 8 jam tanpa ANC. Charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat dari kosong hingga penuh sebanyak tiga kali. Selain menggunakan kabel USB-C, case-nya juga dapat diisi ulang menggunakan Qi wireless charger.

Di Amerika Serikat, Soundcore Liberty 3 Pro saat ini sudah dipasarkan dengan harga $170, cuma $20 lebih mahal ketimbang harga pendahulunya ketika pertama diluncurkan. Pilihan warna yang tersedia ada empat: hitam, putih, abu-abu, dan ungu.

Sumber: Engadget dan PR Newswire.

Anker Luncurkan Nano II, Charger GaN Generasi Kedua dengan Ukuran yang Lebih Mungil Lagi

Tren charger dengan ukuran mungil tapi memiliki output daya yang tinggi tidak akan mungkin terjadi tanpa penggunaan material bernama Gallium nitride, atau yang lebih dikenal secara luas dengan istilah GaN. Anker adalah salah satu pabrikan yang memelopori penggunaan GaN, dan mereka rupanya masih bisa menggali potensi material pengganti silikon tersebut lebih dalam lagi.

Baru-baru ini, Anker mengumumkan lineup charger terbarunya: Anker Nano II. Menurut Anker, semua charger di seri ini menggunakan teknologi GaN generasi kedua yang menawarkan kinerja 20 persen lebih efisien ketimbang sebelumnya.

GaN sendiri sudah jauh lebih efisien ketimbang silikon biasa berkat kemampuannya bekerja di tegangan yang lebih tinggi. Alhasil, ukuran fisik charger GaN II pun bisa dibuat lebih kecil lagi dari sebelumnya, tapi di saat yang sama tanpa mengorbankan faktor keamanan maupun kompatibilitas.

Ada tiga model charger Anker Nano II yang diperkenalkan, urut dari yang paling kecil: 30W, 45W, dan 65W. Secara teknis, Nano II 30W memiliki dimensi 31,5 x 30,4 x 37,9 mm; lebih ringkas ketimbang PowerPort Atom PD 30W generasi pertama yang mempunyai dimensi 40,6 x 35,5 x 38 mm meski output daya maksimumnya sama persis.

Pada kenyataannya, ukuran charger 30W generasi pertama itu sama seperti Nano II 65W yang dua kali lebih perkasa. Komparasinya akan terkesan lebih konyol lagi jika Nano II 65W disandingkan dengan charger 5W bawaan iPhone 11, sebab ukuran keduanya tidak akan berbeda terlalu jauh di dalam genggaman.

Masing-masing charger Nano II tersebut hadir dengan satu port USB-C, lengkap beserta dukungan teknologi Power IQ 3.0 yang diklaim mampu mengisi ulang iPhone tiga kali lebih cepat daripada menggunakan charger 5W, tapi di saat yang sama tetap kompatibel dengan standar Super Fast Charging milik Samsung.

Di Amerika Serikat, charger Anker Nano II kabarnya akan segera dipasarkan mulai pertengahan bulan Juni. Harganya dipatok $30 untuk varian 30W, $36 untuk varian 45W, dan $40 untuk varian 65W. Sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di negara-negara lain.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Anker Luncurkan Webcam Pintar dan Portable Conference Speaker

Pandemi yang tak kunjung berakhir menjadi alasan kuat untuk meluncurkan produk yang dapat menunjang kegiatan WFH (work from home). Bahkan pabrikan seperti Anker pun juga tidak mau kehilangan momentum.

Perusahaan yang dikenal lewat portofolio produk power bank dan charger-nya itu baru saja memperkenalkan AnkerWork, lini produk baru yang berfokus di kategori home office equipment. Dua produk pertama dari lini tersebut adalah webcam Anker PowerConf C300 dan portable conference speaker Anker PowerConf S500.

Untuk webcam-nya, Anker menandemkan kamera 1080p dengan chipset AI untuk memaksimalkan akurasi warna yang dihasilkan sekaligus kualitas gambar di kondisi low-light. Autofocus juga merupakan fitur standar di webcam ini, dan AI yang tertanam juga menawarkan fitur smart framing.

Kalau melihat video promosinya, fitur smart framing ini memiliki cara kerja yang mirip seperti fitur auto crop, yang berfungsi untuk memastikan subjek selalu berada di tengah bingkai. Lensanya sendiri memiliki sudut pandang seluas 115°, namun ketika memerlukan tampilan yang lebih terfokus, pengguna juga bisa memilih dua opsi lain, yakni 90° atau 78°.

Sepasang mikrofon yang tertanam dirancang untuk menangkap suara subjek secara jelas. Alternatifnya, pengguna tentu juga bisa meminang PowerConf S500 sekaligus demi meng-upgrade kualitas audionya. Speaker ini dibekali empat buah mikrofon, tidak ketinggalan pula teknologi beam-forming dan DSP (digital signal processing) yang telah di-tune agar dapat menangkap suara subjek yang berbicara selagi mengabaikan suara-suara di sekitar yang tidak relevan.

Anker PowerConf S500

Guna mendukung skenario penggunaan yang berbeda, pickup pattern mikrofonnya juga dapat disesuaikan melalui aplikasi pendamping AnkerWork di Android maupun iOS. Untuk ruangan berukuran besar, pengguna juga bisa menyambungkan dua unit PowerConf S500 sebagai setup stereo.

Di Amerika Serikat, Anker PowerConf C300 saat ini telah dipasarkan dengan harga $130, sedangkan PowerConf S500 masih belum punya informasi harga maupun jadwal rilis. Kehadiran AnkerWork secara langsung melengkap tiga sub-brand lain Anker yang selama ini berfokus di kategori perangkat yang berbeda: Eufy (smart home), Nebula (proyektor), dan Soundcore (audio).

Sumber: PR Newswire.

Power Bank Terbaru Anker Kompatibel dengan Teknologi MagSafe Milik iPhone 12

Sebagian orang melihat adanya teknologi MagSafe di iPhone 12 sebagai awal dari visi Apple terkait iPhone yang tidak dilengkapi colokan sama sekali. Sebagian lain melihatnya sebagai cara yang lebih praktis untuk mengisi ulang baterai perangkat menggunakan power bank.

Well, skenario yang kedua itu sudah diwujudkan oleh Anker. Mereka baru saja merilis Anker PowerCore Magnetic 5K, sebuah power bank berkapasitas 5.000 mAh yang kompatibel dengan teknologi MagSafe milik iPhone 12. Jadi seperti halnya charger MagSafe, power bank ini bisa menempel secara magnetis ke punggung iPhone 12.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, perangkat ini tidak sepenuhnya memenuhi sertifikasi MagSafe. Utamanya karena output charging maksimum yang didukung cuma 5 W, sedangkan charger MagSafe seharusnya mampu menyalurkan daya dengan output 15 W. Dengan rate 5 W, kinerja perangkat ini sejatinya identik dengan power bank yang mendukung Qi wireless charging.

Tentu saja satu-satunya keuntungan menggunakan power bank ini adalah sambungan magnetis itu tadi. Kalau menggunakan power bank yang hanya mendukung wireless charging biasa, pengguna tentu harus benar-benar mengepaskan posisi iPhone setiap kali perangkat hendak di-charge.

Secara kapasitas, 5.000 mAh memang tergolong kecil. Menurut Anker, kapasitasnya ini cukup untuk mengisi baterai iPhone 12 Mini dari kosong hingga penuh dan masih menyisakan sedikit daya, iPhone 12 dari 0 – 95%, iPhone 12 dari 0 – 97%, dan iPhone 12 Pro Max dari 0 – 75%. Dimensinya sendiri memang cukup ringkas di 93 x 62,5 x 16 mm, dengan bobot sekitar 131 gram, sehingga ia masih kelihatan proporsional jika dibandingkan dengan iPhone 12 Mini.

Rumornya, Apple sendiri saat ini tengah mengembangkan sejenis battery pack berteknologi MagSafe untuk iPhone 12, namun aksesori tersebut tak kunjung dirilis karena masih ada kendala teknis yang harus ditangani. Selagi menunggu penawaran dari Apple langsung, untuk sementara konsumen bisa menggunakan bikinan Anker ini. Di Amerika Serikat, perangkat ini kabarnya dijual seharga $40.

Sumber: 9to5Mac.

Anker Luncurkan Charger Mini untuk iPhone 12

Seperti yang sudah kita ketahui, semua unit iPhone 12 hadir tanpa charger di dalam boksnya. Alasannya, kalau menurut Apple, adalah supaya mereka dapat membantu upaya pengurangan sampah elektronik. “Toh semua konsumen pasti sudah punya charger sendiri di rumahnya,” kira-kira begitu pemikiran Apple.

Oke lah, mungkin kita memang masih menyimpan charger bekas smartphone lama kita. Namun yang menjadi masalah adalah, kemungkinan besar charger tersebut tidak cocok dengan kabel bawaan iPhone 12; yang termasuk dalam paket penjualan iPhone 12 adalah kabel Lightning ke USB-C, sedangkan kepala charger yang sebagian besar konsumen punya adalah USB-A.

Poin yang ingin saya angkat adalah, mereka yang membeli iPhone 12 kemungkinan besar juga harus membeli charger baru. Tentu saja Apple menjualnya seharga $19, tapi alternatifnya kita juga bisa melirik penawaran dari brand aksesori lain, salah satunya Anker.

Charger terbaru mereka, Anker Powerport Nano 20W dijual seharga $17 (di Indonesia sekitar Rp425 ribu). Bukan cuma lebih terjangkau, tapi ukurannya juga jauh lebih mungil daripada charger yang Apple jual walaupun output-nya sama persis – sama-sama mampu mengisi baterai iPhone 12 dan 12 Pro dari 0 – 50% dalam waktu setengah jam. Dimensinya bahkan nyaris identik dengan charger 5W bawaan iPhone lawas.

Di Tiongkok, Anker malah menjual produk yang sama dalam edisi khusus Doraemon. Tema Doraemon ini juga tersedia untuk produk-produk mereka yang lain, mulai dari wireless charger MagSafe untuk iPhone 12, kabel Lightning ke USB-C, kabel USB-C ke USB-C untuk iPad dan MacBook, sampai kepala charger 65W.

Sayang tidak ada keterangan apakah Anker juga bakal menjual produk tema Doraemon ini di negara lain. Padahal saya yakin kalau tersedia di Indonesia pasti laris manis, terutama mengingat pengguna perangkat Apple saat ini kemungkinan besar adalah kalangan milenial yang dulunya setia menanti kehadiran serial TV Doraemon di setiap Minggu pagi. Buat pengguna perangkat Android pun charger 20W ini juga tetap berguna.

Sumber: GSM Arena.

Anker Ciptakan Charger Laptop, Charger Smartphone, dan Power Bank dalam Satu Wujud yang Ringkas

Dalam perkembangan teknologi terkini, Gallium Nitride (GaN) ibarat material ajaib di industri aksesori. Berkatnya, fast charger yang tadinya berukuran besar dapat diciutkan secara signifikan, dan ini sudah dibuktikan oleh dua pabrikan sekaligus, yakni Anker dan RavPower.

Buat Anker, mereka rupanya masih belum puas bereksperimen dengan GaN. Kreasi terbaru mereka adalah perangkat bernama lengkap Anker PowerCore Fusion Power Delivery Battery and Charger berikut ini. Seperti yang bisa kita lihat namanya, ia merangkap peran ganda sebagai adaptor charging sekaligus baterai portable alias power bank.

Sebagai adaptor, ia menawarkan output total sebesar 42 W, dibagi menjadi dua port: satu port USB-C Power Delivery berkapasitas 30 W yang sanggup mengatasi laptop, satu port USB-A berkapasitas 12 W untuk mengisi ulang baterai ponsel secara cepat. Kita juga tidak boleh lupa bahwa ada baterai berkapasitas 5.000 mAh di dalamnya, cukup untuk menyuplai 23 jam daya tahan ekstra bagi para pengguna iPhone.

Anker PowerCore Fusion Power Delivery Battery and Charger

Itu semua dikemas dalam dimensi yang sangat ringkas: 8,6 x 8,2 x 3,2 mm, dengan bobot 249 gram. Konsepnya 2-in-1, akan tetapi eksekusinya tetap rapi dan ringkas berkat pemanfaatan material GaN itu tadi.

Di Amerika Serikat, charger sekaligus power bank istimewa ini sekarang sudah dipasarkan lewat online store Apple seharga $100. Banderolnya tergolong tinggi memang, apalagi mengingat tidak ada satu pun kabel dalam paket penjualannya, tapi kita juga tak boleh lupa akan fakta bahwa ia merupakan charger laptop, charger smartphone sekaligus power bank dalam satu kemasan yang sama.

Sumber: The Verge.

Susul Anker, RavPower Luncurkan Charger USB-C dengan Material Gallium Nitride

Oktober lalu, Anker memperkenalkan charger USB-C spesial bernama PowerPort Atom. Keistimewaannya terletak pada dimensinya yang mungil (setara charger bawaan mayoritas smartphone), tapi di saat yang sama sanggup mengisi ulang baterai laptop seperti MacBook 12 inci dengan output sebesar 27 W.

Semua itu terwujud berkat material Gallium Nitride (GaN) yang menggantikan peran silikon biasa. Kabar baiknya, produsen aksesori lain sudah mulai menyusul tren charger GaN yang dipelopori Anker ini.

Adalah RavPower, brand yang portofolio produknya tidak jauh berbeda dari Anker, yang bergerak cepat mendahului Anker. Mereka telah merilis charger USB-C yang juga memanfaatkan material Gallium Nitride, hanya saja desainnya sedikit berbeda.

RavPower GaN Charger

Yang diunggulkan oleh RavPower adalah betapa tipisnya charger 45 W ini; cuma sekitar 14 milimeter, atau setara dua iPhone XS yang ditumpuk. Karena tipis, ia tak akan terlalu menyembul ketika sedang tertancap pada colokan di tembok, dan otomatis bisa terpasang dengan lebih mantap.

Output 45 W berarti ia lebih fleksibel ketimbang punya Anker, mampu mengisi ulang MacBook Air maupun menjadi fast charger untuk iPad Pro yang kini tak lagi menggunakan port Lightning. RavPower juga mengklaim charger ini sanggup mengisi penuh MacBook 12 inci dalam waktu 2 jam saja.

RavPower saat ini sudah memasarkan charger GaN-nya di Amazon seharga $55. Lebih mahal daripada penawaran Anker, akan tetapi Anker sendiri juga berencana merilis varian lain dengan output lebih besar, dan otomatis juga dibanderol lebih tinggi.

Sumber: The Verge.

Anker Luncurkan Proyektor Mini Baru, Smart Speaker dan Charger USB-C Istimewa

Di titik ini, Anker sudah tidak pantas lagi dipandang sebagai produsen power bank semata. Mereka baru saja memperkenalkan tiga produk yang cukup menarik: sebuah proyektor mini, sepasang smart speaker, dan sebuah charger USB-C imut-imut nan perkasa.

Proyektor mini yang dimaksud adalah Nebula Capsule II, suksesor dari proyektor bernama sama yang dirilis tahun lalu. Wujudnya masih mirip minuman kaleng, tapi ukurannya sedikit membesar demi mengusung lebih banyak fitur. Kalau Capsule orisinal berbobot 425 gram, Capsule II menembus 680 gram.

Nebula Capsule II

Fitur-fitur barunya mencakup versi terbaru Android TV, integrasi Google Assistant, dan kemampuan autofocus hasil proyeksi di bawah satu detik. Spesifikasinya turut disempurnakan; resolusinya bukan lagi 480p melainkan 720p, tingkat kecerahannya naik menjadi 200 lumen, dan speaker-nya kini lebih bertenaga dengan output 8 W dan sepasang passive radiator.

Konektivitasnya tak lupa disempurnakan. Selain Wi-Fi dan Bluetooth, Capsule II turut mengemas port HDMI, USB, jack headphone dan dukungan Chromecast. Charging-nya sudah mengandalkan USB-C, dan pengisiannya hanya memerlukan waktu sekitar 2,5 jam.

Saat terisi penuh, Capsule II dapat digunakan sebagai proyektor hingga 3 jam nonstop, atau selama 30 jam sebagai speaker Bluetooth. Anker bakal segera menawarkannya via Kickstarter seharga $400.

SoundCore Model Zero

Produk yang kedua adalah speaker Soundcore Model Zero dan Model Zero+. Bentuknya unik, sepintas mengingatkan saya pada tas jinjing kaum hawa, dengan lubang pada bagian atas yang dapat dijadikan pegangan.

Sebagai smart speaker, keduanya sama-sama mengusung integrasi Google Assistant. Namun tidak seperti kebanyakan smart speaker yang harus dicolokkan ke listrik secara konstan, Zero dan Zero+ dibekali baterai yang tahan sampai 10 jam penggunaan dalam satu kali charge.

Khusus Zero+, ada dukungan Dolby Audio, dan Anker mengklaim output suaranya lebih baik ketimbang saudaranya. Keduanya bakal dipasarkan mulai bulan November masing-masing seharga $200 (Zero) dan $250 (Zero+).

Anker PowerPort Atom PD1

Terakhir, ada charger istimewa bernama Anker PowerPort Atom. Istimewa karena, terlepas dari dimensi mungilnya (41 x 35 x 38 mm, setara charger smartphone pada umumnya), ia sanggup menyajikan output daya sebesar 27 W, sehingga dapat digunakan untuk mengisi ulang laptop kecil seperti MacBook 12 inci.

Rahasianya terletak pada penggunaan material Gallium Nitride (GaN) ketimbang silikon biasa. Charger ini akan dipasarkan mulai akhir November seharga $30. Ke depannya, Anker juga berencana untuk merilis varian lain PowerPort Atom dengan dua port (60 W) dan empat port (dua USB-C, dua USB-A, dengan daya total 100 W).

Sumber: 1, 2, 3.

Anker Ciptakan Power Bank Khusus Nintendo Switch

Mudik cuma tinggal hitungan hari, dan kalau Anda merupakan pengguna Nintendo Switch, handheld console tersebut sudah pasti menjadi salah satu barang yang wajib dibawa. Problemnya, ketika sedang tidak dipasang di docking station-nya, baterai Switch hanya mampu bertahan selama enam jam saja berdasarkan klaim Nintendo, dan itu dengan catatan game yang dimainkan bukan yang termasuk game ‘berat’ seperti Zelda.

Solusinya adalah meminta bantuan power bank, namun bukan sembarang power bank kalau kata Nintendo, sebab mereka sudah bermitra dengan Anker demi mewujudkan power bank yang ideal buat Switch. Ada dua model yang Anker tawarkan: PowerCore 20100 dan PowerCore 13400, keduanya sama-sama diikuti embel-embel “Nintendo Switch Edition”.

Anker PowerCore 20100 Nintendo Switch Edition

Apa yang istimewa dari keduanya? Anker bilang bahwa karena dirancang secara spesifik untuk Switch, kedua power bank ini sanggup menyalurkan daya dengan sangat optimal via USB-C. Bahkan ketika Switch di-charge selagi dipakai bermain game, baterainya tetap akan terisi penuh dalam waktu kurang dari tiga jam.

Soal kapasitas, PowerCore 20100 disebut siap menyuplai daya ekstra sampai 15 jam, sedangkan PowerCore 13400 sampai 10 jam. Keduanya tentu saja masih bisa dipakai bersama perangkat lain, baik yang membutuhkan port USB-C maupun USB standar.

Di situs resmi Anker, PowerCore 20100 Nintendo Switch Edition dijajakan seharga $90, sedangkan PowerCore 13400 seharga $70. Sayang status keduanya baru pre-order, dan perlu dicatat, produk ini berbeda dari PowerCore+ 20100 maupun PowerCore+ 13400 yang tidak dilengkapi imbuhan Nintendo Switch Edition.

Sumber: The Verge.