Tag Archives: artficial inteligence

Xeratic Layanan Data

Rencana dan Fokus Bisnis PHI-Integration Setelah “Rebranding” Menjadi Xeratic

Setelah sebelumnya dikenal dengan nama PHI-Integration, perusahaan perangkat lunak yang menyediakan layanan analisis dan manajemen data melakukan rebranding dengan nama baru mereka Xeratic.

Kepada DailySocial Co-Founder Xeratic Victor Gunawan mengungkapkan, visi startupnya tidak pernah berubah meskipun telah menggunakan nama baru. Di awal, pangsa pasar yang ditargetkan adalah korporasi atau perusahaan menengah ke atas. Namun 6 bulan terakhir Victor dan tim melihat adanya kebutuhan di segmen UKM, sehingga lahirlah Xeratic sebagai upaya untuk memperluas pangsa pasar.

“Kami percaya bahwa memiliki data yang berkualitas tinggi serta sistem untuk mengelola data yang baik merupakan fondasi penting dalam strategi transformasi digital setiap perusahaan. Kami percaya bahwa data yang bersih akan mendorong perusahaan untuk mencapai analisis bisnis yang jauh lebih baik, terutama di masa sekarang, di mana efisiensi proses dan ketepatan pengambilan keputusan sangat perlu dilakukan; pemanfaatan machine learning dan kecerdasan buatan yang lebih baik adalah kuncinya,” kata Victor.

Xeratic adalah brand produk SaaS untuk pengolahan dan analisa data. Dengan fokus ke data cleansing dan machine learning, didesain membantu pemegang keputusan mengambil kebijakan yang lebih akurat. Termasuk membawa perusahaan menjadi data-driven company.

“Dengan data yang bersih dan akurat, sistem AI akan bekerja sangat maksimal untuk membaca pola data dan menghasilkan informasi yang akan membantu pemegang keputusan melihat kesempatan yang bisa didapatkan dan potensi kerugian yang bisa dihindari,” imbuh founder Xeratic Feris Thia.

Rencana di tahun 2020

Formula "solving data" Xeratic
Formula “solving data” Xeratic

Meskipun baru dimulai, saat ini sudah ada beberapa UKM yang telah menjadi mitra piloting dan mendapatkan manfaat dari layanan yang ditawarkan oleh Xeratic.

“Tahun ini kami berencana untuk penetrasi lebih banyak lagi UKM, juga tentunya tetap melayani perusahaan menengah ke atas yang kami lihat di masa pandemi ini sangat butuh efisiensi proses dan pengambilan keputusan tersebut. Produk dan layanan kami sudah terbukti di beberapa industri seperti finansial, ritel, dan manufaktur,” kata Feris.

Xeratic juga menjalin kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan teknologi dunia dan juga lokal. Hitachi Vantara dan Microsoft adalah yang paling lama berinteraksi, karena memang Xeratic menggunakan dan juga mengembangkan beberapa solusi perusahaan di atas platform teknologi mereka.

“Dalam perkembangannya, kami bermitra juga dengan beberapa perusahaan Solution Integrator (SI), juga sebagai collaboration channel kami ke pasar komersial yang lebih luas,” kata Victor.

Penyebaran virus Covid-19 menjadi salah satu kendala bagi bisnis Xeratic, salah satunya adalah penetrasi pasar lebih terhambat. Tetapi di saat bersamaan perusahaan juga tetap memacu untuk mewujudkan misi untuk edukasi pasar melalui DQLab.id. Portal tersebut merupakan online learning untuk data. Program belajar tersebut disusun secara terstruktur untuk mempersiapkan talenta praktisi data baru.

Setelah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures dan Skystar Capital tahun 2018 lalu, Xeratic memiliki rencana untuk kembali melakukan penggalangan dana. Melalui pendanaan baru nantinya diharapkan bisa membantu perusahaan menjadi pemimpin di pasar data.

Belajar tentang tren teknologi 2019 di Indonesia dari Managing Director Samsung Research Indonesia Alfred Boediman di sesi #SelasaStartup

Menyimak Tren Teknologi 2019 di Indonesia

Ada beberapa teknologi baru yang populer dan mulai diterapkan di Indonesia. Hal ini mencakup Artificial intelligence (AI), big data, digital payment, blockchain, hingga omnichannel. Di tahun 2019 diprediksi akan lebih banyak lagi tren teknologi yang menjamur secara global.

Di sesi #SelasaStartup, Managing Director Samsung Research Indonesia Alfred Boediman mengungkapkan tren teknologi yang bakal memberikan dampak di Indonesia, salah satu negara terbesar untuk potensi digital economy di Asia Tenggara.

Kurangnya digital life di Indonesia

Salah satu alasan mengapa Indonesia menjadi pasar favorit bagi Google, Facebook, Amazon, hingga Alibaba untuk berinvestasi di Indonesia adalah masih kurangnya digital life di kalangan masyarakat Indonesia. Melihat peluang tersebut, layanan dan teknologi yang relevan terhadap kondisi pasar dihadirkan. Tidak heran jika Indonesia ternyata menjadi salah satu pengguna media sosial terbesar di Asia Tenggara, seperti Instagram, Facebook, hingga Twitter.

“Orang Indonesia sangat menyukai media sosial. Dengan alasan tersebut pada akhirnya semua aplikasi media sosial dan video platform sangat populer di Indonesia,” kata Alfred.

Di tahun 2018 ini Indonesia banyak menghasilkan startup yang memanfaatkan teknologi dan berfungsi mempermudah kehidupan masyarakat setiap harinya. Secara langsung hal tersebut mempengaruhi gaya hidup banyak orang, mulai dari ketergantungan dengan smartphone hingga makin mudahnya komunikasi memanfaatkan internet.

Meskipun demikian, menurut Alfred, kekurangan yang ada di Indonesia adalah rendahnya kualitas talenta. Meskipun Indonesia banyak memiliki pekerja dengan usia aktif, hal tersebut tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan dan skill yang sesuai.

Tren teknologi tahun 2019

Walau tidak mengalami perubahan yang signifikan dibanding tahun ini, di tahun 2019 nanti diprediksi akan lebih banyak tren teknologi yang akan men-disrupt pekerjaan dan gaya hidup. Termasuk di dalamnya adalah:

Learning in real time, yaitu kebiasaan untuk belajar secara online di mana saja dan kapan saja. Kegiatan ini sudah banyak dihadirkan oleh startup yang menyasar education technology (edtech). Diprediksi pada tahun 2019 belajar secara informal memanfaatkan platform tertentu secara online akan lebih masif lagi pilihannya.

Power to the people, yaitu kesempatan dan semua kemungkinan yang bisa dilakukan oleh orang banyak untuk membeli produk. Tidak lagi melakukan cara konvensional, kini pemenuhan kebutuhan barang atau layanan bisa dilakukan secara online dengan melakukan pembelian di layanan e-commerce. Proses pencarian pun bisa dilakukan memanfaatkan mesin pencari, sehingga kegiatan melakukan pencarian secara offline tidak perlu dilakukan lagi.

The end of fixed job, artinya di sini adalah jika tidak memiliki kemampuan khusus atau keterampilan yang diperlukan akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya semua hal tersebut masih bisa dicapai, tergantung dari bagaimana cara masing-masing individu untuk mengakselerasi kesempatan.

“Dulu sebelum teknologi mulai bermunculan, pekerjaan bisa dikategorikan berdasarkan job desc. Nantinya semua pekerjaan akan lebih mudah digantikan dengan teknologi. Untuk itu wajib untuk mempelajari semua skill yang ada dengan membuka wawasan,” kata Alfred.

CEO Yuna & Co Winzendy Tedja saat acara peluncuran Yuna / DailySocial

Aplikasi Yuna Resmi Meluncur sebagai Asisten Virtual Kebutuhan Fesyen

Besarnya minat kalangan perempuan di Indonesia mengonsumsi produk fesyen dan kecantikan membuat banyak layanan startup lokal hingga asing melirik peluang tersebut. Salah satu startup lokal yang baru meluncur memanfaatkan peluang tersebut adalah Yuna. Yakni dengan menghadirkan aplikasi mobile yang didukung teknologi Artificial Intelligence.

Dalam acara temu media hari ini (13/12), CEO Yuna & Co Winzendy Tedja mengungkapkan, bahwa ide dibuatnya aplikasi fesyen yang berfungsi seperti “matchmaker” ini berawal dari pengalaman pribadinya melihat kebiasaan dan tren di kalangan perempuan terkait dengan fesyen.

“Untuk bisa membuat style lebih personal saya pun kemudian bersama dengan co-founder lainnya memutuskan untuk membuat aplikasi yang bisa mempertemukan brand dengan pengguna berdasarkan kesukaan dan preferensi.”

Aplikasi yang saat ini sudah bisa diunduh di platform Android dan iOS ini menampilkan pilihan gaya sesuai dengan selera dari pengguna. Nantinya berdasarkan gaya personal tersebut, data yang dikumpulkan oleh Yuna akan mencocokkan pengguna dengan produk dari sekitar 40 brand yang saat ini sudah terdaftar di Yuna.

“Secara keseluruhan brand yang bergabung di Yuna adalah brand premium, atau mereka yang memiliki toko di layanan e-commerce hingga toko fisik. Kami sengaja menghadirkan koleksi yang premium menargetkan kalangan perempuan yang membutuhkan asisten pribadi dalam hal menentukan fesyen yang sesuai,” kata Winzendy.

Asisten virtual Yuna berbentuk chatbot

Berbasis chat message, mulai proses awal pendaftaran, pemilihan gaya yang sesuai, hingga memandu ke brand yang sesuai, chatbot Yuna cukup aktif tampil di aplikasi, membantu pengguna layaknya asisten pribadi yang sesungguhnya.

Disinggung tentang perbedaan yang signifikan antara personal assistant Yuna dengan layanan e-commerce, Winzendy menegaskan fitur chatbot Yuna bisa dimanfaatkan brand untuk berkomunikasi secara langsung dengan pengguna atau calon pembeli.

“Dengan demikian memungkinkan untuk brand mengetahui dengan langsung keinginan dan selera dari calon pembeli dari aplikasi,” kata Winzendy.

Dengan fitur yang tergolong unik, aplikasi fesyen dengan konsep matchmaking ini diklaim merupakan yang pertama di Indonesia. Aplikasi Yuna bisa digunakan secara gratis oleh pengguna. Sementara untuk melancarkan monetisasi, Yuna akan memberlakukan subscription fee untuk brand, yang membutuhkan data serta fitur menarik lainnya dari Yuna.

“Berapa komisi yang kami dapatkan dari brand tidak bisa saya ungkapkan, namun kami menjamin brand bisa mendapatkan akses yang akurat seputar consumer behaviour dan fitur menarik lainnya yang bisa membantu mendorong penjualan,” kata Winzendy.

Target Yuna tahun 2018

Sejak meluncurkan aplikasi versi iOS bulan Mei 2017, fokus Yuna saat ini masih kepada peningkatan jumlah brand yang bergabung di Yuna. Ditargetkan pada kuartal kedua 2018 mendatang, Yuna bisa mendapatkan sekitar 100 brand lokal dan asing yang terdaftar. Secara keseluruhan hingga kini terdapat 50 ribu SKU dengan 1 juta kombinasi produk di Yuna.

“Selain itu kami juga akan menghadirkan fitur-fitur terbaru, melakukan kolaborasi dengan influencer, fashion blogger, brand dan komunitas terkait lainnya untuk memperluas bisnis kami,” tutup Winzendy.

Application Information Will Show Up Here