Tag Archives: ardent

Ardent Capital Gabungkan Portolio Investasi ke Wavemaker Partners

Ardent Capital, perusahaan investasi yang bermarkas di Bangkok, Thailand, hari ini mengumumkan telah sepakat melakukan merger portofolio investasi dengan Wavemaker Partners. Dengan kesepakatan tersebut, portofolio investasi tahap awal kelolaan Ardent Ventures, seperti Salestock, HappyFresh, Playbasis, Floship dan lain-lain akan berada di bawah manajemen Wavemaker. EO Ardent Capital Adrian Vanzyl sendiri bergabung dengan Wavemaker sebagai Venture Partner.

Adrian menjelaskan bahwa penggabungan portofolio Ardent Capital dengan Wavemaker tidak akan mempengaruhi ketenagakerjaan di perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dibangun Ardent Labs dari awal, seperti aCommerce, Orami, Bizzy, dan Snapcart, tidak terpengaruh terhadap aksi korporasi ini.

Ardent Capital yang berbadan hukum di Hongkong memiliki dua model bisnis, Ardent Ventures dan Ardent Labs, dalam satu atap. Ardent Ventures adalah perusahaan venture capital tradisional yang mengejar saham minoritas di perusahaan di tahap awal, sedangkan Ardent Labs membangun perusahaan dari dasar dan menunjuk orang-orang pilihannya dalam manajemen perusahaan.

“Jika kalian melihat aset utama kami di Ardent, mereka datang dari Ardent Labs. Kami memiliki ide, 100 persen pembiayaan, dan menempatkan manajemen tim. Mirip dengan apa yang dilakukan Rocket Internet. Kami menciptakan perusahaan. . . Ini semua adalah yang kita ciptakan sendiri dan kami akan benar-benar berada dalam manajemen,” ujar Adrian.

Adrian juga menjelaskan dengan penggabungan ini dari sisi venture, pihak Ardent akan memanfaatkan akses yang Wavemaker miliki untuk menumbuhkan jaringan investor. Dalam 12 bulan terakhir, portofolio Wavemaker telah menarik banyak pihak, seperti Luxola yang dibeli LVMH, GushCloud yang dibeli YelloMobile, dan Pie yang diakuisisi Google.

Managing Partner Wavemaker Paul Santos menyebutkan pihaknya sangat percaya diri bahwa portofolio Ardent akan menghasilkan return yang lebih baik lagi. Wavemaker berbasis di Amerika Serikat dan salah satu investor ternama Tim Draper adalah investor di perusahaan tersebut.

MoxyBilna Rebranding Menjadi Orami

Hari ini secara resmi merger yang sebelumnya telah dilakukan oleh Bilna dan Moxy pada awal tahun 2016 kini melebur menjadi satu nama baru yaitu Orami. Di bawah payung Orami, mereka menargetkan konsumen perempuan dengan produk andalan seperti keperluan bayi, perlengkapan rumah, fashion, kebutuhan harian, dan perlengkapan hewan peliharaan.

Merger yang dilakukan oleh Bilna dan Moxy telah melalui proses sekitar dua tahun lamanya, disertai dengan perbincangan serta diskusi lebih mendalam dengan pihak investor, yaitu Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan co-founder Facebook Eduardo Saverin. Secara keseluruhan funding yang diterima Orami berjumlah $15 juta (sekitar 202 miliar Rupiah).

“Sebuah hal yang luar biasa kami bisa bekerja sama dengan berbagai investor SMDV dengan kekuatan lokalnya, Ardent Capital dengan jangkauannya yang luas di regional, Gobi Partners yang berpengalaman di social commerce dan ekonomi wanita, serta tambahan kekuatan dari orang-orang hebat seperti Eduardo Saverin dan Velos Partners,” kata CEO Orami Jeremy Fichet saat jumpa pers hari ini di JW Marriot Jakarta.

Sinergi dalam bentuk Orami ini disebutkan dilakukan untuk menciptakan sebuah destinasi online paling luas dan besar yang didedikasikan untuk para perempuan, serta turut ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi perempuan yang pesat di regional.

Di Indonesia, Orami menggunakan branding “Bilna by Orami”, sementara di Thailand mereka menggunakan branding “Moxy by Orami”.

Orami berpusat di Jakarta dan mengklaim Januari dan Februari 2016, pasca merger, menjadi bulan terbaik dalam sepanjang sejarah perusahaan. Penggabungan hampir 500 karyawan di Indonesia diklaim berhasil menyatukan dua kultur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang saling membangun.

Dengan sistem marketplace yang terkurasi serta model ritel Orami menjanjikan produk berkualitas untuk perempuan yang berasal dari vendor asal Indonesia, Thailand, hingga Tiongkok. Dengan menyasar pasar Indonesia yang semakin pesat perkembangannya, diharapkan semua kebutuhan dapat terakomodir sesuai dengan tagline dari Orami yang baru yaitu “have it all”.

“Indonesia merupakan pasar yang besar, baik dari perkembangan e-commerce hingga minat pasar yang ada. Selain menargetkan konsumen yang cukup besar jumlahnya kami juga ingin bermitra dengan vendor-vendor yang memiliki produk berkualitas dari Indonesia,” kata Jeremy.

Orami mengklaim sebagai satu-satunya layanan e-commerce yang menerapkan model ritel dalam layanan bisnisnya, karena itu menjadi penting untuk memilih vendor berkualitas, melakukan pengiriman barang kepada pelanggan secara seamless hingga penanganan layanan pelanggan yang terbaik.

Social commerce dan collection sebagai kelebihan Orami

Dalam acara peresmian tersebut, disebutkan pula keunggulan yang membedakan Orami dengan e-commerce lainnya, yaitu fitur Social Commerce dan Collection. Dengan fitur Collection, pengguna bisa melakukan kurasi secara personal produk apa saja yang diinginkan mulai dari harga, merek, dan lainnya, kemudian pilihan tersebut bisa dibagikan di semua media sosial yang ada. Sementara untuk Social Commerce, Orami akan menyediakan magazine atau blog yang berisikan informasi, tips dan artikel menarik lainnya khusus untuk wanita.

“Karena 90% produk yang kami hadirkan khusus untuk wanita kami pun berupaya untuk menghadirkan platform yang lengkap untuk pengguna bukan hanya belanja namun juga mengekspresikan diri di media sosial mendapatkan informasi terkini seputar dunia perempuan dan lainnya,” kata Jeremy.

Modal dan kekuatan yang telah didapatkan ini akan digunakan untuk memperkaya pilihan produk-produk untuk wanita secara keseluruhan, fokus untuk memaksimalkan komponen social commerce, mengoptimalkan strategi mobile dan teknologi dalam sebuah platform yang sama dalam satu regional serta memperluas sebuah end-to-end user experience.

Saat ini kunjungan pengguna di situs Orami telah mencapai 3 juta pengunjung setiap bulannya dan 75% di antaranya adalah perempuan, dengan jumlah pemesanan per harinya bisa mencapai 12 ribu pesanan (dalam waktu tertentu).

Orami juga akan memaksimalkan jangkauan untuk berekspansi terhadap pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Strategi pemasaran yang dilancarkan oleh Orami selain memanfaatkan media sosial dan lainnya adalah bekerja sama dengan komunitas perempuan yang tersebar di Indonesia.

Saat ini Orami baru bisa diakses di desktop dan mobile browser. Dalam dua bulan mendatang, aplikasi untuk platform Android akan dirilis. Dalam hal teknologi, Orami mengedepankan strategi mobile first.

“Selain memberikan produk berkualitas dan terlengkap, diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan Orami bisa menjelma menjadi e-commerce khusus perempuan terdepan di Indonesia,” tuntas Jeremy.