Salah satu kelebihan utama robot Anki Vector dibandingkan pendahulunya adalah kemampuannya untuk memahami perintah suara yang diberikan orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut jelas membuatnya sangat ideal untuk berperan sebagai asisten, dan pengembangnya sadar betul akan itu.
Sebulan pasca pemasaran Vector, Anki merilis teaser yang mempertontonkan integrasi Amazon Alexa pada robot mungil tersebut. Alexa pada robot seharga $250 itu ibarat kepribadian keduanya. Saat pengguna memanggil “Alexa”, seketika itu juga Vector akan berhenti melakukan apapun yang sedang ia kerjakan, lalu ganti Alexa yang mendengarkan ucapan sang pengguna.
Video di bawah menunjukkan bagaimana pengguna dapat mengontrol beragam perangkat smart home melalui Vector yang menjadi ‘rumah’ baru buat Alexa. Anki mengaku bahwa integrasi Alexa ini merupakan salah satu fitur yang paling banyak diminta oleh konsumennya, dan Anki sudah siap mewujudkannya sebelum musim liburan tiba tidak lama lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Anki juga merilis update yang membawa sejumlah penyempurnaan untuk Vector. Yang paling utama adalah tambahan ratusan animasi dan reaksi yang bisa diterapkan oleh Vector, termasuk ketika merespon frasa-frasa seperti “good robot”, “good morning”, “I love you”, dan “be quiet”.
Terakhir, performa Vector turut dibenahi lewat update ini, spesifiknya kemampuannya untuk mendeteksi ujung meja, sehingga ia bisa langsung mundur dan tidak terjatuh dari atas meja. Dibandingkan sebelumnya, Vector kini dapat bereaksi dengan lebih sigap berkat algoritma pemetaan ruang yang lebih baik.
Melihat perkembangan pesat teknologi robotik dan artificial intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir, tidak sedikit yang membayangkan skenario masa depan di mana robot berhasil memperbudak manusia. Bahkan sosok jenius macam Elon Musk dan almarhum Stephen Hawking pun percaya kemungkinan seperti ini bisa terjadi.
Lain halnya dengan perusahaan robotik dan AI bernama Anki. Mereka ingin membuktikan hal sebaliknya, bahwa robot juga bisa berteman dengan manusia. Dua tahun lalu, mereka pun memperkenalkan Cozmo, robot mungil yang punya kepribadian dan dirancang untuk menjadi penggembira keseharian manusia.
Anki masih sangat percaya dengan visinya itu. Mereka bahkan ingin membuktikannya lebih jauh lagi. Dari situ lahirlah Anki Vector, saudara sekaligus suksesor Cozmo yang jauh lebih cerdas. Wujudnya memang mirip, begitu juga fungsi-fungsi mendasarnya, akan tetapi Anki telah menerapkan sederet pembaruan yang punya dampak sangat signifikan.
Yang paling utama, kalau Cozmo memerlukan koneksi konstan ke smartphone untuk melancarkan semua aksinya, Vector tidak demikian. Sambungan dengan smartphone hanya diperlukan pada setup awalnya. Setelahnya, Vector bisa ‘hidup’ sendiri tanpa bantuan smartphone.
Rahasianya terletak pada penggunaan prosesor Qualcomm APQ8009, yang pada dasarnya mirip seperti prosesor smartphone, hanya saja dirancang secara spesifik untuk perangkat IoT (Internet of Things) dengan mempertimbangkan faktor-faktor krusial seperti dimensi, efisiensi energi, dan lain sebagainya. Sebagai robot mungil yang mandiri, Vector merupakan kandidat kuat untuk prosesor ini.
Berkat prosesor tersebut, Vector bisa menerapkan kapabilitas berbasis AI maupun kebutuhan komputasi lainnya secara lokal. Ia memang masih perlu terhubung dengan jaringan cloud (via Wi-Fi), akan tetapi ini hanya untuk menerima firmware dan software update, serta untuk mengolah perintah suara dengan teknik natural language processing.
Perintah suara? Ya, Vector bisa mendengar. Tidak seperti Cozmo, Vector telah dibekali empat buah mikrofon berteknologi beam-forming. Cukup panggil dia dengan frasa “Hey Vector”, maka Vector langsung siap menerima instruksi maupun mendengar pertanyaan dari orang-orang di sekitarnya.
Kamera HD dengan sudut pandang 120º masih ada dan masih berperan sebagai indera penglihatan di sini. Wajahnya juga diisi oleh panel layar IPS berwarna untuk mengekspresikan beragam perasaannya. Ia bahkan bisa bereaksi terhadap sentuhan manusia berkat panel kapasitif yang tertanam di bagian punggungnya.
Anki mengklaim bahwa secara total ada nyaris 700 komponen yang membentuk Vector. Itu termasuk beraneka sensor seperti 4 sensor infra-merah di bagian bawahnya yang berfungsi untuk mencegah Vector terjatuh saat berada di ujung permukaan, serta scanner laser di bawah wajahnya untuk memetakan lingkungan di sekitarnya dengan radius maksimum sekitar 90 cm.
Ketika baterainya hampir habis, Vector bakal bergerak sendiri menuju charging dock-nya untuk ‘mengisi bensin’. Sifat mandiri dan disiplin memang sudah semestinya tidak mengenal ukuran, apalagi dalam konteks robot.
Sama seperti Cozmo, Vector juga dipastikan bakal bertambah pintar seiring Anki merilis update demi update. Komitmen Anki ini pun sudah terbukti; selama dua tahun Cozmo berkiprah, sudah ada 23 update yang dirilis untuknya, dan itu semua bisa didapat tanpa biaya ekstra.
Berhubung Vector lebih pintar, wajar kalau harga jualnya lebih mahal ketimbang Cozmo. Anki bakal memasarkannya mulai tanggal 12 Oktober mendatang seharga $250. Anki pun juga melangsungkan kampanye crowdfunding di Kickstarter bagi yang tertarik melakukan pre-order sekaligus mendapatkan potongan harga, meski ini hanya berlaku untuk konsumen di Amerika Serikat saja.
Masih ingat dengan Anki, perusahaan robotik yang didirikan oleh tiga cendekiawan asal Carnegie Mellon University? Dalam tiga tahun terakhir, mereka sempat mencuri perhatian lewat Anki Drive dan Anki Overdrive, yang tak lain merupakan permainan balap mobil berbekal kecerdasan buatan.
Kini Anki sudah siap mewujudkan visinya yang diusung sejak awal perusahaan terbentuk, yakni menghidupkan sebuah karakter robot yang punya emosi, berkarisma dan dapat berinteraksi dengan manusia. Bernama Anki Cozmo, robot ini merupakan hasil riset dan pengembangan dari tim yang memiliki latar belakang sangat beragam, mulai dari ahli robotik, animator, game developer sampai desainer Batmobile.
Cozmo istimewa karena ia merupakan perpaduan teknologi robotik dan kecerdasan buatan. Wujudnya sepintas memang mirip robot dari film WALL-E garapan Pixar, dan ukurannya pun hanya sekepalan tangan; tapi jangan salah, dalam sedetik saja ia dapat mengolah data lebih banyak ketimbang seluruh robot Mars Rover buatan NASA.
Namun letak keunikan Cozmo justru ada pada karismanya. Berbekal teknologi computer vision dan emotion engine, Cozmo dapat mengenali dan mengingat wajah beserta nama Anda. Semakin sering Anda berinteraksi dengan Cozmo, semakin terikat pula ia dengan Anda; ekspresi wajahnya akan berbeda ketika melihat orang yang baru ia kenal dan yang sudah ia anggap sebagai sahabat.
Cozmo dapat mengeluarkan ekspresi yang kompleks berdasarkan emosinya saat itu. Jika Anda sudah mengabaikannya terlalu lama, maka ia akan sedikit cemberut. Ia pun tidak betah tinggal diam begitu saja, dan akan mengajak Anda bermain-main dengan sejumlah aktivitas yang bisa diakses lewat aplikasi smartphone.
Untuk bisa mulai bermain dengan Cozmo, pengguna sama sekali tak perlu merakit komponen demi komponen. Cozmo bisa langsung diaktifkan melalui aplikasi di perangkat Android maupun iOS. Lucunya, ketika ia sedang di-charge, akan kedengaran suaranya sedang mendengkur.
Anki saat ini sudah menerima pre-order Cozmo seharga $160. Rencananya Cozmo akan mulai dipasarkan secara luas mulai bulan Oktober mendatang dengan harga retail $180. Sepintas ia memang terdengar mahal, namun sebagai perbandingan, replika BB-8 buatan Sphero dibanderol $150, dan robot tersebut sama sekali tak dilengkapi indera penglihatan maupun kecerdasan buatan.
Di tahun 2013, sebuah proyek permainan ambisius yang digarap selama empat setengah tahun oleh para jenius dari Carnegie Mellon University akhirnya dilepas. Produk bernama Anki Drive itu membuat banyak orang terkesima, bahkan memicu kemunculan hybrid game dan mainan fisik lain. Kesuksesan tersebut mendorong developer menggarap versi lebih canggihnya. Continue reading Anki Overdrive Janjikan Kombinasi Game dan Mobil Balap Yang Lebih Canggih→