Tag Archives: army geniuses

Analisa Wakil Indonesia di Dota Pro Circuit SEA Season 2

Seluruh tim Dota 2 kembali bertarung ke wilayah masing-masing di Dota Pro Circuit 2021 Season 2 seusai ONE Esports Singapore Major yang berhasil dimenangkan oleh Invictus Gaming. Terdapat berbagai wakil Indonesia baik organisasi asal Indonesia maupun pemain yang memutuskan berkarir di tim luar negeri berjuang baik di upper divisions dan lower divisions DPC 2021.

Kali ini kami berbincang bersama Adit “AVILLE” Rosenda yang sebelumnya dikenal sebagai pemain Dota 2 dari EVOS Esports dan kini menjadi shoutcaster Dota 2 di channel YouTube pribadinya. Ia memberikan analisa mengenai perubahan yang dilakukan oleh 2 tim esports Indonesia yakni BOOM Esports dan Army Geniuses. Selain itu juga ada T1 dan 496 Gaming yang mengisi roster mereka dengan pemain Indonesia.

 

BOOM Esports

boomdreamocel-1-1024x576
Sumber: ONE Esports

Menjadi satu-satunya, tim Dota 2 Indonesia di DPC 2021 Upper Divisions Season 1, BOOM Esports meraih hasil yang kurang maksimal dan gagal lolos ke ONE Esports Singapore Major. Mereka harus puas berada di peringkat 5 dengan rekor 4 kemenangan dan 3 kali kalah. Perjalanan BOOM bersama Andrew “Drew” Halim yang baru direkrut untuk menggantikan Randy “Dreamocel” Sapoetra bahkan harus terhenti di tengah jalan dan digantikan Nuengnara “23Savage” Teeramahanon, mantan pemain Fnatic sampai akhir musim DPC Season 1.

Kabar baiknya, BOOM masih bertarung di DPC Upper Divisions untuk musim kedua. Drew akhirnya resmi dilepas dari tim dan 23Savage akhirnya menjadi pemain T1. Dreamocel akhirnya kembali ke BOOM untuk mengisi posisi carry. Sebelumnya, ia bergabung ke Zero Two bersama Muhammad “inYourdreaM” Rizky namun meraih hasil kurang memuaskan dengan berada di peringkat 6 DPC Season 1 lower divisions. Kembalinya Dreamocel ke BOOM berjalan cukup baik dengan meraih juara ketiga Predator League 2020/21.

aville1
Adit “AVILLE” Rosenda. Sumber: joinDOTA

AVILLE: “Kembalinya Dreamocel ke BOOM menjadi win-win solution bagi kedua pihak. Keluarnya Dreamocel setelah lebih dari 3 tahun di BOOM menjadi evaluasi dan refleksi yang ia lakukan. Secara performa individu, ia lebih meningkat dibanding sebelumnya dengan berhasil menembus 10 ribu MMR. Tidak hanya itu, ia juga kembali mendapat kesempatan untuk bisa lolos ke major dan The International.

Sedangkan BOOM mendapatkan versi terbaik dari Dreamocel dari sebelum ia keluar mengingat ia mendapat pengalaman berharga bisa bermain dengan pemain dari berbagai negara yang berbeda dan juga kemampuan individu yang lebih baik. Secara tim, BOOM masih bertumpu di Mikoto yang terlihat permainannya yang stabil di Predator League 2020/21 walau pemain lain juga tidak kalah bagus. Persaingan mereka ke major masih sama seperti musim sebelumnya dengan nama-nama besar seperti Fnatic, T1, TNC Predator, dan OB Neon Esports yang sering mereka hadapi.”

 

T1

800px-Xepher_WePlay_Bukovel_Minor
Kenny “Xepher” Deo Sumber: WePlay

Menghadirkan duet pemain support asal Indonesia yakni Kenny “Xepher” Deo dan Matthew “Whitemon” Filemon, T1 meraih hasil memuaskan dengan berhasil melangkah ke ONE Esports Singapore Major dan bertarung dari babak wild card. Langkah mengejutkan dilakukan oleh T1 dengan memutuskan melepas Souliya “JaCkky” Khoomphetsavong, pemain carry mereka dari tim dan akhirnya digantikan 23Savage menjelang major.

Sayangnya perjalanan T1 di major tidak berjalan mulus bahkan sebelum major dimulai. Carlo “KuKu” Palad, pemain offlaner T1 tidak bisa terbang ke major dan akhirnya digantikan oleh Lee “Forev” Sang Don yang pernah bermain di T1. Debut 23Savage di T1 berjalan sangat buruk dengan hanya meraih hasil 1 kemenangan dari 5 pertandingan yang dijalani.

AVILLE : “Kehadiran 23Savage yang menggantikan Jackky tidak banyak mengubah gaya permainan T1. Kedua pemain sangat mirip permainannya terutama ketika di early dan mid game namun berbeda ketika sudah memasuki late game. Jackky memiliki tipikal yang agresif sedangkan 23 lebih bermain sedikit santai dan cenderung berhati-hati.

Saat di major kemarin, permainan 23Savage juga tidak begitu terlihat karena mereka kehilangan sosok Kuku yang juga kapten tim. Begitu pula dengan Xepher dan Whitemon yang meski memiliki pengalaman menghadapi tim Dota tier 1 sebelumnya namun terlihat mereka terkadang kehilangan arah dan pergerakan yang aneh tanpa kehadiran Kuku.

Sama seperti BOOM, peluang untuk lolos ke major bakal berlangsung ketat mengingat juga ada patch 7.29 yang baru saja hadir. Siapapun tim yang bisa memanfaatkan dengan baik patch ini, mereka yang memiliki peluang besar untuk lolos ke major berikutnya.”

 

Army Geniuses

154786799_253037652948635_6841858337861087034_n
Sumber: Army Geniuses

Sukses meraih peringkat 5 di klasemen akhir, Army Geniuses yang merupakan organisasi esports Dota 2 Indonesia kembali bertarung di DPC League Lower Division musim kedua. Menariknya, AG mempertahankan seluruh pemain mereka di musim sebelumnya. AG juga aktif mengikuti turnamen luar negeri setelah DPC League musim pertama usai.

Hasil beragam didapatkan oleh AG selama mengikuti turnamen. Mereka tidak pernah mendapat hasil 4 besar di turnamen yang mereka jalani dengan pencapaian tertinggi mereka ketika meraih 6 besar di WCAA Spring Festival Cup. Pengalaman yang mereka ikuti di berbagai turnamen menjadi persiapan berharga bagi Tri Daya “Mamang Daya” Pamungkas dan kawan-kawan sebelum bertarung untuk memperebutkan slot ke Upper Divisions.

AVILLE : “Performa mereka tentu lebih meningkat dibandingkan DPC musim sebelumnya dengan pengalaman dan ilmu yang didapatkan baik saat masih bertarung di musim pertama lower divisions dan keikutsertaan mereka di berbagai turnamen akhir-akhir ini.

Namun melihat hasil yang diraih, peluang mereka untuk lolos ke upper divisions terbilang cukup berat karena mereka menghadapi lawan-lawan yang lebih diunggulkan seperti MG Trust, SMG, dan Galaxy Racer namun untuk bisa kembali mendapat di lower divisions, mereka masih ada peluang.”

 

496 Gaming

drew-farewell-640x360
Andrew “Drew” Halim Sumber: Reality Rift

Berisikan seluruh pemain Vietnam, 496 Gaming harus turun ke lower divisions DPC Season 2 setelah berada di peringkat 7 klasemen akhir di Upper Division Season 1. Perubahan pemain mereka dengan mendatangkan Drew, pemain asal Indonesia yang terakhir bermain di BOOM Esports. Kehadiran Drew menggeser Nguyen “Datbb” Thanh Dat yang sebelumnya bermain sebagai carry kini beralih menjadi offlaner. Debut Drew bersama 496 Gaming di Predator Gaming 2020/21 berlangsung kurang mulus setelah harus puas meraih 6 besar.

AVILLE: “Keputusan 496 Gaming mendatangkan Drew terbilang wajar karena saat ini susah mencari carry papan atas di region SEA terlebih lagi ia berada di 20 besar top MMR di server SEA. Meski Drew bersama 4 pemain asal Vietnam, menurut saya komunikasinya dengan rekan tim tidak menjadi masalah karena komunikasi Dota lebih memakai bahasa yang mudah dipahami seperti let’s push, get back, atau smoke.

Hanya saja Drew beberapa kali masih ada miss koordinasi dengan tim saat terutama ketika takluk melawan South Built Esports yang merupakan lawan perdana mereka di DPC League Lower Divisions Season 2. Secara individu, Drew bermain baik dengan laning stage yang berhasil ia menangkan namun harus memperbaiki untuk pertandingan berikutnya. Berbicara peluang, sama seperti AG peluang 496 untuk kembali ke upper divisions terbilang berat karena harus menghadapi tim-tim unggulan di lower divisions.”

Perjalanan dan Prediksi Tim Indonesia di DOTA Pro Circuit SEA 2021

DOTA Pro Circuit 2021 sudah berjalan beberapa pekan. Berjalan serentak di seluruh dunia termasuk di kawasan Asia Tenggara, tim maupun pemain Indonesia yang saat ini berkarir di tim luar negeri sedang berjuang untuk meraih hasil yang ditargetkan; baik lolos ke Major bagi yang berada di Upper Divisions ataupun berhasil naik kasta ke upper divisions untuk tim di Lower Divisions.

Terdapat beberapa tim Indonesia yang sedang berjuang di DOTA Pro Circuit SEA. Dari upper divisions ada BOOM Esports dan T1. Sedangkan dari lower divisions terdapat Army Geniuses, HOYO, dan Zero Two yang sedang berjuang untuk meraih tiket untuk lolos ke upper divisions.

Kami berbincang bersama caster DOTA 2 Indonesia yang turut memandu perjuangan wakil Indonesia saat ini. Mereka adalah Adit “AVILLE” Rosenda, mantan pemain EVOS DOTA 2 yang kini aktif sebagai shoutcaster melalui channel pribadinya dan Benedictus “Veenomon” Alvino Christian yang merupakan shoutcaster dari WXC Indonesia

 

HOYO

600px-Jhocam_StarLadder_Minor

Secara roster, HOYO dihuni oleh para pemain veteran DOTA 2 seperti Mizu, mantan pemain FNATIC dan Forev yang dikenal bermain di MVP Phoenix. Selain itu, roster ini diisi oleh Fearless dan Setzero yang terakhir berada di Motivate Trust dan Jhocam, eks pemain T1 yang juga satu-satunya pemain Indonesia yang berada di roster ini.

Pada minggu pertama, HOYO berhasil meraih kemenangan saat menghadapi Yangon Galacticos namun di minggu selanjutnya, mereka harus takluk saat melawan Cignal Ultra dan OMEGA Esports. Setelah minggu ketiga, HOYO harus berpisah dengan Forev dari tim yang membuat mereka menjadikan 23Savage sebagai standin di tim — meski kemudian 23Savage juga bermain untuk BOOM Esports.

HOYO kembali melakukan pergantian dengan mendatangkan Tigger, mantan pemain MG Trust saat menghadapi Army Geniuses. Saat ini, HOYO memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Zero Two, dan Galaxy Racer dengan mengoleksi 2 kali kemenangan dan 3 kali kalah.

vino1
Veenomon (kanan) Sumber: Veenomon Facebook

Veenomon : “Secara komposisi tim, semua pemain sudah berpengalaman dengan role-nya masing-masing namun mundurnya Forev dari tim sangat berpengaruh ke dalam tim. Kehadiran 23Savage yang menggantikan posisi Forev, memaksa Meracle menjadi offlaner yang sebelumnya menjadi carry. Permainan mereka sangat berbeda jauh ketika takluk dari Galaxy Racer kemarin. Secara matematis, HOYO sangat sulit untuk lolos ke babak selanjutnya namun masih memiliki harapan untuk bertahan di lower divisions.

AVILLE : “Seluruh pemain di HOYO sudah mempunyai pengalaman namun karena tim ini merupakan tim stack, permasalahan mereka adalah kelima pemain harus memiliki pemikiran yang sama sebagai tim dan untuk bisa mencapai itu harus banyak bermain bersama. Hilangnya Forev membuat HOYO bakal kesulitan banget untuk pertandingan ke depan. Walau mereka tidak mungkin untuk lolos, menurut saya mereka masih memungkinkan meraih posisi 4 atau 5.”

 

Army Geniuses

armygeniuses
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Dihuni oleh para pemain DOTA 2 Indonesia yang masih berusia belia, AG berhasil lolos ke lower divisions usai Assault dari kualifikasi karena terbukti melakukan account sharing. Bermain sangat baik di minggu pertama dengan mendapatkan kemenangan dari Galaxy Racer dan Zero Two, sayangnya AG mengalami 3 kekalahan beruntun yang membuat mereka memiliki poin yang sama dengan Zero Two, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “AG memiliki gameplay tersendiri dan mereka percaya diri dengan draft mereka seperti kehadiran Tidehunter dan Underlord midlaner yang dimainkan oleh MamangDaya. Permainan mereka mengingatkan kita dengan OG saat ini. Masing-masing pemain bisa saling membantu satu sama lain sehingga tidak ada pemain yang mencolok di tim. Kekalahan yang mereka alami terutama di minggu ketiga cukup menyulitkan mereka untuk bisa lolos ke upper divisions walau masih memiliki peluang untuk setidaknya bertahan di lower divisions.

Aville Sumber: Aville YouTube
Aville Sumber: Aville YouTube

AVILLE: “Dengan lolosnya AG ke kualifikasi setelah Assault dicoret dari turnamen, performa mereka terbilang sangat mengagetkan. Mereka bermain konsisten, solid, dan chemistry mereka yang sudah menyatu. Ditambah lagi mereka juga selalu mempunyai pick hero yang tidak biasa yang bisa membuat lawan harus berhati-hati ketika.

Kekalahan mereka ketika menghadapi Lilgun di minggu ini membuat peluang mereka naik ke upper divisions semakin sulit. Selain harus meraih kemenangan di pertandingan tersisa, mereka juga harus berharap tim di atas mereka saat ini yakni Cignal Ultra, Omega Esports, dan Lilgun juga terpeleset sehingga bisa saja ada babak tiebreaker.”

 

Zero Two

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Sama seperti HOYO, Zero Two juga dihuni oleh pemain-pemain ternama dan diprediksi menjadi salah satu tim unggulan yang lolos ke upper divisions dengan kehadiran duo pemain Indonesia yakni inYourdreaM dan Dreamocel yang pernah satu tim di BOOM Esports. Di minggu pertama, Zero Two langsung dihajar dengan tiga kekalahan beruntun ketika berhadapan dengan Cignal Ultra, Army Geniuses, dan Omega Esports.

Perlahan mereka berhasil bangkit usai meraih kemenangan dari Lilgun dan Yangon Galacticos yang membuat mereka saat ini memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “Zero Two memang sejak awal harus kesulitan di awal dengan IYD yang terpaksa menjadi support karena mereka tidak bisa mendapatkan pemain di role tersebut. Sama seperti kasus dari HOYO, perubahan role di Zero Two membuang potensi IYD yang biasa bermain sebagai midlaner. Dengan rekor mereka saat ini, mereka harus berjuang keras untuk bisa setidaknya bertahan di lower divisions mengingat lawan yang dihadapi yaitu HOYO dan Galaxy Racer tidak boleh dipandang remeh.”

AVILLE: “Secara individu, skill individu para pemain Zero Two sebenarnya jago namun mereka belum bisa berpadu untuk menyamakan pemikirannya. Draft pick hero mereka cenderung hero-hero signature ataupun comfort pick sehingga strategi mereka gampang terbaca. Untuk InYourdreaM support 4, menurut saya permainan timing dan keputusannya masih bagus terutama saat ia memainkan Rubick, Shadow Shaman, atau Earth Spirit. Namun karena memang bukan role aslinya kelihatan ia terkadang melakukan kesalahan.

Berbicara mengenai peluang ke upper divisions, peluang mereka dipastikan sudah tertutup dengan 3 kekalahan mereka. Untuk bertahan di lower divisions, mereka masih ada harapan namun dengan meraih kemenangan yang tersisa namun mereka bakal bersaing ketat dengan HOYO dan Army Geniuses yang juga memiliki peluang yang sama untuk bertahan di lower divisions.

 

BOOM Esports

mikoto1
Sumber: ONE Esports

Menjelang upper divisions DOTA Pro Circuit, BOOM Esports memilih mendatangkan Drew, mantan pemain Reality Rift yang menggantikan posisi dari Dreamocel. Sayangnya kehadiran Drew sejauh ini kurang mendapat hasil memuaskan di upper divisions. Saat ini mereka berada di peringkat 5 dengan meraih 2 kemenangan dari 496 Gaming dan FNATIC dan 3 kali kalah saat menjamu Neon Esports, T1, dan TNC Predator.

Veenomon: “BOOM membutuhkan waktu lagi untuk mendapatkan gameplay mereka ditambah lagi Drew lebih ke arah hard carry yang sangat membutuhkan farming yang membuat mereka harus mengubah playstyle mereka saat masih bersama dengan Dreamocel. Selain wajib mendapat kemenangan di 2 pertandingan terakhir, mereka harus bergantung dengan hasil di tim lain seperti TNC dan T1 untuk pertandingan perebutan peringkat ketiga (slot terakhir untuk bisa lolos ke turnamen major).”

AVILLE: “Menurut gua BOOM masih sedang beradaptasi terutama bersama Drew, jadi mungkin butuh waktu beberapa saat lagi untuk bisa balik ke performa terbaiknya. Secara skill mekanik, BOOM memiliki pemain yang sangat lihai terutama dari Mikoto dan Fbz. Untuk peluang BOOM lolos ke major bergantung dengan tim yang diatas mereka, kalau mereka kepleset baru BOOM bisa masuk major atau kemungkinan besar bakal terjadi tiebreaker yang melibatkan banyak tim di upper divisions SEA asalkan BOOM bisa meraih kemenangan di 2 match terakhir mereka.

 

T1

Sumber: ESL DOTA 2
Sumber: ESL DOTA 2

T1 melakukan perombakan besar-besaran di upper divisions DOTA Pro Circuit. Jika sebelumnya ada duet inYourdreaM dan Jhocam yang sama-sama dari Indonesia, T1 kembali memakai duet pemain Indonesia di roster terbaru mereka yakni Xepher dan Whitemon. Sejauh ini, T1 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan saat ini berada di peringkat 4 dengan mengoleksi 3 kemenangan dan 2 kali kalah.

Veenomon: “Sebenarnya gua memprediksi jalan T1 bakal mulus dengan roster mereka yang hampir sama saat di Geek Fam kecuali Jackky yang tampil bersinar saat masih di MG Trust. Sayangnya, jalan mereka lolos ke major harus tersendat dengan kekalahan dari Fnatic dan TNC Predator.

Dibandingkan BOOM, peluang mereka untuk lolos ke major masih lebih besar namun mereka bakal menghadapi lawan yang berat yaitu Neon Esports yang menjadi tim kejutan berada di peringkat pertama dengan status tak terkalahkan sepanjang jalannya turnamen.”

AVILLE : “Secara chemistry mereka sudah satu pemikiran karena 4 di antara 5 pemain merupakan pemain dari Geek Fam. Kehadiran Jackky semakin memperkuat roster T1 dan pernah berada satu tim bersama Whitemon saat masih di EVOS. Terlepas dari kekalahan mereka saat melawan TNC dan FNATIC mereka sudah menunjukkan permainan yang bagus.

Ditambah lagi Xepher dan Whitemon aktif melakukan gerakan inisiasi yang menjadi keunggulan bagi T1. Di atas kertas, T1 seharusnya bisa meraih kemenangan dari Execration dan Vice. Sementara Neon bakal menjadi match yang seru namun mereka masih memiliki kesempatan besar untuk meraih kemenangan yang membuat mereka bisa lolos ke turnamen major.

Profil Army Geniuses: Secuil Perjalanan Para Pemain Muda Menuju DPC 2021

Dota 2 Indonesia mengalami perkembangan yang sangat dinamis di tahun 2018 berkat kehadiran Indonesia Esports Premier League sampai satu persatu mulai bubar dan akhirnya ditinggalkan. Salah duanya adalah EVOS Esports dan Rex Regum Qeon, tim raksasa dan senior di Indonesia yang di tahun 2019 sama-sama berhenti mengoperasikan divisi Dota 2 mereka.

Tidak banyak tim baru Indonesia yang bermunculan di 2020 dan bisa menyaingi prestasi BOOM Esports yang tampil konsisten dan berprestasi baik di Indonesia maupun di turnamen regional. Namun ada satu tim Dota 2 Indonesia yang layak diperhitungkan akhir-akhir ini yaitu Army Geniuses. Berbeda dengan tim esports Indonesia yang mayoritas beroperasi di Jakarta, Army Geniuses berasal dari Batam, Kepulauan Riau yang dihuni oleh 5 pemain Indonesia.

Meski berkali-kali lolos di berbagai turnamen internasional, nama mereka mulai terlihat ketika menjadi salah satu tim yang lolos ke Lower Division DOTA Pro Circuit SEA 2021.

Sebelumnya mereka harus takluk di babak tiebreaker usai menghadapi ZeroTwo (tim gabungan dari Muhammad “InYourdreaM” Rizky dan Randy “Dreamocel” Sapoetra). Untungnya, mereka berhasil lolos karena Assault harus dicoret dari daftar tim yang lolos usai terbukti melakukan account sharing saat bertanding.

87363760_115088416743560_5727384205415940096_o

Farand “KoaLa” Kowara, pelatih dari Army Geniuses berbagi cerita mengenai cerita mengenai awal terbentuknya tim, proses berjalannya tim, hingga pendapatnya akan keberhasilan tim lolos ke lower division DPC SEA 2021.

 

Awal Mula Army Geniuses

Army Geniuses (AG) terbentuk sejak akhir Januari 2020 dengan diisi hampir seluruh pemain dari PG Orca, tim akademi dari Pondok Gaming yakni Haikal “StarGazer” Hadzik, Tri “MamangDaya” Daya Pamungkas, Syaid “woMy” M Reski, dan Yukatheo “you_K” Glenn. Satu-satunya pemain dari luar PG Orca adalah Hidayat “lawlesshy” Narwawan yang sebelumnya bermain untuk Louvre dan PG Barracx.

Sebelumnya, PG Orca sendiri meraih hasil yang cukup memuaskan di kancah lokal dengan berhasil menembus 8 besar di ESL Indonesia Championship Season 1 dan mencapai 6 besar di musim selanjutnya. Tidak hanya itu, mereka juga sukses meraih prestasi di turnamen internasional seperti juara 2 di UniPin SEACA 2019 dan juara 3 di Sin Esports DOTA 2 League Season 1.

armygeniuse121s
Army Geniuses di turnamen ParaBellum DOTA 2 Tournament 2020 (Sumber: Army Geniuses Fanpage)

Debut turnamen Dota 2 yang diikuti AG berada di luar Indonesia yakni ParaBellum Dota 2 Tournament 2020 yang diadakan di Bangkok, Thailand. Pencapaian membanggakan berhasil didapatkan dengan meraih juara ketiga  usai takluk melawan Neon Esports dengan skor 1-2.

KoaLa sendiri bergabung menjadi pelatih sejak terbentuk. “Walau mereka masih terbilang muda, mereka sudah membuktikan prestasi mereka saat berada di PG Orca dan gua melihat mereka bisa berkembang gitu.” Ungkap KoaLa. Roster AG sendiri memang masih belia dengan pemain termuda adalah woMy yang masih berusia 18 tahun. Sedangkan yang tertua adalah you_K yang berusia 21 tahun.

 

Proses dan Pencapaian AG di 2020

Sumber: Army Geniuses Fanpage
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Seusai turnamen ParaBellum, AG menjadi salah satu tim yang bertarung di ESL SEA Championship 2020. MamangDaya dan kawan-kawan saat itu berhasil lolos melalui jalur kualifikasi terbuka. Sayangnya, mereka harus tersingkir dini di turnamen dengan meraih peringkat terakhir. Setelah turnamen tersebut, nama mereka tidak lagi terlihat sampai akhirnya berhasil menjadi wakil Indonesia di Razer SEA Invitational 2020.

Tampil dominan dan berhasil meraih peringkat pertama di babak grup, sayangnya, mereka harus puas berada di peringkat ketiga setelah takluk dari Neon Esports dan 496 Gaming di babak Playoff.

AG juga turut mengikuti berbagai kualifikasi online namun gagal melaju ke babak utama sampai akhirnya berhasil lolos di DOTA Summit 13 Online: SEA usai menaklukan only play today di kualifikasi terbuka. Sayangnya di babak grup, AG gagal melaju ke babak selanjutnya setelah terbenam di posisi terakhir dengan meraih 3 kali hasil imbang dari 9 pertandingan yang dijalani.

Di bulan Desember, AG mengikuti 2 turnamen online yakni Moon Studio Carnival Cup dan Huya Winter Invitational namun di 2 turnamen tersebut, mereka tidak berhasil mendapatkan posisi 8 besar.

 

Lolosnya AG di Lower Divisions DPC

Meski berhasil lolos ke Lower Divisions dengan cara yang tidak biasa, KoaLa mengakui mereka tidak banyak melakukan latihan sebelum kualifikasi terbuka.

“Jujur aja kaget sih, kita bisa melangkah sampai sejauh ini karena kita kan habis liburan yang membuat kami tidak banyak latihan untuk mencoba META baru. Walaupun kami setidaknya bisa mendapat 1 game namun kami kurang bisa menutup game dengan rapih. Hal tersebut jadi PR yang harus kita selesaikan.

Kalau soal Assault kena diskualifikasi sebenarnya kita senang-senang aja sih masuk DPC lewat jalur tersebut namun dalam hati pasti ingin masuk DPC lewat jalur normal (kualifikasi). Namun bukan berarti kami tidak layak mendapatkan slot tersebut karena menurut gua kita lumayan perform baik di kualifikasi terbuka maupun di kualifikasi tertutup.” Ungkapnya.

AG sendiri berhasil lolos ke kualifikasi terbuka saat kualifikasi pertama dengan sukses mengalahkan Motivate Trust, tim yang sebelumnya meraih gelar juara di BTS Pro Series Season 3: SEA dan DOTA Summit 13: Online SEA.

Berbicara mengenai lawan yang patut diwaspadai, KoaLa memilih untuk mewaspadai semua lawan mereka di lower divisions. “Apalagi di META baru ini banyak yang pakai cheese/strat yang berbeda dari patch sebelumnya. Lengah dikit pasti kalah draft. Jadi otomatis semuanya harus diwaspadai. Namun jika disuruh memilih, Omega Esports lawan terkuat di Lower Divisions mengingat mereka memiliki strat yang variatif.” kata mantan pelatih Rex Regum Qeon ini.

Sampai artikel ini ditulis, debut Army Geniuses di DPC Season 1 Lower Divisions berjalan manis dengan meraih kemenangan 2-0 tanpa balas dari Galaxy Racer dan sukses membalas kekalahan mereka saat menjamu Zero Two, 2-1. Pencapaian ini membuat AG saat ini berada di posisi pertama di klasemen sementara lower divisions. MamangDaya dan kawan-kawan akan kembali bertarung pada tanggal 3 Februari menghadapi Cignal Ultra.

Perputaran pemain Dota 2 di Asia Tenggara, Info Tentang Mushi, Ohaiyo, Ramsz? dan Koala

Sekarang memang waktunya para tim melakukan pertukaran pemain atau membentuk tim baru guna mengadu nasib di Dota Pro Circuit atau DPC musim ini. Di ranah kompetitif Dota 2 Asia Tenggara, Anda sudah melihat T1 dengan masuknya Muhammad “inYourdreaM” Rizky dan Tri “Jhocam” Kuncoro. Namun itu saja belum cukup.

Sumber: ESTNN
Sumber: ESTNN

Chai “Mushi” Lee fung dan Khoo “Ohaiyo” Chong Xin dikabarkan akan bermain di Team IO. Mereka juga akan ditemani oleh pemain-pemain yang tidak sembarangan. Ryan Jay “Raging Potato” Qui, Kalvin Kang “Meracle” Jian Wen dan Benhur “Nayeon” Lawis melengkapi roster Team IO.

Raging Potato dan Meracle sendiri sudah terkenal di ranah kompetitif Asia Tenggara. Meracle yang terkenal dengan permainan Naga Siren-nya akan mengisi posisi mid lane. Ohaiyo sendiri masih dengan role lama sebagai offlaner. Mushi yang menyerahkan peran mid lane ke Meracle akan bermain support bersama Raging Potato.

Benhur yang dulu sempat menjadi bermain di Mineski akan mengisi posisi Carry di Team IO. Bisa dibilang Team IO ini berisikan veteran Dota 2 Asia Tenggara yang ingin mencoba untuk kompetitif lagi.

Sumber: Dota2.com
Sumber: Dota2.com

Berlanjut ke pemain Indonesia, Ramzi “Ramz?” Bayhaki terlihat sudah tidak aktif sebagai roster MS Chonburi lagi. Ramz? sendiri sudah memperkuat tim MS Cerberus sejak bulan November 2019 lalu sebelum akhirnya berganti nama menjadi MS Chonburi. Belum diketahui bagaimana kabar Ramz? selanjutnya.

Sumber: Instagram AG.Dota2
Sumber: Instagram AG.Dota2

Perombakan pemain di Indonesia sendiri, berhasil memunculkan organisasi baru untuk para pemain Dota 2. Seperti yang diinformasikan lewat post Instagram AG.Dota 2, mereka berhasil menjadi juara 3 di Para Bellum Dota 2 Tournament Thailand.

Melihat halaman turnamennya di Liquipedia, Army Geniuses atau AG terdiri dari mantan pemain naungan Pondok Gaming. Apabila Anda mengikuti gelaran ESL Indonesia Championship Season 2, seharusnya Anda familiar dengan roster Army Geniuses.

Tim ini berisikan Yukatheo “You_K” Glen, Syaid “Ridiculous” Muhammad, Tri Daya “Mamangdaya” Pamungkas, Haikal “Deadfox” Hadzik dan Hidayat “Lawlesshy” Narwawan. Untuk posisi coach, ada Koala yang berperan sebagai pelatih di Army Geniuses.

Walaupun sudah banyak organisasi esports di Indonesia yang membubarkan roster Dota 2-nya, Army Geniuses sendiri terlihat serius untuk mengembangkan timnya. Salah satu indikasinya, tim ini berisikan pemain muda yang sudah memiliki perngalaman, serta mereka dilatih oleh veteran Dota 2 Indonesia.

Menarik untuk terus memantau pergerakan skena Dota 2 di Asia Tenggara, termasuk juga tentunya di Indonesia. Tunggu informasi selanjutnya di Hybrid.co.id.