Tag Archives: Astra Financial

Moxa Astra

Hipotesis “Digital Venture” Moxa Gabungkan Ekosistem Astra dan Non-Astra

Satu tahun lebih Moxa, digital venture dari Grup Astra, debut ke publik. Kini mereka memperkuat identitasnya sebagai percontohan dari grup sebagai ekosistem terbuka, maksudnya membuka kesempatan kolaborasi dengan solusi di luar Astra dalam upaya meningkatkan penetrasi literasi keuangan di Indonesia yang masih mini.

Memosisikan tak hanya sebagai platform wealthtech, Moxa ingin membuktikan hipotesis yang sudah disusun di atas, melalui kolaborasi dengan ekosistem Astra Finansial dan non-Astra, mampu membuka akses produk finansial kepada lebih banyak orang.

Bila diibaratkan, posisi Moxa berbeda dengan kebanyakan anak usaha di bawah Astra Financial. Moxa seperti Tokopedia yang tidak punya produk, hanya platform yang menyediakan beragam produk finansial yang disuplai oleh grup dan non-grup. Pun dibandingkan dengan pemain fintech lain, tidak ada yang persis sama. CekAja dan Cermati itu fokus pada situs website dan komparasi produk finansial.

“Di grup sebenarnya sudah open ecosystem, tapi di ritel belum seterbuka itu. Belum ada platform-nya, sementara Moxa sebagai platform finansial yang sangat ritel dan open to collaborate. Platform itu kan menawarkan daya beli, dengan Astra Financial jadinya semua orang punya daya beli dengan kapasitas dan risiko masing-masing. Ini yang akan jadi keunggulan yang berbeda,” kata CEO Moxa Daniel Hartono kepada DailySocial.id.

Terhitung, saat ini ada 27 produk finansial yang tersedia di Moxa, mulai dari asuransi jiwa dan umum, pembiayaan tanpa dan dengan jaminan, pinjaman tunai, rental, pembiayaan mobil dan motor, perjalanan umroh dan haji, dan lainnya.

Mayoritas seluruh produk ini disediakan oleh 12 anak usaha di bawah Astra Financial, seperti FIFGROUP, TAF, ACC, Astra Life, dan Asuransi Astra. Di luar grup, sementara ini bekerja sama dengan Bank Permata, Baznas, Dompet Dhuafa untuk menyediakan fitur Syariah yang tersedia di aplikasi terpisah Moxa Mabroor.

Akan tetapi, dalam rangkaian consumer journey Moxa, pencarian produk finansial sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari bukanlah hal yang lumrah bagi orang Indonesia. Sangat sulit menemukan orang yang mau beli produk asuransi misalnya, sebagai bagian dari gaya hidupnya. Maka pekerjaan Moxa selanjutnya adalah meningkatkan daily usage dari pengguna agar mau terus menerus mengunjungi Moxa, hingga akhirnya siklus kehidupan finansial seseorang berkembang.

Belajar dari kondisi tersebut, Moxa belakangan mulai tweak proposisinya dengan menghadirkan produk-produk pencetak traffic tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daily usage. Beberapa sudah mulai dijalankan dan masih banyak lagi dalam rencana. Salah satunya adalah memasukkan fungsi e-commerce menawarkan produk elektronik dari FIFADA, produk e-commerce cicilan tanpa kartu kredit milik FIFGROUP.

Sejak fitur tersebut dirilis, diklaim mampu mendongkrak jumlah kunjungan di Moxa sampai masuk urutan ketiga, setelah cicilan motor, dan pembukaan rekening digital. Untuk berbelanja di fitur ini, konsumen bisa memanfaatkan fasilitas paylater yang disediakan oleh MauCash, atau bayar dengan e-money AstraPay atau payment gateway sebagai salah satu opsinya.

“Kami ingin meningkatkan daily usage. Saat ini Moxa ada asuransi mobil, motor, yang mana itu bukan daily usage. FIFGROUP yang sudah terintegrasi katalog e-commerce-nya di Moxa. Tapi back-end masih pakai FIF, sedang kami usahakan agar pakai back-end kami agar pengalaman konsumen jadi lebih seamless,” ucap Daniel.

Ke depannya akan merilis fitur produk investasi, mulai dari reksa dana, emas, saham, dan lainnya. Saat ini baru tersedia produk investasi emas yang disediakan oleh AMITRA, perusahaan pembiayaan syariah dari PT Sharia Multifinance Astra dan merupakan bagian dari FIFGROUP. Pihaknya akan mencari mitra-mitra yang kompeten dalam menyediakan produk investasi ini. Produk finansial lainnya juga akan terus ditambah kemitraannya dengan non-Astra.

Pendekatan yang berbeda ini dilandasi oleh data internal perusahaan yang menemukan bahwa para pengguna Moxa datang dari kalangan usia 18-35 tahun. Artinya, kelompok tersebut adalah first jobber, yang baru pertama kali mengakses produk finansial karena ingin mencicil barang pertamanya dari gaji yang diperoleh. Berbeda jauh dengan profil konsumer di Astra Financial yang berusia 35 tahun ke atas, mayoritas pernah mengambil setidaknya cicilan motor dan mobil.

“Jadi untuk capture new consumer, produknya tidak bisa disamakan dengan produk Astra yang ada sekarang karena tidak cocok. Makanya kami fokus ke pembukaan rekening, tabungan, e-commerce, investasi, ketika segmen ini siap financial lifecycle-nya akan naik dan dilayani Astra.”

Diklaim jumlah unduhan aplikasi Moxa mencapai lebih dari 14 juta, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) di kisaran 1,3 juta-1,4 juta orang. Lokasi pengguna di dominasi di wilayah Jawa Barat dan Jakarta, sisanya tersebar di seluruh Indonesia.

Masuk ke layanan syariah

Satu hal yang menarik dari Moxa adalah keseriusan untuk menggarap pasar syariah, dengan merilis aplikasi terpisah, Moxa Mabroor sejak awal tahun ini. Sejauh ini aplikasi masih dalam uji coba versi beta, sembari mempersiapkan segala aspek kepatuhan dalam rangka memperoleh izin usaha dengan prinsip syariah dari regulator.

Daniel mengungkapkan, alasan mengapa spesifik menggarap pasar ini karena di Indonesia belum ada aplikasi wealthtech yang benar-benar menyediakan solusi finansial sepenuhnya, alias setengah-setengah. Pun sebelum digarap serius, pihaknya melakukan riset internal dengan konsumennya. Hasilnya disimpulkan bahwa meski persentasenya kurang dari 50%, ternyata konsumen punya ketertarikan terhadap produk syariah, tapi ingin produk ini terpisah dari produk utama Moxa.

Isu utama dari produk finansial berbau syariah ini tidak banyak, juga tercecer. Di Astra Financial itu sendiri, semua lini bisnisnya sudah memiliki produk syariah, kompetensinya juga sudah terbukti. Inilah yang menjadi kesempatan bagi Moxa untuk menggarapnya.

“Tapi tanggung jawab kami tidak boleh pure bisnis, harus bangun literasi syariah. Jadi sebelum launch kita perkuat basis literasinya, baik dari konten dan sebagainya. Masih banyak yang harus kita persiapkan sebelum launch resmi.”

Moxa Mabroor tidak jauh berbeda dengan aplikasi Moxa, sama-sama dilengkapi dengan produk finansial dari Astra Financial dan non-Astra seperti, pembiayaan motor hingga haji, asuransi, dan pembiayaan kurban. Ditambah ada menu islami, seperti pembayaran zakat hasil kerja sama dengan Baznas dan Dompet Dhuafa, masjid terdekat, arah kiblat, doa harian, waktu salat untuk penunjang ibadah sehari-hari, untuk meningkatkan daily usage-nya.

Baru-baru ini perusahaan juga bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk solusi BaaS (Banking-as-a-Service). Memungkinkan konsumen Moxa Mabroor dapat membuka rekening BSI secara digital. Solusi yang sama ditawarkan Moxa bersama Bank Permata yang diluncurkan sebelumnya, bisa untuk pembukaan rekening dan tabungan. Bergabungnya Bank Jasa Jakarta ke dalam unit bisnis Astra Financial, juga memungkinkan hadirnya di aplikasi Moxa.

“Moxa punya produk-produk finansial semuanya berbasis API, jadi bayangkan platform mana pun, termasuk banking, kalau mau punya produk non-banking bisa integrasi lewat Moxa. Ini jadi complementary bagi bank itu sendiri karena kita grab pasar yang enggak bisa dilayani oleh bank.”

Berencana galang pendanaan

Daniel menyebut untuk mendukung pertumbuhan Moxa, perusahaan membutuhkan mitra strategis yang punya ekosistem nilai tambah untuk dikawinkan dengan Moxa. Jadi tidak semata-mata menggalang pendanaan untuk dapat dana eksternal saja.

“Misalnya ada partner yang punya ekosistem yang berbeda banget dengan Astra, kenapa tidak dikolaborasikan. Atau mereka punya teknologi yang berbeda dari Astra, itu bisa leveraging juga. Yang kita cari yang punya value, not necessary arah fund enggak terlalu. Poinnya win win-nya dapet.”

Dari internal Moxa kini tengah menyiapkan seluruh nilai lebih dan kurang apabila menggalang dana eksternal, mengingat ada porsi saham yang diambil dari investor nantinya. Begitu sudah dapat formula, baru timnya akan melanjutkan ke induk, yang sebenarnya sudah memberikan tanda sinyal.

“Kami masih beres-beres dapur, sembari cari restu dari Astra. Tapi konsepnya adalah bagaimana Moxa itu open to collaboration, keluar dari ekosistem Astra itu semangat yang kita bawa.”

Jika penggalangan ini berhasil, maka Moxa menjadi startup di bawah Astra Financial pertama yang dapat dana dari eksternal di luar induk. “Kami ini salah satu digital venture yang istilahnya mencoba berbeda dengan apa yang dilakukan Astra selama ini. Open collaboration, culture-nya startup, tidak corporate banget. Treatment-nya beda, tapi harus tetap pada rambu-rambu comply dengan aturan karena brand Astra harus benar-benar dijaga ada unsur trust-nya di situ,” pungkas Daniel.

Tim inti Moxa saat ini ada 16 orang. Meski mini, namun mereka semua dibantu oleh tim terdedikasi dari seluruh anak usaha Astra Financial yang ditotal mencapai 130 orang.

Application Information Will Show Up Here
Astra mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi bank komersial di Indonesia, Bank Jasa Jakarta (BJJ), bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited

Astra dan WeLab Resmi Ambil Alih Saham Mayoritas Bank Jasa Jakarta

PT Astra International Tbk melalui anak perusahaannya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) mengumumkan penyelesaian transaksi akuisisi Bank Jasa Jakarta (BJJ), bersama dengan WeLab melalui WeLab Sky Limited. Proses penyelesaian transaksi ditandai dengan diterimanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

Setelah penyelesaaian transaksi akuisisi, Astra Financial dan WeLab Sky masing-masing memiliki saham BJJ sebesar 49,56% dan menjadi pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali bank. Nantinya, BJJ akan dijadikan sebagai bank digital inovatif dari Indonesia.

Secara terpisah, mengutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada hari ini (19/9), Astra Financial dan BJJ telah menandatangani Share Subscription Agreement (SSA), yang mana SMI akan mengambil bagian atas 1,13 juta lembar saham baru yang mewakili 49,56% dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor di BJJ dengan nilai transaksi sebesar Rp3,87 triliun.

“Per tanggal 16 September 2022, seluruh persyaratan pendahuluan berdasarkan SSA untuk menyelesaikan transaksi, termasuk persetujuan OJK, telah terpenuhi,” tulis manajemen Astra.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro menyampaikan, investasi perusahaan di BJJ sejalan dengan aspirasi grup pada pilar jasa keuangan untuk menjadi penyedia layanan jasa keuangan ritel terdepan, serta mendukung perkembangan industri jasa keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“BJJ sebagai bank digital, melalui strategi omnichannel, akan melengkapi produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan kepada pelanggan Astra. Hasil riset menunjukkan, sekitar 77% masyarakat di Indonesia masih tergolong ke dalam kategori unbanked dan underbanked. Melalui kerja sama ini, kami berharap BJJ dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, serta mempercepat inklusi dan literasi keuangand Indonesia,” tambah Direktur Astra sekaligus Director-In-Charge Astra Financial Suparno Djasmin.

Founder dan Group CEO WeLab Simon Loong menambahkan, langkah strategis ini termasuk dalam rangka memperluas kehadiran bank digital di Asia, setelah pertama kali hadir di Hong Kong. Kemitraan strategis dengan Astra ini, dalam rangka meningkatkan sinergi lintas negara dan bisnis dengan para mitra dalam memperluas skala dan jangkauan.

“Kami antusias bahwa mitra jangka panjang kami, Astra, akan bekerja sama dengan kami untuk memberikan layanan perbankan berbasis teknologi terbaik melalui BJJ di Indonesia. Kami berharap dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan melalui kerja sama dengan Astra,” ucap Loong.

Daftar bank digital dan calon bank digital di Indonesia. Sumber: Laporan DSInnovate 2021

Unit bisnis keuangan grup Astra

Ini bukan pertama kalinya kemitraan antara kedua perusahaan. Sebelumnya, telah mendirikan perusahaan patungan fintech lending, PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA) pada 2018 untuk brand MauCash. Keduanya menggabungkan kekuatan satu sama lain, yakni ekosistem bisnis Astra yang solid dan dukungan pengalaman, teknologi, dan jaringan yang kuat dari WeLab.

Sebelumnya, Grup Astra juga memiliki usaha di bidang perbankan, yakni Bank Permata. Kemudian, bersama pemegang saham lainnya, Standard Chartered, dijual ke Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) pada 2020. Harga belinya Rp1.346 per saham atau nilai transaksi mencapai Rp33 triliun. Masing-masing mengantongi Rp16,83 triliun.

Astra diketahui memiliki sejumlah anak perusahaan di sektor keuangan, seperti perusahaan pembiayaan, asuransi, dan fintech. Di bidang pembiayaan, Astra memiliki Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Financial Services (TAFS) untuk pembiayaan roda empat, dan Federal International Finance (FIF) untuk pembiayaan roda dua.

Selanjutnya, di bidang asuransi ada Asuransi Astra Buana (AAB) untuk asuransi umum, dan Astra Life untuk asuransi jiwa. Di bidang digital, ada MauCash yang fokus pada fintech lending, AstraPay di produk uang elektronik, dan Moxa, berbentuk aplikasi yang mengintegrasikan seluruh kebutuhan finansial.

Grup Astra meresmikan aplikasi uang elektronik AstraPay sudah memiliki 2,3 juta pengguna terdaftar sejak soft launching pada Juli 2020 lalu

AstraPay Meluncur, Andalkan Basis Pengguna Grup Astra yang Luas

Grup Astra meresmikan aplikasi e-money AstraPay setelah melakukan soft launching pada Juli 2020. AstraPay optimis dapat bersaing dengan penyelenggara e-money lainnya karena memiliki lebih dari 50 juta pelanggan Grup Astra yang bisa menjadi tumpuan dalam meningkatkan penetrasi pasar ke depannya.

Dalam peresmiannya kemarin (15/9), Presiden Komisaris AstraPay Margono Tanuwijaya menjelaskan, berdasarkan survei pasar, potensi penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran sangat besar. Meskipun sudah ada lima pemain utama, potensinya masih sangat besar. “Karena potensinya besar, tetap menjadi daya tarik buat kami,” kata dia.

Poin lainnya yang turut melatarbelakangi keputusan Astra dan menjadi diferensiasi utama dibandingkan pemain lainnya adalah ekosistem Astra yang sudah cukup besar. Bila digabung, Astra memiliki lebih dari 50 juta pelanggan yang dapat menjadi tumpuan AstraPay dalam penetrasi pasar. Lagipula, dalam survei yang didapatkan, membuktikan bahwa satu orang bisa memiliki lebih dari satu aplikasi e-money.

“Dengan terjun ke AstraPay, kami juga ingin mendapatkan data behaviour konsumen. Kami ingin mem-follow up seperti apa saja kebutuhan-kebutuhan dari konsumen kami.”

AstraPay termasuk ke dalam anak usaha Astra Financial, divisi jasa keuangan dari Astra International. Astra Financial menaungi 12 entitas bisnis, di antaranya ACC, FIF Group, TAF, Komatsu Astra Finance, SNAF, Asuransi Astra, Astra Life, Astra Ventura, Maucash, dan Moxa.

CEO AstraPay Meliza Musa Rusli menambahkan, platform tersebut akan menjadi technology enabler dari produk-produk digital yang dikembangkan di dalam Grup Astra, dengan menyediakan data analitics dan loyality program. Berbekal basis konsumen yang luas, AstraPay menekankan fitur dan layanannya berdasarkan empat pilar.

Keempat pilar tersebut adalah menjadi solusi pembayaran digital untuk keperluan mobilitas, memberikan layanan pintar untuk mengontrol keuangan personal, mitra keuangan yang menghadirkan ketenangan untuk konsumen, dan kebanggaan Astra yang bisa memberi nilai tambah.

“Keunikan AstraPay adalah kita ada satu ekosistem yang luas didukung oleh Grup Astra dengan reputasi baik. Kalau dilihat kembali, Astra sangat kuat di bisnis otomotif dan finansial. Inilah kekuatan kami, sehingga AstraPay ada misi untuk mengembangkan value customer proposition ke dua sisi tersebut,” tambahnya.

Pada tahap awal ini, AstraPay sudah dapat digunakan di dalam ekosistem Grup Astra. Mulai dari jaringan FIF Group, Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Finance (TAF), dan Maucash, untuk fitur direct payment pembayaran angsuran.

Untuk dukung mobilitas, AstraPay telah terintegrasi dengan sistem pembayaran moda transportasi umum, seperti MRT Jakarta dan Transjakarta. Fitur lainnya adalah transfer dana antar pengguna, pembayaran PPOB, TV kabel, pajak, asuransi, hingga beli pulsa atau paket data.

Serta, terhubung dengan fitur QRIS untuk melakukan pembayaran servis kendaraan di Toyota Sales Operation (TSO), Shop&Drive, Isuzu Sales Operation (ISO), Daihatsu Sales Operation (DSO), dan AHASS. Di luar ekosistem Astra, pengguna dapat melakukan berbagai transaksi di 9 juta seluruh merchant QRIS.

Meliza menuturkan program loyalitas AstraPoints akan menjadi penarik utama yang bakal ditawarkan perusahaan. “AstraPoints akan banyak berikan loyalitas untuk engagement dengan konsumen Astra. Mereka dapat menukarkan poin dengan berbagai penawaran yang kami sediakan.”

Saat ini, AstraPay sudah terhubung dengan fitur paylater yang disediakan oleh Maucash. COO AstraPay Ricky Gunawann menerangkan, kelebihan paylater di AstraPay adalah limit dapat langsung digunakan untuk pembayaran dengan transaksi QR.

Pada peluncuran soft launching di Juli 2020 hingga sekarang, diklaim AstraPay telah memiliki 2,3 juta pengguna terdaftar. Mayoritas penggunaan untuk pembayaran angsuran sebesar 60%, sisanya PPOB dan QRIS & Paylater masing-masing sebesar 20%. Perusahaan menargetkan hingga tiga tahun mendatang dapat menggaet pengguna hingga 15 juta orang.

Untuk mencapai target tersebut, AstraPay akan menggandeng lebih banyak pihak agar utilitas saldo AstraPay dapat meningkat, termasuk juga merambah segmen UMKM yang memiliki potensi tinggi. Belum diketahui kapan AstraPay dapat digunakan di platform Gojek, mengingat Astra adalah salah satu pemegang saham di sana.

Dalam mendukung keamanan akun, AstraPay telah dilengkapi dengan mekanisme single device authentication. Sistem ini hanya memungkinkan pengguna untuk login akun di satu perangkat saja demi memastikan keamanan bertransaksi.

Persaingan ketat

Seperti diketahui, persaingan pemain uang elektronik saat ini cukup berdarah-darah karena semuanya menggunakan strategi “bakar uang”, baik itu berbentuk diskon atau cash back. Strategi ini dirasa memang perlu bagi perusahaan baru karena termasuk cara investasi untuk mengakuisisi pengguna dalam waktu yang cepat.

Menanggapi itu, Margono menuturkan, kebutuhan pelanggan tentang layanan e-money itu bukan sekadar soal promo. Meski perusahaan akan tetap melakukan itu, hal sebenarnya yang lebih utama adalah soal kemudahan saat memakai AstraPay dan keamanan data. “Ini sangat penting karena konsumen memercayakan uangnya sebagai saldo di dalam aplikasi ini.”

Mengutip dari Bank Indonesia, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp201 triliun pada tahun lalu, tumbuh 38,62% dari tahun sebelumnya. Menurut Ipsos, pada tahun lalu, aplikasi yang paling populer di Indonesia adalah ShopeePay (34%), OVO (28%), DANA (14%), dan LinkAja (7%).

Mengutip dari riset lainnya dari Neurosensum pada Maret 2021, melaporkan ShopeePay mendapatkan penetrasi pasar tertinggi (68%), diikuti OVO (62%), DANA (54%), GoPay (53%), dan LinkAja (23%). Menurut responden, ShopeePay juga termasuk sebagai pemain dengan jajaran promosi terbanyak dan pemain dengan pertumbuhan terpesat selama tiga bulan terakhir.

Application Information Will Show Up Here

Astra Group’s Digital Transformation Through Moxa Integrated Financial Product

For the last few years, Astra Group has started to perform digital transformation. In the manifestation, the company has three main approaches, modernizing its core business, creating new and innovative sources of income, and investing in products in the digital ecosystem.

Through several subsidiaries in the field of digital development, Astra has delivered a number of products in various service categories, including AstraPay, CariParkir, Sejalan, Movic, and SEVA. Recently, Astra Group through PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) launched a digital financial platform named Moxa.

Moxa was developed by PT Astra Kreasi Digital under Astra Financial. This platform originally designed as an integrated digital solution for all financial products belonging to the Astra Group. On this occasion, Moxa CEO Daniel Hartono shared a thorough explanation of the products to DailySocial.id.

About Moxa

Moxa or Mobile Experience by Astra Financial was launched in March 2021. However, Daniel said that Moxa development had been carefully planned long before the Covid-19 pandemic occurred. The recent launching is following the trend of people’s shifting lifestyles that triggered the digital services acceleration in Indonesia.

This trend is also reinforced by the e-Conomy SEA 2020 report by Google, Temasek, Bain & Company that said 37% of Indonesia’s  internet users are first timer. Meanwhile, 93% of digital consumers in Indonesia admit that they will continue to use digital platforms to cover their basic needs even when Covid-19 is over.

“We see that Covid-19 has driven large digital consumption in various sectors, including finance. Moreover, Astra Financial finally developed a platform to accommodate consumers’ needs that are getting dependent on digital products. One of them is through the integrated, fast, and secure product, Moxa,” he said.

Currently, Moxa connects consumers with 21 types of financial products belonging to the Astra Group, ranging from car to motorcycle financing, health insurance, life insurance, heavy equipment financing, to multipurpose loans. Moxa acts as an alternate digital channel for financial service partners. Meanwhile, financial services are fully managed by business partners.

Agile working culture

Daniel said, in formulating product and business strategies, his party applies agile methods that focus on insight-driven and combines decades of experience from the Astra Group business. In terms of products, Moxa and other Astra digital products were developed by prioritizing the Minimum Viable Product (MVP) concept and regular usability testing.

“We ensure that to formulate customer pain points, business insights, and technology-based solutions in Moxa’s every new feature or product launch. Our team always does design thinking with all product, branch, technology and business teams,” he said.

In his journey, the trust of financial service partners provided a big challenge for the company. The thing is, Moxa must be able to provide more added value compared to similar services that already exist. The Moxa team must also be able to digitize the financial processes that currently ongoing.

For example, digitizing credit applications, therefore, they can be done quickly, easily and safely in accordance with regulatory corridors. It is committed to providing digital financial services according to the Financial Services Authority (OJK) regulations.

“I think Moxa has succeeded in answering the challenge. It is proven by a good results while operating as a new player. Our application has been downloaded 3.5 million times within March-August 2021. There is still a long way to go, but we believe this number is an indicator of positive market acceptance for Moxa products,” he said.

Ecosystem and collaboration

To date, Moxa is still focused on strengthening the product ecosystem in an inclusive manner with all financial products belonging to the Astra Group. Daniel targets to grow Moxa users up to five times in the next three years.

Some of the inclusive collaborations are including Moxa’s synergy with the AstraPay digital wallet and the Maucash lending platform. In the AstraPay synergy, Moxa users can use their AstraPay balance to make transactions.

Apart from this internal synergy, Moxa plans to open its ecosystem with external parties. Daniel mentioned, his team has prepared an Open API system to facilitate strategic collaboration with external partners in the near future.

One of the latest collaborations is between Moxa and PermataBank to provide the MoxaKu Permata Savings feature in early August. Through this feature, Moxa users can open a savings account directly through the application without having to come to a branch office.

“Currently, Moxa users are dominated by consumers who apply for loans in Maucash, financing and multipurpose for motorbikes and cars, and insurance applications. We also see an increase in the MoxaKu Permata Savings product. In total, there are 300 Open API collaborations on the Moxa platform. We will continue to expand the collaboration to support digital acceleration,” Daniel said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Moxa Astra Group

Transformasi Digital Astra Group Lewat Platform Produk Keuangan Terintegrasi “Moxa”

Sejak beberapa tahun terakhir, Astra Group sudah mulai menjejakkan upaya untuk bertransformasi digital. Dalam mengembangkan inisiatif tersebut, perusahaan berkiblat pada tiga pendekatan utama, yaitu memodernisasi core business, menciptakan sumber pendapatan baru yang inovatif, dan berinvestasi pada produk di ekosistem digital.

Lewat beberapa anak usaha di bidang pengembangan digital, Astra telah melahirkan sejumlah produk di berbagai kategori layanan, antara lain AstraPay, CariParkir, Sejalan, Movic, dan SEVA. Terbaru, Astra Group melalui PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) merilis platform keuangan digital, yakni Moxa.

Moxa dikembangkan oleh PT Astra Kreasi Digital yang juga berada di bawah naungan Astra Financial. Platform ini sejak awal dirancang sebagai solusi digital terintegrasi bagi seluruh produk keuangan milik Astra Group. Pada kesempatan ini, CEO Moxa Daniel Hartono berbagi paparan lebih dalam mengenai produknya kepada DailySocial.id.

Mengenal Moxa

Moxa alias Mobile Experience by Astra Financial baru meluncur pada Maret 2021. Kendati begitu, Daniel berujar bahwa pengembangan Moxa sebetulnya sudah direncanakan secara matang jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Peluncuran Moxa justru baru dilakukan menyusul tren perubahan gaya hidup masyarakat yang memicu akselerasi layanan digital di Indonesia.

Tren ini juga diperkuat oleh laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, Bain & Company yang menyebutkan sebanyak 37% pengguna internet di Indonesia adalah first time user. Sementara, 93% konsumen digital di Indonesia mengaku akan terus menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhannya apabila Covid-19 usai.

“Kami melihat Covid-19 mendorong konsumsi digital yang besar di berbagai sektor, termasuk keuangan. Dari situ, Astra Financial akhirnya mengembangkan platform untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang kini semakin tergantung dengan produk digital. Salah satunya lewat Moxa yang terintegrasi, cepat, dan aman,” ujarnya.

Saat ini Moxa menghubungkan konsumen dengan 21 jenis produk finansial milik Astra Group, mulai dari pembiayaan mobil pembiayaan motor, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pembiayaan alat berat, hingga pinjaman multiguna. Moxa berperan sebagai alternate digital channel bagi para mitra jasa keuangan. Adapun, layanan keuangan sepenuhnya dikelola oleh mitra bisnis.

Budaya kerja agile

Dalam meracik strategi produk dan bisnis, ungkap Daniel, pihaknya menerapkan metode agile yang berfokus pada insight-driven serta mengombinasikan pengalaman puluhan tahun dari bisnis Astra Group. Dari sisi produk, Moxa dan produk digital Astra lainnya dikembangkan dengan mengedepankan konsep Minimum Viable Product (MVP) dan usability testing secara reguler.

“Kami memastikan dapat merumuskan customer pain points, business insight, dan solusi berbasis teknologi di setiap peluncuran fitur atau produk baru Moxa. Tim kami selalu melakukan design thinking bersama segenap tim produk, cabang, teknologi, dan bisnis,” jelasnya.

Dalam perjalanannya, ia menilai kepercayaan dari mitra jasa keuangan memberikan tantangan besar bagi perusahaan. Pasalnya, Moxa harus dapat memberikan nilai tambah yang lebih dibandingkan layanan sejenis yang sudah ada. Tim Moxa juga harus dapat mendigitalisasi proses keuangan yang selama ini sudah berjalan.

Contohnya, digitalisasi pengajuan kredit agar dapat dilakukan secara lebih cepat, mudah, dan aman sesuai koridor regulasi. Pihaknya berkomitmen untuk menyediakan jasa keuangan digital sesuai aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Saya pikir Moxa berhasil menjawab tantangan tersebut. Sebagai bukti, Moxa mengantongi pencapaian baik meskipun masih tergolong pemain baru. Aplikasi kami sudah diunduh 3,5 juta kali pada periode Maret-Agustus 2021. Perjalanan masih panjang, tetapi kami yakin angka ini menjadi indikator penerimaan pasar yang baik terhadap produk Moxa,” paparnya.

Ekosistem dan kolaborasi

Saat ini, Moxa masih fokus memperkuat ekosistem produk secara inklusif dengan seluruh produk keuangan milik Astra Group. Daniel menargetkan jumlah pengguna Moxa dapat mencapai pertumbuhan hingga lima kali lipat dalam tiga tahun mendatang.

Beberapa kolaborasi inklusif yang telah dilakukan adalah sinergi Moxa dengan dompet digital AstraPay dan platform pinjaman Maucash. Pada sinergi AstraPay, pengguna Moxa dapat menggunakan saldo AstraPay untuk melakukan transaksi.

Di luar sinergi internal ini, Moxa juga berencana membuka ekosistemnya dengan pihak eksternal. Menurut Daniel, pihaknya telah menyiapkan sistem Open API sehingga mempermudah kolaborasi strategis dengan mitra eksternal di masa depan.

Salah satu kolaborasi yang baru terealiasi adalah kerja sama Moxa dengan PermataBank untuk menyediakan fitur Tabungan Permata moxaKu pada awal Agustus ini. Lewat fitur ini, pengguna Moxa dapat membuka rekening tabungan langsung lewat aplikasi tanpa perlu datang ke kantor cabang.

“Saat ini, pengguna layanan Moxa didominasi oleh konsumen yang mengajukan pinjaman di Maucash, pembiayaan dan multiguna untuk motor dan mobil, dan pengajuan asuransi. Kami juga melihat peningkatan pada produk Tabungan Permata moxaKu. Secara total, sudah ada 300 kerja sama Open API di platform Moxa. Kami akan terus memperluas kolaborasinya untuk mendukung akselerasi digital,” kata Daniel.

Application Information Will Show Up Here