Tag Archives: arloji pintar

Garmin Forerunner 645 Music Siap Menyemangati Aktivitas Olahraga Anda Dengan Alunan Lagu

Meskipun sama-sama meracik smartwatch, Garmin dan brand-brand semisal Apple dan Samsung punya target konsumen berbeda. Produk seperti Apple Watch dan Gear S dirancang sebagai ekspansi fungsi smartphone yang ditempatkan di pergelangan tangan Anda, sedangkan perangkat wearable pintar Garmin diprioritaskan sebagai activity tracker terlebih dahulu, dan smartwatch kemudian.

Tapi tentu perusahaan teknologi GPS asal Amerika itu punya keinginan agar produk-produk wearable-nya bisa se-trendi brand-brand yang lebih populer. Tanpa mengorbankan fitur serta ciri khas mereka, Garmin mulai menyajikan layar bundar di lineup activity tracker yang lebih terjangkau – seperti VivoActive 3. Dan minggu lalu, Garmin menghadirkan versi ‘music player‘ dari varian Forerunner 645 di Indonesia: Forerunner 645 Music.

645 14

Alasan Garmin membawa Forerunner 645 Music ke tanah air mungkin tak sulit ditebak. Mereka ingin menyediakan perangkat pendukung olahraga yang tak hanya pintar, tapi juga dapat menghibur. Biasanya, hal ini merupakan tugas dari smartphone, namun membawa-bawa handset dalam kegiatan olah fisik bisa jadi sangat merepotkan – Anda harus menenteng tas atau memasang armband. Dengan Forerunner 645 Music, smartphone tak lagi dibutuhkan.

 

Untuk siapa smartwatch ini dibuat?

Di presentasinya, marketing manager Rian Krisna menjelaskan bahwa jenis konsumen Garmin tergolong majemuk. Pengguna produk Garmin mempunyai rentang usia antara 25 sampai 55 tahun, 60 persen merupakan pria, dan 40 persen ialah kaum Hawa. Forerunner 645 Music sendiri disiapkan buat dua jenis segmen user, yaitu atlet profesional dan pecinta fitness (biasanya mereka ini sering berpartisipasi dalam lari maraton).

645 13

Dan inilah alasannya Garmin tetap mengusung sejumlah fitur dan teknologi andalannya, walaupun mungkin malah berpotensi menyebabkan konsumen awam jadi kurang tertarik.

 

Impresi

Forerunner 645 Music mempunyai penampilan serupa varian standar. Tubuhnya terbuat dari konstruksi plastik kuat yang dipadu bersama bezel baja anti-karat, memiliki diameter 42mm dan tebal 13,5mm. Meski terlihat cukup lebar jika dikenakan oleh orang berpergelangan tangan kecil, salah satu hal paling luar biasa dari smartwatch ini ialah bobotnya: hanya 42-gram. Garmin  menjanjikan daya tahan terhadap air sampai 5ATM. Itu artinya, ia bisa diajak berenang/snorkeling serta menemani Anda mandi.

645 5

645 7

Sebagai jendela penyampai informasi, Garmin kembali memanfaatkan layar transflective memory-in-pixel. Jenis display ini memang tidak seatraktif OLED di Apple Watch, tapi tampil atraktif bukanlah tugas utama Forerunner 645 Music. Panel transflective punya karakteristik berbeda: semakin intens sinar matahari, konten jadi kian jelas terlihat tanpa sama sekali membebani baterai karena harus meningkatkan kecerahan layar. Sifatnya mirip e-ink.

645 4

645 12

Faktor kenyamanan juga jadi perhatian utama Garmin dalam mendesain 645 Music. Agar sensor optik detak jantung bekerja optimal, smartwatch memang harus dikenakan secara erat di tangan. Dan demi memastikan penggunaannya tetap nyaman, produsen memanfaatkan strap silikon 20mm yang sangat lembut dan lentur. Bahkan jika Anda memasangnya dengan kencang, Forerunner 645 Music tidak akan menyakiti atau menghambat gerakan tangan.

645 10

645 16

Untuk berinteraksi dengan fitur-fiturnya, Anda bisa menggunakan layar sentuh atau kelima tombol fisik yang diposisikan di area samping smartwatch. Contohnya: Anda bisa mencatat putaran cukup dengan menekan tombol.

645 2

Meminimalkan bobot juga menjadi faktor penting dalam desain Forerunner 645 Music. Dalam pemakaian biasa, orang umumnya tidak akan mengeluhkan berat jam atau smartwatch di tangan. Namun bobot dari aksesori yang Anda pakai akan terasa setelah berlari jarak jauh, 5km misalnya. Mungkin ini salah satu alasan mengapa para atlet tidak membawa-bawa smartphone ketika berlatih.

 

Fitur

Seperti yang diindikasikan namanya, Forerunner 645 Music mampu memutar lagu secara mandiri tanpa dukungan smartphone. Smartwatch dibekali memori internal yang mampu menyimpan 500 file audio MP3 (boleh jadi berkapasitas 4GB). Lalu jika Anda adalah pelanggan layanan streaming third-party, perangkat juga bisa menyinkronkan musik-musik favorit sehingga Anda dapat mendengarkannya secara offline.

645 17

Walaupun demikian, kapabilitas tracking Forerunner 645 Music dijanjikan tetap nomor satu. Ia siap melacak detak jantung Anda secara non-stop, ditunjang oleh GPS dan GLONASS. Dipadu bersama algoritma pintar dan sensor, smartwatch mampu menghitung aspek-aspek penting saat Anda berolahraga: performa, interval, cadence, keseimbangan kaki kiri dan kanan, VO2 Max, hingga melacak data-data ‘standar’ seperti jumlah langkah dan banyaknya tangga yang dilewati setiap hari.

645 9

645 3

Selain itu, Anda bisa memanfaatkan fitur Virtual Partner untuk memberikan elemen kompetitif di sesi latihan serta menciptakan rute berlari via software Garmin Connect sebagai panduan. Aplikasi Garmin Connect tersedia buat Android serta iOS, dan dengannya, Anda bisa mendapatkan informasi detail mengenai aktivitas olah fisik. Di sana, Anda juga dipersilakan mengutak-atik watch face hingga men-share hasil latihan ke sosial media.

645 12

645 15

Ada beberapa hal yang Garmin upgrade di Forerunner 645 Music, terutama pada fitur konektivitas seperti Wi-Fi, notifikasi pintar, sampai kemampuan upload otomatisnya. Lalu produsen turut memperluas dukungan terhadap jenis olahraga, misalnya trail run, paddling dan elliptical. Kemudian jika Anda ingin memperoleh data olah fisik lebih lengkap lagi, Forerunner 645 Music bisa disambungkan ke aksesori Garmin Dynamics Pod.

645 19

645 18

 

 

Ketersediaan dan harga di Indonesia

Garmin Forerunner 645 Music sudah tersedia di Indonesia, dijajakan di harga yang cukup premium, yaitu mulai Rp 7,8 juta. Produk bisa dipesan di situs Erafone.com, Dinomarket, WearinAsia serta Blibli.com, dan akan segera hadir secara offline di Erafone Mega Store dan jaringan retail resmi lain. Produk tak lupa dilindungi oleh garansi resmi selama dua tahun.

Garmin menyediakan dua pilihan warna strap Forerunner 645 Music, yaitu hitam dan pink. Dan seperti smartwatch Garmin lain, bagian ini mudah digonta-ganti, lalu produsen juga menyiapkan beragam pilihan strap pengganti – termasuk strap berbahan kulit.

645 8

645 1

Smartwatch Hybrid Mim X Suguhkan Layar yang ‘Tersembunyi’

Munculnya banyak smartwatch hybrid menunjukkan pada kita bahwa meski konsumen menginginkan perangkat berfitur canggih, desain timeless tetap jadi pertimbangan penting dalam memilih produk. Di Beselworld 2018, Anda mungkin telah menyaksikan kelahiran sejumlah jam pintar hybrid dari Skagen, Kronaby, Mondaine, hingga a.b.art; masing-masing menawarkan kemampuan istimewa.

Dalam penyajiannya, akses ke fitur-fitur pintar di sana adalah aspek yang jadi perhatian para desainernya. Mayoritas produsen masih mengandalkan tombol fisik, sedangkan a.b.art Touch X mencoba mengusung sistem navigasi berbasis gesture. Dan dalam meracik smartwatch-nya, tim Mim Watches memanfaatkan teknologi yang jarang kita dengar, yaitu ‘invisible display‘ atau layar tersembunyi.

Layaknya device sekelas, Mim X adalah perpaduan antara smartwatch dengan arloji analog. Jika melihatnya hanya sekilas, mungkin Anda tidak sadar ia mempunyai kemampuan pintar. Di sana Anda akan disuguhkan pernak-pernik familier: ada dua jarum di dalam dial-nya yang simpel, lalu produsen menempatkan tiga tombol di sisi samping. Bagian case-nya berukuran 42×12,6mm, terbuat dari bahan stainless steel 316L, dengan ‘kristal’ kaca mineral.

Mim X 2

Fungsi penunjuk waktu di Mim X bekerja layaknya arloji standar, menggunakan pergerakan quartz kaliber 930m. Selanjutnya, Mim Watches menawarkan dua jenis finishing pada case, yaitu PVD atau brushed, lalu mempersilakan Anda memilih jenis strap-nya – ada kulit, karet berwarna-warni, serta stainless steel. Smartwatch juga sudah memperoleh sertifikasi anti-air dan debu IP68.

Aspek terunik di Mim X terletak pada kacanya. Bagian tersebut menyimpan teknologi transparent levitation display atau TLD untuk menampilkan informasi dan notifikasi di smartphone – misalnya jika Anda pesan teks, email, update sosial media atau penggilan masuk. Setelah beres menunaikan tugasnya, layar TLD segera non-aktif dan Mim X kembali menyamar menjadi jam tangan tradisional.

Mim X 1

Selain jadi ekstensi fungsi smartphone, Mim X dibekali kemampuan activity tracking dan sensor detak jantung. Melalui aplikasi companion di perangkat mobile, Anda bisa mengetahui segala informasi terkait kegiatan olah tubuh, misalnya jumlah pembakaran kalori, jarak tempuh, serta waktu aktif. Via app, Anda juga dapat mengutak-atik fitur smartwatch lebih jauh lagi.

Sebagai sumber tenaga, Mim X menyimpan baterai non-removable 55mAh, dapat diisi ulang dengan menyambungkannya ke unit charger magnetis.

Mim X 3

Mim X sudah bisa Anda pesan sekarang di Kickstarter. Di platform crowdfunding tersebut, produk dijajakan di harga yang sangat kompetitif, yaitu mulai dari US$ 90 – hampir separuh dari harga retail-nya.

Dibanding Touch X, Skagen Hybrid Holst, dan smartwatch Kronaby, penawaran Mim Watches ini jelas jauh lebih terjangkau. Kini Anda tinggal menentukan, rancangan seperti apa yang jadi favorit Anda. Saya pribadi tetap lebih memilih Touch X karena saya ialah penggemar berat desain Bauhaus.

Huawei Resmi Perkenalkan Smartwatch Honor S1

Sesuai janji, Huawei akhirnya mengungkap secara resmi tablet Honor Pad 2 dan smartwatch Honor S1. Tentu saja ini bukan perangkat wearable pertama yang dirilis Huawei lewat sub-brand-nya tersebut, namun setidaknya ini merupakan smartwatch perdana di bawah bendera Honor.

Menjawab apa yang dirumorkan, belum ada konfirmasi apakah Honor S1 benar-benar menjalankan sistem operasi Tizen. Namun yang pasti perangkat ini dijejali sederet fitur activity tracking maupun sleep tracking. Ia bahkan telah dilengkapi heart-rate monitor yang bisa berfungsi selama 24 jam nonstop.

Tidak seperti yang diduga, Honor S1 mengemas layar sentuh monokrom berukuran 1,04 inci, dengan resolusi 208 x 208 pixel. Spesifikasi lebih lengkapnya tidak bisa saya temukan dalam spec sheet berbahasa Mandarin-nya, terkecuali baterai berkapasitas 80 mAh dan kompatibilitas dengan perangkat Android maupun iOS.

Heart-rate monitoring 24 jam nonstop adalah salah satu fitur utama yang ditawarkan Honor S1 / Honor
Heart-rate monitoring 24 jam nonstop adalah salah satu fitur utama yang ditawarkan Honor S1 / Honor

Secara fisik, Honor S1 tergolong ringkas dengan bobot hanya 35 gram. Strap-nya memiliki lebar 18 mm dan bisa dilepas-pasang dengan mudah. Perangkat pun juga tahan air hingga kedalaman 50 meter. Bodinya sendiri terbuat dari bahan logam dan tersedia dalam tiga pilihan warna: Navy Blue, Deep Gray atau Vibrant Orange.

Fitur lain yang layak disorot adalah kemampuan meneruskan notifikasi serta untuk menerima dan menolak panggilan telepon. Kalau Anda tinggal di Tiongkok, Honor S1 juga bisa dimanfaatkan sebagai metode pembayaran elektronik berkat integrasi layanan AliPay.

Menyinggung soal Tiongkok, Honor S1 sepertinya hanya akan tersedia di sana, setidaknya untuk sekarang. Pemasarannya dimulai pada tanggal 25 Oktober dengan harga 699 yuan, atau setara Rp 1,35 jutaan.

Untuk review Honor MagicWatch 2, Anda bisa baca di sini.

Sumber: Wareable dan Honor.

Misfit Phase Adalah Smartwatch Berwujud Seanggun Jam Tangan Tradisional

Kini merupakan bagian dari Fossil Group, produsen activity tracker ternama Misfit akhirnya mengungkap smartwatch perdananya. Bernama Phase, Misfit mengategorikannya sebagai sebuah “hybrid smartwatch”, yang sejatinya merupakan jam tangan analog dengan sejumlah fitur pintar – tren yang dipopulerkan oleh Withings.

Desain adalah aspek yang bakal paling menarik perhatian konsumen terhadap Misfit Phase. Case-nya terbuat dari perpaduan material aluminium dan stainless steel. Tampangnya yang minimalis didukung oleh aksen metalik yang tersebar di wajahnya, sedangkan strap selebar 20 milimeternya bervariasi antara bahan kulit maupun silikon.

Terdapat sepasang tombol pada sisi kanan Phase; satu berfungsi untuk menyetel alarm atau melangsungkan kalibrasi, sedangkan satunya bisa dipakai untuk mengontrol aplikasi musik di ponsel, menggantikan peran tombol shutter di aplikasi kamera, atau bahkan menavigasikan slide presentasi.

Misfit Phase juga bisa digunakan untuk mengontrol aplikasi musik atau aplikasi kamera milik smartphone / Misfit
Misfit Phase juga bisa digunakan untuk mengontrol aplikasi musik atau aplikasi kamera milik smartphone / Misfit

Berbekal accelerometer 3-axis, Phase akan melakukan tracking langkah kaki, kalori, jarak tempuh dan kualitas serta lama tidur secara otomatis. Fitur notifikasi juga tersedia, dengan memanfaatkan kombinasi jarum jam, getaran dan indikator warna yang terletak di angka 6.

Desain tanpa layar sentuh ini memang membuatnya jadi sedikit lebih dungu dibandingkan smartwatch ‘murni’ macam Apple Watch, tapi di saat yang sama ada beberapa efek positif. Utamanya menyangkut daya tahan baterai; Phase diklaim bisa terus beroperasi sampai 6 bulan nonstop. Sebagai bonus, ia juga tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Misfit Phase saat ini sudah tersedia seharga $175 untuk strap silikon, dan $195 untuk strap kulit. Total ada enam pilihan kombinasi warna yang bisa memenuhi selera baik konsumen laki-laki maupun perempuan.

Sumber: Ars Technica dan Business Wire.

Berdesain Elegan, Blink Watch Padukan Fitur-Fitur Terbaik dari Sejumlah Smartwatch Populer

Saat Anda menjalankan sebuah perusahaan tak dikenal namun ingin bersaing di ranah smartwatch, apa yang Anda lakukan? Menjiplak salah satu smartwatch yang populer, mulai dari desain sampai fiturnya? Hmm, kemungkinan besar Anda bisa dituntut secara hukum.

Alternatifnya, Anda bisa belajar dari sekian banyak smartwatch yang ada di pasaran, lalu memadukan fitur-fitur terbaik yang ditawarkan masing-masing ke dalam rancangan Anda. Terdengar sulit? Well, setidaknya itulah yang sedang dilakukan startup asal India bernama Witworks.

Buah pemikiran mereka adalah Blink Watch, sebuah smartwatch berpenampilan elegan yang diperkaya sederet fitur, dan sebagian besar fiturnya mungkin Anda kenal dari sejumlah smartwatch yang menjadi best seller sekarang ini.

Ambil contoh bezel berputar, seperti yang kita tahu dari Samsung Gear S2 dan Gear S3. Blink juga memanfaatkannya sebagai kendali interface di samping layar sentuh. Kemiripannya dengan smartwatch besutan Samsung tersebut belum berhenti; Blink turut menjalankan sistem operasi rancangan pengembangnya sendiri, yaitu Marvin OS yang berbasiskan Android.

Kombinasi bodi stainless steel dan strap kulit adalah simbol elegansi paling efektif / Witworks
Kombinasi bodi stainless steel dan strap kulit adalah simbol elegansi paling efektif / Witworks

Bicara soal layar, panel AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel menjadi pilihan Witworks. Panel layar ini dilindungi oleh kaca Gorilla Glass 3, dan di sekelilingnya merupakan bodi berdiameter 43 mm yang terbuat dari stainless steel, kokoh sekaligus terlihat dan terasa premium.

Pada kenyataannya, Witworks berkonsultasi dengan sejumlah produsen jam tangan asal India untuk menciptakan desain yang manis di mata. Dilihat dari kejauhan, tidak salah apabila Anda mengiranya sebagai Moto 360.

Dapur pacunya dibekali prosesor 1,2 GHz dan RAM 1 GB. Berbekal konektivitas Bluetooth 4.0 LE dan baterai 300 mAh, Blink diklaim bisa beroperasi hingga dua hari nonstop sebelum perlu diisi ulang kembali. Storage internal sebesar 8 GB turut disediakan seandainya pengguna hendak mendengarkan lagu langsung menggunakan smartwatch.

Blink kompatibel dengan perangkat Android maupun iOS. Ia dilengkapi sebuah aplikasi bernama Timeline yang akan menyinkronisasikan kalender, to-do list, reminder sekaligus alarm dalam satu tampilan. Terdengar tidak asing? Yup, karena Witworks sepertinya terinspirasi oleh fitur Timeline milik Pebble.

Melihat penampilan Blink Watch, Anda mungkin bisa tidak percaya kalau perangkat ini buatan startup asal India / Witworks
Melihat penampilan Blink Watch, Anda mungkin bisa tidak percaya kalau perangkat ini buatan startup asal India / Witworks

Samsung Gear S3 sudah, Moto 360 sudah, Pebble sudah, Blink tentunya tidak lupa dengan pemain besar lain, yakni Apple Watch. Di sini, fitur yang diadopsi adalah fungsi otentikasi, dimana pengguna bisa menggunakan Blink untuk membuka perangkat lain, bahkan di saat tidak ada koneksi internet sama sekali.

Selebihnya, Blink juga merupakan fitness tracker yang andal. Witworks mengklaim akurasinya sangat tinggi berkat penggunaan motion sensor 9-axis. Mungkin yang menjadi minus terbesar dari Blink adalah absennya sensor laju jantung alias heart rate monitor.

Terlepas dari itu, pre-order Blink Watch saat ini telah dibuka dengan banderol harga 12.999 rupee, atau sekitar 2,5 juta rupiah. Pilihan warnanya ada dua – hitam atau silver – sedangkan strap-nya bisa dipilih antara varian kulit atau stainless steel.

Sumber: Mashable.

Kate Spade Perkenalkan Trio Perangkat Wearable Berdesain Chic

Bertambah lagi brand fashion kenamaan yang merambah ranah wearable. Kate Spade yang koleksi tasnya sangat populer di kalangan perempuan ini dikabarkan siap merilis tiga perangkat wearable sekaligus.

Ketiganya terdiri dari dua fitness tracker berbentuk gelang dan sebuah smartwatch analog. Sejauh ini belum ada informasi soal nama dari masing-masing perangkat, tapi fitur-fitur yang ditawarkan mencakup fitness tracking, notifikasi, serta kontrol terhadap aplikasi pemutar musik dan kamera.

Tidak terlalu mengejutkan, desain masing-masing perangkat tampak sangat chic dan trendi. Satu fitness tracker-nya memakai strap silikon dan memiliki motif kucing yang imut-imut, sedangkan satu lainnya mempunyai warna rose gold yang kian populer di dunia fashion.

Untuk smartwatch-nya, tampak jelas perpaduan warna pink pucat dan emas ala Kate Spade. Di bagian bawah wajahnya di samping gelas champagne, tampak sebuah meteran yang sepertinya bakal menjadi indikator activity tracking.

Secara keseluruhan, smartwatch besutan Kate Spade ini lebih mirip milik Skagen ketimbang Michael Kors yang menggunakan Android Wear. Meski demikian, ketiganya tetap merupakan bagian dari inisiatif Fossil Group untuk meluncurkan sekitar 100 perangkat wearable di tahun 2016 ini – Kate Spade membayar lisensi kepada Fossil Group untuk mewujudkan ketiga perangkat wearable-nya ini.

Pemasarannya akan dimulai pada bulan November mendatang melalui toko retail dan online Kate Spade. Kedua fitness tracker-nya akan dibanderol seharga $125, sedangkan smartwatch analognya seharga $250.

Sumber: Wareable.

Ticwatch 2 Siap Tantang Android Wear dengan Desain Premium dan Cara Interaksi yang Unik

Di saat banyak pengguna menganggap remeh kualitas smartwatch buatan Tiongkok, sebuah perusahaan bernama Mobvoi yang bermarkas di kota Beijing berhasil menggaet Google sebagai salah satu investornya. Tahun lalu, mereka menuai sukses lewat smartwatch perdananya, Ticwatch, dan sekarang mereka sudah siap dengan penerusnya.

Ticwatch 2 patut disorot bukan semata karena perusahaan pengembangnya dibekingi oleh Google, namun Mobvoi yang punya spesialisasi di bidang AI (artificial intelligence) ini memang merancang Ticwatch 2 agar seimbang dalam hal desain dan fungsi. Dilihat sepintas, Ticwatch 2 memang tidak kelihatan seperti smartwatch murah meriah made in China pada umumnya.

Dalam merancang Ticwatch 2, Mobvoi menunjuk Mika Nenonen, desainer asal Finlandia yang punya portofolio menarik bersama Nokia, Nest dan perusahaan-perusahaan ternama lainnya. Casing-nya terbuat dari aluminium atau stainless steel (tergantung pilihan), sedangkan strap 20 mm-nya tersedia dalam bahan silikon, kulit atau stainless steel. Varian termahalnya bahkan mengemas layar berlapis kristal safir.

Di dalam casing berdiameter 36 mm tersebut bernaung sebuah layar membulat 1,4 inci berpanel OLED dengan resolusi amat tinggi, tepatnya 400 x 400 pixel atau setara 287 ppi. Dapur pacunya dihuni oleh prosesor dual-core 1,2 GHz, RAM 512 MB dan storage internal 4 GB. Baterainya sendiri punya kapasitas 300 mAh, dan telah mendukung fitur wireless charging.

Berbagai varian Ticwatch 2 dengan material casing, strap serta penutup layar yang berbeda / Mobvoi
Berbagai varian Ticwatch 2 dengan material casing, strap serta penutup layar yang berbeda / Mobvoi

Deretan sensornya mencakup GPS dan heart-rate monitor. Namun yang lebih menarik adalah bagaimana pengguna punya banyak cara untuk berinteraksi dengan Ticwatch 2.

Ticwatch 2 menjalankan sistem operasi garapan Mobvoi sendiri yang dijuluki Ticwear OS – bukan Android Wear, tapi masih berbasis Android dan dapat menjalankan beberapa aplikasi Android Wear. Cara interaksi yang pertama tentu saja adalah menggunakan layar sentuh, namun pengguna juga bisa memanfaatkan perintah suara seperti ketika berinteraksi dengan Siri atau Google Now di ponsel.

Ticwatch 2 juga mengenal sejumlah gesture, seperti misalnya ketukan pada casing atau ketika pengguna menggoyangkan pergelangan tangannya. Akan tetapi yang paling menarik justru adalah sisi samping smartwatch yang dilengkapi panel sentuh tersembunyi.

Hal ini memungkinkan pengguna untuk bernavigasi dengan mengusap sisi samping smartwatch ke atas atau bawah, mirip seperti cara kerja bezel berputar Samsung Gear S2 – hanya saja bezel milik Ticwatch 2 tidak akan bergerak-gerak seperti itu.

Faktor lain yang membuat Ticwatch 2 semakin menarik adalah kompatibilitasnya dengan perangkat Android maupun iOS. Saat ini Mobvoi memasarkannya lewat situs crowdfunding Kickstarter seharga $139 untuk varian termurahnya selama masa early bird. Harga retail-nya diperkirakan berawal di angka $199.

Padukan Sistem Analog Dengan Fitur Pintar, Juxt Ialah Smartwatch dari HP dan Titan

Di bulan November lalu, Hewlett-Packard dikabarkan menggandeng Titan, produsen arloji terbesar di India untuk memberikan solusi atas kekurangan smartwatch. Mereka ingin agar konsumen dapat mengenakan jam tangan pintar dengan percaya diri, tanpa harus memilih antara penampilan atau teknologi, dan mengorbankan salah satu aspeknya.

Akhirnya kedua perusahaan mengungkap hasil kolaborasi mereka, sebuah smartwatch bernama Titan Juxt. Ia merupakan perpaduan desain serta ‘craftmanship‘ klasik dengan teknologi modern. Dibanding kompetitor, HP dan Titan memang bukanlah nama besar di ranah wearable device. Terlepas dari hal itu, Juxt adalah smartwatch ketiga yang turut diramu HP, setelah Movado Bold Motion dan Michael Bastian.

Titan Juxt 01

Penampilan Juxt hampir hampir tak berbeda dari arloji timeless, memanfaatkan jarum dan sistem analog. Case terdiri atas tiga komponen, dibuat melengkung agar pas dikenakan di tiap jenis tangan. Tubuhnya terbuat dari material stainless steel, kemudian kacanya menggunakan jenis mineral. Anda disuguhkan strap remborde kulit, dan back cover anti-korosi (hypoallergenic).

Juxt ialah satu dari sedikit smartwatch yang memiliki struktur anti-air 5-atmosphere; sanggup menahan cipratan dan hujan; tetap bekerja ketika dipakai mandi, berenang serta snorkeling. 5-ATM juga berarti mampu tekananan air hingga kedalaman 50-meter.

Titan Juxt 02

Terdapat layar OLED monokromatik kotak di tengah-tengah Juxt. Ia menampilkan jadwal meeting dan kalender; serta memunculkan notifikasi pesan, panggilan masuk atau app sosial media. Agar tidak menghalangi pandangan ke display, jarum penunjuk menit dan jam mengusung desain ‘skeletal’. Juxt turut dibekali fitur activity tracker, melacak jumlah langkah di target harian kita.

Bersama Movado Bold Motion dan Michael Bastian, Titan Juxt merupakan anggota keluarga Engineered by HP. Mereka kompatibel baik ke perangkat ber-platform iOS (8+) maupun Android (4.4+). Sang perusahaan teknologi asal Palo Alto itu juga menjanjikan performa baterai yang awet (situs Titan menyebutkan tujuh hari, sedangkan HP menuliskan lima hari).

Titan Juxt

Titan Juxt memang bukanlah smartwatch pertama dengan kombinasi desain klasik dan konektivitas pintar. Di luar Engineered by HP, ada Tag Heuer Carrera Connected. Namun tak seperti varian itu, Juxt ditawarkan di harga yang sangat menarik: tergantung dari model, Anda bisa membelinya di kisaran harga US$ 235 sampai US$ 240. Dan gerbang pre-order telah dibuka.

Sumber: Titan.co.in & HP.com.

Apple Watch Masuk Indonesia Secara Resmi 4 Desember 2015

Judul di atas bukannya mengada-ada. Bukan rumor ataupun kabar burung yang berasal dari kicauan seseorang di media sosial. Kabar ini datang langsung dari situs resmi Apple Indonesia. Di situ terpampang jelas tulisan “Tersedia 4 Desember”. Memang tidak ada informasi tahunnya, tapi pasti 2015 – kebangetan kalau sampai maksudnya tahun depan.

Seperti yang kita tahu, Apple Watch sendiri sudah mulai dipasarkan di negara-negara lain sejak sekitar tujuh bulan yang lalu. Kedatangannya di sini memang sangat terlambat – bahkan didului oleh Samsung yang telah membuka pre-order Gear S2 – tapi toh masih ada banyak penggemarnya yang setia menunggu.

Apple Watch Indonesia

Soal harga, tidak ada yang tahu berapa pastinya. Di AS, harga Apple Watch bervariasi mulai $349 sampai $17.000, tergantung model yang dipilih. Belajar dari iPhone, iPad dan Mac, kemungkinan besar harganya bakal melebihi kurs rupiahnya.

Berhubung di Indonesia sampai sekarang belum ada Apple Store, konsumen bakal menjumpai Apple Watch di sejumlah reseller. Saya sendiri penasaran dengan model-model yang bakal disediakan oleh para reseller, terutama model Apple Watch Edition yang terbuat dari emas 18 karat.

Firasat pribadi saya mengatakan yang bakal tersedia adalah Apple Watch Sport dan Apple Watch yang terbuat dari stainless steel, sedangkan model Edition harus dipesan terlebih dulu dari jauh-jauh hari. Model lain yakni Apple Watch Hermes sepertinya bakal dipasarkan lewat butik resmi Hermes yang bisa kita temui di salah satu pusat perbelanjaan di ibukota.

Update: Salah satu reseller produk Apple di Indonesia, iBox, telah mengonfirmasi ketersediaan Apple Watch mulai 4 Desember 2015 ini. Harga jualnya mulai dari Rp 6 juta.

Sumber: MakeMac.

Inilah Rincian Spesifikasi Smartwatch Fossil Q Founder

Belum lama ini, kita sudah melihat debut Fossil dalam meramaikan kompetisi perangkat wearable. Dari total 4 perangkat yang diperkenalkan, ada satu yang mempunyai daya tarik terbesar, yaitu smartwatch Fossil Q Founder. Namun pada saat mengumumkan, Fossil sepertinya masih malu-malu untuk mengungkap detail spesifikasinya.

Sekitar satu bulan berselang, kini Fossil sudah siap memasarkan smartwatch Android Wear perdananya tersebut. Maka dari itu, sudah semestinya Fossil membeberkan spesifikasinya secara blak-blakan.

Fossil Q Founder sejatinya merupakan hasil kerja sama dengan Intel dan Google – langkah serupa juga diambil oleh Tag Heuer. Buah dari kolaborasi tersebut adalah chipset Intel Atom yang menjadi otak dari perangkat, bukan Qualcomm Snapdragon seperti yang biasa kita jumpai di smartwatch Android Wear lain. Di saat yang sama, Google tentu saja bertanggung jawab atas sistem operasi yang dijalankan.

Fossil sepertinya enggan mengungkap informasi merinci terkait prosesor Intel Atom yang dipakai maupun jumlah RAM yang tertanam. Soal layar, Q Founder mengandalkan layar sentuh yang dikemas dalam case berdiameter 46 mm, dengan ketebalan 13 mm – cukup besar sekaligus berat di angka 72 gram berkat penggunaan bahan stainless steel.

fossil-q-founder-02

Q Founder mengusung sertifikasi ketahanan air IP67. Strap-nya yang memiliki lebar 22 mm bisa dilepas pasang. Untuk sekarang, Fossil baru akan menawarkan strap dengan bahan stainless steel, tapi ke depannya juga bakal tersedia yang terbuat dari kulit.

Terdapat kapasitas penyimpanan sebesar 4 GB, yang tentunya menjadi rumah bagi OS Android Wear. Meski demikian, Fossil turut menyematkan sejumlah modifikasinya sendiri yang mencakup beragam watch face khusus dan fitur unik bernama Q Curiosity, dimana pengguna bakal disodori sejumlah tantangan setiap harinya.

Menurut Fossil, fitur ini sengaja dirancang supaya pengguna bisa beranggapan bahwa setiap hari adalah hari yang istimewa. Sederet sensor seperti accelerometer dan gyroscope turut hadir guna mengaktifkan fungsi fitness tracking. Oh ya, karena ditenagai Android Wear, Q Founder pun kompatibel dengan perangkat Android maupun iOS via Bluetooth 4.1.

fossil-q-founder-03

Perihal baterai, Q Founder dibekali dengan baterai berdaya 400 mAh yang diperkirakan bisa bertahan selama 24 jam pemakaian. Proses charging-nya mengandalkan sebuah dock khusus yang juga berfungsi sebagai ‘meja display‘ dari smartwatch itu sendiri.

Soal harga, Fossil tampaknya tidak ingin mengambil jalan eksklusif yang ditempuh Tag Heuer. $295 adalah banderol resmi Fossil Q Founder, cukup kompetitif kalau dibandingkan smartwatch Android Wear lain seperti Moto 360 atau Huawei Watch.

Sumber: Digital Trends.