Tag Archives: aplikasi Mac

Snap Camera Persilakan Siapapun untuk Memakai Snapchat Lens dari Komputer

Juli lalu, Snapchat meluncurkan Lens Explorer demi memudahkan pengguna untuk menambatkan filter wajah maupun objek augmented reality yang interaktif garapan komunitas. Menarik, tapi hanya untuk pengguna Snapchat saja. Bagaimana seandainya fitur Lens ini juga dapat digunakan oleh mereka yang sama sekali tidak memiliki akun Snapchat?

Pemikiran seperti inilah yang pada akhirnya melahirkan Snap Camera, yang secara spesifik dirancang agar siapapun dapat ikut merasakan keseruan bermain-main dengan fitur Lens melalui komputer. Ya, Snap Camera bukanlah aplikasi untuk Android maupun iOS, melainkan untuk Windows dan macOS.

Snap Camera

Snap Camera pada dasarnya tidak lebih dari sebatas Lens Explorer untuk desktop. Pengguna bisa melihat-lihat dan mencoba langsung beragam filter wajah AR yang tersedia, untuk kemudian digunakan di aplikasi lain seperti Skype, Google Hangouts, OBS, YouTube, Twitch via extension, maupun yang berupa web app seperti Facebook Live.

Sejauh ini sudah ada lebih dari 250 ribu Lens karya komunitas yang tersedia, dan semua ini dapat ditambatkan ke tampilan webcam demi memeriahkan sesi video calling ataupun live streaming. Khusus untuk para streamer Twitch, mereka dapat mengakses Lens bertema gaming dari judul-judul seperti League of Legends, Overwatch, World of Warcraft, dan PUBG.

Snap Camera

Satu-satunya aplikasi video chat ternama yang tidak kompatibel dengan Snap Camera adalah FaceTime, tapi toh pengguna Mac tetap bisa memakai alternatif seperti Skype kalau memang tertarik mencoba Snap Camera. Aplikasinya sekarang sudah bisa diunduh secara cuma-cuma, dan seperti yang saya bilang, Anda sama sekali tidak harus memiliki akun Snapchat untuk bisa menggunakannya.

Sumber: Snap dan TechCrunch.

Aplikasi Tweetbot 3 Resmi Dirilis untuk Pengguna Mac

Februari lalu, Twitter diam-diam ‘membunuh’ aplikasi Mac-nya, dan menganjurkan pengguna Mac untuk mengakses versi web-nya saja. Dari dulu aplikasi resmi Twitter memang tergolong kurang populer di kalangan pengguna Mac, dan keputusan ini malah semakin mendorong mereka untuk beralih ke aplikasi Twitter garapan developer pihak ketiga.

Salah satu yang cukup difavoritkan adalah Twitterrific 5, yang baru dirilis pada bulan Oktober lalu. Sekarang, ada lagi opsi baru yang tak kalah tenar, yakni Tweetbot 3. Versi baru ini secara langsung menggantikan Tweetbot 2 yang sudah eksis sejak tiga tahun silam, dan bersamanya tentu hadir tampilan beserta kumpulan fitur yang lebih modern.

Tweetbot 3 for Mac

Terkait tampilan, Tweetbot 3 for Mac akhirnya menghadirkan dark theme, yang akan mengubah interface jadi serba gelap sehingga tidak menyakitkan mata selagi dibuka di malam hari. Fitur multi-column yang menjadi andalan Tweetbot selama ini turut disempurnakan, di mana pengguna dapat menambahkan kolom lini masa baru semudah navigasi drag-and-drop saja.

Selanjutnya, fitur timeline filter yang cukup populer di kalangan pengguna Tweetbot untuk iOS akhirnya juga tersedia di versi Mac-nya. Fitur ini memungkinkan kita untuk memodifikasi lini masa agar hanya menampilkan tipe Tweet tertentu saja, misal hanya Tweet yang disertai media, Tweet yang disertai link, Retweet, atau yang mengemas kata kunci tertentu.

Tweetbot 3 for Mac

Sayangnya, peluncuran Tweetbot 3 for Mac ini rupanya juga harus dihantui oleh keputusan lain Twitter yang juga menuai kontroversi di kalangan developer, di mana mereka mengubah kebijakan API (application programming interface) yang bisa diakses oleh developer. Imbas dari perubahan ini pada dasarnya adalah, aplikasi pihak ketiga tidak lagi bisa me-refresh lini masa secara otomatis, dan push notification juga tak berfungsi.

Selebihnya, aplikasi seperti Twitterrific 5 atau Tweetbot 3 ini sebenarnya masih bisa berfungsi ketika kebijakan baru itu sudah diterapkan, hanya saja fitur-fiturnya jadi terbatasi. Developer Tweetbot sendiri bilang bahwa skenario terburuknya adalah, aplikasi tak lagi bisa menampilkan notifikasi dan memperbarui linimasa secara real-time (ada jeda 1 – 2 menit).

Terlepas dari itu, Tweetbot 3 saat ini sudah bisa diunduh langsung dari Mac App Store seharga Rp 149 ribu.

Sumber: TechCrunch dan MacRumors.

Apple Dilaporkan Bakal Satukan Aplikasi iOS dan Mac Mulai Tahun Depan

Seperti biasa setiap tahunnya, Apple bisa dipastikan bakal mengumumkan iOS 12 dan macOS 10.14 pada ajang WWDC 2018. Namun berdasarkan laporan Bloomberg, Apple bisa jadi juga akan memberikan pengumuman yang cukup mengejutkan di event tersebut.

Kejutan yang dimaksud adalah rencana untuk menyamaratakan user experience aplikasi di iPhone, iPad dan Mac. Selama ini kita tahu bahwa developer harus membuat dua aplikasi yang berbeda untuk iOS dan macOS. Andaikata rencana ini jadi dieksekusi, mereka hanya perlu meracik satu aplikasi saja untuk digunakan di perangkat iOS dengan interface berbasis sentuhan dan Mac dengan mouse atau trackpad.

Konsepnya kurang lebih mirip seperti yang diterapkan Microsoft melalui Universal Windows Platform, di mana developer hanya perlu mengembangkan satu aplikasi saja untuk bisa digunakan di PC sekaligus di smartphone Windows 10 Mobile, yang sayangnya bisa dikatakan sudah mati.

Twitterrific adalah salah satu contoh terbaik developer yang lebih memprioritaskan iOS dibanding macOS, hingga akhirnya pengembangnya harus melalui jalur crowdfunding untuk menghidupkan kembali versi Mac-nya / Iconfactory
Twitterrific adalah salah satu contoh terbaik developer yang lebih memprioritaskan iOS dibanding macOS, hingga akhirnya pengembangnya harus melalui jalur crowdfunding untuk menghidupkan kembali versi Mac-nya / Iconfactory

Bloomberg bilang bahwa rencana ini juga didasari oleh komplain banyak pengguna Mac, yang mengeluh karena aplikasi Mac jarang menerima update. Developer terkesan lebih memprioritaskan iOS dan mengesampingkan Mac, yang pada kenyataannya memang berpotensi meraup lebih banyak pelanggan.

Dengan adanya inisiatif seperti ini, mereka setidaknya tidak perlu kerja dua kali untuk menyenangkan hati konsumen kedua platform dari satu kandang ini. Yang lebih banyak diuntungkan adalah pengguna Mac, sebab selama ini merekalah yang merasa dianaktirikan.

Meski nantinya Apple benar-benar mengumumkan rencana ini di WWDC 2018, implementasinya tidak akan terjadi dalam sekejap, melainkan secara bertahap selama beberapa tahun. Kendati demikian, sumber Bloomberg mengatakan bahwa masih ada kemungkinan Apple membatalkan rencana ini sepenuhnya.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Pixabay.

Aplikasi Twitterrific Kembali Hadir di Mac dengan Versi Baru yang Amat Gres

Pengguna lawas Twitter, terutama yang menggunakan perangkat iOS atau Mac, pasti pernah mendengar nama Twitterrific di satu titik. Dirilis pada awal 2007, software bikinan developer Iconfactory itu adalah aplikasi Twitter pertama yang tercatat dalam sejarah, dan mereka juga yang memelopori penggunaan istilah “Tweet” dan ikon bergambar burung.

Dari situ smartphone perlahan mulai mengambil alih cara pengguna mengakses Twitter. Iconfactory pun lanjut merilis Twitterrific untuk iOS. Berhubung mereka bukanlah tim besar, mereka kesulitan ‘merawat’ aplikasi versi iOS dan Mac-nya sekaligus. Alhasil, versi Mac-nya pun dikorbankan dan berhenti menerima update rutin di tahun 2013.

Empat tahun berselang, Iconfactory kembali hadir dengan Twitterrific for Mac versi baru (versi 5.0), setelah beberapa bulan sebelumnya memperkenalkan proyek ini via Kickstarter. Twitterrific 5 membawa sederet fitur baru, terutama fitur-fitur yang sebelumnya hanya tersedia di versi iOS-nya.

Twitterrific 5 for Mac

Yang paling utama adalah tampilan baru yang tergolong minimalis dan dirancang untuk berfokus pada konten. Tampilannya dapat dikustomisasi sesuai selera pengguna, akan tetapi yang terpenting: semua Tweet disajikan dalam urutan kronologis, tanpa ada iklan, Promoted Tweet atau update berlabel “While you were away” seperti di aplikasi resmi Twitter.

Alasan lain untuk menggunakan Twitterrific 5 di Mac ketimbang aplikasi resmi Twitter adalah fitur Delete and Edit Tweet. Fitur ini akan menghapus Tweet asli yang baru Anda post, lalu menampilkan kembali jendela compose, lengkap dengan teks dari Tweet yang dihapus itu.

Mereka yang menggunakan beberapa akun juga bakal dimanjakan oleh fitur Multi-Timeline milik Twitterrific. Secara keseluruhan, fitur-fiturnya memang dirancang untuk kalangan power user, semisal fitur sinkronisasi timeline antara versi iOS dan Mac-nya. Kalau Anda merupakan salah satunya, Twitterrific 5 saat ini sudah bisa dibeli dari Mac App Store seharga Rp 299 ribu.

Sumber: Iconfactory.

Microsoft Garage Ciptakan Aplikasi Menarik untuk Pengguna Mac yang Juga Pelanggan Office 365

Tim Microsoft Garage kembali hadir dengan aplikasi baru yang cukup menarik. Bernama My Workspace, aplikasi ini sebenarnya ditujukan bagi para pengguna Mac yang juga merupakan pelanggan layanan produktivitas Office 365.

My Workspace pada dasarnya hanya berupa sebuah menu bar yang bisa diakses dari mana saja dengan mengklik icon-nya di atas, di sebelah icon Wi-Fi dan indikator baterai. Kendati demikian, integrasinya dengan Office 365 cukup dalam dan fungsionalitasnya terbilang lengkap.

Yang paling utama, pengguna dapat mengakses berbagai dokumen yang tersimpan di OneDrive secara cepat, termasuk yang di-share oleh pengguna lain. Sejalan dengan visi yang ditugaskan kepada tim pengembangnya yang merupakan kumpulan pekerja magang, My Workspace memang dirancang secara spesifik untuk meningkatkan produktivitas pengguna sehari-harinya.

My Workspace

Aplikasi ini juga bisa disambungkan dengan iCloud Calendar, sehingga pengguna dapat melihat agendanya dari tampilan yang sama. Pengguna bahkan dapat bergabung dengan panggilan video Skype yang sudah dijadwalkan sebelumnya hanya dengan satu klik saja dari My Workspace.

Wujud menu bar memungkinkan My Workspace untuk tidak mengganggu aktivitas pengguna selagi mereka sibuk dengan yang lain. Pelanggan Office 365 yang menggunakan Mac bisa mengunduhnya secara cuma-cuma melalui situs resminya.

Sumber: iMore.

Google Luncurkan Aplikasi Screensaver untuk Mac, Suguhkan Foto-Foto Berkualitas dari Google+

Meski popularitasnya kalah jauh dibanding Facebook atau Twitter, Google+ cukup dikenal oleh kalangan fotografer. Google tampaknya tidak ingin tren ini mati begitu saja, dan mereka telah menyiapkan cara baru untuk mempromosikan jejaring sosialnya tersebut.

Mereka baru saja meluncurkan aplikasi bernama Featured Photos Screensaver untuk Mac, dimana setiap kali perangkat menyala tapi sedang tidak digunakan, sederet foto beresolusi tinggi akan disajikan memenuhi layar secara bergantian.

Sesuai dugaan, foto-foto ini berasal dari Google+, dan di bagian bawah setiap foto akan ditampilkan nama fotografer yang mengambilnya. Harapannya, pengguna bakal tertarik untuk mem-follow fotografer tersebut di Google+ guna melihat lebih banyak karyanya.

Foto tangkapan Anda sendiri sebenarnya juga bisa ditampilkan, dengan catatan Anda membagikannya secara publik ke Google+ dan tim internal Google menilainya cukup bagus untuk dijadikan screensaver.

Pengalaman yang serupa juga bisa didapat di perangkat Android melalui aplikasi Wallpapers yang bisa didapat dari Google Play secara cuma-cuma. Bedanya, foto-foto akan ditampilkan sebagai gambar latar pada home maupun lock screen, bukan sebagai screensaver.

Sumber: Google Blog.

Aplikasi-Aplikasi Ini Siap Maksimalkan Touch Bar Milik MacBook Pro Sebelum Akhir Tahun

Selama bertahun-tahun, Apple selalu membanggakan bahwa produk-produknya merupakan hasil perkawinan yang pas antara hardware dan software. Karena itu, setiap kali mereka mengumumkan iPhone generasi baru yang dibekali fitur anyar, mereka tidak akan lupa meng-update aplikasi-aplikasi buatannya agar bisa memaksimalkan fitur tersebut.

Contoh yang paling gampang adalah iPhone 6S dengan fitur 3D Touch. Pun demikian, peran Apple saja tidak cukup, mereka juga perlu dukungan developer aplikasi pihak ketiga supaya fitur tersebut benar-benar bisa menjadi nilai jual utama. Kasus yang sama juga berlaku untuk MacBook Pro generasi baru. Fitur utamanya, Touch Bar, tidak berarti tanpa dukungan third-party app.

Dalam presentasinya, Apple sempat mendemonstrasikan sejumlah app pihak ketiga yang akan menghadirkan dukungan terhadap fitur Touch Bar, Adobe Photoshop dan djay Pro di antaranya. Microsoft beberapa waktu lalu juga sempat mengumumkan dukungan Touch Bar pada Office for Mac.

Yang menjadi pertanyaan, kapan dukungan ini bakal tersedia, apalagi mengingat Apple sudah mulai memasarkan MacBook Pro dengan Touch Bar? Berikut ini adalah daftar sekitar 20 aplikasi populer yang siap memaksimalkan kapabilitas Touch Bar paling lambat sebelum pergantian tahun.

  • Photoshop, akhir tahun
  • djay Pro, akhir November
  • Microsoft Office, Outlook, Skype
  • Pixelmator, bersamaan dengan perilisan
  • Affinity Designer, akhir November; Affinity Photo, Desember
  • Da Vinci Resolve
  • Sketch, akhir November
  • Day One, bersamaan dengan perilisan
  • Coda, bersamaan dengan perilisan
  • 1Password
  • OmniGraffle, November
  • OmniPlan, awal Desember
  • OmniFocus, awal Desember
  • OmniOutliner, kuartal pertama tahun depan
  • Blogo, akhir tahun
  • Live Home 3D versi 3.1

Sumber: TechCrunch.

Setapp Adalah Layanan Seperti Netflix, Tapi untuk Aplikasi Mac

Kehadiran layanan seperti Spotify dan Netflix telah terbukti mampu mengurangi kebiasaan membajak konten digital. Ketimbang harus membeli lagu dan film secara terpisah, layanan streaming semacam ini memberikan pengguna kebebasan untuk mengonsumsi koleksi konten yang tersedia dengan nominal tarif yang fixed setiap bulannya.

Lalu apakah metode yang sama bisa diterapkan pada konten digital lain yang juga banyak ‘dinodai’ kasus pembajakan, semisal aplikasi Mac? Bisa, setidaknya itu harapan developer asal Ukraina, MacPaw. Namun daripada hanya berharap, mereka ingin mencoba merealisasikannya sendiri lewat layanan baru bernama Setapp.

Konsep di balik Setapp kurang lebih sama seperti Spotify atau Netflix. Dengan membayar tarif berlangganan sebesar $10 per bulan, konsumen akan mendapatkan akses tidak terbatas ke koleksi aplikasi premium yang dicintai para pengguna Mac.

Koleksinya tentu saja mencakup aplikasi buatan MacPaw sendiri macam CleanMyMac, Gemini dan lain-lain. Pun begitu, aplikasi dari developer lain seperti Blogo, CodeRunner, RapidWeaver dan Ulysses juga tersedia. Sejauh ini, setidaknya sudah ada sekitar 45 developer yang bersedia aplikasinya digunakan oleh pelanggan Setapp.

Jumlah aplikasi bukanlah prioritas utama MacPaw, meski mereka memasang target maksimum 300 aplikasi. Yang ditekankan adalah kualitas tiap-tiap aplikasi tersebut, itulah mengapa MacPaw menggandeng sejumlah rekan-rekan sejawatnya.

Setapp akan membuatkan folder khusus di Finder berisi shortcut ke aplikasi-aplikasi yang tersedia / TheNextWeb
Setapp akan membuatkan folder khusus di Finder berisi shortcut ke aplikasi-aplikasi yang tersedia / TheNextWeb

Menggunakan Setapp terbilang simpel. Pelanggan akan diminta untuk mengunduh semacam launcher yang akan membuat folder di Finder dan menyajikan shortcut ke semua aplikasi yang tersedia. Pelanggan kemudian tinggal meng-install aplikasi yang hendak digunakan, dan selanjutnya koneksi internet tidak dibutuhkan lagi.

Model berlangganan seperti ini merupakan alternatif yang menarik bagi pengguna Mac. Selama ini, aplikasi-aplikasi seperti yang sudah disebutkan di atas dihargai puluhan bahkan ratusan dolar, dan itu semua akan terkesan sia-sia seandainya hanya dipakai satu atau dua kali setiap bulannya.

Setapp juga memastikan bahwa aplikasi yang digunakan adalah versi yang terbaru. Ini juga merupakan kelebihan sistem berlangganan, seperti yang didapati oleh para pelanggan Adobe Creative Cloud, dimana mereka akan menerima update secara reguler untuk Photoshop dkk.

Untuk sekarang, Setapp masih dalam tahap closed beta, sedangkan public beta rencananya akan menyusul dalam waktu dekat. MacPaw berharap bisa merilisnya untuk umum mulai awal tahun depan.

Sumber: TheNextWeb.

Aplikasi Franz Satukan 8 Layanan Messaging dalam Satu Jendela

Dewasa ini kita tidak akan kekurangan stok aplikasi messaging. Begitu banyaknya, terkadang kita tidak menyadari kalau layar komputer dipenuhi oleh jendela-jendela aplikasi yang berpotensi mengalihkan perhatian pada jam-jam produktif.

Beruntung ada aplikasi baru bernama Franz. Aplikasi ini unik karena ia ingin menyatukan sebanyak mungkin layanan messaging di satu jendela terpusat. Sejauh ini sudah ada delapan layanan yang didukung: Slack, Facebook Messenger, WhatsApp, Telegram, Grape, HipChat, Skype dan Google Hangouts.

Jadi idenya adalah, ketimbang Anda membuka banyak jendela aplikasi atau tab browser demi login ke semua layanan tersebut, Anda bisa mengaksesnya dari satu jendela aplikasi Franz saja. Tampilannya memang sederhana, sepintas terkesan seperti sebuah web app, tapi yang penting semua fiturnya berjalan lancar, termasuk halnya notifikasi.

Franz for Mac

Lebih menarik lagi, Franz mendukung semacam fitur multi akun. Jadi semisal Anda tergabung dalam lebih dari satu tim Slack, Anda bisa mencantumkan semuanya di Franz dan mengaksesnya satu per satu dengan mudah melalui deretan tab di bagian atas.

Franz saat ini sudah bisa diunduh langsung dari situsnya secara cuma-cuma. Untuk sekarang, Franz hanya tersedia di Mac saja, namun pengembangnya sudah menjanjikan versi Windows yang akan menyusul dalam waktu dekat.

Sumber: TheNextWeb.

Test Kecepatan Internet di Mac Menggunakan Speedster

Internet yang lambat memang menjengkelkan. Lebih lagi jika kita sudah membayar untuk paket dengan kecepatan tertentu namun ternyata kecepatan yang didapat tak sesuai harapan.

Ada banyak cara untuk mengetahui kecepatan internet yang digunakan. Salah satu cara gratis adalah dengan menggunakan website Speedtest dari Ookla. Namun bagi Anda pengguna produk Apple yang sedang mencari sebuah aplikasi untuk mengecek konektivitas, kini di Mac ada sebuah aplikasi cantik bernama Speedster.

Speedster merupakan aplikasi natif yang bisa Anda unduh di Mac App Store. Sama seperti Speedtest dari Ookla, aplikasi berukuran 5.6 MB ini memiliki test download dan upload. Tak banyak pengaturan yang terdapat pada Speedster, cukup instal, buka aplikasinya dan Anda test konektivitas yang Anda miliki.

Salah satu kelebihan Speedster adalah Anda tak memperlukan plugin ataupun Flash terinstal di Mac.

Aplikasi Speedster hadir secara gratis di Mac App Store. Anda bisa melakukan 3 kali pengetesan dengan Speedster setiap harinya. Jika perlu lebih dari 3 kali pengetesan, Anda bisa unlock dengan in-app purchase sebesar Rp 59 ribu.

Speedster

Selain menampilkan kecepatan upload dan download setelah pengetesan, Speedster juga menampilkan alamat IP jaringan yang sedang Anda gunakan dengan nama operatornya.

Sayangnya, aplikasi cantik ini tak lepas dari kekurangan, misalnya kita tidak bisa mendapatkan laporan sejarah pengecekan yang telah kita lakukan. Jadi jika ingin membandingkan kecepatan jaringan sebuah tempat, kita harus mencatatnya di tempat lain secara manual.

Meski kondisi ini bisa ‘diakali’ dengan menggunakan tombol share yang ada di samping tulisan IP dan Anda bisa menambahkannya ke aplikasi Notes.

Ada kalanya Speedster menghasilkan kecepatan yang berbeda dengan alat pengetes kecepatan lainnya, namun jangan khawatir karena sang pengembang telah menjelaskan perbedaan ini di laman FAQ aplikasinya.

Sang pengembang berencana menambahkan beberapa fitur di masa mendatang. Tema aplikasi yang lebih terang, log pengetesan yang dilakukan dan pilihan export hingga alat untuk menguji keakuratan dari test yang dijalankan.

Aplikasi yang ringan, hadir secara gratis dan tak perlu menggunakan Flash adalah beberapa alasan mengapa saya lebih menyukai Speedster dibanding menggunakan Speedtest di web browser.

Bagaimana dengan Anda? Tertarik menggunakan Speedster?

Download – App Store – Gratis