Tag Archives: Arslan Ash

Akankah Gamer Pakistan Dominasi Turnamen Tekken 7 Tahun Ini?

Pada 2019, Pakistan mulai dikenal di dunia esports. Sebelum itu, atlet esports asal Pakistan yang dikenal hanyalah Syed “SumaiL” Hassan, pemain Dota 2 termuda yang pernah memenangkan The International. Pada 2015, dia menjuarai turnamen Dota 2 paling bergengsi tersebut bersama dengan Evil Geniuses. Ketika itu, dia berumur 16 tahun. Selama karirnya, dia telah memenangkan lebih dari US$3 juta, menjadikannya sebagai salah satu pemain esports dengan hadiah kemenangan terbesar, menurut Esports Earnings.

Namun, di Pakistan, game esports terpopuler adalah game fighting. Mengingat layanan internet belum merata di Pakistan, kebanyakan gamer di Pakistan harus berkumpul untuk bertanding dengan satu sama lain. Alhasil, muncul komunitas Tekken di sejumlah kota seperti Lahore, Karachi, dan Islamabad. Ini mengasah kemampuan para gamer Pakistan sehingga muncul para gamer kelas dunia. Salah satunya adalah Arslan “Arslan Ash” Siddique.

James Chen, komentator komunitas fighting game mengatakan, memang, sebelum ini, memang ada negara yang menelurkan sejumlah gamer profesional yang hebat. Namun, gamer-gamer Pakistan ada pada level yang lebih tinggi. “Menurut saya, kemenangan Arslan Ash di Evo Japan dan Evo berturut-turut adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam scene esports, tak hanya dalam fighting game, tapi game yang lain juga,” kata Chen, seperti dikutip dari ESPN.

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Arslan Ash. Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Arslan Ash bukanlah satu-satunya pemain Pakistan yang bisa unjuk gigi dalam kompetisi Tekken tingkat dunia. Ada beberapa pemain asal Pakistan lain yang juga sukses memenangkan kompetisi Tekken internasional, seperti Awais “Awais Honey” Iftikhar yang memenangkan FV Cup di Malaysia dan Atif Butt yang memenangkan Tokyo Tekken Masters 2019 setelah mengalahkan Awais Honey di babak final. Dalam turnamen ini, baik Awais maupun Atif mengalahkan Yuta “Chikurin” Take, pemenang 2019 Tekken World Tour Final. Sementara pada RoxNRoll Dubai 2019, dua pemain yang masuk babak final juga berasal dari Pakistan, yaitu Awais melawan Heera Malik. Awais keluar sebagai juara. Namun, Heera Malik telah mengalahkan pemenang Evo 2018 Yoon “LowHigh” Sun-woong.

Komentator Hassan “SpaghettiRip” Farooq mengobrol dengan beberapa pemain Tekken profesional untuk mengetahui apa kehebatan dari para gamer Pakistan. Menurut Bae “Knee” Jae-min, clean play dan kemampuan untuk memberikan tekanan pada lawan merupakan ciri khas pemain Pakistan yang dia hadapi. Para gamer Pakistan juga biasanya memiliki kemampuan mekanik dan game sense yang baik, dilengkapi dengan gaya bermain yang mengejutkan. Selain itu, mereka juga memiliki pemahaaman mendalam tentang animasi pada game.

“Mereka bisa menggunakan data berdasarkan frame animasi dengan sangat baik,” kata Vincent “Super Akouma” Homan, yang melawan Arslan di RoxNRoll Dubai 2019 yang diadakan pada 2019. “Mereka tidak overextend, dan mereka tidak akan membiarkan lawan melakukan itu.” Banyaknya pemain Tekken kelas dunia yang berasal dari Pakistan membuat para top player dari negara lain penasaran dan memutuskan untuk mengunjungi negara tersebut. Chikurin dan Knee merupakan dua pemain yang memutuskan untuk datang ke Pakistan demi berlatih. Keduanya disambut dengan baik.

Awais Honey - FV Cup
Awais Honey.

Meskipun begitu, sepanjang 2019, gamer Pakistan tak melulu menuai kemenangan. Pada Tekken World Tour Finals yang diadakan di Thailand pada Desember 2019, tiga gamer asal Pakistan, Bilal Ilyas, Awais Honey, dan Arslan Ash bahkan tidak lolos dari group stage. Di turnamen ini, Knee menargetkan Arslan Ash dan berhasil mengalahkan pemain Pakistan itu. Ketika itu, Arslan berkata, “Kita tak bisa terus menang.”

Rick “TheHadou” Thiher, Esports Program Manager di Twitch dan Event Director di Combo Breaker percaya, salah satu alasan mengapa trio gamer Pakistan tak bisa lolos dari group stage adalah karena karakter yang telah di-nerf. Selain itu, mereka juga membuat beberapa kesalahan. Meskipun begitu, Thiher percaya, para gamer Pakistan masih memberikan performa yang sangat baik. “Arslan Ash, Awais Honey, dan Bilal, masing-masing di mereka hanya membuat sedikit kesalahan yang membuat mereka gagal untuk menang. Mengingat ini adalah kali pertama mereka untuk maju ke Finals, saya berharap, kekalahan mereka kali ini justru mendorong mereka untuk fokus untuk menang pada 2020.”

Sayangnya, ada sejumlah masalah yang harus dihadapi oleh para pemain Pakistan jika mereka ingin ikut serta dalam pertandingan internasional. Misalnya, Arslan sempat menemui masalah ketika dia hendak berangkat ke Jepang untuk ikut serta dalam Evo, seperti masalah visa dan penerbangan. Untungnya, dia kini disponsori oleh Red Bull. Dia menjadi pemain Pakistan pertama yang mendapatkan sponsorship dari merek ternama.

Sumber: Red Bull Esports
Sumber: Red Bull Esports

“Tahun 2020 akan menjadi tahun pertama bagi para gamer Pakistan untuk ikut serta dalam world tour sepanjang satu tahun penuh,” kata SpaghettiRip. “Saya tak sabar untuk melihat apa yang bisa mereka lakukan, mengingat mereka telah mendapatkan banyak pencapaian ketika mereka hanya ikut serta dalam setengah tahun.”

Bilal Ilyas, yang duduk di posisis ke-13 dalam Tekken World Tour, mengatakan bahwa Pakistan siap untuk bertanding di kancah internasional. “Belajar dari pengalaman buruk adalah kelebihan orang Pakistan,” ujarnya. “Gamer Pakistan akan terus belajar dan tak pernah berhenti sampai kami menjadi yang terbaik. Saya bukan mau sombong, tapi saya tahu kami bertalenta karena semakin banyak pemain yang mendapatkan sponsor dan pengakuan, bahkan sebelum mereka bertanding di turnamen internasional. Saya harap, Pakistan akan belajar dan memenangkan banyak kejuaraan di 2020.”

Sumber header: Twitter

Arslan Ash Menjadi Esports Player of the Year versi ESPN

Para penggemar Tekken tentu sudah tak asing lagi dengan nama Arslan Ash. Pria berusia 24 tahun dengan nama asli Arslan Siddique ini berhasil menggemparkan skena kompetitif Tekken 7, setelah ia berhasil memenangkan EVO Japan 2019. Sebelumnya, Pakistan bisa dibilang jarang sekali masuk dalam peta kekuatan dunia kompetitif game apapun. Dalam Dota mungkin adal Sumail Hassan, tetapi Tekken? Dominasi negara-negara Asia sepertinya masih terlalu kental dalam skena game bertarung tiga dimensi ini.

Namun demikian Arslan Ash muncul secara tiba-tiba, mendapat gelar EVO Japan 2019, bahkan mengalahkan pemain berpengaruh asal Korea Selatan, Knee, di gelaran EVO 2019. Berkat torehan tersebut, Arslan Ash menerima gelar Esports Player of the Year versi ESPN. Menariknya prestasi yang ditorehkan oleh Arslan seakan tak hanya jadi pencapaian pribadi saja, tetapi sedikit banyak juga mempengaruhi skena kompetitif Tekken 7, dan komunitas Tekken di Pakistan.

Kisah perjuangan Arslan mungkin bisa dibilang layaknya kisah Sumail Hassan. Awalnya, ia hanyalah anak kuliahan yang suka bermain game. Berasal dari keluarga kelas menengah, sebelum momen EVO terjadi, ia adalah mahasiswa yang ingin mencapai impiannya untuk menjadi seorang dokter. Namun, gaming tetap menjadi salah satu renjana yang tak pernah ia tinggalkan.

Sebelum mencapai EVO, nama Arslan mulai dikenal di komunitas gaming negaranya ketika ia memenangkan kompetisi nasional, Pakistan Tekkn 6 Grand Masters Championship. Sejak saat itu ia terus mengikuti satu kompetisi ke kompetisi lain yang membuatnya jadi populer di Pakistan.

Setelah memenangkan skena lokal, ia lalu mulai mencoba naik tingkat ke dunia internasional. Namun ia tak punya banyak uang untuk berangkat ke luar negeri dan bertanding. “Saya tak punya uang. Jadi saya minta tolong kepada teman saya. Dalam hati saya tahu, bahwa saya akan menang. Toh saya adalah pemain nomor satu di Pakistan. Akhirnya kawan-kawan mengumpulkan uang untuk registrasi turnamen. Saya semakin semangat ketika keluarga, terutama ibu sangat mendukung saya untuk ini.” Cerita Arslan kepada Red Bull Esports dalam artikel biografi singkatnya yang berjudul The Incredible Ascension of the Pakistani Tekken Legend.

Sumber: Red Bull Esports
Sumber: Red Bull Esports

Menuju tangga kesuksesan, Arslan mengalami banyak hal. Ia sempat harus memilih antara kuliah atau turnamen. Ibu Arslan juga tidak serta-merta mendukung Arslan dengan begitu saja. Sempat ada penolakan, dianggap membuang-buang uang karena tidak menyelesaikan studinya. “Tapi saya berpikir, saya akan menunjukkan kepada semua orang bahwa saya telah memilih jalan yang tepat.”

Dan benar saja. Secara berangsur-angsur, Arslan memenangkan turnamen demi turnamen. Berawal dari turnamen pertamanya di Oman, Arslan pergi dari satu negara ke negara lain untuk memenangkan kompetisi. Sempat ikut FV X SEA Major yang mana ia hanya berhasil mendapatkan peringkat 9-12 saja.

Kemenangannya yang mungkin bisa dibilang paling gemilang adalah OUG Tournament 2018. Ia berhasil menjadi juara, setelah mengalahkan salah satu pemain veteran di skena Tekken 7, Knee. Namun, momen yang paling membuat Arslan disorot oleh mata dunia adalah ketika ia menangkan EVO Japan 2019 setelah mengalahkan AK lewat proses reset bracket.

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Walau begitu, Arslan tidak selalu menjadi yang terbaik. Dalam gelaran TWT 2019 yang dimenangkan oleh Chikurin, ia gagal lolos dari fase grup, hanya berhasil finish di peringkat 17-20. Namun demikian, saya pribadi tetap merasa ia patut mendapatkan gelar tersebut karena pengaruh yang diberikannya kepada komunitas Pakistan, bahkan skena Tekken 7 secara keseluruhan.

ESPN Esports Awards dilakukan dengan voting para fans yang dilakukan lewat akun Twitter @ESPN_Esports. Arslan Ash keluar sebagai pemenang dengan perolehan sebesar 60.1% dari total 8036 suara, bersaing dengan bocah pemenag Fortnite World Cup, Kyle Giesdorf (Bugha) dan pemain San Fransisco Shock, Jay Won (Sinatra) yang memenangkan titel MVP di Overwatch League 2019.