Tag Archives: aplikasi komunikasi tim

Stride Adalah Penantang Slack dari Pencipta HipChat

Saat membicarakan mengenai aplikasi komunikasi untuk tim, sulit rasanya untuk tidak menyebut nama Slack. Padahal, jauh sebelum Slack, tepatnya di tahun 2010, tim developer bernama Atlassian sebenarnya sudah memulai kategori ini dengan HipChat.

Sekitar tiga tahun kemudian, Slack datang membawa formula dasar HipChat, tapi yang lebih disempurnakan yang akhirnya bisa merebut hati banyak tim profesional di seluruh dunia. Atlassian pun memutuskan sudah waktunya mereka memikirkan bagaimana software komunikasi tim yang ideal untuk tahun 2017 dan seterusnya.

Dari situ lahirlah Stride. Sepintas, tampilannya mungkin kelihatan mirip sekali seperti Slack. Akan tetapi Stride masih menyimpan fitur unik yang diformulasikan dengan mempertimbangkan permasalahan yang banyak pengguna jumpai pada Slack maupun aplikasi lain yang serupa.

Stride

Masalah itu, menurut Atlassian, adalah kesulitan untuk mengikuti semua percakapan yang berlangsung di setiap channel, kesulitan untuk membuat keputusan beserta kelanjutannya, dan kesulitan untuk berpindah dari sebatas chat ke video call guna mengambil keputusan final. Problem-problem seperti ini diyakini Atlassian malah membuat penggunanya jadi kurang produktif.

Salah satu solusinya adalah fitur seperti Actions dan Decisions. Premisnya adalah untuk mengatasi masalah yang muncul ketika Anda baru kembali dari cuti selama beberapa hari, dan Anda tidak tahu apa saja aksi dan keputusan yang diambil selama Anda cuti.

Dengan Stride, Anda cukup membuka sidebar, dan di situ akan tersaji semua aksi dan keputusan yang diambil oleh tim Anda. Klik salah satu, maka Anda akan langsung dibawa ke riwayat percakapan aslinya. Dengan demikian, Anda tidak perlu menelusuri semua riwayat percakapan yang sebagian besar mungkin kurang begitu penting.

Siapapun bebas mengubah pesan apapun dalam percakapan menjadi Action atau Decision. Di samping itu, Stride juga menawarkan Focus Mode yang akan seketika juga menghentikan notifikasi untuk sementara, lalu ketika Anda kembali satu atau dua jam setelahnya, Stride akan menyajikan semua pesan penting, termasuk Action dan Decision yang dibuat selama Anda fokus bekerja tadinya.

Stride

Tidak mengejutkan, Stride juga mengusung integrasi dengan aplikasi dan layanan lain, termasuk tentu saja bikinan Atlassian sendiri seperti Jira atau Trello. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah ketersediaan, dan Stride dipastikan bakal hadir di Android, iOS, Windows, Mac bahkan Linux.

Bagaimana dengan harga? Seperti produk Atlassian lainnya, Stride mengadopsi model freemium. Tanpa biaya sepeserpun, Stride bisa digunakan dengan jumlah anggota tim tak terbatas, mencakup fitur panggilan audio dan video berkelompok, serta membawa dukungan untuk bot sekaligus integrasi aplikasi pihak ketiga.

Batasan versi gratisannya ini hanya dua: kapasitas penyimpanan file cuma 5 GB, dan tim hanya bisa menyimpan riwayat 25.000 pesan terakhir. Untuk menghilangkan kedua batasan itu, tim cuma perlu membayar $3 per anggota tim per bulannya. Kalau tertarik, tim Anda bisa mendaftar untuk mendapatkan early access di situs Stride sekarang juga.

Sumber: TechCrunch dan Atlassian.

Redkix Mirip Slack, Tapi Tersambung Langsung dengan Email

Aplikasi komunikasi tim Slack tidak kekurangan jumlah pesaing, baik dari yang sama-sama masih berwujud startup maupun dari nama-nama besar seperti Facebook atau Microsoft. Namun sebuah startup bernama Redkix melihat ada masalah baru yang muncul mengikuti tren aplikasi komunikasi tim ini.

Masalah tersebut berkaitan dengan tingkat adopsi pengguna. Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk mulai menggunakan Slack sebagai medium komunikasi utamanya, pastinya ada sejumlah karyawan yang kesulitan beradaptasi. Buat orang-orang seperti ini, sepertinya sulit untuk bisa move on dari email – padahal salah satu tujuan Slack adalah menjadi pengganti email.

Pada kenyataannya, email masih merupakan medium komunikasi yang lebih universal. Hal ini pun menginspirasi Redkix untuk menciptakan layanan macam Slack, tapi yang terintegrasi dengan email sehingga tidak semua pengguna diwajibkan untuk berkomunikasi lewat interface Redkix sendiri.

Redkix

Secara tampilan Redkix memang sangat mirip dengan Slack, lengkap dengan deretan channel terpisah. Yang berbeda adalah bagaimana suatu anggota tim bisa membaca isi suatu channel sekaligus memberikan balasan lewat email. Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak perlu menggunakan Redkix untuk bisa tergabung dalam komunikasi tim.

Kemudahan ini memungkinkan pengguna Redkix untuk membuat channel khusus untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Singkat cerita, siapapun yang tidak menggunakan Redkix masih bisa ikut berpartisipasi lewat email.

Sebagai bonus, aplikasi Redkix yang tersedia di Windows, macOS, iOS dan Android rupanya juga bisa digunakan sebagai email client. Tim yang tertarik sekarang sudah bisa mencoba Redkix yang baru saja masuk tahap open beta.

Sumber: VentureBeat.