Tag Archives: Arif Prabowo

Netflix Tidak Diblokir Telkomsel Indihome

Setelah 4,5 Tahun Akhirnya Telkom Buka Blokir Netflix

Setelah kurang lebih 4,5 tahun diblokir, per hari ini Selasa 7 Juli 2020 layanan video on-demand Netflix akhirnya mulai bisa diakses melalui jaringan milik Telkom Group, yakni Indihome dan Telkomsel. Proses pembukaan blokir masih dilakukan secara bertahap, dari pantauan kami beberapa orang sudah bisa mengakses Netflix sepenuhnya, sebagian masih belum bisa. Yang jelas ini akan menjadi babak baru bagi bisnis Netflix, mengingat konektivitas Telkom adalah yang terluas cakupannya di Indonesia.

Netflix sendiri kendati diblokir oleh Telkom Group berhasil menjadi salah satu layanan VOD berbayar paling populer di Indonesia bersama dengan Viu. Suguhan beragam konten original dan film-film populer yang ada di dalamnya menjadi salah satu kekuatan Netflix.

Secara keseluruhan Netflix mengalami lonjakan pengguna baru di kuartal pertama 2020. Totalnya mereka mendapatkan 15,77 juta pelanggan berbayar baru selama kuartal pertama tahun 2020, lebih dari dua kali lipat angka yang mereka prediksi sebelum pandemi.

“Kami sangat senang karena saat ini Netflix telah dapat diakses melalui jaringan Telkom, artinya sekarang masyarakat Indonesia dapat menikmati tayangan Netflix yang beragam, mulai dari serial TV, dokumenter, serta film lokal, dan internasional berkualitas di semua jaringan. Kami akan terus memberikan layanan terbaik bagi seluruh penggemar hiburan di Indonesia dengan menambahkan lebih banyak film-film Indonesia di Netflix, meningkatkan pengalaman pengguna, serta mengembangkan kerja sama dengan mitra-mitra di Indonesia,” ujar Business Development Manager Netflix Tizar Patria.

Diterangkan pihak Telkom, mereka membuka blokir karena Netflix sudah melakukan sejumlah perubahan pendekatan seperti fitur parental kontrol, berkomitmen untuk mendengar keluhan dan masukan dari regulator dalam waktu 24 jam atau sesuai yang dengan kurun waktu yang ditentukan oleh pemerintah.

Selain itu Netflix juga disebut telah berkomitmen untuk patuh pada “Self Regulatory Code for Subscription Video on Demand Industry in ASEAN” yang mengatur larangan menayangkan konten yang mengandung pornografi anak, terorisme, melanggar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dan konten yang mendiskreditkan kelompok masyarakat tertentu.

“Telkom mengapresiasi perubahan pendekatan yang dilakukan Netflix untuk pasar Indonesia dan karenanya memberi kesempatan pada pelanggan Telkom Group untuk dapat mengakses beragam konten hiburan,” ujar VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo seperti dikutip Kompas.

Pembukaan blokir Netflix ini juga berbarengan dengan aturan pemungutan pajak untuk layanan OTT seperti Netflix, Steam, Spotify, dan samacamnya. Setelah beberapa kali diwacanakan, akhirnya pemungutan pajak untuk layanan digital ini diresmikan pada awal 1 Juli 2020.

Namun di tagihan terbaru Netflix beberapa tim kami, belum dikenakan beban pajak, sementara untuk platform Steam sudah mulai mengenakan pajak PPn 10% untuk setiap transaksi. Di sisi lain, penyedia layanan OTT tersebut juga belum memiliki kantor atau entitas lokal (PT) di Indonesia.

Diakui atau tidak inovasi yang dilakukan Netflix telah menginspirasi banyak layanan sejenis hadir di Indonesia. Sekarang muncul banyak sekali nama pemain di sektor VOD yang hadir untuk pasar Indonesia, seperti iflix, Hooq, Viu, Catchplay, Genflix, atau GoPlay. Beberapa nama pada akhirnya harus menyerah karena kehabisan bahkan bakar atau berdarah-darah merebut hati penonton di Indonesia.

Sementara itu, secara konsisten Netflix terus gencar “mendekat” ke pasar Indonesia dengan sejumlah inovasi. Langkah yang diambil antara lain menghadirkan film-film Indonesia ke dalam platform mereka, kerja sama dengan kreator dalam negeri hingga kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti kerja sama dengan Kemendikbud.

Update: Siaran Pers Direktur Jendral Pajak pada Selasa (7/7/2020) menyebutkan enam perusahaan digital termasuk Netflix akan dikenai PPN sebesar 10% dari harga sebelum pajak mulai 1 Agustus 2020.

Application Information Will Show Up Here
Finarya is developed to build a stronger fintech ecosystem in Telkomsel which currently dominated by Tcash

Telkom Group Develops a New Fintech Subsidiary “Finarya”

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) through PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) officially introduces a new subsidiary in fintech industry named PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) on January 21, 2019.

According to BEI, Finarya is Telkomsel’s subsidiary for payment system provider. “Finarya is said to help the previous fintech ecosystem. Telkomsel will have the 99.99 percent of Finarya’s shares,” stated in the BEI’s disclosure.

Telkomsel’s current fintech ecosystem is only Tcash, an e-money service for cross-operator. There’s no further information of Finarya’s development related to LinkAja. The thing is, Telkomsel officially separates fintech from its core business in telecommunication.

LinkAja is a Quick Response (QR) based payment system managed by four state-owned banks (Mandiri, BNI, BRI, and BTN), Telkomsel, and Pertamina. It is to be announced at the end of February or early March 2019.

Denny Abidin, Telkomsel’s GM External Corporate Communication didn’t mention much to DailySocial. However, he said Finarya will boost Tcash acceleration in the near future.

“In terms of the establishment, it’s led by Telkom. We can’t provide much information. Except for LinkAja, Telkomsel acts as corridor, it’s led by Danu [Wicaksono, Tcash’s CEO],” he said on the phone.

We’re trying to contact Tcash’s CEOO, Danu Wicaksana, but he avoids to make any comment. “I have no comment [on Finarya’s development with LinkAja], it’s hard to answer. Wait for the update, will you?,” he said.

Until this news published, DailySocial is still waiting for confirmation from Arif Prabowo, Telkom’s VP Corporate Communications.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Finarya dibentuk untuk memperkuat ekosistem fintech Telkomsel, yang kini didominasi Tcash

Telkom Group Bentuk Anak Usaha Telkomsel “Finarya” di Bidang Fintech

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) resmi membentuk anak usaha baru di bidang fintech, yaitu PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) pada 21 Januari 2019.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Finarya adalah anak usaha perusahaan Telkomsel yang bergerak di bidang sistem penyelenggara jasa sistem pembayaran.

“Pembentukan Finarya disebut akan  membantu ekosistem fintech yang sudah ada sebelumnya. Telkomsel juga akan memiliki 99,99 persen saham di Finarya,” demikian tertulis dalam keterangan di keterbukaan informasi BEI.

Sejauh ini, ekosistem fintech Telkomsel adalah Tcash, layanan e-money yang kini bisa dipakai lintas operator. Belum ada informasi lebih lanjut mengenai rencana pembentukan Finarya dan kaitannya dengan LinkAja. Yang pasti, Telkomsel resmi memisahkan bisnis fintech dari bisnis utamanya di telekomunikasi.

LinkAja merupakan sistem pembayaran berbasis Quick Response (QR) Code yang akan dikelola kongsi empat bank BUMN (Mandiri, BNI, BRI, dan BTN), Telkomsel, dan Pertamina. LinkAja rencananya akan diumumkan sekitar akhir Februari atau awal Maret 2018.

GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin kepada DailySocial tidak bisa memberikan komentar banyak. Namun, ia menyebutkan bahwa Finarya akan mendorong akselerasi Tcash lebih cepat di masa mendatang.

“Untuk pendirian entitas baru ini, yang lead memang dari Telkom. Kami tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut. Kecuali, untuk LinkAja, koridornya ada di Telkomsel karena yang lead itu Danu [Wicaksono, CEO Tcash],” ungkapnya saat dihubungi via telepon.

Kami juga mencoba mengontak CEO Tcash, Danu Wicaksana, namun ia juga enggan berkomentar. “Saya belum bisa komentar. [Terkait pembentukan Finarya dengan LinkAja], agak susah menjawabnya. Nanti saja ya tunggu update,” tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, DailySocial juga masih menunggu konfirmasi dari VP Corporate Communications Telkom Arif Prabowo.

Application Information Will Show Up Here

Telkom Siapkan 300 Miliar Rupiah untuk Suntik Startup Melalui MDI Ventures

Modal ventura perpanjangan tangan Telkom, Metra Digital Inovasi  Ventures (MDI Ventures), tahun ini siap untuk memberikan suntikan dana, setidaknya kepada 10 hingga 15 startup. Telkom sendiri mengaku telah menggelontorkan dana sebesar Rp 300 miliar ($ 25 juta) kepada MDI Ventures.

Dikutip dari Indotelko, Direktur Innovation & Strategic Portofolio Telkom Indra Utoyo mengatakan, “Kami per tahun bidik ada 10 hingga 15 startup [untuk] dibiayai. [Dana sebesar] $25 juta itu sudah ada di tangan MDI, mereka yang akan pilih startup-nya.”

“Kami masih dalam proses due dilligence. Kami menargetkan sekitar 10-15 startups [untuk diinvestasi] yang beroperasi di berbagai sektor seperti commerce, big data, dan edukasi dalam tahun ini,” tambah CEO MDI Ventures Nicko Widjaja seperti dilansir Dealstreetasia.

Nicko sendiri ingin segera mengambil 5-6 startup baru yang dibawah sayap perusahaan ventura yang digawangi olehnya. Besar kemungkinan 5-6 startup tersebut yang akan mendapat pendaan tersebut akan dilatih oleh para ahli di Sillicon Valley seperti yang disebut oleh Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo kepada BeritaSatu.

Seperti yang sudah diketahui, wilayah operasional MDI Ventures kini tak hanya di Asia Tenggara saja tetapi juga di wilayah Sillicon Valley, tepatnya di Sunnyvalle, California. Terbukanya pintu ke Sillicon Valley ini sendiri tak lepas dari kerja sama Telkom dengan akselerator asal Amerika Serikat Plug n Play (PNP) yang terjalin beberapa waktu silam.

Indra mengatakan, “Visi untuk masa depan secara global inilah yang membedakan MDI Ventures dengan pemani ventura lain di Indonesia dan memberikan gambaran besar bagi MDI Ventures untuk menentukan strateginya dalam berinvestasi di startup.”

Secara umum MDI sendiri akan berinvestasi di startup teknologi yang sudah masuk ke tahap growth dan bisnisnya dapat bersinergi dengan Grup Telkom. Sektor startup teknologi yang menjadi fokus adalah Digital Advertising, Payment Solution, Cloud Computing, Big Data, Media Services, Digital Life, Mobile Apps, E-Commerce, Form of Future Communication, dan Internet of Things.

Beberapa startup yang telah menjadi portofolio MDI Ventures di antaranya yaitu, Ematic Solution yang berasal dari Singapura dan YesBoss yang berasal dari Indonesia.

Dengan adanya MDI Ventures, yang baru berdiri sekitar satu tahun lalu, Telkom kini melengkapi ekosistem pendanaan miliknya. Melalui Indigo Incubator, yang juga bersama-sama dioprasikan oleh MDI Ventures, Telkom mencari startup di tahap awal (seed), MDI Ventures untuk mencari startup di tahap growth, dan TelkomMetra, yang baru-baru ini terlibat pendanaan untuk Blanja ditujukan untuk tahapan lanjut seperti merger dan akuisisi.

Telkom’s Plan of Establishing A Data Center in Singapore Obtained Government’s Support

Telkom’s plan for international expansion as part of its data center business in Singapore draws various responses. Since Telkom is one of government’s companies, issues like regulation and data leak remain the big question, although the Ministry of Communication and Information and Minister of SOE gave their objection already. Continue reading Telkom’s Plan of Establishing A Data Center in Singapore Obtained Government’s Support

Rencana Telkom Dirikan Data Center di Singapura Dapat Dukungan Pemerintah

Pemerintah melalui Kemkominfo dan Menteri BUMN mendukung langkah Telkom ekspansi bisnis data center ke kancah internasional / Shutterstock

Rencana Telkom ekspansi ke kancah internasional dalam rangka bisnis data center yang tengah disiapkan di Singapura menuai reaksi beragam. Karena Telkom termasuk salah satu perusahaan milik pemerintah, regulasi dan isu kebocoran data menjadi hal yang dipertanyakan, meski pada akhirnya hal ini sanggah Kemenkominfo dan Menteri BUMN.

Continue reading Rencana Telkom Dirikan Data Center di Singapura Dapat Dukungan Pemerintah