Turnament PUBG Mobile Pro League (PMPL) tingkat Asia Tenggara atau SEA kini sudah masuk ke musim ketiganya. Turnamen bergengsi ini sendiri akan berlangsung pada 21 Mei hingga 23 Mei mendatang.
Setelah melalui kualifikasi per negara, kini sudah ada 16 tim dari 5 region yang siap berkompetisisi untuk mendapatkan predikat juara dan tentunya hadiah uang.
PMPL SEA musim lalu dimenangkan oleh tim asal Indonesia Bigetron RA. Bigetron berhasil membawa pulang hadiah sebesar US$150,000 atau sekitar Rp2,1 miliar sekaligus mendapatkan direct invite ke musim 3 tahun ini untuk mempertahankan gelarnya yang sudah dipegang selama 2 musim.
Tahun ini sendiri 3 tim Indonesia lainnya juga akan ikut bertanding untuk mengejar kemenangan. 3 tim tersebut adalah Geek Fam, Aura Esports, dan juga EVOS Reborn.
Geek Fam sendiri menjadi kejutan untuk tahun ini karena mereka berhasil memenangkan turnamen PMPL Indonesia Season 3. Geek Fam bahkan berhasil mengalahkan sang juara Asia Tenggara – Bigetron RA dengan selisih 7 poin.
12 tim lainnya yang juga akan berkompetisi dalam kualifikasi PMPL SEA Championship musim 3 ini datang dari Thailand, Malaysia, Singapore, dan Vietnam. 3 tim di antaranya berhasil masuk lewat Wildcard dari PUBGM Club Open (PMCO) SEA
Berikut adalah daftar ke-16 tim yang akan bertanding pada PMPL SEA Championship musim 3:
Direct Invite
Bigetron RA (Indonesia)
Qualifikasi
PMPL Indonesia
Geek Fam
Aura Esports
EVOS Reborn
PMPL Thailand
FaZe Clan
The Infinity
Valdus The Murder
PMPL Malaysia/Singapore
RSG Malaysia
Geek Fam (Malaysia)
Dingoz MPX (Malaysia)
PMCO SEA Wildcard
Demigod Incognito (Filipina)
Orange Play (Kamboja)
JoinMe Yellow (Kamboja)
Itulah tadi daftar lengkap para peserta untuk PMPL SEA Championship musim 3. Indonesia menjadi negara dengan tim terbanyak yang bertanding dalam turnamen ini. Semoga saja hal tersebut bisa memperbesar harapan Indonesia untuk memenangkan turnamen ini.
Tim manakah yang akan Anda dukung? Apakah Anda berharap Bigetron RA untuk mempertahankan gelarnya kembali atau Anda punya jagoan tim lain yang Anda harapkan akan mendapatkan juara perdananya?
Pertandingan MPL (MLBB) dan PMPL (PUBG Mobile) pekan ini telah mencapai puncaknya. MPL mencapai puncak dari babak regular season, sementara PMPL menyajikan pertandingan grand final. Bagaimana panasnya pertandingan MPL dan PMPL di pekan ini? Berikut rekapnya.
Rekap MPL Indonesia Season 7 Week 8
Pertandingan hari pertama dibuka dengan laga Alter Ego melawan AURA Fire. Alter Ego yang sedang turun permainannya belakangan sebenarnya membuka celah bagi AURA Fire. Benar saja, permainan pun jadi berjalan alot. AURA Fire memberi perlawanan terkuatnya, membuat Alter Ego cukup kesulitan. Walaupun begitu, Alter Ego terbukti bermain lebih solid sehingga mereka menang 2-0 dengan game 1 berdurasi 16 menit dan game 2 berdurasi 19 menit lebih.
Pertandingan kedua adalah pertemuan antara ONIC Esports melawan Geek Fam ID. ONIC Esports sedang stabil permainanya belakangan ini, sementara Geek Fam ID masih harus membuktikan lebih lagi. Walaupun begitu, permainan berjalan keras. Terlihat di game pertama saat skor kill masih imbang 9-9 bahkan di menit 16, walau berakhir dengan kemenangan ONIC Esports. Game kedua, ONIC Esports jadi di atas angin sehingga mereka melibas Geek Fam ID dengan cepat dalam 13 menit. ONIC Esports pun mengamankan kemenangan sempurna, 2-0, atas Geek Fam ID.
Hari pertandingan kedua diisi dengan pertemuan menarik juga. Pertandingan pertama adalah EVOS Legends vs Bigetron Alpha. EVOS Legends lebih diunggulkan fans dalam matchup tersebut. Walaupun begitu, Bigetron Alpha masih mencoba membuktikan diri bahwa mereka juga merupakan tim yang tangguh dan tergolong sebagai tim top 4 di MPL Indonesia.
Game 1 berjalan alot, EVOS Legends unggul di awal tapi Bigetron Alpha bertahan dengan kuat dan tenang. Keadaan berbalik, sehingga Bigetron Alpha menang dengan bantuan dorongan Lord di menit 16. EVOS Legends menemukan tempo permainannya di game kedua. Tetapi skenario yang sama lagi-lagi terjadi, Bigetron Alpha bertahan kuat memasuki fase late game. Namun demikian keunggulan EVOS Legends sudah terlampau jauh sehingga mereka bisa amankan game tersebut di menit ke-20 dengan bantuan Lord ke-3. Menerima kekalahan, Bigetron Alpha justru mengamuk di game ketiga dan membungkan game dalam 12 menit saja. Bigetron Alpha pun memenangkan pertandingan dengan skor 2-1 atas EVOS Legends.
Pertandingan antara AURA Fire melawan Genflix Aerowolf juga tak kalah serunya. Dua tim tersebut masih mencoba membuktikan bahwa mereka pantas ada di MPL Indonesia. Apalagi pertandingan tersebut juga jadi penentu apakah Genflix Aerowolf masuk babak playoff atau tidak.
Adu skill dan strategi antar kedua tim benar berjalan sengit. Kedua tim masih bertukar serangan keras bahkan sampai di menit ke-17 pada game 1. Namun AURA Fire yang sedang unggul segera memanfaatkan momentum untuk meratakan base di menit ke-18. Kalah di game pertama, Genflix Aerowolf pun mengamuk dua game berturut-turut. Genflix Aerowolf memenangkan game 2 dalam 16 menit dan game 3 dalam 11 menit. Genflix Aerowolf menang 2-1 atas AURA Fire.
Pertemuan ONIC Esports vs Alter Ego juga diharapkan menjadi pertandingan yang keras. Tetapi ONIC Esports sepertinya masih bertahan di atas angin setelah kemenangan mereka kemarin. Alter Ego sendiri cukup kelimpungan dengan permainan agresif yang diberikan, sehingga ONIC Esports menang game 1 dalam 11 menit. Alter Ego memberi perlawanan keras di game 2, skor kill bahkan cenderung beda tipis yaitu 18-13 di menit 18. Sayangnya Alter Ego tak lagi mampu menahan setelah gempuran Lord dan serangan bertubi-tubi dari punggawa ONIC Esports di menit 24. ONIC Esports pun menang 2-0 atas Alter Ego.
Hari pertandingan terakhir sudah ditunggu-tunggu sejak pekan lalu karena kehadiran el clasico antara EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Namun sebelum menuju pertandingan tersebut, ada pertemuan antara Geek Fam ID melawan Genflix Aerowolf.
Genflix Aerowolf masih dalam semangat positif di hari ketiganya. Hal tersebut terlihat di game pertama. Geek Fam ID unggul kuat sejak awal hingga late game. Namun Genflix Aerowolf masih mampu comeback dari keadaan terpuruk dengan memenangkan teamfight paling penting di menit 21 dan berhasil memenangkan game 1. Semangat kemenangan tersebut terbawa, sehingga Genflix Aerowolf bisa mendominasi penuh game ke-2 yang ditutup dengan kemenangan cepat di menit 12. Genflix Aerowolf menang 2-0 atas Geek Fam ID.
Pertandingan babak regular season terakhir ditutup dengan laga el clasico EVOS Legends vs RRQ Hoshi. Jual beli serangan berlangsung sangat keras, pertandingan bahkan masih imbang sampai di menit ke-15 permainan. EVOS Legends sempat memenangkan teamfight pada saat RRQ Hoshi mendapatkan Lord. Namun RRQ Hoshi masih bertahan teguh setelahnya. Alberttt dan kawan-kawan pun melakukan percobaan gempuran kedua di menit 20 dengan bantuan Lord. EVOS Legends yang tak lagi mampu menahan akhirnya harus menyerahkan game 1 ke RRQ Hoshi di menit 21.
Masuk game kedua, line-uphero RRQ Hoshi terlihat menjanjikan dengan kombinasi yang berimbang, sementara EVOS Legends mencoba menggunakan strategi Diggie feeder yang cukup berisiko. EVOS Legends ternyata berhasil membuat RRQ Hoshi kelimpungan. Diggie yang digunakan EVOS Legends efektif mengganggu RRQ Hoshi karena Bruno yang digunakan Alberttt. Gangguan-gangguan yang terjadi ternyata menjadi sebuah bola salju besar yang menghantam RRQ Hoshi. Satu per satu turret RRQ Hoshi runtuh, sampai akhirnya Lord juga diamankan EVOS Legends di menit 10. RRQ Hoshi pun tak lagi mampu menahan gempuran EVOS Legends sampai akhirnya base pun runtuh di menit 11.
EVOS Legends kembali mencoba bermain agresif di game ketiga. Strategi permainan tersebut ternyata berbuah manis. EVOS Legends sudah unggul sejak dari awal-awal permainan. RRQ Hoshi mencoba memberi perlawanan, tetapi Harith dari EVOS.Clover tampil begitu kuat. Apalagi ditambah juga dengan kombinasi Pacquito dari Antimage dan Angela dari REKT yang meluluhlantahkan pertahanan RRQ Hoshi. Sang raja akhirnya tak lagi mampu bertahan dari gempuran EVOS Legends, base pun runtuh di menit 11. EVOS Legends menang 2-1 atas RRQ Hoshi.
Rekap PMPL Indonesia Season 3 Grand Final
Babak grand final PMPL Indonesia Season 3 berjalan selama 3 hari, mulai tanggal 16 hingga 18 April 2021. Babak final tak hanya memperebutkan slot untuk menuju ke PMPL SEA 2021 saja, tetapi juga Peace Elite Asia Invitational 2021. Besarnya pertaruhan di babak final PMPL Indonesia Season 3 ini pun membuat pertandingan jadi berjalan sangat sengit dan tidak terduga selama 3 hari kemarin.
Pertandingan hari pertama menjadi kejutan tersendiri karena GD GIDS yang kembali berhasil memuncaki klasemen. Namun bukan posisinya yang jadi kejutan, melainkan cara GD GIDS mendapatkan puncak klasemen tersebut. Bigetron RA, Geek fam ID, dan Bonafide harus kerja keras mendapat Chicken Dinner demi poin yang besar, GD GIDS malah bisa memuncaki klasemen tanpa satupun Chicken Dinner di hari pertama.
Masuk hari kedua, pertandingan jadi makin sengit dan panas lagi. Salah satu penyebabnya adalah karena peringkat top 4 yang memiliki selisih poin yang tipis-tipis antara GD GIDS, Geek Fam ID, Bigetron RA, dan Victim Sovers. Chicken Dinner pun tergolong terbagi rata hari walaupun cendurung diperoleh oleh tim-tim yang ada di 10 besar saja.
Pertandingan mencapai puncaknya di hari ketiga. Menariknya, pemenang PMPL Indonesia bahkan masih sulit sekali ditebak sampai di hari ketiga. Semua tim berlaga dengan baik, sehingga perbedaan poin menjadi semakin tipis-tipis. Namun dari semua tim, Geek Fam ID dan AURA Esports menjadi tim yang sangat-sangat panas membara di hari tersebut.
Geek Fam ID mungkin cuma berhasil mendapatkan satu kali WWCD saja. Namun demikian, permainannya konsisten dengan placement yang tidak buruk ditambah poin kill yang besar. Pada sisi lain, AURA Fire jadi tim yang paling panas membara hari itu. Mereka mendapatkan 3 kali WWCD, dengan dua WWCD didapatkan secara berturut-turut di ronde 16 dan 17. Poin kill yang mereka dapatkan juga selalu dua digit pada saat WWCD berhasil di dapatkan. Rekornya adalah di ronde 17, yaitu WWCD dengan 19 kill dibukukan.
Bigetron RA pun juga tetap konsisten di hari terakhir. Mereka membuka pertandingan dengan WWCD walau harus terpuruk lumayan buruk di ronde setelahnya. Hasil tersebut membuat klasemen poin menjadi sangat sengit. Geek Fam ID terbilang hampir bisa dipastikan menjadi juara pada ronde 17 dengan 200 poin lebih yang diamankan, sementara Bigetron RA hanya punya sekitar 180an poin saja di peringkat kedua.
Masuk ronde 18, harapan menang Geek Fam ID hampir pupus setelah mereka terkena Too Soon di peringkat 14. AURA Fire yang sedang panas membara juga finish di peringkat yang tak terlalu baik, yaitu peringkat 6 dengan 4 kill. Seakan memanfaatkan momen tersebut, Bigetron RA pun segera merebut WWCD di game tersebut dengan 11 poin kill dibukukan.
Sayang, walau Bigetron RA tampil impresif menutup pertandingan, Geek Fam ID masih tetap menjadi juara PMPL Indonesia Season 3 ini. Bigetron RA dengan segala perjuangannya mendapat peringkat Runner-Up, dan AURA Esports mendapatkan peringkat ke-3.
Dari hasil yang didapatkan tersebut, maka Geek Fam ID dan AURA Essports menjadi dua wakil Indonesia tambahan untuk bertanding di PMPL SEA Championship nantinya. Sementara itu, Geek Fam ID dan Bigetron RA yang ada di peringkat satu dan dua juga mendapat hak bertanding di Peace Elite Asia Invitational yang akan diadakan di Tiongkok pada tanggal 27-29 Mei 2021 mendatang.
Sumber Gambar Utama – MLBB & PUBG Mobile Official YouTube Channel.
PUBG MOBILE Pro League Season 3 sudah dimulai. Berbeda dengan musim sebelumnya, kini hanya ada 20 tim peserta — dibanding 2 musim sebelumnya yang menghadirkan 24 tim. Tentu seluruh tim yang bertanding melakukan berbagai perubahan baik dari segi roster dan strategi guna bersaing lebih sengit di liga PUBG Mobile paling bergengsi di Indonesia.
Kali ini kita akan membahas 10 tim PUBGM terlebih dahulu yang dibawakan secara langsung oleh Achmad “El Dogee” Fauzan Khairy yang menjadi analis untuk PMPL Indonesia Season 3.
1. 21 Esports
Setelah berada di dasar klasemen PMPL Indonesia Season 2, perombakan besar-besaran dilakukan dengan melepas seluruh pemainnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan pemain-pemain veteran dari tim lainnya. Ada Banyuu, Cisun, dan Jughead yang sebelumnya bermain di Victim Esports, Foxe yang dikenal sebagai mantan pemain EVOS Esports dan Boonk, pemain RRQ Ryu. Kehadiran mereka sukses membawa 21 Esports kembali berada di panggung PMPL setelah meraih juara keempat PMCO
“Semua pemain datang dari roster lama yang memiliki segudang pengalaman, tinggal bagaimana mentalitas dan chemistry mereka bisa dibangun. Ditambah lagi, 21 Esports tentu mendatangkan para pemain ini agar bisa melangkah lebih jauh di PMPL Season 3. Menarik melihat reuni Jughead dan Foxe yang sebelumnya pernah satu tim di EVOS, ditambah Cisun yang sangat luar biasa baik sebagai sniper ataupun ketika bertarung jarak dekat.”
2. 69 Esports
Sama seperti 21 Esports, 69 Esports merupakan tim yang sebelumnya berada di PMPL ID Season 2. Namun mereka harus kembali berjuang ke kualifikasi setelah gagal lolos ke 16 besar. Membangun roster dari 0, mereka memilih mengumpulkan pemain yang sudah memiliki pengalaman seperti Hulk, mantan pemain Voin 2K, Ceeeb yang dikenal sebagai pemain dari NFT Esports, dan Joys dari Nara Esports, dengan 2 pemain debutan di PMPL yaitu Kangreport dan Avatar4u.
“Memakai roster yang dibangun dari kolaborasi pemain lama dan komunitas yang membuatnya meraih juara kedua PMCO Spring Split 2021 menjadi bekal yang kuat untuk PMPL Indonesia Season 3. Ceeeb atau sebelumnya dikenal dengan Masgaga sangat berperan penting di 69 Esports — terlihat dari dropzone yang mirip saat ia masih di NFT Esports. PR terbesar NFT jika ingin bergerak lebih jauh adalah chemistry dan menjaga stabilitas gameplay mereka di regular season.”
3. Aerowolf LIMAX
Bagaikan cerita Cinderella, Aerowolf LIMAX mengalami perkembangan pesat ketika mereka menjadi juara PMPL Indonesia Season 2. Bahkan, prestasi mereka berlanjut dengan meraih juara kedua PMPL SEA dan berhasil lolos ke kancah dunia yakni PUBG Mobile Global Championship 2020 — meski harus puas meraih peringkat 13. Menariknya, Aerowolf menjadi satu-satunya tim yang tidak melakukan perubahan dengan memakai roster yang sama dengan musim sebelumnya.
“Menurut saya mereka sangat-sangat siap untuk menghadapi PMPL ID Season 3 secara mental dan gameplay. Keputusan untuk tidak mengubah susunan roster menunjukkan mereka sangat percaya diri untuk bisa mempertahankan gelar juara. Tidak ada pemain dari Aerowolf LIMAX yang menonjol satu sama lain meski begitu dan hal tersebut menjadi keuntungan bagi tim. Pasalnya, mereka memiliki emosi yang stabil saat bertanding dan menyampingkan ego masing-masing.
4. Alter Ego Esports
Dikenal sebagai tim yang memainkan taktif defensif saat musim pertama PMPL Indonesia, Alter Ego tampil sangat buruk dengan berada di peringkat terakhir saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2. Menariknya, mereka sama sekali tidak melakukan pergantian pemain namun mendatangkan Matthew yang merupakan mantan pemain ONIC Esports (yang lolos ke PMCO Spring Split SEA 2019 dan PMPL SEA Spring Split 2020).
“Masuknya Matthew secara sekilas merupakan hal yang cukup baik mengingat dia pemain berpengalaman di skena PUBG Mobile Indonesia. Sejauh yang saya lihat baik di turnamen komunitas atau scrim, ia jarang sekali diturunkan. Sepertinya AE memilih fokus mempertahankan komposisi mereka saat musim kedua. Jujur, saya belum melihat mereka bisa menembus 5 besar. Namun jika Matthew diturunkan di PMPL Season 3, Alter Ego menjadi tim yang menarik untuk disimak mengingat di PMPL Season 2 ia tidak dimainkan.”
5. AURA Esports
Setelah terpuruk di PMPL SEA Fall Split 2020, pergantian pemain dilakukan oleh AURA Esports yang mendatangkan duet pemain MORPH Team yakni Jeixy dan NoMrcy serta melepas Steve (saat ini dengan nama CaiCai) dan ROSES. Jeixy akan menjadi kapten di AURA Esports yang sebelumnya dipegang oleh Jayden. Sedangkan NoMrcy dikenal dengan prestasinya meraih gelar Terminator di Grand Final PMPL Indonesia Season 2.
“AURA Esports bisa dibilang jadi tim dengan aimpower terbaik dan unggul sedikit di atas Bigetron RA, saat ini. Kehadiran NoMrcy dan Jeixy semakin membuat AURA lebih mengerikan dan menjadi tim unggulan di PMPL. Terlihat di scrim maupun turnamen, chemistry mereka sudah klop dan siap untuk meraih gelar juara PMPL Indonesia dan comeback di PMPL SEA. Menurut saya, roster ini merupakan roster terkuat AURA sepanjang 3 musim PMPL ID.”
6. Bigetron Esports
Nama Bigetron RA sudah tidak asing lagi di esports tanah air berkat prestasi mereka di Indonesia dan dunia. Setelah lebih dari 1 tahun memiliki komposisi roster utama yang sama, mereka memutuskan untuk melepas Microboy yang kini bermain di EVOS Reborn. Sebagai gantinya, mereka menghadirkan LIQUID yang berada di Bigetron RA dan KinGzz yang merupakan pemain di roster pertama Bigetron PUBGM. Tidak hanya itu, Bigetron juga mendatangkan pelatih luar negeri yakni JangS, mantan pelatih Team Secret.
“Tim yang sudah komplit dan tidak perlu diragukan lagi. Masuknya Liquid mengubah gameplay mereka dari temporal saat masih ada Microboy menjadi lebih agresif. Ditambah lagi, mereka memiliki kemampuan granat yang mematikan dan menurut saya belum ada tim yang mendekati Bigetron RA. Berkali-kali Bigetron menunjukkan mentalitas ketika mereka tertinggal di awal turnamen namun menggila di akhir. Datangnya Kingzz dan JangS sebagai pelatih masih menegaskan Bigetron sebagai calon unggulan juara PMPL musim ini.
7. BONAFIDE Esports
Menjadi tim yang bertarung sejak musim pertama, BONAFIDE harus berjuang kembali dari babak kualifikasi setelah harus puas berada di peringkat 17 PMPL Season 2. Meski gagal lolos dari babak kualifikasi namun mereka kembali ke panggung PMPL usai mengakuisisi slot dari Dranix Esports. Ucup dan Botz menjadi pemain yang berada di roster lama Dranix. Mereka ditemani oleh Licin, Noox, dan Hans4you yang dipertahankan dari musim sebelumnya.
“Masuknya BONAFIDE di PMPL sama seperti dengan Skylightz yang mengambil slot ION atau Takae Esports yang mengambil slot dari The Pillars. Meski masih ada Ucup dan Botz yang berada di roster ini, tugas terbesar BONAFIDE justru ada di pemain-pemain baru PMPL yaitu Licin dan Noox.
8. BOOM Esports
Nyaris lolos ke PMPL SEA Season 2 setelah hanya berjarak 1 poin dari AURA Esports membuat BOOM melakukan pembenahan roster untuk PMPL Indonesia Season 3. Melepas SVAFVEL, Ramones, dan Bobbs, mereka mendatangkan Ponbit yang sebelumnya bermain di Louvre Kings dan Hijrah yang merupakan kapten dari ION Esports.
“Meski mendatangkan Hijrah yang dikenal pengalamannya dan Ponbit yang memiliki aim keras banget namun BOOM terlihat masih belum menemukan gaya permainannya. Terlihat di berbagai scrim ataupun turnamen, mereka memiliki performa yang tidak stabil. Meski begitu, kedatangan kedua pemain ini semakin memperkuat roster yang sebelumnya ada Voker dan Ikyar. Peluang kembali lolos ke 16 besar sangat terbuka lebar bagi BOOM namun untuk menembus 5 besar mereka harus berjuang ekstra.”
9. Dewa United Esports
Mengakuisisi slot dari Louvre Esports yang tampil mengejutkan saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2, Dewa United menghadirkan sosok penting di Louvre yakni OkkyOzora dan Henz. Selain itu, mereka juga mendatangkan Caicai yang melejit saat bersama AURA Esports, Cryzen dari Dranix Esports, dan menariknya mereka juga mendatangkan Unii yang kembali di kompetitif PUBGM setelah terakhir bermain di RRQ Kage.
“Tim yang menurutku cukup unik namun patut diwaspadai dengan roster yang dihadirkan. Mereka memiliki paket komplit dengan OkkyOzora yang menjadi otak dari Dewa United, Caicai dan Cryzen yang kuat di closed combat, dan Henz dengan kemampuannya sebagai support. Bisa dibilang mereka tim yang patut diperhitungkan. Tinggal bagaimana mereka bisa tampil konsisten di regular season PMPL Indonesia Season 3.
10. Eagle 365 Esports
Mengakuisisi slot dari Siren Esports, mereka masih mempertahankan hampir seluruh pemain Siren yakni Audry, Justpays, Antem, dan Ekozu yang di PMPL Indonesia Season 2. Selain itu Eagle 365 juga menghadirkan Belvau yang dikenal pengalamannya sebagai pemain Call of Duty Mobile dan PUBG PC.
“Eagle 365 menjadi salah satu tim yang bisa menembus top 5 dengan roster yang hampir sama dari Siren Esports. Ada Audry yang memiliki kemampuan yang mendekati dari Ryzen (pemain Bigetron RA) dan juga Antem, Justpays, dan Belvau yang menarik perhatian komunitas setelah bermain sangat luar biasa di di berbagai turnamen komunitas.”
Diskusi seputar bagaimana PUBG, juga versi mobile-nya, dipertandingkan dan ditayangkan sepertinya masih menjadi diskusi hangat yang patut untuk dibahas. Saya jadi terpikir untuk kembali membahas ini setelah Tencent memutuskan untuk menghapus map Vikendi dari daftar map yang dipertandingkan di turnamen PMCO 2021 nanti. Berangkat dari sana, saya pun ingin membuka diskusi apakah format pertandingan PUBG Mobile sekarang sudah ideal?
Berbagai Kritik Ketika Battle Royale PUBG Menjadi Esports
Membincangkan esports PUBG Mobile terasa kurang lengkap tanpa berbicara bagaimana PUBG (PC) sendiri berangkat jadi esports. ESL Gamescom PUBG Invitational di tahun 2017 mungkin bisa dibilang sebagai bibit awal perkembangan PUBG menjadi esports. Sejak saat itu, turnamen demi turnamen pun muncul hingga PUBG Global Invitational pun hadir sebagai puncak esports PUBG pertama. Pada proses perkembangannya menjadi esports, banyak yang mengkritis soal kemunculannya.
Saya ingat sempat membaca beberapa artikel yang mengkritisi soal metode penayangan PUBG yang cenderung sulit karena banyaknya aksi yang bisa terjadi di dalam satu waktu. Ada juga yang mengkritisi soal format pertandingan PUBG yang cenderung membuat pertandingan jadi mudah ditebak. Ada juga yang mengkritisi soal PUBG yang bisa jadi mimpi buruk bagi operator turnamen esports karena harus menyediakan 64+ komputer di dalam satu turnamen LAN. Terlepas dari semua kritik, turnamen PUBG Global Invitational jadi pembuktian oleh sang pengembang dan berhasil menarik hampir 760 ribu peak viewers dengan total konsumsi hampir mencapai 9,2 juta jam.
PUBG Mobile pun mulai muncul ke permukaan pada Maret 2018 lalu. Mengikut kesuksesan pendahulunya, Tencent selaku penerbit PUBG Mobile pun mulai membangun ekosistem esports sedikit demi sedikit. Pada masanya, jenjang turnamen PUBG Mobile terbilang agak… acak-acakan. Bahkan, turnamen PUBG Mobile tingkat dunia ternyata sudah 4 kali berganti nama dari tahun 2018 sampai 2021 ini. Ada PMSC yang dimenangkan RRQ Athena di tahun 2018, lalu ada PMCO Global Finals yang dimenangkan Bigetron RA pada tahun 2019, kemudian berganti jadi PMWL East dan West di tahun 2020 kemarin, dan terakhir adalah PMGC 2020 yang sedang berjalan saat ini.
Tahun 2018 terbilang jadi masa eksplorasi bagi esports PUBG ataupun PUBG Mobile. Keduanya mencoba menghadirkan dua format pertandingan yaitu TPP (Third-Person Perspective) dan FPP (First-Person Perspective). Setelah satu tahun berjalan, dua game tersebut berpisah jalan dan menggunakan cara bertanding yang berbeda. Esports untuk PUBG di PC hanya mempertandingkan mode FPP saja sementara esports PUBG Mobile hanya mempertandingkan mode TPP saja.
Secara gameplay, PUBG di PC yang cenderung lebih realistis memang terbilang cocok menggunakan mode FPP yang imersif. Apalagi pemain game shooter di PC juga cenderung terbiasa bermain dengan sudut pandang first-person. Sementara pada sisi PUBG Mobile yang cenderung lebih arcade juga cocok menggunakan mode TPP. Apalagi juga mengingat kecilnya layar smartphone yang bisa membuat pemain kesulitan apabila dipaksakan berkompetisi dengan mode FPP; walaupun mode tersebut sebenarnya tersedia di dalam game.
Dengan pembedaan tersebut, dua game tersebut seolah berkembang menjadi dua dunia yang berbeda walau sebenarnya berasal dari satu IP (Intellectual Properties) yang sama. Walau begitu, perdebatan antara mode TPP atau FPP untuk esports PUBG Mobile sepertinya tidak berhenti sampai situ saja. Ketika PUBG berkembang menjadi esports dengan format liga, Tiongkok juga punya liganya sendiri yang diberi nama sebagai Peacekeeper Elite League. Peacekeeper Elite sendiri adalah nama game PUBG Mobile versi Tiongkok yang sudah di-rebrand dan diubah pada beberapa aspek agar menyesuaikan kebijakan pemerintah Tiongkok seputar konten kekerasan di game.
Liga Peacekeeper Elite League (PEL) dipertandingkan dengan menggunakan mode FPP. Bahkan berdasarkan dari beberapa informasi, Peacekeeper Elite League dipertandingkan dengan menggunakan Hardcore Mode yang artinya tidak ada indikator visual terkait suara langkah kaki atau suara tembakan di map, tidak ada kendali otomatis untuk looting, reload, ataupun membuka pintu. Kalau tim Peacekeeper Elite League hanya bertanding di Tiongkok saja, hal tersebut mungkin jadi tidak masalah. Namun demikian, tim-tim Peacekeeper Elite League ternyata juga turut bertanding di dalam turnamen PUBG Mobile tingkat internasional seperti PMWL ataupun PMGC 2020 yang sedang berlangsung.
Jadi sebenarnya bagaimana seharusnya PUBG Mobile dipertandingkan? Mari coba kita diskusikan dari aspek mode permainan dan map yang dipertandingkan.
Mode Untuk Esports, TPP atau FPP?
Diskusi soal TPP atau FPP sepertinya akan menjadi diskusi yang tidak kunjung habis dibahas dalam membicarakan esports PUBG Mobile. Pada ekosistem esports PUBG di PC, kebanyakan pihak akhirnya sepakat bahwa mode FPP menjadi mode yang cocok untuk esports. Namun pada sisi lain, dua mode ini sepertinya masih menjadi perbincangan jika kita bicara esports PUBG Mobile. Apalagi juga mengingat liga lokal Tiongkok yang ternyata bertanding dengan metode yang berbeda.
Menurut opini dari pengamatan saya pribadi, saya sebenarnya kurang setuju dengan mode TPP sebagai pertandingan esports PUBG Mobile. Ada beberapa alasan kenapa TPP masih kurang tepat dijadikan mode esports sampai sekarang.
Alasan pertama, kamera TPP memberi keunggulan lebih besar kepada pemain yang bertahan sambil bersembunyi. Dalam esports, urusan balancing mungkin akan selalu membuat sang developer pusing tujuh keliling. Makanya proses nerfing/buffing karakter atau keadaan di dalam permainan selalu ada demi mencapai keseimbangan yang terbaik. Sementara itu mode TPP untuk esports PUBG Mobile saya pikir cenderung tidak balance karena keunggulan yang didapat pemain bertahan cenderung lebih banyak dibanding pemain menyerang.
Pemain bertahan di mode TPP memiliki beberapa keunggulan. Satu yang pasti adalah bisa melihat pergerakan lawan tanpa harus memunculkan bagian tubuh apapun. Kalau deskripsi saya membingungkan, Anda mungkin bisa melihat screenshot yang saya tangkap dari cuplikan pertandingan PMSC 2018 lalu. Seperti yang Anda lihat, TTNAmit bersembunyi tapi masih bisa melihat pergerakan lawannya yaitu Zodk.
“Tapi semua orang bermain dengan mode TPP di pertandingan esports PUBG Mobile, berarti pertandingannya adil kan?”
Sayangnya tidak demikian. Anda yang sudah sering push rank hingga Conqueror tentu paham betul betapa sakitnya di “TPP” oleh musuh. Betapa horornya apabila melewati compound strategis tapi terlihat sepi-sepi saja. Padahal Anda bermain dengan TPP dan musuh Anda juga pakai TPP. Tapi kenapa musuh yang bertahan/bersembunyi bisa melihat Anda, sementara Anda yang menyerang/bergerak tidak bisa melihat mereka?
“Fortnite juga pakai TPP untuk esports. Berarti kamera TPP sebenarnya cocok-cocok saja untuk esports kan?”
Dari apa yang saya amati, ada satu perbedaan fundamental terbesar antara TPP versi Fortnite dengan TPP versi PUBG Mobile. Dalam Fortnite, setiap objek yang ada di medan pertarungan bisa dihancurkan. Senjata di game Fortnite juga sangat beragam. Mulai dari senjata yang umum seperti Rifle atau Machine-Gun sampai senjata-senjata peledak seperti bom ataupun basoka yang juga bisa menghancurkan tembok atau objek apapun.
Sementara pada PUBG Mobile, tidak ada satu pun objek di medan pertempuran yang bisa dihancurkan (kecuali pintu rumah). Jangankan tembok rumah, jerami yang ada di tengah lahan pertanian saja tidak hancur ataupun bergeser ketika ditembaki atau terkena ledakan granat.
Karena itu, bermain TPP di PUBG Mobile jadi sangat menguntungkan. Karena tembok/objek tidak bisa dihancurkan, maka risiko bagi pemain yang bertahan/bersembunyi jadi semakin kecil. Pemain yang bertahan tentu masih bisa dikalahkan dengan granat atau molotov. Namun terlepas dari itu, bertahan dengan kamera TPP di PUBG Mobile tetap cenderung lebih menguntungkan.
Dengan kondisi dan mekanik permainan yang ada, FPP sebenarnya terbilang jadi mode yang paling “fair” untuk esports PUBG Mobile. Dalam keadaan FPP, apa yang Anda lihat adalah posisi di mana Anda berdiri. Anda berlindung di balik tembok maka apa yang Anda lihat adalah tembok. Anda harus memunculkan tubuh Anda apabila ingin melihat ke mana musuh bergerak.
Karena hal tersebut, kondisi pemain menyerang dan pemain bertahan pun lebih adil. Pemain bertahan punya kemungkinan kalah yang lebih besar, karena ia hanya bisa mendengar suara langkah kaki saja tanpa bisa melihat posisi pasti pemain menyerang. Sementara pemain menyerang juga jadi lebih leluasa melakukan pergerakan tanpa harus takut terjebak kamera TPP sang lawan.
Saya juga menanyakan pendapat Head Coach Battle Royale Divisiondari AURA Esports yaitu Entruv. Pria bernama asli Alexander Putra tersebut pun setuju soal esports PUBG Mobile yang seharusnya menggunakan mode FPP. “Kalau ditanya esports PUBG Mobile seharusnya TPP atau FPP, gue setuju FPP. Karena mode FPP akan mengurangi elemen terpenting di Battle Royale yaitu luck. Lalu kalau ditanya apakah esports PUBG Mobile harus ikut Tiongkok yang pakai FPP Hardcore Mode, kalau menurut gue sih WAJIB!”
Terkait kelebihan TPP dan FPP, Entruv juga mengatakan. “Kalau TPP kelebihannya adalah penjualan skin akan naik dan para pemain casual sangat nyaman dengan mode ini. FPP memang sangat fair untuk kompetitif. Bahkan mungkin akan memunculkan meta baru yang harus dipelajari oleh setiap tim. Namun kekurangannya adalah tidak semua pemain mampu bermain FPP. Kekurangan mode FPP adalah bisa menyebabkan mual bagi beberapa pemain dan cenderung lebih sulit dipelajari oleh pemain casual.”
Pada akhirnya keadaan ideal yang diharapkan kadang memang tidak selalu berjalan sesuai dengan kenyataan yang ada. Seperti yang saya sebut di awal juga, PUBG Mobile mode FPP cenderung tidak nyaman dimainkan di mobile. Selain karena ukuran layar yang lebih kecil, pergerakan cepat secara terus menerus juga bisa memunculkan rasa motion sickness saat bermain dengan mode FPP bagi beberapa pemain. Namun memang, mode FPP terbilang adalah mode yang lebih ideal dari segi kompetitif karena cenderung lebih fair.
Di sisi lain, mode TPP cenderung lebih laku karena pemain jadi bisa melihat bentuk dari karakter yang dimainkan. Karena bisa melihat bentuk karakter, keinginan membeli skin pun jadi cenderung meningkat.
PUBG Mobile berhasil mengumpulkan pendapatan sampai dengan US$3 miliar pada Juli 2020 lalu. Kosmetik yang membuat penampilan makin apik tentu menjadi salah satu sumber pendapatan tersebut. Walau mode TPP cenderung kurang adil untuk esports, namun mode tersebut mau tidak mau terpilih untuk dipertandingkan karena menjadi mode yang paling sering dimainkan dan mudah diterima oleh segala macam gamers.
Map PUBG Mobile Untuk Esports, Haruskah Sanhok Juga Dihapuskan?
Selain soal TPP vs FPP, hal berikutnya yang juga diperbincangkan dalam pertandingan PUBG Mobile adalah map yang digunakan. Terakhir kali Tencent mengeluarkan keputusan menghapus Vikendi dari daftar map yang dipertandingkan untuk esports. Alasannya tidak dijelaskan, namun saya akan coba mengupasnya pada bagian ini.
Sebelum menuju pembahasan, patut diketahui bahwa PUBG Mobile punya 4 map, Erangel, Miramar, Vikendi, dan Sanhok.
Erangel dan Miramar adalah dua map awal di PUBG. Keduanya punya ukuran yang sama, yaitu 8×8 km. Vikendi dan Sanhok merupakan map yang tergolong paling baru dibanding yang lain. Dua map tersebut terbilang jadi percobaan PUBG Corp. untuk memberi variasi ke dalam game. Vikendi dan Sanhok punya ukuran yang lebih kecil, masing-masing adalah 6×6 km dan 4×4 km.
Normalnya satu game PUBG diikuti oleh sekitar 80 hingga 100 pemain. Namun untuk esports, jumlah pemain di dalam satu map dikurangi menjadi 64 pemain saja atau 16 tim berisi 4 pemain.
Kenapa jumlah pemainnya harus dikurangi? Seperti apa yang dikatakan oleh Entruv, faktor luck adalah faktor yang sebisa mungkin harus dikurangi (kalaupun tidak bisa dihilangkan) di dalam sebuah pertandingan esports. Semakin banyak pemain di dalam suatu map, maka akan semakin besar faktor keberuntungan di dalam pertandingan.
Kenapa demikian? Satu tim bisa jadi terpaksa berebut satu daerah dengan beberapa tim tersebut yang akan semakin meningkatkan faktor keberuntungan di dalam pertandingan karena berebut loot.
Baku tembak juga jadi sulit diprediksi karena ada kemungkinan diserang oleh pihak ketiga/empat/lima akan semakin besar. Karena hal tersebut, 64 orang di dalam map 8×8 km sejauh ini terbilang sudah cukup ideal. Masing-masing tim punya waktu yang cukup untuk looting dan merancang strategi rotasi untuk mendapat Chicken Dinner. Baku tembak dari beberapa pihak masih sangat mungkin terjadi tapi masih bisa diprediksi.
Lalu apa jadinya kalau 64 orang tersebut bertanding pada map yang berukuran lebih kecil? Tentu saja kemungkinan-kemungkinan seperti 100 orang di dalam map 8×8 km akan terjadi lagi. Karena hal tersebut Vikendi terbilang kurang cocok digunakan untuk esports PUBG Mobile.
Terkait hal tersebut, Entruv mengatakan: “Gue sangat setuju Vikendi dihapuskan dari map kompetitif PUBG Mobile karena tempo permainan di map Vikendi terbilang sangat lambat dan membosankan. Ditambah lagi bantingancircle juga terbilang sangat random sehingga pertandingan jadi sangat terpengaruh oleh faktor keberuntungan.”
Kalau Vikendi yang berukuran 6×6 km dihapuskan, lalu kenapa Sanhok tidak? Apakah Sanhok juga perlu dihapuskan demi mendapatkan pertandingan esports PUBG Mobile yang lebih fair? Entruv juga memberikan pendapatnya seputar hal tersebut. “Gue enggak setuju semisal Sanhok dihapus. Variasi 3 map tersebut sudah cocok supaya penonton tidak bosan. Hal tersebut juga mengingat map Sanhok yang ukurannya kecil dan tempo permainannya sangat cepat sehingga map tersebut jadi map yang paling menarik untuk ditonton sejauh ini.” Ucap Entruv.
Memang jika kita hanya melihat dari ukuran map saja, Vikendi jadi map yang ukurannya tanggung dan tidak berhasil menonjolkan karakteristik tertentu yang bisa dinikmati penonton. Sementara 3 map lainnya sudah punya ciri khas mereka masing masing.
Erangel terbilang jadi map default, sudah dikuasai oleh kebanyakan orang, dan punya ragam jenis baku tembak mulai dari sniping hinggak baku tembak jarak dekat di perkotaan. Miramar mungkin juga bertempo lambat, tapi pertarungan padang pasir berbukit dengan berbagai senjata laras panjang juga jadi hal yang menarik ditonton para penggemar esports. Sanhok mungkin agak menyebalkan bagi pemain, tapi ciri khas pertarungan tempo cepat penuh adrenalin adalah nilai yang paling menonjol dari map tersebut.
Lalu kalau bicara masalah circle, membahasnya mungkin akan agak rumit karena ada faktor RNG atau faktor random yang terlibat di sini. Karena saya cukup penasaran dengan apa yang dikatakan Entruv, saya pun akhirnya mencoba untuk melihat perbedaan bantingan circle antara Erangle, Miramar, dan Sanhok dengan Vikendi. Dari apa yang saya amati, ternyata apa yang dibilang Entruv soal bantingan circle yang random di Vikendi terbilang ada benarnya.
Saya mengambil sampel berupa perpindahan circle dari fase 1 ke fase 2. Erangel, Miramar, dan Sanhok memiliki pola yang sama. Pola tersebut adalah ukuran circle yang mengecil secara signifikan dan bantingan-nya yang cenderung sisi pojok.
Vikendi berbeda sendiri. Ukuran circle hanya sedikit mengecil saja ketika berpindah dari fase 1 ke fase 2. Bantingan circle Vikendi juga tidak terlempar ke pojok, melainkan menguncup ke bagian tengah. Pada saat berpindah dari fase 2 ke fase 3, polanya terbilang masih sama untuk Vikendi yaitu hanya sedikit mengecil dan tidak terlempar ke pojok.
Melalui pengamatan tersebut, mungkin memang benar bahwa pola circle di Vikendi cenderung beda dengan 3 map lainnya. Tapi kalau soal random, saya merasa pendapat Entruv mungkin ada benarnya mengingat jam terbang Entruv sebagai coach dan juga mantan pemain PUBG.
Akhir Kata…
Soal TPP atau FPP serta map mana yang cocok untuk dijadikan esports PUBG Mobile sebenarnya baru sebagian dari beberapa polemik lain yang juga tak kalah menarik untuk dibahas. Kita belum membahas apakah format pertandingan dengan poin sudah tepat untuk esports PUBG Mobile? Apakah poin yang diganjarkan sudah cukup seimbang untuk tim yang mengutamakan Chicken Dinner dengan tim yang bermain agresif mengutamakan Kill?
Konsistensi Tencent untuk terus mengevaluasi cara penyelenggaraan turnamen PUBG Mobile patut diapresiasi hingga sejauh ini. Satu hal yang juga patut diingat, PUBG adalah game Battle Royale pertama yang dipertandingkan sebagai esports.
Sepanjang sejarah perkembangan esports, pertandingan game biasanya hanya mempertandingkan dua pihak saja; entah dalam format 5vs atau 1vs1. PUBG dan PUBG Mobile menjadi game pertama yang mempertandingkan 16 tim di dalam satu map.
Seiring waktu dan evaluasi yang dilakukan, pertandingan PUBG Mobile sepertinya memang akan terus berubah dan berevolusi. Apakah perubahan akan menimbulkan ketidakpastian kepada perkembangan esports PUBG Mobile? Hal tersebut jadi mengingatkan saya kepada kata-kata seorang filsuf Yunani bernama Heraclitus yang mengatakan, “satu-satunya hal yang pasti adalah perubahan itu sendiri.”
Tinggal satu pekan menuju musim liburan akhir tahun. Pekan lalu akhirnya ditutup dengan pertandingan Super Weekend ke-4 dari PUBG Mobile Global Championship Season Zero dan pengumuman resminya kehadiran esports sebagai cabang bermedali di Asian Games Huangzhou 2022. Selain dua hal tersebut, berikut ragam berita perkembangan esports di pekan ke-4 Desember 2020 (15-21 Desember 2020).
PMGC Season Zero – Super Weekend 4
Tanggal 18 – 20 Desember 2020 lalu merupakan penghujung babak liga dari PUBG Mobile Global Championship 2020. Jagoan Indonesia yaitu Bigetron RA justru bermain dengan keadaan underperform pada saat itu. Dari total 15 ronde selama 3 hari pertandingan, tercatat Bigetron RA tidak pernah sekalipun mendapat Chicken Dinner dan beberapa kali terkena Too Soon. Pada sisi lain, Aerowolf Limax justru sedang on fire pada pekan ini dengan satu kali Chicken Dinner dan 4 ronde finish pada peringkat top 5.
Bigetron RA pun akhirnya harus puas mendapat peringkat runner-up dari akumulasi poin yang mereka dapatkan lewat 4 pekan pertandingan Super Weekend. Pada sisi lain, Aerowolf Limax yang awalnya terseok berhasil menyodok ke peringkat 14. Dengan perolehan yang didapatkan oleh SuperUna dan kawan-kawan, Aerowolf Limax pun berhasil lolos ke babak Grand Final yang direncakan hadir tanggal 21 Januari – 24 Januari 2020 mendatang.
Esports Dipastikan Jadi Ajang Bermedali Pada Asian Games 2022
Setelah Asian Games 2018 dan SEA Games 2019, kini esports akhirnya dipastikan akan hadir pada Asian Games Hangzhou 2022 mendatang. Tidak seperti Asian Games 2018, esports kali ini akan menjadi ajang resmi yang bermedali. Dalam pertemuan Dewan Olimpiade Asia, esports akhirnya diresmikan masuk Asian Games yang digolongkan dalam kategori “intellectual titles” layaknya cabang catur.
Pada Asian Games 2018, League of Legends, Arena of Valor, PES 2018, StarCraft II, Hearthstone, dan Clash Royale adalah game yang dipertandingkan di dalam cabang eksebisi esports. Indonesia berhasil meraih satu emas dari Clash Royale dan satu perak dari Hearthstone. Sayangnya belum ada informasi lebih lanjut seputar game apa yang dipertandingkan pada cabang esports Asian Games 2022. Namun mengingat banyaknya kritik pedas soal game berbau kekerasan dari komite olimpiade internasional, kemungkinan besar Asian Games 2022 tidak akan mempertandingkan game seperti PUBG Mobile ataupun CS:GO untuk cabang esports.
Capcom Cup 2020
Kawan-kawan Fighting Game Community (FGC) patut bergembira hati mendengar kabar yang satu ini. Pasca absennya banyak pertandingan fightinggameoffline di tahun 2020, Capcom akhirnya mengungkap bahwa mereka akan mengadakan Capcom Cup 2020 secara offline pada Februari 2021 mendatang. Pertandingan akan diadakan pada tanggal 19-21 Februari 2020 mendatang di Republik Dominika. Dua bagian acara dibagi ke dalam tiga hari penyelenggaraan acara. Tanggal 19 adalah pertandingan Street Fighter League World Championship yang mempertemukan dua tim terbaik dari SF League US dan SF League Japan. Tanggal 20 adalah pertandingan Capcom Cup top 20 dilanjut dengan Grand Final pada tanggal 21 Februari 2021.
Facehugger dan Randy “CL” Join AURA Esports divisi MLBB
AURA Esports mengumumkan dua sosok baru yang akan bergabung ke dalam pasukan MLBB mereka. Dua sosok tersebut adalah Facehugger yang merupakan mantan pemain Dota 2 dan CL yang merupakan mantan pemain profesional AOV. Facehugger tergabung ke dalam divisi MLBB sebagai analis sementara CL tergabung sebagai coach. Kehadiran dua sosok tersebut ke dalam ekosistem MLBB sedikit banyak menunjukkan bagaimana MPL masih menjadi salah satu liga esports paling stabil dan menjanjikan di Indonesia untuk saat ini. Kira-kira, apakah dua sosok tersebut bisa mendongkrak prestasi AURA Esports di MPL ID Musim ke-7 nanti?
IESPA Gandeng Platform Stream Lokal GOX.ID
Pada tanggal 16 Desember 2020 kemarin, IESPA selaku salah satu asosiasi esports di Indonesia mengumumkan GOX.ID yang merupakan platform stream lokal sebagai mitra resmi mereka. Mengutip rilis, kolaborasi tersebut dilakukan sebagai langkah strategis bagi IESPA dalam menjaga eksistensi, mengembangkan komunitas binaan, serta mencapai tujuan dari federasi. Selain itu kolaborasi ini dilakukan juga sebagai dalam usaha untuk mendorong peluang baru bagi gamer lokal di berbagai daerah di Indonesia untuk menyalurkan bakat mereka sebagai streamer.
PUBG Mobile Japan League Resmi Jadi Liga Franchise
PUBG Mobile Japan League dikabarkan resmi akan menjadi liga franchise pada tahun 2021 mendatang, dilangsir dari Dot Esports. Nantinya akan ada 16 tim yang akan ikut serta untuk memperebutkan total hadiah sebesar 300 juta yen (sekitar Rp41 juta). Liga franchise PMJL dikabarkan akan memiliki aturan gaji minimum yaitu sebesar 3,5 juta yen (sekitar Rp479 juta) untuk semua pemain. Pertandingan dikabarkan akan dilakukan secara offline dan akan diikuti oleh tim-tim sekaliber seperti Blue Bees, A1 Esports, DeToNator, SunSister, dan lain sebagainya.
Activision Ungkap Rencana Call of Duty League Musim Tahun 2021
Lewat sebuah video yang diunggah di YouTube, Activision umumkan perubahan format Call of Duty League 2021. Salah satu perbubahannya adalah kehadiran 5 turnamen major di dalam satu musim. Nantinya babak regular season akan dipertandingkan dengan format grup yang bermuara pada babak playoff di turnamen major. Pertandingan dikabarkan masih akan dipertandingkan secara online mengingat situasi pandemi yang masih terjadi. Tim peserta juga tidak terlalu beda jauh dengan musim sebelumnya yang didominasi oleh tim-tim asal Amerika Serikat dan beberapa dari Eropa.
Negara Afghanistan Blokir PUBG Mobile Untuk Sementara Waktu
Setelah selesai dengan permasalahan pemblokiran di India, PUBG Mobile kini kembali menerima penolakan. Dikutip dari Dot Esports, kali ini giliran negara Afghanistan yang memutuskan memblokir PUBG Mobile karena dianggap memiliki dampak negatif. Afghanistan Telecom Regulatory Authority (ATRA) selaku pemangku kepentingan dalam ranah telekomunikasi mengatakan bahwa mereka telah melakukan rapat dengan berbagai kementrian dan memutuskan untuk memblokir PUBG Mobile untuk sementara waktu untuk diinvestigasi secara lebih lanjut.
Merger DouYu-Huya Diinvestigasi Pemerintah Tiongkok
DouYu dan Huya selaku dua platform streaming terbesar di Tiongkok mengumumkan merger alias bergabung menjadi satu perusahaan pada tanggal 12 Oktober 2020 lalu. Hybrid.co.id sempat membahas sendiri soal penggabungan tersebut dan potensi masalah yang akan dihadapi. Pada akhirnya tanggal 14 Desember kemarin, rencana penggabungan tersebut pun diinvestigasi oleh pemerintah Tiongkok. Esports Observer mengatakan bahwa investigasi tersebut dilakukan karena usaha merger tersebut dianggap berpotensi melanggar undang-undang anti monopoli yang diterapkan pemerintah Tiongkok. Informasi terakhir mengatakan bahwa Huya akan bertindak kooperatif dan mengikuti apa yang diminta serta diperintahkan oleh regulator Tiongkok untuk menyelesaikan investigasi tersebut.
Fall Guys Ungkap Kostum Baru Berbentuk Sosok Ninja Sang Selebriti Gamers
Surprise!@Ninja is now in the store and he only costs:
1 x 👑 Top 1 x 👑 Bottom
So let's see some 100% Ninja lobbies 👀
⭐️ We've also got a special show going live in 6 minutes of Ninja's favourite rounds! ⭐️
Setelah proses lelang yang dilakukan, akhirnya terungkap sudah bahwa Ninja akan menjadi sosok pertama yang mendapatkan skin di dalam Fall Guys. Awal mula dari hal ini adalah kampanye yang dilakukan oleh pengembang Fall Guys yang bertajuk Battle of the Brand. Kampanye dilakukan dalam bentuk lelang, dengan uang hasil lelang akan didonasikan dan pemenang lelang dibuatkan skin oleh sang pengembang. Ninja, MrBeast, Aim Lab, dan G2 Esports adalah penawar terakhir dengan tawaran sebesar US$1.000.000. Ninja menjadi yang pertama mendapatkan skin atas dirinya di dalam Fall Guys dan kini sudah tersedia di dalam game.
Setelah 6 pekan pertandingan babak Regular Season, PUBG Mobile Professional League Indonesia 2020 Season 2 (PMPL ID 2020 Season 2) kini sudah memasuki babak puncaknya. Tanggal 25-27 September 2020 kemarin menjadi momen puncak, untuk menentukan siapa tim PUBG Mobile terbaik di Indonesia. Babak Grand Final musim ini jadi teramat menarik, karena pertandingan lebih kompetitif dengan beragam tim berhasil merebut Chicken Dinner. Tanpa berlama-lama lagi, berikut rekap Grand Final PMPL ID 2020 Season 2.
Day 1
Pertandingan hari pertama dari babak Grand Final menjadi showcase bagi BOOM Esports. Voker dan kawan-kawan berhasil bermain dengan teramat apik, sehingga mereka bisa mengamankan dua Chicken Dinner sekaligus di awal-awal ronde. Tak mau kalah, ION Esports juga berusaha keras untuk bisa merebut poin sebanyak-banyaknya, dan berhasil rebut 2 Chicken Dinner juga. Namun terlepas dari itu, Victim dan ONIC menjadi dua tim lain yang turut mencuri Chicken Dinner di hari pertama sehingga berhasil merebut poin yang cukup banyak.
Pertandingan hari pertama juga sekaligus menunjukkan keberanian, serta naiknya level permainan tim-tim Indonesia di PMPL ID. Salah satu momen paling apik mungkin adalah ketika Cryzen bermain dengan begitu solid, berhasil melakukan Clutch 1 vs 2 pada saat bertanding di map Vikendi.
Day 2
Hari kedua giliran Aerowolf Limax yang menanjak naik. Ronde 1 BOOM Esports masih membawa semangat hari sebelumnya dan berhasil mendapatkan Chicken Dinner. Aerowolf Limax menyaingi setelahnya, lalu diikuti oleh Chicken Dinner yang didapat Louvre Kings setelahnya. Jelang akhir ronde, ION Esports, ONIC, dan Victim Esports juga tak mau kalah merebut Chicken Dinner di hari itu. Perolehan yang sangat variatif membuat persaingan poin menjadi teramat sengit. Terlepas dari itu, Aerowolf berhasil memuncaki hari kedua dengan total perolehan poin sementara sebanyak 140.
Dengan perolehan poin yang begitu sengit, tak heran jika pertandingan penuh dengan tindakan-tindakan agresif dari para pemain. Momen ONIC menusuk maju dengan gagah berani, RRQ Valdemort hampir tergilas mobil, permainan agresif nan tajam dari Louvre.Henz jadi bukti betapa panasnya pertandingan hari kedua.
Day 3
Hari ketiga hari penentuan. Awal-awal ronde dibuka dengan Chicken Dinner dari Victim Esports, The PIllars, dan AURA Esports. Namun demikian permainan dari Aerowolf Limax begitu konsisten pada hari itu. Walaupun tak dapat Chicken Dinner, mereka masih dapat pertahankan posisi di puncak klasemen sementara. Ronde selanjutnya Siren Esports, MORPH Team, dan Bigetron RA berhasil mencuri Chicken Dinner. Terlepas dari itu, poin Aerowolf Limax tak terkalahkan karena permainan yang begitu solid dari Spaov dan kawan-kawan. Alhasil, Aerowolf Limax berhasil keluar menjadi juara PMPL ID 2020 Season 2 dengan total perolehan sebesar 184 poin.
Kemenangan Aerowolf Limax menjadi dobrakan yang besar, mengingat sang serigala putih yang hanya berhasil finish di peringkat 10 pada musim lalu. Dari Selain itu, nasib BOOM Esports mungkin menjadi salah satu yang paling nahas di final PMPL ID 2020 ini. Bukan soal performa, tapi soal akumulasi poin yang didapat BOOM Esports dari 3 hari pertandingan. BOOM Esports harus puas berada di peringkat 3 dengan perolehan 163 poin, hanya selisih SATU poin saja dengan AURA Esports yang berada di peringkat 2. Maka dari itu, Aerowolf Limax, dan AURA Esports akan melaju ke PMPL SEA Finals, menemani Bigetron RA yang sudah lolos terlebih dahulu berkat kemenangannya di babak Regular Season.
Catatan viewership Grand Final PMPL ID 2020 Season 2
Tayangan Grand Final PMPL ID 2020 Season 2 berhasil memenuhi ekspektasi, dengan catatan viewership yang lebih banyak daripada hari-hari biasa di Regular Season. Namun demikian, satu yang menarik adalah, jumlah views terbanyak justru dikumpulkan di pertandingan hari pertama. Melihat hal ini, turunnya performa pertandingan Bigetron RA (yang sangat digandrungi penonton esports PUBG Mobile Indonesia) mungkin jadi salah satu alasan.
*Durasi siaran tidak tersedia karena VOD hari ketiga hilang dari page Facebook PUBG Mobile Indonesia pada saat artikel ini ditulis tanggal 28 September 2020.
Total views – 3,2 juta views
—
Selamat untuk Aerowolf Limax. Kehadiran juara baru tentu membuat PMPL ID menjadi semakin kompetitif, dan semakin menarik disimak. Bigetron RA, Aerowolf Limax, dan AURA Esports akan berjuang membawa nama Indonesia pada pertandingan PMPL SEA Finals 2020 Season 2. Mengutip Liquidpedia, pertandingan akan dimulai 23 November mendatang. Semoga tiga wakil Indonesia bisa menunjukan permainan terbaiknya di PMPL SEA Finals 2020 Season 2 mendatang!
Pekan ketiga jadi giliran AURA Esports yang sedang membara, dan berhasil mendapatkan juara mingguan. Selain pertandingan utama PMPL ID Season 2, pertandingan week 4 juga menayangkan PMPL SEA Ladies, yang merupakan ajang pembuktian kemampuan pemain PUBG Mobile perempuan se-Asia Tenggara.
PMPL SEA Ladies diikuti oleh 16 tim. Indonesia diwakili tiga tim terbaik dari PMPL ID Ladies Tournament yang diselenggarakan pada week 3 lalu. Para tim ladies asal Indonesia bertarung dengan luar biasa dalam pertandingan tersebut. Dari 4 ronde pertandingan, Aerowolf Zoo, BTR Ace, dan Alter Ego Dionne berhasil membuat tim dari negara lain cukup kesulitan.
Aerowolf Zoo terbilang jadi yang paling konsisten. DevilDust dan kawan-kawan berhasil mempertahankan posisi top 4 di 3 ronde, dan mengumpulkan 55 poin. Sayangnya di akhir pertandingan, Littlegroot Eufrosinedari Thailand berhasil mengumpulkan poin 58 poin dan menjadi juara. Akhirnya, Aerowolf Zoo mendapat posisi Runner-Up dalam gelaran tersebut. Sementara itu, Belletron Ace dengan perolehan 47 poin berhasil mendapat peringkat 4, diikuti oleh Alter Ego Dionne dengan perolehan 46 poin di peringkat 5.
Sementara itu pada pertandingan PMPL ID Season 2, AURA Esports yang berada di grup B sudah mengamuk sejak hari pertama. Sempat Too Soon dua kali, namun mereka tampil sangat konsisten setelahnya, pertahankan peringkat 5 besar sebanyak 4 kali dan dapat Chicken Dinner satu kali, dari 6 ronde pertandingan. Pada akhir hari pertama AURA Esports amankan peringkat 2 dan mengantungi total 72 poin.
Hari kedua pertandingan jadi semakin menarik karena AURA Esports di grup B harus bertemu grup C yang didalamnya ada Bigetron RA. Walaupun melawan tim juara dunia, namun AURA Esports berhasil menunjukkan ketangguhannya pada pekan ini. Mereka lagi-lagi cuma dapat satu Chicken Dinner, tapi tampil konsisten dengan mengamankan posisi top 10 sebanyak 5 kali dari 6 ronde pertandingan. Dengan satu kali Too Soon saja, AURA Esports amankan 77 poin dan menjadi tim dengan perolehan poin terbanyak di hari itu.
Hari terakhir giliran RRQ Ryu yang mengamuk, walaupun membuka pertandingan ronde 1 dengan Too Soon. Namun setelahnya mereka kembali stabil, terus-terusan berada di posisi top 10, dan amankan satu kali Chicken Dinner dengan 11 kill. Pada akhir hari ketiga, RRQ Ryu berhasil memperoleh 67 poin dan menjadi tim dengan perolehan poin terbanyak di hari itu.
Setelah 3 hari pertandingan. AURA Esports berhasil menjadi juara mingguan dengan 149 poin yang mereka kumpulkan dari pertandingan PMPL ID Season 2 week 4 hari pertama dan kedua. Sementara di sisi lain, performa MORPH Team terbilang menurun sangat drastis pada pekan ini, walaupun mereka berhasil merajai pekan lalu. Mereka cuma mendapatkan total 44 poin saja, sehingga Rensky dan kawan-kawan tergeser ke peringkat 7 pada week 4.
Jumlah Penonton PMPL ID 2020 Season 2 Week 4
PMPL ID 2020 Season 2 Kembali menyiarkan pertandingan Ladies Tournament pada pekan ini. Faktor tersebut mungkin bisa dibilang jadi alasan total views PMPL ID 2020 Season 4 week 4 terbilang stabil jika dibandingkan pekan lalu. Pertandingan hari kedua (5 September 2020), yang menjadi puncak dari turnamen Ladies, menjadi pertandingan dengan total views terbanyak. Berikut rincian data viewership PMPL ID 2020 Season 2 Week 4.
Sebagai catatan data jumlah penonton tersebut kami kumpulkan pada saat artikel ini ditulis, yaitu tanggal 7 September 2020.
—
PMPL ID 2020 Season 4 mungkin bisa dibilang sebagai liga PUBG Mobile Indonesia paling kompetitif sejauh ini, melihat juara mingguan yang terus menerus diperebutkan oleh tim yang berbeda pada setiap pekan. Setelah AURA Esports, kira-kira siapa lagi yang akan merebut titel tersebut? Atau mungkin, AURA Esports bisa mempertahankan performa gemilang mereka?
PUBG Mobile Pro League Indonesia 2020 Season 2 telah memasuki pekan ketiganya. Dinamika pertandingan menjadi semakin tidak terduga, setelah MORPH Team berhasil menjadi juara mingguan, lalu ION Esports mendobrak Global Leaderboard dan menjadi pemuncak klasemen keseluruhan sementara di pekan ketiga ini.
ION Esports memang sudah menunjukkan potensinya sejak mereka melakukan debut eksplosif di pekan perdana PMPL ID 2020 Season 2. Pada pekan kedua, ION Esports mungkin tidak menjadi sorotan karena ada BOOM Esports yang berhasil menjadi juara mingguan. Namun berkat permainan yang stabil, posisi mereka di klasemen keseluruhan cukup stabil pada pekan lalu.
Pekan ini ION Esports kembali mendobrak. Pada pertandingan pertama mereka berhasil mendapatkan poin terbanyak, walau sebenarnya tidak mendapatkan Chicken Dinner sama sekali. Pada sisi lain, Bigetron RA sedang mengalami penurunan performa permainan, dan finish di peringkat 9 pada akhir pertandingan grup A vs B di hari pertama.
Berada di grup C, MORPH Team sudah mulai mendobrak sejak hari kedua. Walau mereka hanya berada di peringkat 3, tetapi performa noMrcy dan kawan-kawan cukup stabil di hari itu. Sementara di sisi lain, AURA Esports yang memanas di pertandingan hari kedua, dengan total dua Chicken Dinner yang mereka dapatkan.
Hari ketiga menjadi puncak performa bagi MORPH Team. Mereka mungkin tidak bergelimang Chicken Dinner, namun poin Kill yang didapatkan sangatlah banyak. MORPH Team membuka hari dengan peringkat 3 dan 15 kill, membuat perolehan poin tim berjulukan #MightyMorph jadi mencuat. Performa puncak tersebut berhasil dipertahankan oleh Jeixy dan kawan-kawan setelahnya.
Ronde kedua mereka berhasil mendapatkan Chicken Dinner dengan 14 Kill, dilanjut dengan mendapat peringkat 2 di ronde ketiga dengan 10 Kill. Namun setelahnya, MORPH Team terlihat mulai dingin sedikit demi sedikit. Perolehan peringkat mereka menurun, walau tetap mempertahankan jumlah Kill yang didapatkan.
Dengan apa yang mereka tunjukkan di pertandingan Week 3, MORPH Team kini menyodok ke peringkat 2 Global Leaderboard sementara dengan total perolehan 370 poin. Dari sisi lain, Bigetron RA yang sedang tidak prima di week 3 kemarin masih duduk di peringkat 4 dengan total perolehan 352 poin.
Jumlah Penonton Week 3 PMPL ID 2020 Season 2
Selain pertandingan yang semakin memanas, pekan ketiga PMPL ID 2020 Season 2 juga menyajikan pertandingan Star Challenge, yang sepertinya juga berhasil menarik minat para khalayak esports PUBG Mobile Indonesia. Dari 3 hari penayangan PMPL ID 2020 Season 2, terlihat juga bahwa akhir pekan, tepatnya hari minggu (30 Agustus 2020), menjadi waktu pilihan bagi khalayak esports PUBG Mobile Indonesia untuk menonton PMPL ID 2020 Season 2. Berikut rincian jumlah penonton week 3 PMPL ID 2020 Season 2.
Total durasi siaran – 534 menit 26 detik (8 Jam 57 menit 26 detik)
Total views – 2,3 juta views
Sebagai catatan, data jumlah penonton tersebut kami kumpulkan setelah tayangan week 3 day 3 PMPL ID 2020 Season 2 berakhir, tepatnya tanggal 30 Agustus 2020 kemarin.
—
Kompetisi PMPL ID 2020 Season 2 menjadi semakin dinamis, setelah bangkitnya MORPH Team di pekan ketiga ini. Pekan depan sepertinya akan menjadi semakin sengit lagi. Mengingat tinggal 2 pekan tersisa untuk babak Regular Season, pengisi top 8 global leaderboard sementara di PMPL ID 2020 Season 2 tentunya tidak akan mau mengalah demi mendapatkan kesempatan bertanding di babak Final nantinya.
PUBG Mobile Pro League 2020 kini sudah memasuki musim kedua. Pekan lalu, 14- 16Agustus 2020, menjadi pertandingan pekan perdana dari PMPL ID 2020 Season 2, yang jadi momen debut eksplosif dari ION Esports. Walau sudah memasuki musim kedua, namun PMPL ID masih meninggalkan pertanyaan yang sama, siapa tim Indonesia yang bisa menumbangkan laju Bigetron RA?
MORPH Team merupakan “kawan seperjuangan” Bigetron RA di PMWL 2020 Season Zero East Region. Dalam pertandingan online tingkat Asia tersebut, MORPH Team mendapat hasil yang kurang memuaskan, finish peringkat 18 di akhir babak Regular Season. Namun keikutsertaan mereka di PMWL 2020 Season Zero – East Region terbilang memberi pengalaman yang menjadi bekal mereka menghadapi PMPL ID 2020 Season 2. Dengan roster yang semakin matang, serta pemain seperti Zaay dan Frenzzy, MORPH Team seharusnya lebih siap untuk menggusur tahta Bigetron RA.
RRQ Ryu
Musim lalu tim ini berhasil menyedot perhatian para pemirsa berkat penampilan luar biasa dari Nerpheko. Namun, sayangnya RRQ Ryu harus puas finish peringkat 9 di akhir musim PMPL ID 2020 Season 1. Perfroma naik turun bisa dibilang menjadi salah satu alasan kenapa RRQ Ryu mendapat hasil yang kurang memuaskan. Musim ini mereka menambah satu pemain baru, Mildway dari tim Professional Esports. Dengan penambahan pemain ini, serta melihat bagaimana performa mereka belakangan, tentu saja RRQ Ryu akan menjadi penantang keras bagi Bigetron RA di musim ini.
BonafideKing
Musim sebelumnya, tim ini berstatus sebagai kuda hitam, namun mereka berhasil menunjukkan performa yang cukup keras dan bahkan hampir lolos ke PMPL SEA. Walau kehilangan Jerssy, namun mereka menghadirkan Hans4you dan Sfq sebagai pelatih. Mereka mengalami awal pekan yang cukup berat, sehingga harus puas bertengger di peringkat 13 untuk saat ini. Namun melihat performa mereka pada turnamen sebelum PMPL yang cukup baik, kita lihat saja sejauh mana tim ini bisa menantang sang Red Aliens.
BOOM Esports
Akhir babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 1, BOOM Esports tampil dengan cukup memukau dan berhasil mengamankan peringkat 4. Voker, bisa dibilang sebagai salah satu pemain kunci atas performa BOOM Esports yang cukup gemilang tersebut. Musim ini, BOOM Esports tak banyak berganti roster, hanya melepas Eston, dan menambah Bobbs dari The Pillars Slayer. Berkaca pada performa mereka di turnamen sebelum PMPL, BOOM Esports juga seharusnya bisa mengaum dengan keras ke arah Bigetron Red Aliens.
AURA Esports
AURA Esports memang tampil dengan cukup mengesankan di musim ini. Saat ini, mereka bertengger di peringkat 3, dengan selisih poin yang cukup tipis dengan Bigetron RA dan ION Esports. Ditinggal Kent, kini mereka menghadirkan Steve sebagai pemain terbaru. Pergantian pemain tersebut sepertinya tidak terlalu berpengaruh banyak, yang membuat Jayden dan kawan-kawan, seharusnya bisa bicara lebih banyak di PMPL ID 2020 Season 2 ini.
—
Selain soal 5 tim tersebut, BroPasta juga menambahkan pendapatnya sebagai penutup pembahasan. “Perubahan sistem poin dan turnamen yang berjalan secara online, menurut saya membuat semua tim jadi punya kesempatan yang kurang lebih sama.” PMPL ID 2020 Season 2 masih akan berlangsung hingga bulan September 2020 mendatang. Akankah kelima tim tersebut berhasil menumbangkan Bigetron Red Aliens?
Seiring dengan begulirnya MPL Indonesia Season 6, di tahun 2020 juga digelar kembali Mobile Legends Development League Season 2. MDL adalah wadah kompetisi bagi tim yang tidak memiliki franchise slot di MPL dan juga diisi oleh tim akademi bagi tim yang berlaga di MPL. Meskipun demikian MDL tetap bisa menyajikan pertandingan yang tidak kalah seru dengan MPL.
Pertandingan pembuka antara tim XCN BKB dan tim Alter Ego X tidak bisa dilangsungkan karena tim XCN BKB dinyatakan gagal hadir sesuai dengan jadwal pertandingan. Secara otomatis tim Alter Ego X mendapatkan poin pertama di gelaran kompetisi MDL Season 2.
Selanjutnya adalah giliran tim Genflix Aerowolf Jr menghadapi tim Aura Esports. Pertandingan berlangsung sangat alot di antara keduanya dan hampir menyentuh durasi 30 menit. Sebenarnya tim Genflix Aerowolf Jr secara umum bisa tampil lebih baik daripada lawannya, hanya saja tim Aura Esports lebih bermain lebih efisien dalam mengeksekusi objective selama match berlangsung. Match ketiga menjadi penentuan perebutan poin setelah tim Genflix Aerowolf Jr memenangkan match kedua. Skor 2-1 menutup pertandingan kedua untuk kemenangan tim Aura Esports.
Adapun pada gelaran hari kedua, tim RRQ Sena berhasil mencuri perhatian setelah berhasil menumbangkan tim Victim Esports yang adalah pemenang di MDL Season 1. Performa tajam berhasil ditunjukkan oleh Alberttt dalam skuad RRQ Sena memberikan tambahan kepercayaan diri tetapi juga performa yang lebih baik bagi RRQ Sena.
Di hari yang sama tim EVOS Esports menunjukkan performa yang tampaknya menurun. Tercatat di matchday kedua, tim Siren Esports berhasil menahan perlawanan tim EVOS Esports dan bermain penuh 3 match. Dengan hasil akhir 2-1 EVOS Esports setidaknya masih bisa menyelamatkan mukanya dari kekalahan berturut-turut.
Sebagai penutup minggu pertama, hasil pertandingan yang diraih tim Bigetron Bravo dan Onic Prodigy adalah ajang pembuktian bagi sosok coach yang baru bergabung. Sayangnya kali ini tim Bigetron Bravo belum bisa mengungguli tim Genflix Aerowolf Jr. Sedangkan Onic Prodigy memulai debutnya dengan cukup baik dan memperoleh kemenangan pertamanya atas tim XCN BKB.
Sampai berita ini diturunkan, tim RRQ masih menjaga tren positif dan memimpin raihan poin di gelaran kompetisi MDL Season 2. Tim Aura Esports mencatatkan kemenangan atas tim XCN BKB dan menempatkan dirinya di peringkat kedua sejauh ini. Di peringkat ketiga masih ada tim Victim Esports yang seolah baru terbangun dan mencoba membangun momentum kembali di gelaran kompetisi MDL Season 2.