Tag Archives: Arief Musta’in

IMkas Indosat Ooredoo

Melalui IMkas, Indosat Kembali Terjun di Peta Persaingan Uang Elektronik

Indosat Ooredoo kembali mencoba peruntungan di bisnis uang elektronik dengan merilis aplikasi IMkas, setelah vakum selama tiga tahun sejak menutup Dompetku. Restu dari Bank Indonesia telah diberikan melalui surat yang disampaikan pada 19 Februari 2020.

Kepada DailySocial, Director and Chief Strategy & Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta’ín menerangkan, pada tanggal 20 Maret 2020 perseroan meluncurkan nama baru uang elektronik IMkas untuk pengguna seluler di Indonesia. Menurutnya, IMkas adalah solusi pembayaran yang melengkapi solusi digital seluler Indosat, sekaligus mendorong adopsi pembayaran digital di Indonesia.

“Perubahan brand/merek uang elektronik Indosat Ooredoo tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sesuai surat No.22/126/DKSP/Srt/B tertanggal 19 Februari 2020,” terangnya, kemarin (9/6).

Dia melanjutkan, IMkas memiliki jargon “New Way of Transaction” yakni cara bertransaksi di dalam ekosistem seluler. Nama baru ini menggantikan nama sebelumnya yakni PayPro yang telah berkiprah sejak 2017.

IMkas hadir dalam bentuk aplikasi mobile dan USSD dengan beragam fitur pembelian pulsa seluler, paket data seluler, token listrik, pembayaran, tagihan air, BPJS, P2P transfer, dan pembayaran asuransi.

Tidak dijelaskan seberapa besar optimisme Indosat untuk bersaing di ranah uang elektronik ini. Arief malah merujuk pada laporan e-Conomy SEA 2019 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain Company; pertumbuhan rata-rata ekonomi digital di Asia Tenggara mencapai 33% sejak tahun 2015. Indonesia adalah salah satu negara yang tumbuh di atas rata-rata sebesar 49% per tahun.

“Internet ekonomi di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh mencapai $130 miliar di tahun 2025,” ucap dia merujuk dari laporan tersebut.

Ditambah itu, keyakinan perseroan juga didukung oleh basis pelanggan yang jumlahnya tembus di angka 56,2 juta per kuartal pertama tahun ini. “Indosat Ooredoo sebagai leading digital company berupaya terus-menerus memberikan digital experience terlengkap bagi pelanggan seluler di Indonesia.”

Belajar dari kesalahan

Sebelum GoPay, Ovo, dan Dana hadir; pemain uang elektronik awalnya didominasi oleh perbankan dan telekomunikasi. Strategi bakar uang yang diambil pemain baru ini, tidak sejalan dengan jiwa korporasi yang harus bertanggung jawab memberikan imbal hasil untuk para pemegang saham. Terlebih dari strateginya, mereka cenderung eksklusif, pangsa pasarnya terbatas pelanggannya saja.

Pilihan sulit ini akhirnya dijawab entah dengan menutupnya atau dialihkan ke perusahaan lain yang lebih “berani”. Tutupnya Dompetku pada 2017, memberikan efek domino untuk pemain telko untuk melakukan hal serupa. XL Tunai resmi ditutup pada awal tahun ini, setelah delapan tahun beroperasi.

Telkomsel lewat T-Cash akhirnya dilebur dengan beragam uang elektronik di bawah perusahaan pelat merah di bawah brand baru LinkAja dan diresmikan pada pertengahan tahun lalu. Uangku milik Smartfren hingga kini masih bertahan dan berafiliasi dengan Traveloka sebagai salah satu metode pembayaran.

Khusus rekam jejak Indosat, perseroan pertama kali mengantongi lisensi dari Bank Indonesia lewat surat BI No. 10/14/DASP perihal Izin sebagai Penerbit Uang Elektronik yang diterbitkan pada tanggal 9 Januari 2008. Setelah Dompetku dinyatakan tutup, lisensi dialihkan ke PayPro pada tahun 2017.

Setahun setelah digunakan, lisensi Dompetku dilepas karena PayPro, di bawah grup Digiasia Bios, kini memiliki lisensi sendiri yang dipegang oleh KasPro (PT Solusi Pasti Indonesia). Artinya, kurang lebih selama dua tahun lisensi Dompetku “nganggur”.

Indosat kembali mencoba peruntungannya di ranah ini, meski IMkas ini belum menganut konsep agnostik alias hanya bisa digunakan pengguna Indosat saja. DailySocial sempat menanyakan bagaimana kiat Indosat untuk meningkatkan pamor IMkas, tapi tidak dijawab oleh Arief.

Besar kemungkinannya Indosat belajar dari kesalahan sebelumnya. Makanya, IMkas juga bisa diakses dengan USSD (Unstructured Supplementary Service Data), guna memperkuat optimisme perseroan untuk menjangkau penggunanya yang ada di pelosok yang belum memiliki smartphone.

USSD merupakan salah satu teknologi pesan singkat yang dimiliki operator jaringan GSM. Umumnya dipakai untuk pertukaran teks antara ponsel dengan aplikasi yang terdapat di jaringan milik operator.

Di samping itu, penambahan fitur yang relevan dengan kebutuhan juga perlu dilakukan agar ambisi perseroan dapat terealisasi.

Application Information Will Show Up Here
Indosat Ooredoo is exploring the 5G potential. They partner with Ericsson to demonstrate some of the latest technologies

Indosat Ooredoo Demonstrates 5G Technology with Ericsson

In order to celebrate its 51st birthday, Indosat Ooredoo partners with Ericsson to demonstrate 5G by presenting the way to use its technology. Both companies highlighted two main products, the test bed for 5G and 3D-AR (Augmented Reality).

Arief Musta’in, Indosat Ooredoo’s Director & Chief Innovation Officer, said the 5G technology has the potential to accelerate digital transformation in various industries in Indonesia, and readiness to use 5G technology is one of Indosat Ooredoo’s visions to build a competitive video quality network.

“5G has the potential to accelerate digital transformation in various industries in Indonesia, and empower consumers with innovative implementation. The preparation of 5G is in our vision to build a video quality network. Indosat Ooredoo partners with Ericsson proudly present study case demonstration of 5G usage, particularly the first 3D Augmented Reality experience in Indonesia which allows innovation in various industries, such as education and health care,” he explained.

The 5G technology’s test bed has reached 10Gbps per EU (User Equipment) of a total 20Gbps. It also has beam tracking, 5G’s top skill that allows higher capacity and performance. In addition, this technology also provides 4K videos to the EU via 5G radio.

On the other hand, 3D-AR technology intends to present deeper interaction and experience with virtual objects looking alive like a realistic photo of human’s anatomy and 360-degree images of planet Earth.

Indosat Ooredoo and Ericsson also introduced a demo of 5G deployment considerations and connected drones to be tested from long distance or using the current flight path.

“5G represents major cellular technology evolution that allows new possibility and application. We believe the 5G technology to play a leading role in the digital transformation in Indonesia. Ericsson partners with Indosat Ooredoo to improve network and quality for customers. In this demonstration, we expect a crystal figure of 5G benefits in our lives, and how Ericsson and Indosat Ooredoo to continue this partnership in bringing our best work to improve network quality in Indonesia,” Jerry Soper, Ericsson Indonesia’s President Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

5G di Indonesia

Indosat Ooredoo Gandeng Ericsson Demokan Teknologi 5G

Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-51, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Ericcson menampilkan kesiapan 5G dengan menghadirkan contoh penggunaan teknologi 5G. Kedua perusahaan tersebut menyoroti dua demo utama yakni test bed untuk 5G dan 3D-AR (Augmented Reality).

Disampaikan Director & Chief Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta’in, teknologi 5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, dan kesiapan penggunaan teknologi 5G ada dalam visi Indosat Ooredoo untuk membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif.

“5G memiliki potensi untuk mempercepat transformasi digital di berbagai industri di Indonesia, serta memberdayakan konsumen dengan pengaplikasian yang inovatif. Kesiapan 5G tertanam dalam visi kami dalam upaya membangun jaringan berkualitas video yang kompetitif. Indosat Ooredoo bekerja sama dengan Ericsson dengan bangga mempertunjukkan demonstrasi contoh kasus penggunaan 5G, terutama pengalaman 3D Augmented Reality pertama di Indonesia yang akan memungkinkan inovasi dalam berbagai industri seperti pendidikan dan perawatan kesehatan,” terang Arief.

Teknologi 5G dalam test bed yang dilakukan mencapai 10Gbps per UE (User Equipment) dari total 20Gbps. 5G test bed tersebut juga memiliki beam tracking, salah satu kemampuan unggulan 5G yang memungkinkan kapasitas dan kinerja yang lebih tinggi. Selain itu teknologi tersebut ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G.

Sementara itu teknologi 3D-AR mencoba menghadirkan pengalaman dan interaksi yang lebih mendalam dengan objek virtual. Demo 3D-AR membawa peserta melihat dan berinteraksi dengan objek virtual yang terlihat hidup seperti anatomi manusia fotorealistik dan gambar 360 derajat dari planet bumi.

Indosat Ooredoo dan Ericsson juga menghadirkan demo 5G deployment considerations dan connected drones yang dapat dicoba dari jarak yang lebih jauh atau dengan jalur penerbangan yang telah ditentukan sebelumnya.

“5G mewakili evolusi teknologi seluler utama yang dapat membuka kemungkinan dan aplikasi baru. Kami percaya bahwa 5G akan memainkan peran utama dalam transformasi digital di Indonesia. Ericsson bekerja sama dengan Indosat Ooredoo untuk meningkatkan jaringan dan teknologi untuk para pelanggan. Kami berharap bahwa demonstrasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat 5G untuk kehidupan kita, dan bagaimana Ericsson dan Indosat Ooredoo akan terus bekerja sama untuk membawa kemampuan terbaik kita untuk meningkatkan kualitas jaringan di Indonesia,” terang Presiden Direktur Ericsson Indonesia Jerry Soper.

Indigo Creative Nation Umumkan 13 Startup Terbaik di Batch Kedua 2016

Program inkubator dan akselerator Indigo Creative Nation yang diprakarsai oleh Telkom kembali mengumumkan 13 startup terpilih dari 300 pendaftar program Indigo Batch II 2016 di Jakarta Digital Valley. Penunjukan startup terbaik ini didasarkan pada tiga kriteria penilaian, yakni market validation, product validation dan customer validation.

Beberapa startup yang masuk ke dalam 13 besar tersebut termasuk Synchro, Chatkoo, Angon, Tessy, Koolva, Habibi Garden, Meetchange, Growpal, Simbah, dan Hooki Arisan. Startup-startup tersebut mengusung berbagai produk yang cukup menarik, contohnya Syncro mengembangkan aplikasi distribusi data. Ada juga Chatkoo yang mencoba mengintegrasikan layanan chatting populer dengan sistem pesanan pelanggan. Di bidang pertanian ada Angon yang menghubungkan antara investor dengan peternak, dan sebagainya.

“Program inkubasi akan berlangsung sekitar enam bulan menggunakan pendekatan metode Lean Startup dan Agile Development. Jadi, kami akan bina mereka agar makin meningkat dari tahapan dasar customer validation menuju product validation, business model validation dan akhirnya market validation,” ujar Arief Musta’in selaku EGM Divisi Digital Service PT Telkom  di sela-sela pengumuman.

Selanjutnya para startup terpilih akan dibimbing oleh tiga jenis mentor, yakni Resident Mentor (mentor inti), Visiting Mentor (mentor tamu), dan Silicon Valley Mentor (mentor langsung dari Silicon Valley). Ini adalah pencapaian yang cukup menggembirakan, setelah berjalan selama selama tujuh tahun sejak 2009. Terdata sebanyak 2056 startup yang pernah mendaftar program tersebut

Sebelumnya pada Batch I di bulan Februari 2016 lalu, program Indigo juga telah merilis daftar startup terbaiknya. Empat di antaranya baru-baru ini baru saja mengumumkan pendanaan, meliputi Trax Center, Minutes Barber, Kartoo, dan Sonar.

Beberapa peserta inkubator lain sudah masuk pasar dan makin eksis melayani pengguna, baik oleh masyarakat luas maupun oleh Telkom Group yang memiliki puluhan anak perusahaan. Dicontohkan startup platform perdagangan elektronik, Jarvis Store, yang kini digunakan Divisi Business Service PT Telkom. Xigent, pembuat tombol panik, diserap oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam Bandung Command Center-nya, dan beberapa lainnya.

“Seluruh startup akan mendapatkan dana inkubasi dalam dua tahap yaitu pendanaan awal dan lanjutan. Dan kami tidak akan halangi startup dapat pendanaan dari investor pihak ketiga selama inkubasi selama terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Indigo,” ujar Managing Director Indigo Creative Nation, Ery Punta.

Nicko Widjaja, CEO MDI Ventures (perusahaan venture capital Telkom), menyatakan bahwa pelaksanaan program inkubasi dan akselerasi startup Indigo seluruhnya dilaksanakan oleh MDI Ventures.