Tag Archives: application programming interface

Bank Indonesia to Set Standard for Open API, Optimizing Collaboration of Banking and Fintech

Bank Indonesia set the standard for the Open Application Programming Interface (API) to facilitate collaboration between banking and fintech to create an inclusive financial services ecosystem. Open API is an application program that allows companies to be integrated between systems (system to system).

BI’s Director of Payment System Policy Department, Erwin Haryono explained, there would be an agreement and a standardized code by banks and fintech when adopting the Open API standard.

“We want digital transformation in Indonesia to be more integrated. Open API allows banks and fintech to collaborate on data,” Erwin said, as quoted from Katadata.co.id.

The standard is included in the five main central bank initiatives in the blueprint of the Indonesian payment system by 2025. BI is currently refining the stages.

Once released, the application will be performed in stages considering diversity in the payment system industry in Indonesia. This stage will be performed both in terms of the players and the implementation time, considering the size and complexity of the business.

BI considers the Open API standard to improve efficiency in transaction and payment systems. In addition, it is able to increase innovation, competition, and financial inclusion, also reduce and mitigate risk.

Moreover, it is required in the industry, influenced by the rapid digitalization that accelerates the implementation of collaboration between banking and fintech. This is at least reflected in a number of banking corporate actions, which have penetrated the digital banking business model.

Rapid development

Previously, many banks considered opening technology such as API to other companies as forbidden. In fact, this allows the occurrence of moral hazard that could threaten certain aspects of consumer protection. This aspect is a guideline that is always preferred for the financial services industry in running a business.

However, with the rapid technology development, banking is starting to open up. The qualified payment system is required in advancing digital-based businesses, such as e-commerce.

Payment via bank transfers used to be quite popular, but the manual checking process turns out to be a barrier. Finally, due to the rapid development, consumers can top-up electronic money through virtual accounts or NFC in e-commerce applications, also open saving account in non-e-commerce applications.

More banks are opening API services to reach their customers when transacting in various digital applications. It includes BCA, Bank Mandiri, BRI, Bank Danamon, Bank Permata, Bank CIMB, Jenius, Digibank, and many more.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Standar API Bank Indonesia

Bank Indonesia Segera Rilis Standar Open API, Permudah Kolaborasi Bank dan Fintech

Bank Indonesia segera merilis standar Open Application Programming Interface (API) untuk permudah kolaborasi antara bank dan fintech mewujudkan ekosistem layanan keuangan yang inklusif. Open API adalah program aplikasi yang memungkinkan perusahaan terintegrasi antar sistem (system to system).

Direktur Departement Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono menerangkan, akan ada perjanjian kerja sama dan kode etik terstandar yang dilakukan perbankan dan fintech ketika sudah mengadopsi standar Open API.

“Kami ingin transformasi digital di Indonesia lebih terintegrasi. Open API membuat bank dan fintech bisa berkolaborasi terkait data,” ujar Erwin mengutip dari Katadata.co.id.

Standar ini masuk ke dalam lima inisiatif utama bank sentral pada cetak biru sistem pembayaran Indonesia hingga 2025. Adapun saat ini tahapannya sedang disempurnakan oleh BI.

Bila sudah dirilis, penerapannya akan dilakukan secara bertahap mempertimbangkan keberagaman dalam industri sistem pembayaran di Indonesia. Tahapan tersebut akan dilakukan baik dari sisi pelaku maupun waktu implementasi, dengan mempertimbangkan aspek ukuran dan kompleksitas bisnis.

BI memandang standar Open API akan meningkatkan efisiensi dalam sistem transaksi dan pembayaran. Selain itu, mampu meningkatkan inovasi dan persaingan, meningkatkan inklusi keuangan, serta mengurangi dan memitigasi risiko.

Terlebih itu, keberadaannya sangat dibutuhkan di industri, terpengaruh dari derasnya digitalisasi yang mempercepat terlaksananya kolaborasi antara perbankan dengan fintech. Hal tersebut setidaknya tergambar dalam beberapa aksi korporasi perbankan, yang sudah merambah model bisnis bank digital.

Perkembangan pesat

Dulu banyak perbankan menganggap membuka teknologi seperti API ke perusahaan lain adalah tindakan yang haram. Pasalnya, ini memungkinkan terjadinya tindakan moral hazard yang bisa mengancam aspek perlindungan konsumen. Aspek ini adalah pedoman yang selalu diutamakan bagi industri jasa keuangan dalam berbisnis.

Namun, lambat laun seiring perkembangan teknologi yang pesat perlahan-lahan perbankan mulai membuka diri. Pasalnya sistem pembayaran yang mumpuni itu sangat dibutuhkan dalam memajukan bisnis berbasis digital, salah satunya adalah pemain e-commerce.

Pembayaran dengan bank transfer dulu cukup terkenal, namun menjadi hambatan karena proses pengecekannya harus dilakukan secara manual. Akhirnya sekarang perkembangan makin pesat, bahkan konsumen bisa top-up saldo uang elektronik, melalui virtual account atau NFC di dalam aplikasi e-commerce, bahkan buka tabungan di bukan aplikasi e-commerce.

Semakin banyak perbankan yang membuka layanan API untuk menjangkau para nasabahnya saat bertransaksi di beragam aplikasi digital. Di antaranya, ada BCA, Bank Mandiri, BRI, Bank Danamon, Bank Permata, Bank CIMB, Jenius, Digibank, dan masih banyak lagi.

Bank Danamon's VP and IT Group Head Ronaldi Laksana with SEVP and Digital Banking Head Djamin Nainggolan at the API Central launching

Bank Danamon Launches API for Developer

Bank Danamon launches Application Programming Interface (API) Central, its an open API or open banking that allows the third party to connect directly with banks for all transactions, either financial or non-financial.

The commitment shows Bank Danamon intention to extend collaboration with related parties by providing digital technology-based services, with fast, safe, and easy implementation. Bank Danamon connection with customers is claimed to boost faster with API Central, therefore, it supports better business development and customer transactions.

“Previously, we launched API Central but it was limited to certain clients by holding a special meeting. Currently, our API Central is officially open for public,” Ronaldi Laksana, Danamon’s Vice President and IT Group Head said.

He added, open banking is now a thing, in order to expand collaboration with p2p lending, e-commerce, corporate, and other services.

Later, Bank Danamon will continue to develop and complete API Central’s service packages. Currently, Danamon provides 7 main services at API Central accessible on special website.

Developers can immediately learn about service packages provided by Danamon while testing in the safe environment sandbox.

In an effort to provide a more unique value proposition, Bank Danamon plans to launch a new feature which is quite advanced in terms of technology.

“Currently, the service is under development, but when it’s ready, we’ll announce it, and it’ll make Bank Danamon more unique than other bankings,” Djamin Nainggolan, Danamon’s Senior Executive Vice President and Digital Banking Head, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pembukaan API oleh Bank Danamon menyasar potensi kemitraan dengan layanan fintech, e-commerce, dan korporasi.

Bank Danamon Buka API untuk Pengembang

Bank Danamon meluncurkan Application Programming Interface (API) Central, yaitu layanan open API atau open banking yang memungkinkan pihak ketiga terhubung langsung dengan bank untuk pelaksanaan transaksi, baik transaksi finansial maupun non finansial.

Sebelumnya Bank Danamon sudah menjalin kemitraan strategis dengan Go-Pay, Tokopedia, dan Investree sebagai pilihan pembayaran dalam bentuk Virtual Account, bank transfer, dan lainnya.

Komitmen tersebut menunjukkan niat Bank Danamon yang ingin memperluas kolaborasi dengan pihak terkait dengan menyediakan layanan berbasis teknologi digital dengan implementasi yang cepat, aman, dan mudah. Dengan API Central, diklaim koneksi antara Bank Danamon dan nasabah dapat dibangun dengan lebih cepat sehingga mendukung perkembangan bisnis dan transaksi nasabah dengan lebih baik lagi.

“Sebelumnya kami telah membuka API Central namun sifatnya tertutup hanya dengan klien tertentu saja dengan mengadakan pertemuan khusus. Saat ini API Central kami resmi buka untuk umum,” kata Vice President dan IT Group Head Danamon Ronaldi Laksana.

Ditambahkan Ronaldi, open banking saat ini menjadi wajib untuk dilakukan, agar bisa memperluas kolaborasi dengan layanan p2p lending, e-commerce, korporasi, dan lainnya.

Ke depannya, Bank Danamon akan terus mengembangkan dan melengkapi service package di API Central. Saat ini Danamon menyediakan 7 layanan utama di API Central, yang dapat diakses di situs khusus.

Pengembang dapat langsung mempelajari service package yang disediakan Danamon, sekaligus melakukan testing dalam environment sandbox yang aman.

Untuk memberikan value proposition yang lebih unik, Bank Danamon berencana meluncurkan layanan baru yang dinilai cukup advance dari sisi teknologi.

“Saat ini layanan tersebut masih dalam tahap pengembangan, namun jika sudah siap akan kami umumkan dan tentunya menjadikan Bank Danamon lebih unik dibandingkan layanan perbankan lainnya,” kata Senior Executive Vice President and Digital Banking Head Danamon Djamin Nainggolan.

Application Information Will Show Up Here

Dampak Pembukaan API Produk Perbankan di Mata Pelaku E-Commerce

Sebenarnya sejak dulu banyak yang menganggap membuka teknologi seperti API (application programming interface) ke khalayak umum, terutama bagi bank, adalah hal yang haram. Pasalnya teknologi ini memungkinkan terjadinya tindakan moral hazard yang bisa mengancam aspek perlindungan konsumen. Aspek ini merupakan pedoman yang harus diutamakan bagi industri jasa keuangan dalam berbisnis.

Pemain e-commerce, sebagai salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia, membutuhkan ekosistem pendukung untuk memajukan bisnis mereka. Salah satu adalah sistem pembayaran.

Saat ini, sistem pembayaran layanan e-commerce yang paling populer adalah transfer antar rekening bank. Sayangnya, saat menggunakan bank transfer sistem pengecekannya kebanyakan masih dilakukan secara manual. Bank yang memfasilitasinya belum membuka API agar bisa diakses secara otomatis oleh penjual e-commerce.

Di Indonesia, perbankan yang sudah membuka layanan API untuk produk tabungan adalah Bank Central Asia (BCA). Layanan tersebut diresmikan pada awal tahun ini. Layanan API BCA yang siap digunakan adalah transfer, informasi saldo, mutasi rekening, lokasi ATM, status pembayaran Sakuku, pembayaran Sakuku, info kurs, dan suku bunga deposito.

BCA menetapkan biaya sebesar Rp 200 per hit API untuk informasi saldo, mutasi rekening, dan transfer.

Bank lainnya yang sedang mempersiapkan pembukaan API tabungan adalah Bank Mandiri. Hal ini dikonfirmasi langsung Direktur Digital Perbankan dan Teknologi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

“Ya, ada arah ke sana [pembukaan API tabungan]. Semoga bisa [diluncurkan] tahun ini,” ucap Rico kepada DailySocial.

Ketua Umum idEA Aulia E Marinto mengatakan dengan adanya inovasi API, maka pelaku e-commerce dapat melakukan berbagai hal seperti transfer, mutasi rekening ataupun cek saldo melalui API. Salah satu contoh bentuk praktis adalah otomatisasi proses rekonsiliasi, khususnya untuk penerimaan pembayaran melalui ATM.

“Dengan API ini, pemain e-commerce dapat mengetahui secara real time apabila ada aktivitas pada rekening bank yang bersangkutan. Selain itu banyak praktek lainnya seperti perhitungan AR/AP tanpa melibatkan perhitungan secara manual,” terangnya kepada DailySocial.

Ada efek samping

Founder dan CEO Ralali Joseph Aditya mengatakan layanan pembukaan API tabungan dari bank sebenarnya adalah hal yang sangat dibutuhkan pemain e-commerce. Dampak positifnya sangat besar yakni mendapat kemudahan transaksi di situs dan memudahkan pengecekan akun.

Sebelumnya mereka harus melakukan pengecekan secara manual dengan login satu per satu. Mengenai harga yang diberikan API BCA, menurut Joseph, hal inilah yang menjadi perhatian utama pemain e-commerce.

“Karena kalau transaksi naik, jadi lumayan kenanya [biaya]. Mungkin sebaiknya ada paket atau harga progresif, jadinya akan lebih menarik memperbanyak early adopter,” kata dia kepada DailySocial.

Hal yang senada diutarakan CTO Jualio Fahmi Bafadhal. Menurutnya, keterbukaan bank mengenai akses API dapat memicu inovasi terhadap kemudahan pembayaran yang makin banyak. Terlebih transaksi terbesar pemain e-commerce kebanyakan masih berasal dari bank transfer.

Dari sisi pembeli, sambung Fahmi, akan lebih nyaman menggunakan akun bank-nya dan seharusnya makin minim kesalahan.

“Dari sisi harga, pastinya memberatkan. Cuma lagi-lagi bisa dibandingkan dengan cost yang keluar jika harus hire CS untuk cek bank transfer. Mungkin strateginya yang perlu di-adjust.”

BCA sebagai pelopor

Semangat yang ingin disampaikan BCA adalah memungkinkan para pelaku fintech ataupun e-commerce dapat terkoneksi dengan layanan perbankan BCA dan berkesempatan menikmati beragam informasi dan transaksi BCA secara cepat dan mudah.

“Pengembangan sudah dilakukan sejak tahun lalu. API nanti mudah bisa untuk lihat saldo, mutasi, rekening, cek valuta asing, nanti ada pengembangan sehingga developer e-commerce tinggal pakai API kita langsung bisa nyambung,” terang Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono.

Data terakhir menyebut ada 17 layanan e-commerce yang tergabung dalam API BCA. Hingga akhir 2017, BCA berharap dapat menggandeng 100 layanan e-commerce sebagai pengguna API BCA.

BCA telah menginvestasikan sekitar Rp4 miliar untuk membangun sistem API. Tiap tahunnya, investasi BCA untuk pengembangan IT naik 7%-8%. “Kalau untuk digital banking investasinya pasti nggak akan berakhir,” kata Executive Vice President Information Technology BCA Hermawan Tendean.

Ia mengaku saat ini kontribusi API terhadap revenue memang masih kecil karena sekali akses dikenakan biaya. Pihaknya mengaku akan kembali mengevaluasi karena ada masukan dari industri yang mengatakan harganya terlalu mahal.

“Itu aja ada masukan dari industri bahwa terlalu mahal. Kami evaluasi lagi berapa nilai ideal supaya bisa diterima mereka.”

Berdasarkan catatan BCA, per Desember total transaksi digital per hari mencapai 18 juta transaksi. Sedangkan frekuensi transaksi ATM mencapai 153 juta dengan nilai Rp 170 triliun. Transaksi mobile banking sebanyak 65 juta per bulan dengan nilai Rp 60 triliun. Lalu untuk transaksi di internet banking tembus 129 juta dengan nilai Rp 77 triliun.

Adapun total nasabah BCA yang sudah memanfaatkan layanan perbankan digital mencapai separuh dari total nasabah yang kini berjumlah 14 juta orang.

Siap-Siap Upgrade, DirectX 12 Hanya Berjalan di Windows 10

Hampir setahun silam Microsoft menyingkap DirectX 12 dalam GDC 2014, API baru mereka yang menjanjikan optimalisasi dan performa. Seperti versi sebelum-sebelumnya, orang sudah menebak DirectX terbaru kemungkinan besar akan eksklusif di Windows 10. Waktu itu Microsoft enggan memberi komentar, tapi akhirnya mereka mengkonfirmasi asumsi kita. Continue reading Siap-Siap Upgrade, DirectX 12 Hanya Berjalan di Windows 10

Dibundel Bersama Windows 10, DirectX 12 Sudah Bisa Dicoba

Karena memanfaatkan pendekatan optimalisasi serupa seperti Mantle, banyak orang berasumsi bahwa pengumuman DirectX 12 di Game Developers Conference Maret lalu adalah respon Microsoft terhadap API besutan AMD tersebut. Berita baiknya, pilihan untuk kita kini jadi lebih banyak. Dan sekarang DirectX 12 sudah bisa dijajal bagi Anda yang menginginkannya. Continue reading Dibundel Bersama Windows 10, DirectX 12 Sudah Bisa Dicoba

Seberapa Pentingkah API Untuk Startup Anda?

Beberapa waktu lalu kami sempat menulis surat cinta ke Koprol yang isinya kurang lebih meminta mereka untuk segera merilis API yang *mungkin* bisa menjadi dongkrak bagi Koprol. Kenapa kami begitu memaksa Koprol untuk membuka API mereka? Apakah sebegitu pentingkah API bagi startup?

API (Application Programming Interface), untuk yang belum familiar, adalah sebuah set fungsi layanan dasar yang siap dieksekusi oleh entitas programming external. Contohnya Twitter yang membuka platform-nya melalui API yang bisa digunakan oleh pengembang pihak ketiga yang sudah diautorisasi.

Continue reading Seberapa Pentingkah API Untuk Startup Anda?