Tag Archives: Ardent Capital

Layanan E-Commerce Khusus Lingerie Lolalola Resmi Tutup Layanan

Setelah menjalankan bisnisnya selama dua tahun, layanan fashion commerce yang secara khusus menghadirkan produk pakaian dalam wanita atau lingerie, Lolalola resmi menutup bisnisnya hari ini. Startup yang mendapat dukungan investasi dari Ardent Capital ini resmi meluncur di Indonesia pada bulan Maret 2015 setelah sebelumnya melakukan soft launching Agustus 2014 silam.

Ditutupnya layanan niche yang menyasar kalangan perempuan ini merupakan salah satu startup pertama yang secara resmi tidak lagi beroperasi di tanah air di awal tahun 2017. Lolalola merupakan salah satu startup pertama yang menghadirkan produk khusus pakaian dalam untuk perempuan, startup lain yang kemudian mencoba layanan serupa dan terbilang baru usianya adalah Asmaraku.

Sejak awal berdiri, Lolalola, yang juga mendapat dukungan fulfillment dan logistik dari aCommerce, telah melengkapi layanannya dengan pilihan pembayaran yang cukup beragam, yaitu pembayaran melalui kartu kredit hingga COD (Cash on Delivery). Pengiriman barang pun disanggupi bisa disebar di seluruh Indonesia.

Minat dari konsumen juga terlihat cukup antusias setelah melakukan proses uji coba. Kepada DailySocial CEO Lolalola Donna Lesmana mengungkapkan Lolalola ingin mengubah cara pelanggan di Indonesia berbelanja produk lingerie atau pakaian dalam.

Saat ini situs Lolalola masih bisa diakses namun tidak lagi menampilkan ragam produk pakaian dalam kepada konsumen. Dalam situs tersebut tertulis produk Lolalola masih dapat dibeli melalui akun media sosial seperti Instagram, Facebook Page, dan Line.

Kerasnya persaingan fashion commerce di Indonesia

Tutupnya layanan fashion commerce Lolalola menjadi bukti kerasnya persaingan layanan fashion commerce di Indonesia. Bukan hanya harus bersaing dengan penjual yang memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook Page, Lolalola juga harus bersaing dengan marketplacce raksasa seperti Tokopedia, elevenia hingga Lazada yang juga memiliki kanal khusus untuk produk pakaian dalam wanita.

Meskipun mengklaim memiliki produk yang unik dan menarik, jika tidak dibarengi strategi pemasaran dan akuisisi pelanggan yang cukup masif akan sulit mencapai kondisi sustainable, seperti yang dialami Lolalola.

Ardent Capital Gabungkan Portolio Investasi ke Wavemaker Partners

Ardent Capital, perusahaan investasi yang bermarkas di Bangkok, Thailand, hari ini mengumumkan telah sepakat melakukan merger portofolio investasi dengan Wavemaker Partners. Dengan kesepakatan tersebut, portofolio investasi tahap awal kelolaan Ardent Ventures, seperti Salestock, HappyFresh, Playbasis, Floship dan lain-lain akan berada di bawah manajemen Wavemaker. EO Ardent Capital Adrian Vanzyl sendiri bergabung dengan Wavemaker sebagai Venture Partner.

Adrian menjelaskan bahwa penggabungan portofolio Ardent Capital dengan Wavemaker tidak akan mempengaruhi ketenagakerjaan di perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dibangun Ardent Labs dari awal, seperti aCommerce, Orami, Bizzy, dan Snapcart, tidak terpengaruh terhadap aksi korporasi ini.

Ardent Capital yang berbadan hukum di Hongkong memiliki dua model bisnis, Ardent Ventures dan Ardent Labs, dalam satu atap. Ardent Ventures adalah perusahaan venture capital tradisional yang mengejar saham minoritas di perusahaan di tahap awal, sedangkan Ardent Labs membangun perusahaan dari dasar dan menunjuk orang-orang pilihannya dalam manajemen perusahaan.

“Jika kalian melihat aset utama kami di Ardent, mereka datang dari Ardent Labs. Kami memiliki ide, 100 persen pembiayaan, dan menempatkan manajemen tim. Mirip dengan apa yang dilakukan Rocket Internet. Kami menciptakan perusahaan. . . Ini semua adalah yang kita ciptakan sendiri dan kami akan benar-benar berada dalam manajemen,” ujar Adrian.

Adrian juga menjelaskan dengan penggabungan ini dari sisi venture, pihak Ardent akan memanfaatkan akses yang Wavemaker miliki untuk menumbuhkan jaringan investor. Dalam 12 bulan terakhir, portofolio Wavemaker telah menarik banyak pihak, seperti Luxola yang dibeli LVMH, GushCloud yang dibeli YelloMobile, dan Pie yang diakuisisi Google.

Managing Partner Wavemaker Paul Santos menyebutkan pihaknya sangat percaya diri bahwa portofolio Ardent akan menghasilkan return yang lebih baik lagi. Wavemaker berbasis di Amerika Serikat dan salah satu investor ternama Tim Draper adalah investor di perusahaan tersebut.

MoxyBilna Rebranding Menjadi Orami

Hari ini secara resmi merger yang sebelumnya telah dilakukan oleh Bilna dan Moxy pada awal tahun 2016 kini melebur menjadi satu nama baru yaitu Orami. Di bawah payung Orami, mereka menargetkan konsumen perempuan dengan produk andalan seperti keperluan bayi, perlengkapan rumah, fashion, kebutuhan harian, dan perlengkapan hewan peliharaan.

Merger yang dilakukan oleh Bilna dan Moxy telah melalui proses sekitar dua tahun lamanya, disertai dengan perbincangan serta diskusi lebih mendalam dengan pihak investor, yaitu Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), Gobi Partners, Ardent Capital, Velos Partners, dan co-founder Facebook Eduardo Saverin. Secara keseluruhan funding yang diterima Orami berjumlah $15 juta (sekitar 202 miliar Rupiah).

“Sebuah hal yang luar biasa kami bisa bekerja sama dengan berbagai investor SMDV dengan kekuatan lokalnya, Ardent Capital dengan jangkauannya yang luas di regional, Gobi Partners yang berpengalaman di social commerce dan ekonomi wanita, serta tambahan kekuatan dari orang-orang hebat seperti Eduardo Saverin dan Velos Partners,” kata CEO Orami Jeremy Fichet saat jumpa pers hari ini di JW Marriot Jakarta.

Sinergi dalam bentuk Orami ini disebutkan dilakukan untuk menciptakan sebuah destinasi online paling luas dan besar yang didedikasikan untuk para perempuan, serta turut ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi perempuan yang pesat di regional.

Di Indonesia, Orami menggunakan branding “Bilna by Orami”, sementara di Thailand mereka menggunakan branding “Moxy by Orami”.

Orami berpusat di Jakarta dan mengklaim Januari dan Februari 2016, pasca merger, menjadi bulan terbaik dalam sepanjang sejarah perusahaan. Penggabungan hampir 500 karyawan di Indonesia diklaim berhasil menyatukan dua kultur yang berbeda menjadi satu kesatuan yang saling membangun.

Dengan sistem marketplace yang terkurasi serta model ritel Orami menjanjikan produk berkualitas untuk perempuan yang berasal dari vendor asal Indonesia, Thailand, hingga Tiongkok. Dengan menyasar pasar Indonesia yang semakin pesat perkembangannya, diharapkan semua kebutuhan dapat terakomodir sesuai dengan tagline dari Orami yang baru yaitu “have it all”.

“Indonesia merupakan pasar yang besar, baik dari perkembangan e-commerce hingga minat pasar yang ada. Selain menargetkan konsumen yang cukup besar jumlahnya kami juga ingin bermitra dengan vendor-vendor yang memiliki produk berkualitas dari Indonesia,” kata Jeremy.

Orami mengklaim sebagai satu-satunya layanan e-commerce yang menerapkan model ritel dalam layanan bisnisnya, karena itu menjadi penting untuk memilih vendor berkualitas, melakukan pengiriman barang kepada pelanggan secara seamless hingga penanganan layanan pelanggan yang terbaik.

Social commerce dan collection sebagai kelebihan Orami

Dalam acara peresmian tersebut, disebutkan pula keunggulan yang membedakan Orami dengan e-commerce lainnya, yaitu fitur Social Commerce dan Collection. Dengan fitur Collection, pengguna bisa melakukan kurasi secara personal produk apa saja yang diinginkan mulai dari harga, merek, dan lainnya, kemudian pilihan tersebut bisa dibagikan di semua media sosial yang ada. Sementara untuk Social Commerce, Orami akan menyediakan magazine atau blog yang berisikan informasi, tips dan artikel menarik lainnya khusus untuk wanita.

“Karena 90% produk yang kami hadirkan khusus untuk wanita kami pun berupaya untuk menghadirkan platform yang lengkap untuk pengguna bukan hanya belanja namun juga mengekspresikan diri di media sosial mendapatkan informasi terkini seputar dunia perempuan dan lainnya,” kata Jeremy.

Modal dan kekuatan yang telah didapatkan ini akan digunakan untuk memperkaya pilihan produk-produk untuk wanita secara keseluruhan, fokus untuk memaksimalkan komponen social commerce, mengoptimalkan strategi mobile dan teknologi dalam sebuah platform yang sama dalam satu regional serta memperluas sebuah end-to-end user experience.

Saat ini kunjungan pengguna di situs Orami telah mencapai 3 juta pengunjung setiap bulannya dan 75% di antaranya adalah perempuan, dengan jumlah pemesanan per harinya bisa mencapai 12 ribu pesanan (dalam waktu tertentu).

Orami juga akan memaksimalkan jangkauan untuk berekspansi terhadap pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Strategi pemasaran yang dilancarkan oleh Orami selain memanfaatkan media sosial dan lainnya adalah bekerja sama dengan komunitas perempuan yang tersebar di Indonesia.

Saat ini Orami baru bisa diakses di desktop dan mobile browser. Dalam dua bulan mendatang, aplikasi untuk platform Android akan dirilis. Dalam hal teknologi, Orami mengedepankan strategi mobile first.

“Selain memberikan produk berkualitas dan terlengkap, diharapkan dalam waktu 2 tahun ke depan Orami bisa menjelma menjadi e-commerce khusus perempuan terdepan di Indonesia,” tuntas Jeremy.

Ardent Hired Luncurkan Layanan One-Stop-Recruitment Untuk Startup

Setelah sukses melakukan proses perekrutan aCommerce yang besar di Thailand dan Indonesia, Ardent Capital mengumumkan akan menyediakan layanan one-stop recruitment Ardent Hired untuk startup di Asia Tenggara. Indonesia dan Thailand merupakan dua negara pertama yang disasar oleh Ardent Hired untuk melancarkan layanan terbarunya.

“Kami sangat gembira menyambut diluncurkan layanan perekrutan pegawai di startup, diharapkan layanan yang kami sediakan mampu mendorong ekosistem startup secara menyeluruh dengan kemitraan yang segera kami lakukan di wilayah tertentu,” ungkap Head of Recruitment Process Ardent Capital John Thornton kepada e27.

John juga menambahkan nantinya secara khusus Ardent Capital akan menyediakan layanan yang bisa disesuaikan dengan permintaan atau kebutuhan dari masing-masing startup. Layanan tersebut termasuk rekrutmen secara sosial, proses rekrutmen, perencanaan kegiatan, pencarian kandidat evaluasi serta desain promosi, termasuk didalamnya proses umum yang kerap dilakukan pada saat pencarian kandidat.

Layanan ini diharapkan dapat membantu perusahaan rintisan yang saat ini masih mengalami kendala untuk mendapatkan kandidat yang dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi penting di startup yang hingga kini mengalami jumlah peningkatan yang signifikan.

Seiring dengan makin menjamurnya keberadaan startup di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia bisa dipastikan layanan yang secara khusus ditawarkan oleh Ardent Capital dapat membantu lebih banyak startup untuk menemukan kandidat yang tepat melalui proses rekrutmen yang diterapkannya.

“Saya melihat selama ini masih banyak startup yang kesulitan untuk menemukan kandidat yang tepat, di sisi lain kebutuhan untuk posisi-posisi tertentu (engineer) semakin meningkat jumlahnya,” kata John.

Salah satu langkah strategis yang ditempuh oleh Ardent Capital dalam proses perekrutan adalah mewajibkan semua perusahaan untuk memanfaatkan media sosial seperti Linkedin untuk mencari kandidat yang tepat. Perusahaan juga diminta untuk menginformasikan latar belakang perusahaan dengan konten yang relevan, menarik, dan unik.

Terbukti sukses membantu proses rekrutmen startup

Saat ini Ardent Capital telah terbukti sukses melakukan proses perekrutan di aCommerce, dengan menambahkan jumlah pegawai di kantor pusat Bangkok dari 400 pegawai menjadi 700 pegawai sepanjang tahun 2015.

Ardent Capital juga telah membantu startup lain dalam hal perekrutan, di antaranya adalah HappyFresh dan Moxy.

“Kami dari Ardent Hired telah berpengalaman dalam hal perekrutan di perusahaan rintisan, karena kami bisa membina kerja sama yang baik dengan startup yang menggunakan layanan kami, sehingga mampu merekrut sejumlah Manager, bahkan Co-Founder, pada tahap-tahap yang bervariasi,” tutup CEO Ardent Capital Adrian Vanzyl.

Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur

 

snapcart

Meningkatnya tren e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah memunculkan beragam pilihan untuk mendapatkan layanan cashback secara online di wilayah ini. Kini muncul satu lagi startup baru yang ingin memberdayakan peluang tersebut bernama Snapcart. Aplikasi lokal ini pada dasarnya membantu pengguna mereka untuk mendapatkan cashback dari aktivitas belanja yang dilakukan sehari-hari secara offline hanya dengan mengambil foto struk belanja.

Continue reading Aplikasi Pemberi Cashback Snapcart Resmi Meluncur

Mengenal Ruang Komunitas Teknologi D.LAB

Ruang komunitas teknologi D.LAB buatan SMDV / SMDV

Memiliki kantor atau inkubator bagi startup portolionya menjadi tren baru bagi investor di Indonesia. Setelah CyberAgent Ventures dan East Ventures mengembangkan konsep ini di Jakarta, kini giliran Sinar Mas Digital Ventures (SMDV) yang memperkenalkan D.LAB. D.LAB yang berlokasi di pusat kota Jakarta akan menjadi pusat kegiatan SMDV dan perusahaan portofolionya, termasuk yang dikembangkan oleh Ardent Capital.

Continue reading Mengenal Ruang Komunitas Teknologi D.LAB

Bizzy Besutan Ardent Capital Masuki Pasar E-Commerce B2B Indonesia

Ardent Capital memasuki pasar e-commerce B2B Indonesia dengan memperkenalkan Bizzy. Dengan komitmen modal awal mencapai $2.5 juta, Bizzy melayani kebutuhan akan perlengkapan kantor, persediaan dan layanan lainnya. Kompetisi pada segmen ini masih terbilang rendah, karena kebanyakan pemain e-commerce lebih berfokus kepada pasar ritel. Bizzy telah berhasil menjadikan beberapa startup sebagai pelanggan pertama mereka. Continue reading Bizzy Besutan Ardent Capital Masuki Pasar E-Commerce B2B Indonesia

Ardent Capital’s Well-Funded Bizzy Enters Indonesia’s B2B E-Commerce Market

Bizzy's team ready to target B2B market needs / Bizzy

Ardent Capital enters Indonesia’s B2B e-commerce market by unveiling Bizzy. With $2.5 million war chest, Bizzy targets office inventory, supplies, and services needs. The competition is still relatively low, with most e-commerce service set their eye on retail market. In the beginning, Bizzy has already snapped some startups as its early customers.

Continue reading Ardent Capital’s Well-Funded Bizzy Enters Indonesia’s B2B E-Commerce Market

Moxy Akhirnya Tersedia di Indonesia

Grup e-commerce asal Bangkok WhatsNew mengumumkan ekspansinya ke Indonesia dengan meluncurkan platform e-commerce yang fokus terhadap konsumen perempuan Moxy. Didukung oleh Ardent Capital, operasional Moxy di Indonesia akan dipimpin oleh Andrew Senduk. Sementara itu, grup tersebut juga menunjuk Jérémy Fichet sebagai Group CEO baru. Fichet sebelumnya bekerja sebagai CEO Cdiscount Thailand. Continue reading Moxy Akhirnya Tersedia di Indonesia

Ardent Capital’s Moxy is Finally Available in Indonesia

Moxy's operation in the region will controlled from Indonesia / Moxy

Bangkok-based e-commerce group WhatsNew announces its expansion in Indonesia by unveiling female-focus e-commerce platform Moxy. Backed by Ardent Capital, Moxy’s operation in Indonesia will be headed by Andrew Senduk. Meanwhile, the group also appoints Jérémy Fichet as Group’s new CEO. Fichet previously was the CEO of Cdiscount Thailand.

Continue reading Ardent Capital’s Moxy is Finally Available in Indonesia