Tag Archives: Anti Fraud System

anybrain

Dapat Investasi Rp18 Miliar, Anybrain Buat Software Anti-Curang untuk Game Online dan Esports

Perusahaan pemprosesan data dan artificial intelligence asal Portugal, Anybrain mengumumkan bahwa mereka baru saja mendapatkan kucuran dana sebesar €1 juta (sekitar Rp18 miliar) dari Trust Esports, perusahaan teknologi esports asal Prancis yang mendedikasikan diri untuk mendukung startup esports asal Eropa. Sebelum ini, Anybrain juga sudah mendapatkan seed investment dari Hovione Capital, investor yang yang fokus untuk mendanai perusahaan di tahap awal.

Anybrain mengembangkan solusi software untuk game studio yang berfungsi untuk melindungi keamanan dan integritas dari online game dan esports. Memang, industri esports tengah berkembang pesat. Menurut Newzoo, industri esports akan bernilai lebih dari US$1 miliar pada 2020. Hanya saja, jika muncul banyak skandal kecurangan di dunia esports, ini dapat menyebabkan para penonton tak lagi percaya akan integritas esports dan berhenti menonton pertandingan esports.

anybrain
Tim Anybrain. | Sumber: The Esports Observer

“Setelah melakukan riset dan pengembangan selama lebih dari empat tahun, kami bangga dan senang untuk membuka akses akan teknologi kami untuk para pelaku industri gaming dan esports di seluruh dunia,” kata CEO dan Co-founder Anybrain, André Pimenta, menurut laporan Esports Insider.

Anybrain didirikan pada 2015 oleh para ahli di bidang artificial intelligence dan pemprosesan big data dari University of Minho, Braga, Portugal. Perusahaan ini membuat teknologi yang berfungsi menganalisa data para pemain. Anybrain menyebutkan, solusi software mereka memungkinkan game studio untuk mengidentifikasi pemain, mencegah penipuan, menentukan batasan umur para pemain, dan melacak tingkat kelelahan para pemain. Menurut laporan The Esports Observer, saat ini, solusi dari Anybrain ini telah kompatibel dengan empat game engine yaitu Unreal Engine buatan Epic Games, Unity dari Unity Technologies, Source milik Valve, dan Cry Engine dari Crytek.

“Dalam esports, salah satu masalah yang dihadapi saat turnamen digelar secara online adalah penyelenggara harus menjamin tidak ada pemain yang berbuat curang dan keamanan,” kata Matthieu Dallon, Founding Partner of Trust Esport. “Solusi yang disediakan oleh Anybrain dengan cepat akan menjadi standar di dunia esports.” Memang, saat sejumlah liga esports terpaksa diselenggarakan secara online akibat pandemik virus Corona, salah satu masalah yang dihadapi oleh pihak penyelenggara adalah memastikan tidak ada kecurangan yang terjadi.

Fintech Startup dan Tugasnya Membawa Perubahan

Game changer adalah istilah dalam bahasa Inggris yang mengacu pada situasi atau ide yang mendobrak dan mengubah cara berpikir masyarakat akan sebuah tatanan. Mereka yang masuk kategori game changer biasanya bukan cuma mendapat eureka moment saja, tetapi juga sadar bahwa inovasinya akan membawa perubahan bagi orang banyak dan juga dapat membumikannya. Mengingat banyak tokoh inventor yang ada di dalamnya, dunia teknologi tampaknya sudah tidak asing lagi dengan istilah game changer, apalagi bila meninjau geliat startup yang unjuk gigi di industri.

Di pasar mancanegara, perusahaan-perusahaan teknologi game changer hadir di berbagai ranah, termasuk yang cukup signifikan untuk disoroti adalah lingkup financial technology (fintech). Mengapa? Sebab, keuangan adalah denyut nadi dari sebuah sistem organisasi, entah itu dalam skala keluarga, komunitas, korporasi, maupun pemerintahan.

PayPal, Alipay, dan Paytm adalah tiga dari sekian banyak bisnis fintech internasional yang menghantam dinding budaya masyarakat terkait cara bertransaksi dan mengelola keuangan, dengan model bisnisnya masing-masing. Ryu Kawano, CEO Midtrans, menceritakan bagaimana ketiga perusahaan ini begitu menginspirasi.

“PayPal didirikan pada tahun 1998, bermula dari sistem pembayaran default di eBay, kini menjadi payment method yang mengubah cara berpikir orang-orang dalam melakukan pembayaran,” ujar Ryu.

Alipay juga memiliki caranya sendiri dalam menjalankan bisnisnya di Tiongkok. Platform pembayaran online yang didirikan pada tahun 2004 ini melihat adanya trust issue antara penjual dan pembeli. “Maka, Alipay membuat escrow service, dan membuat rasio NPL (non-performing low) Tiongkok menurun tajam, yang awalnya berada di angka lebih dari 25%,” kisah Ryu.

Lain lagi dengan Paytm yang juga dikagumi Ryu. Awal terciptanya e-wallet asal Negeri Barata ini adalah dari kesadaran bahwa, di India, mesin ATM tidak dapat digunakan untuk membeli pulsa. Padahal di sisi lain, rider Uber mulai bermunculan. Akhirnya, Paytm memberikan solusi tersebut, khususnya bagi rider Uber India yang tidak memiliki kartu kredit.

“Kesamaan dari setiap perusahaan tadi adalah solusi yang mereka tawarkan di masing-masing tempat mereka berada,” ujar Ryu. Ya, tiga perusahaan fintech tadi telah membawa solusi dan gebrakan di daerahnya. Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut Ryu, yang perlu difokuskan adalah masalah yang terjadi di Indonesia, bukan terlalu terpaku pada fitur yang dimiliki PayPal, Paytm, atau Alipay. Berpegangan pada prinsip tersebut, Ryu mengawali bisnis payment gateway-nya dengan perusahaan bernama Veritrans yang membantu masyarakat Indonesia dalam pembayaran online pada tahun 2011. “Kami memproses transaksi yang bernilai miliaran rupiah setiap hari,” aku Ryu.

Seiring dengan pertumbuhan volume transaksi, ternyata Ryu dan timnya tidak hanya menghadapi permasalahan cara pembayaran online saja; mereka juga mendapati pola fraud yang semakin hari semakin rumit dan dapat menghilangkan ribuan dolar hanya dalam hitungan menit.

Ryu kemudian mengubah Veritrans menjadi Midtrans. Bagi Ryu, hal ini tentu bukan hanya soal perubahan nama, namun Midtrans hadir untuk bertransformasi menjadi solusi untuk menjangkau perubahan pasar yang cepat melalui inovasinya yang lebih dari payment gateway, salah satunya adalah Aegis.

“Aegis awalnya dikembangkan untuk mengisi kebutuhan terhadap Fraud Detection System yang melonjak,” kisah Ryu. Pertama-tama, Midtrans mengembangkan Rule Engine-based Fraud Detection System, yang mana ternyata fraud di ranah e-commerce berkembang semakin kompleks saja seiring waktu. “Contohnya, konsumen yang ingin menyalahgunakan promotional discount seringkali memperlihatkan gerak-gerik yang sama dengan konsumen yang memang betul-betul secara identitas jelas,” tambah Ryu.

Midtrans lantas menambahkan kemampuan dari Aegis seperti scoring, augmented intelligence, dan visualisasi untuk mendeteksi pola-pola canggih dari para fraudster.

Melalui Aegis, Midtrans berupaya menjawab keresahan dari para pelaku industri jual-beli elektronik. Cerita sukses PayPal, Alipay, dan Paytm tadi terbukti mendorong Midtrans untuk terus membawa solusi di masyarakat, hingga disadari atau tidak, mereka pun menjadi game changer dalam ekosistem fintech Indonesia. “Yang menarik dari inovasi mereka adalah bukan tentang mengubah sistem pembayaran, namun memperbaikinya,” tutur Ryu mengacu pada keberhasilan tiga perusahaan tersebut.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Midtrans.

BajaiApp Sematkan Fitur BajaiApp Kredit di Versi Aplikasi Terbaru

Rabu kemarin (21/4), startup yang bergerak di sektor transportasi dengan mengembangkan portal pencarian bajai melalui ponsel pintar, BajaiApp, resmi meluncurkan fitur BajaiApp Kredit. Salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan awareness, user experience, dan meningkatkan jumlah pengguna. Di samping fitur BajaiApp Kredit, BajaiApp juga memperbarui tampilan aplikasi dan menyematkan beberapa fitur baru lainnya.

CEO BajaiApp Feryanto Njonim mengatakan, “Dengan diluncurkannya BajaiApp Kredit ini maka akan semakin memberikan keuntungan [dalam bertransaksi]. Tidak hanya pada user BajaiApp saja, melainkan [juga] para supir bajai yang tergabung dalam jaringan BajaiApp.”

[Baca juga: Aplikasi Pemesanan Bajai Online BajaiApp Resmi Diperkenalkan ke Publik]

Fitur BajaiApp Kredit ini bekerja layaknya dompet digital bagi penggunanya, tak jauh berbeda dengan fitur Go-jek Kredit yang kini menjadi Go-Pay. Fery sendiri optimis fitur BajaiApp Kredit  yang dapat diakses melalui menu My Account ini dapat menjadi value added baru bagi layanan BajaiApp yang sedang dikembangkannya.

BajaiApp saat ini hanya tersedia untuk platform Android.

Terkait dengan nominal yang dapat diisi ulang oleh pengguna, Fery menyebutkan bahwa pengguna dapat mengisi ulang Kredit dimulai dari Rp 60.000 dan Rp 150.000 dengan nilai maksimal mencapai Rp 10 juta. Isi ulang dapat dilakukan melalui Kartu Kredit, Bank Transfer (BCA), Kode Promo, dan Gift Card.

Secara keseluruhan, BajaiApp sebenarnya telah mengoptimalkan layanan di aplikasi versi terbaru mereka. Mulai dari penyegaran tampilan hingga menyematkan fitur-fitur baru, termasuk BajaiApp Kredit.

Selain BajaiApp Kredit, fitur lain yang disematkan adalah Anti Fraud System dan BajaiApp Tour. BajaiApp mengklaim dengan fitur Anti Fraud System yang dikembangkan, pengguna tidak akan mengalami terpotongnya saldo kredit yang dimiliki bila supir tidak menjemput. Sementara fitur BajaiApp Tour adalah fitur untuk city tour dengan menggunakan bajai.

[Baca juga: Kisah di Balik Pengembangan Aplikasi BajaiApp]

Fery mengatakan, “Target kami adalah menjadi aplikasi yang dipercaya seluruh masyarakat Jakarta yang ingin jalan – jalan dari satu tempat ke tempat lain, atau yang membawa barang – barang dalam volume besar. Juga termasuk di antaranya adalah, orang – orang yang membawa anak, anak sekolah, orang tua, dan orang berkebutuhan khusus yang membutuhkan mobilitas tinggi, misalnya untuk pergi belanja, ke sekolah, pergi ke bioskop, pindahan rumah, hang out, dan lain – lain.”

Fery mengklaim bahwa saat ini jumlah pengemudi yang bergabung dengan BajaiApp sudah mencapai 1000 dengan jumlah unduhan organik untuk aplikasi mencapai 50.000. Dengan diluncurkannya fitur BajaiApp Kredit ini, diharapakan dapat semakin meningkatkan awareness masyarakat dan meningkatkan jumlah pengguna. Seiringan dengan pelucucran BajaiApp Kredit ini, BajaiApp juga menggelar promo untuk memberi free cash sebesar Rp 30 ribu pada pengguna yang berlangsung hingga 30 April nanti.

Application Information Will Show Up Here