Tag Archives: ayoconnect

Pendanaan Ayoconnect MCI

MCI Dikabarkan Kembali Berikan Pendanaan ke Ayoconnect

Mandiri Capital Indonesia (MCI) dikabarkan kembali memberikan pendanaan ke startup fintech Ayoconnect. Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.PE, nilainya sekitar $2,5 juta atau setara 39 miliar Rupiah. Dari data tersebut juga terlihat bahwa dalam putaran seri B1 ini harga per lembar sahamnya jauh di bawah putaran sebelumnya (downround).

DailySocial.id sudah mencoba mengonfirmasi kabari ini ke kedua belah pihak, namun mereka enggan memberikan pernyataan resmi.

Penggalangan dana seri B Ayoconnect sudah berlangsung sejak tahun 2021. Kala itu diawali putaran pra-seri B senilai $10 juta yang diikuti Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, dan sejumlah angel investor. Kemudian pada awal Januari 2022, perusahaan mengumumkan pendanaan seri B senilai $15 juta dipimpin Tiger Global dengan partisipasi PayU, Alto Partners, dan sejumlah angel investor.

Menjelang akhir tahun 2022, Ayoconnect kembali mengumumkan tambahan perolehan putaran seri B mereka senilai $13 juta dipimpin SIG Venture Capital, diikuti oleh Innovation Capital serta beberapa investor sebelumnya, termasuk PayU dan Prosus. Secara total, sampai pendanaan seri B+ ini Ayoconnect berhasil bukukan pendanaan ekuitas senilai $28 juta.

Kinerja Ayoconnect sepanjang 2023

Sejak didirikan tahun 2016 oleh Chiragh Kirpalani dan Jakob Rost, Ayoconnect telah menjelma sebagai penyedia layanan Open Finance API yang lengkap, melayani pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Solusi yang dihadirkan memudahkan pemilik bisnis dengan menyediakan infrastruktur pembayaran dengan embedded finance — memungkinkan pengembang menyematkan kapabilitas pembayaran ke aplikasi yang dikembangkan.

Disampaikan dalam rilis resminya, sepanjang 2023 Ayoconnect mendapatkan penambahan lebih dari 50 klien baru. Sejumlah perusahaan yang kini jadi klien mereka antara lain Bluebird, Bank Syariah Indonesia, Kredivo, JULO, KiriminAja, Bank DKI, Koperasi Syariah BMI, dan MNC Group.

Melalui peningkatan pelanggan tersebut, Ayoconnect juga mengklaim berhasil mendorong pertumbuhan bisnis dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dimungkinkan dengan diluncurkannya inovasi White-Label Virtual Cards yang diluncurkan bersama Mastercard pada Januari 2023 silam dan Instant Transfer API. Dua inovasi tersebut berhasil memberikan Ayoconnect keunggulan kompetitif dalam lanskap fintech yang dinamis.

Perusahaan juga sempat melakukan efisiensi, salah satunya dengan memberhentikan 10% dari total karyawan pada Agustus 2023 lalu. Keputusan ini diambil perusahaan sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi makro ekonomi dan upaya menuju profitabilitas.

Capaian bisnis Ayoconnect sepanjang 2023 / Ayoconnect
Capaian bisnis Ayoconnect sepanjang 2023 / Ayoconnect

Hadirnya berbagai fitur keuangan baru yang diluncurkan oleh mitra Ayoconnect juga dinilai mampu berkontribusi secara signifikan terhadap meluasnya adopsi layanan keuangan digital tingkat nasional.

Founder & CEO Ayoconnect Chiragh Kirpalani menjelaskan, “Kesuksesan Ayoconnect pada tahun 2023 merupakan bukti komitmen kami terhadap inovasi dan kolaborasi. Kami bangga menyambut klien baru ke dalam ekosistem kami dan berharap dapat melanjutkan perjalanan menuju lanskap keuangan yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.”

Chiragh menatap optimis bahwa lanskap ekonomi digital pada tahun 2024 akan membaik seiring dengan reformasi pemerintah dan tumbuhnya konsumsi swasta sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga didukung oleh proyeksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $150 miliar atau setara Rp2,333 triliun pada tahun 2025.

Ayoconnect Pangkas 10% Karyawannya

Startup fintech Ayoconnect mengumumkan pemangkasan sebanyak 10% dari total karyawannya di Indonesia. Keputusan ini diambil perusahaan sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi makro ekonomi dan upaya menuju profitabilitas.

“Keputusan ini  diambil untuk mengoptimalkan fungsi divisi dan struktur organisasi yang lebih ramping dan upaya mencapai tujuan di tahun 2023 untuk menciptakan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan,” demikian pernyataan resmi manajemen Ayoconnect kepada DailySocial.id.

Ayoconnect memastikan bahwa kinerja pendapatannya dan permintaan pasar terhadap solusi Fintech as a Service (FaaS) tetap meningkat. Ke depannya mereka akan fokus mengembangkan produk-produk utama yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.

“Ayoconnect berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan kepada karyawan yang terdampak selama masa transisi ini. Bantuan komprehensif ini termasuk pesangon yang sesuai, asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga selama enam bulan, dan program penempatan guna membantu karyawan yang terdampak mencari peluang baru,” jelasnya.

Ayoconnect, sebelumnya bernama Ayopop, didirikan oleh Jakob Rost, Adi Vora, dan Chiragh Kirpalani pada 2016. Startup ini membangun solusi berbasis API untuk layanan pembayaran dan produk digital lain, serta API Full Stack untuk berbagai kebutuhan, seperti Open Finance, Bill API, dan Insight API.

Di sepanjang 2022, Ayoconnect telah mengumumkan dua putaran pendanaan. Pertama, perolehan pra-seri B senilai $15 juta (lebih dari Rp215 miliar) yang dipimpin Tiger Global pada akhir Januari 2022. Kedua, putaran seri B+ senilai $13 juta (ebih dari Rp460 miliar) yang dipimpin oleh SIG Venture Capital pada Oktober 2022. 

Sejak tahun lalu, aksi efisiensi startup di Indonesia masih terus berlanjut sebagai upaya menuju profitabilitas dan bisnis berkelanjutan. Di sektor fintech, pemangkasan karyawan juga dilakukan oleh Xendit, KoinWorks, hingga Fazz Financial. Xendit tak hanya melakukan PHK di Indonesia, tetapi juga di Filipina.

Adapun, permintaan terhadap solusi keuangan masih besar. Apalagi layanan keuangan memiliki faktor potensial untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan startup maupun perusahaan. Berdasarkan riset Zion Market Research di 2023, nilai pasar Fintech-as-a-Service (FaaS) di dunia diproyeksikan sebesar $949 miliar di 2028 dengan CAGR 17% pada periode 2022 dan 2028. 

DStour mengunjungi kantor Ayoconnect

[Video] Berkunjung ke Kantor Ayoconnect | DSTOUR 2023

Terletak di Kuningan, Jakarta Selatan, kantor Ayoconnect atau yang juga disebut dengan Connect Lounge, menghadirkan fasilitas untuk pegawai dan komunitas.

Sebagai remote-first company, Ayoconnect mempunyai kantor dengan ruangan terbuka yang disuguhi pemandangan langsung gedung-gedung sekitar Kuningan.  Memberikan fleksibilitas dan fasilitas kerja di kantornya, Connect Lounge menjadi tempat kolaborasi dan sinergi untuk pihak internal maupun eksternal, seperti komunitas, startup company dan lain-lain.

Dipandu VP Marketing Reynir Fauzan, simak liputan #DStour di kantor Ayoconnect.

Untuk video menarik lainnya seputar program jalan-jalan ke kantor startup Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DStour.

(Ki-Ka) Navin Jain (President Director PT Mastercard Indonesia), Vishal Gupta (VP Products and Solutions Mastercard), Sahil Sondhi (VP Strategy & Corporate Development Ayoconnect), dan Jakob Rost (Founder and CEO Ayoconnect)

Ayoconnect dan Mastercard Kembangkan Inovasi Berbasis Rekening Bank dan “Open Finance”

Platform open finance API Ayoconnect mengumumkan kemitraan strategis dengan Mastercard, perusahaan teknologi global di industri pembayaran. Kemitraan ini bertujuan memodernisasi pembayaran berbasis rekening bank dan bersama-sama mengembangkan solusi open finance di Indonesia.

Sebelumnya, Ayoconnect juga berperan menjembatani kerja sama antara Mastercard dengan lima platform e-commerce dan dompet digital melalui jaringan open banking.

Kedua perusahaan tengah mengembangkan solusi baru yang memungkinkan debet langsung dari rekening bank konsumen dengan metode yang lebih sederhana dan aman. Kemitraan ini memanfaatkan konektivitas Ayoconnect ke API open banking dari bank-bank terbesar di Indonesia.

Tahun lalu, Ayoconnect telah meluncurkan solusi direct debit bekerja sama dengan tujuh bank besar di Indonesia, yaitu BRI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Bank Syariah Indonesia, dan Bank Neo Commerce untuk menyediakan direct debit yang dapat diakses melalui 1 API.

Di tahun yang sama, Ayoconnect juga telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia. Disebutkan Ayoconnect adalah satu-satunya pemain Open Finance di Indonesia yang memiliki lisensi tersebut.

Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost mengungkapkan, kunci untuk mempercepat ekosistem pembayaran Indonesia adalah kolaborasi antara semua sektor, industri, dan pemangku kepentingan.

“Mendapatkan kepercayaan dari Mastercard adalah wujud komitmen kami dalam membangun lapisan infrastruktur yang memungkinkan interoperabilitas ekosistem open finance untuk memberikan pengalaman pembayaran digital yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih aman,” ungkap Jakob dalam keterangan resmi.

Selain solusi pembayaran, Ayoconnect dan Mastercard juga akan berkolaborasi dalam membangun solusi open finance yang dapat menghasilkan keputusan kredit yang lebih baik dan mendorong inklusi keuangan. Solusi ini akan menggabungkan kapabilitas Open Banking dan Data & Services Mastercard dengan konektivitas Ayoconnect.

Didirikan pada tahun 2016, Ayoconnect telah berkembang menjadi ekosistem API terbesar di Indonesia. Mereka mengembangkan lebih dari 4 ribu produk finansial yang telah di-embed dengan sekitar 200 mitra institusi.

Semua akan fintech pada waktunya

Salah satu dampak dari “tech winter” di Indonesia adalah setiap perusahaan semakin berfikir keras untuk bisa mendulang profit. Perusahaan harus bisa memanfaatkan layanan keuangan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik, mempertahankan mereka, serta mendorong lebih banyak diversifikasi bisnis perusahaan.

Jakob, melalui pemaparannya terkait pertumbuhan bisnis Ayoconnect juga mengungkapkan bahwa Ia percaya pada akhirnya semua perusahaan akan menjadi perusahaan fintech. Ayoconnect juga tengah agresif memperluas jangkauan pasarnya.

“Ke depannya, kami ingin segera memperluas segmen konsumen di pasar yang lebih spesifik seperti agritech,” ungkapnya.

Pembayaran digital menyediakan layanan yang dapat diterima konsumen untuk mengakses layanan dan transaksi keuangan, dan berbagai perusahaan rintisan dan entitas teknologi keuangan lainnya mendorong pertumbuhan perbankan elektronik. Metode ini telah menjadi salah satu penggerak sejumlah sektor bisnis dengan keunggulan seperti kecepatan, akurasi, dan akses yang mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat

Berdasarkan data Mastercard New Payments Index 2022, konsumen di kawasan Asia Pasifik termasuk sebagai pengguna pembayaran digital paling antusias di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan 69 persen dari populasi menambah penggunaan setidaknya satu metode pembayaran digital dalam setahun terakhir.

Riset terbaru Statista juga menunjukkan bahwa peningkatan transaksi pembayaran digital di Indonesia menggambarkan peningkatan literasi keuangan digital masyarakat. Riset tersebut juga memperkirakan jumlah pengguna pembayaran digital di Indonesia akan terus tumbuh, dengan e-commerce dan mobile payment meningkat masing-masing lebih dari 45 persen dan 18 persen dari tahun 2022 hingga 2027.

Application Information Will Show Up Here
(Ki-Ka) Alex Jatra (CFO), Chiragh Kirpalani (Co-Founder dan COO), Ilham Akbar Habibie (Komisioner), Jakob Rost (Founder dan CEO), Adi Vora (Co-Founder dan CPTO) / Ayoconnect

Ayoconnect Umumkan Pendanaan Seri B+ 199 Miliar Rupiah Dipimpin SIG Venture Capital

Startup open finance Ayoconnect kembali umumkan pendanaan lanjutan senilai $13 juta atau lebih dari 460 miliar Rupiah dalam putaran seri B+. Investasi ini dipimpin oleh SIG Venture Capital, diikuti oleh Innovation Capital serta beberapa investor sebelumnya, termasuk PayU dan Prosus.

Dengan tambahan pendanaan ini, Ayoconnect telah berhasil mengumpulkan total $28 juta atau setara dengan 420 miliar Rupiah untuk pendanaan ekuitas. Sebelumnya perusahaan telah mengumumkan penutupan putaran seri B di awal tahun 2022 dipimpin oleh Tiger Global.

Dana segar ini akan difokuskan pada pengembangan produk dan teknologi, serta investasi untuk peningkatan kualitas kepemimpinan dan pemberdayaan tim. Dalam hal ini, termasuk solusi baru untuk pembayaran, data dan perbankan serta API baru untuk pembukaan rekening dan penerbitan kartu.

Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost mengungkapkan bahwa kepercayaan investor merupakan hasil dari daya tarik terhadap pesatnya perkembangan solusi yang ditawarkan Ayoconnect di pasar Indonesia. Perusahaan berhasil menjalin kemitraan yang sinergis, meluncurkan berbagai produk yang berdampak besar, serta meningkatkan jangkauan nasabah dari bank yang menggunakan layanannya.

“Pendanaan ini akan mempercepat pencapaian visi kami untuk menghadirkan solusi berbasis API baru kepada klien perbankan dan mitra bisnis kami. Dalam 12 bulan ke depan akan menjadi waktu yang penting bagi kami untuk mengeksekusi inovasi dan meluncurkan solusi baru lebih cepat, serta melakukan investasi dengan cermat,” tambahnya.

Akshay Bajaj dari SIG Venture Capital menyebut Ayoconnect telah menjalankan API volume tinggi selama bertahun-tahun dan berada di posisi yang sangat baik untuk membantu pelanggan meluncurkan kasus penggunaan yang menarik dan menguntungkan dengan cepat dan aman.

Inovasi Ayoconnect

Didirikan pada tahun 2016, Ayoconnect merupakan rebranding dari startup fintech payment agregator Ayopop. Di pertengahan Agustus 2020, perusahaan mengubah fokus bisnis menjadi penyedia jaringan tagihan (open bill network) dengan solusi One API yang memungkinkan perusahaan penyedia tagihan untuk memperluas titik pembayaran mereka.

Ayoconnect meluncurkan Open Finance API pertama yang memungkinkan lembaga keuangan non-perbankan untuk memulai pembayaran direct debit berulang dari rekening tabungan pelanggan. Perusahaan bekerja sama dengan perbankan untuk menyediakan direct debit yang dapat diakses melalui satu API. Di antaranya BRI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Bank Syariah Indonesia, dan Bank Neo Commerce.

Berfokus di Asia Tenggara, API Ayoconnect mempermudah bisnis untuk mengembangkan ragam layanan finansial alih-alih membangun infrastruktur sendiri. Perusahaan sudah bekerja sama dengan regulator dan bank incumbent, dan baru-baru ini dianugerahi lisensi Penyedia Layanan Pembayaran Kategori 1 oleh Bank Indonesia (BI). Selain Ayoconnect, pemain lain yang juga menawarkan solusi serupa termasuk Brick, Brankas dan Finantier.

Belum lama ini, Ayoconnect mengumumkan kemitraan strategis dengan perusahaan konsultan teknologi yang berfokus pada solusi cloud, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan analitik data, Searce. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat akselerasi digitalisasi perbankan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi Application Programming Interface (API).

Penggabungan kedua pengalaman dan keahlian, Searce dan Ayoconnect disebut akan membantu lembaga keuangan, perusahaan rintisan dan bisnis meluncurkan produk layanan digital baru dengan cepat serta membuka lebar akses keuangan untuk pencapaian target 90% inklusi keuangan pada tahun 2024 di Indonesia.

Layanan keuangan lain yang telah diluncurkan oleh klien Ayoconnect termasuk embedded payment bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), untuk meluncurkan fitur tiket dan produktivitas baru di KAI Access mobile app, yang memungkinkan pengguna untuk membeli pulsa, berlangganan data internet dan token listrik).

Perusahaan juga bermitra dengan Bank Syariah, bank syariah terbesar di Indonesia, untuk menambah kemampuan digital dan seluler baru dengan tujuan inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar di antara para nasabahnya.

Hingga saat ini, Ayoconnect telah melayani 200 pelanggan, termasuk bank-bank besar, lembaga keuangan, startup unicorn, dan fintech melalui lebih dari 4.000 produk keuangan tertanam. API-nya mencakup dua kategori: API open banking dan API layanan pembayaran, dengan tujuan membangun ekosistem open finance terlengkap di Asia Tenggara.

Pendanaan seri B Ayoconnect

Ayoconnect Kantongi Pendanaan Seri B Senilai 215 Miliar Rupiah

Setelah mengantongi pendanaan pra-seri B senilai $10 juta pada akhir tahun 2021 lalu, ​​Ayoconnect kembali mengumumkan pendanaan untuk putaran seri B mereka. Kali ini nilai investasi yang didapat senilai $15 juta (setara dengan Rp215 miliar). Putaran teranyar ini dipimpin oleh Tiger Global, firma modal ventura yang juga berinvestasi di JD, Microsoft, dan Amazon.

Putaran pendanaan ini juga mendapatkan partisipasi dari perusahaan payment gateway global PayU dan firma manajemen investasi Alto Partners, serta investor individual Jerry Ng (Presiden Komisaris Bank Jago) dan William Hockey (salah satu pendiri perusahaan fintech Plaid).

Selanjutnya Ayoconnect akan menggunakan dana segar dari putaran pendanaan ini untuk mengembangkan inovasi  serta meluncurkan produk-produk baru, di antaranya API Direct Debit. API Direct Debit besutan Ayoconnect memungkinkan perusahaan ritel menghadirkan fitur pembayaran melalui pendebitan otomatis dari rekening pembeli dari enam bank ternama di Indonesia.

Fitur ini diyakini akan semakin meningkatkan kenyamanan pembeli, karena pembeli tidak perlu lagi melakukan transfer manual atau pun memasukkan informasi kartu debit atau kredit saat bertransaksi. Saat ini, Ayoconnect sedang menjalani proses diskusi untuk merangkul lebih banyak institusi finansial ke dalam ekosistemnya.

Dalam rilis yang diterima oleh DailySocial.id, Co-Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost mengungkapkan, pengalaman perusahaannya dalam membangun infrastruktur finansial di Indonesia selama enam tahun telah menjadikannya sebagai platform open finance kokoh dan paling dibutuhkan di Indonesia.

“Ayoconnect ingin membangun ekosistem terlengkap yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan berbagai skala, baik yang sudah berdiri sejak lama hingga calon tech unicorn di masa depan. Kami bangga atas kepercayaan yang telah diberikan oleh investor-investor terbesar di dunia untuk mewujudkan visi kami.”

Pertumbuhan bisnis

Sebagai platform open finance, saat ini Ayoconnect telah memiliki 500 juta API hit setiap tahunnya. Solusi API yang Ayoconnect bangun telah digunakan oleh lebih dari 200 perusahaan, termasuk di antaranya institusi finansial dan perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia.

Kerja sama resmi dijalin dengan bank-bank besar di Indonesia juga memungkinkan Ayoconnect untuk menyediakan layanan data alternatif yang mencakup informasi keuangan pelanggan—baik yang sudah memiliki akses ke layanan perbankan (banked) maupun yang belum (unbanked)—untuk membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih tepat serta menghadirkan layanan keuangan terpersonalisasi bagi pelanggannya.

Ayoconnect didirikan sejak tahun 2016 oleh Jacob bersama dua rekannya Chiragh Kirpalani (Co-Founder dan COO) dan Adi Vora (Co-Founder dan CTO) dengan fokus membangun solusi berbasis API untuk pembayaran tagihan dan produk digital lainnya. Kini perusahaan menyediakan layanan API untuk berbagai kebutuhan, yang mereka sebut sebagai API Full Stack (meliputi: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, dan Insights APIs).

Platform open finance di Indonesia

Potensi yang dapat dihasilkan oleh platform open finance memang sangat besar di tengah pertumbuhan pesan bisnis fintech di Indonesia. Sederhananya, melalui platform open finance memungkinkan berbagai pengembang aplikasi digital untuk menyediakan kapabilitas fintech di dalam layanannya (embedded).

Selain Ayoconnect, saat ini terdapat beberapa pemain lain yang juga menghadirkan solusi open finance, yakni Brick, Brankas, Finantier, dan lain-lain. Brankas sendiri awal tahun ini juga mengumumkan perolehan pendanaan seri B senilai 287 miliar Rupiah yang dipimpin Insignia Ventures. Sementara Finantier telah mendapatkan dukungan dari Y Combinator, East Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Di sisi regulasi, ekosistem open finance juga turut didukung dengan adanya standardisasi Open API yang tahun lalu diresmikan oleh bank Indonesia. Ini menjadi tonggak penting, mengingat para pengembang platform menjajakan solusinya melalui sambungan API kepada para pelanggannya.

Ayoconnect Secures 143 Billion Rupiah Pre Series B Funding

The startup developer of the fintech API platform, Ayoconnect, today (01/9) announced to close a pre-series B funding round of $10 million or equivalent to 143 billion Rupiah. This news also confirms the information we previously received regarding Ayoconnect’s fundraising in early August.

A number of investors participated in this round, including Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, and angel investors including Ilham Akbar Habibie, Paul Bernard, Jeff Lin, and several others. In addition, there are some previous investors, including BRI Ventures, AC Ventures, Kakaku, and Finch Capital.

The fresh funds will be focused on increasing company’s growth, recruitment, and product development. With this new investment, the company has raised $15 million in total. Furthermore, according to the sources, the estimated valuation of the company has reached around $34 million.

“Ayoconnect is now one of Indonesia’s few companies receiving investment from the two largest banks in Indonesia, Bank Mandiri and Bank BRI. Their presence as investors is a big support in our efforts to build an infrastructure layer that allows interoperability between various Indonesian companies providing financial services, such as financial institutions, fintech, and startups,” Ayoconnect’s Co-Founder & CEO, Jakob Rost said.

Ayoconnect was founded in 2016 by Jacob with his two colleagues Chiragh Kirpalani (Co-Founder and COO) and Adi Vora (Co-Founder and CTO) with a focus on building API-based solutions for bill payments and other digital products. The company currently provides API services for various needs, which they refer to as Full Stack APIs (including: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, and Insights APIs).

To date, Ayoconnect claims to have more than 100 API clients, while connecting more than 1000 companies through its API network.

Fintech’s new era through open finance

Fintech services in the form of APIs are starting to develop, forming an open finance ecosystem for a more accessible financial system. Aside from Ayoconnect, there are several other players in Indonesia that offer similar solutions with a unique focus, from Brick, Brankas, Finantier, and others.

This model allows application developers to insert various financial technology capabilities more efficiently, instead of developing their own which would be time-consuming and expensive, not to mention having to ensure compliance with regulatory standards.

The business potential is getting interesting to observe, especially since Bank Indonesia has launched the national Open API standard. According to BI’s Governor, Perry Warjiyo, the existence of the Payment Open API standardization can create a healthy, competitive and innovative payment system industry, therefore, it can provide payment system services that are efficient, safe, and reliable to the public.

Bank Indonesia’s open API standard plan in Fintech Report 2020 / DSInnovate

With API solutions, these fintechs can reach various groups, ranging from digital companies to banking. The Autobilling API service from Ayoconnect, for example, has been used by Bank Mandiri to boost their credit card performance. Enables customers to make payments for various billing transactions automatically at more than 200 merchants from 8 product categories.

“Ayoconnect’s vision to democratize open finance in Indonesia has convinced us to take a role in this investment. We’ve formed our trust with Ayoconnect from its long experience in building APIs, the ability to collaborate with various leading companies, as well as its continuous efforts to enter the open banking business segment,” Mandiri Capital Indonesia’s CEO, Eddi Danusaputro said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan Pra-Seri B Ayoconnect

Ayoconnect Umumkan Pendanaan Pra-Seri B Senilai 143 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform fintech API, Ayoconnect, hari ini (01/9) mengumumkan telah menutup putaran pendanaan pra-seri B senilai $10 juta atau setara 143 miliar Rupiah. Kabar ini sekaligus mengonfirmasi informasi yang sebelumnya kami dapat, terkait penggalangan dana yang tengah dilakukan Ayoconnect pada awal Agustus kemarin.

Sejumlah investor bergabung dalam putaran ini, termasuk Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, dan angel investor meliputi Ilham Akbar Habibie, Paul Bernard, Jeff Lin, dan beberapa lainnya. Selain itu turut bergabung juga investor sebelumnya meliputi BRI Ventures, AC Ventures, Kakaku, dan Finch Capital.

Disampaikan dana segar akan difokuskan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, perekrutan, dan pengembangan produk. Dengan investasi baru ini, secara total perusahaan berhasil mengumpulkan $15 juta dalam pendanaan. Lalu, menurut sumber yang kami dapat, estimasi valuasi perusahaan telah mencapai sekitar $34 juta.

“Ayoconnect kini menjadi satu dari sedikit perusahaan di Indonesia yang mendapat investasi dari dua bank terbesar di Indonesia, yaitu Bank Mandiri dan Bank BRI. Kehadiran mereka sebagai investor merupakan sokongan besar dalam upaya kami membangun lapisan infrastruktur yang memungkinkan interoperabilitas antara berbagai perusahaan Indonesia penyedia jasa keuangan, seperti institusi keuangan, fintech, dan startup,” ujar Co-Founder & CEO Ayoconnect Jakob Rost.

Ayoconnect didirikan sejak tahun 2016 oleh Jacob bersama dua rekannya Chiragh Kirpalani (Co-Founder dan COO) dan Adi Vora (Co-Founder dan CTO) dengan fokus membangun solusi berbasis API untuk pembayaran tagihan dan produk digital lainnya. Kini perusahaan menyediakan layanan API untuk berbagai kebutuhan, yang mereka sebut sebagai API Full Stack (meliputi: Financial APIs, Bill APIs, Open Finance APIs, dan Insights APIs).

Saat ini, Ayoconnect mengklaim telah memiliki lebih dari 100 klien API, sekaligus menghubungkan lebih dari 1000 perusahaan lewat jaringan API yang dimiliki.

Era baru fintech melalui open finance

Layanan fintech berbentuk API mulai berkembang dewasa ini, membentuk ekosistem open finance untuk sistem keuangan yang lebih mudah diakses. Selain Ayoconnect, ada beberapa pemain lain di Indonesia yang sajikan solusi serupa dengan fokus yang unik, mulai dari Brick, Brankas, Finantier, dan lain-lain.

Model ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk menyisipkan berbagai kapabilitas teknologi finansial secara lebih efisien, alih-alih mengembangkan sendiri yang akan memakan waktu dan biaya besar, belum lagi harus memastikan sesuai standar regulator.

Potensi bisnis ini makin menarik diamati, terlebih Bank Indonesia telah meresmikan standar nasional Open API  beberapa waktu lalu. Adanya standardisasi Open API Pembayaran tersebut, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, dapat menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif, sehingga dapat menyediakan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat yang efisien, aman, dan andal.

Rancangan standar open API Bank Indonesia yang dirangkum Fintech Report 2020 / DSInnovate

Dengan solusi API, para fintech tersebut dapat menjangkau berbagai kalangan, mulai dari perusahaan digital, bahkan sampai perbankan.  Layanan Autobilling API dari Ayoconnect misalnya, telah digunakan Bank mandiri untuk mendorong kinerja kartu kredit mereka. Memungkinkan nasabah melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.

“Visi Ayoconnect untuk mendemokratisasi open finance di Indonesia telah memantapkan kami untuk mengambil peran dalam investasi ini. Kepercayaan kami terhadap Ayoconnect juga terbentuk dari  pengalaman panjang dalam membangun API, kemampuan mereka dalam menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan terkemuka, serta upaya berkesinambungan mereka dalam memasuki segmen bisnis open banking,” ucap CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro.

Ayoconnect Finalisasi Pendanaan Lanjutan Tahun Ini

Startup fintech penyedia layanan API Ayoconnect tengah merampungkan pendanaan lanjutan. Sejumlah venture capital turut andil di dalamnya. Beberapa nama angel investor ternama juga berpartisipasi di putaran ini.

Menurut data yang kami terima, sebuah impact investor dan sebuah CVC BUMN terlibat di dalam putaran pendanaan kali ini. Selain itu, beberapa angel investor, termasuk anak mantan Presiden, juga berpartisipasi. Yang bersangkutan saat ini menjadi Penasihat perusahaan.

Pihak Ayoconnect mengonfirmasi, putaran investasi ini masih dalam tahap finalisasi. Disebutkan belum ada keputusan final mengenai keterlibatan nama-nama tersebut dan jumlah investasinya. Hal senada disampaikan salah satu investor yang kabarnya terlibat dalam putaran tersebut.

Sebelumnya pendanaan Pra-Seri B diumumkan pada pertengahan tahun 2020 lalu, bersamaan dengan rebranding perusahaan dari Ayopop menjadi Ayoconnect. BRI Ventures memimpin pendanaan tersebut dengan keterlibatan Kakaku.com, Brama One Ventures, dan investor sebelumnya, yakni Finch Capital, Amand Ventures, Strive, dan AC Ventures.

Berbasis API, ekosistem produk open finance yang disediakan Autoconnect cukup beragam. Satu yang paling populer adalah Digital Products API, memungkinkan pengembang aplikasi untuk mengintegrasikan pembayaran ke lebih dari 3000 layanan digital (bill payment). Selain itu mereka menyediakan API untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti auto-billing, payment points, bulk-transaction, pembayaran pendidikan, hingga properti.

Tidak hanya mengelola proses transaksi, Ayoconnect juga menawarkan platform skoring kredit alternatif melalui fitur Insight.

Sebelumnya Ayoconnect juga telah menjalin kemitraan secara khusus dengan Bank Mandiri (induk MCI) untuk integrasi layanan Autobilling API ke Mandiri Power Bill. Solusi ini memungkinkan pengguna kartu kredit Mandiri untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.

Dorongan penetrasi e-wallet

Layanan bill payment ini didesain untuk memudahkan berbagai jenis aplikasi untuk menyediakan layanan pembayaran seperti PPOB atau langganan, integrasinya termasuk di e-commerce, fintech, sampai aplikasi produktivitas bagi UMKM. Bagi pelaku bisnis, ini menjadi salah satu kanal yang cukup baik untuk meningkatkan perputaran transaksi dalam aplikasi dan meningkatkan retensi. Kemudian bagi konsumen, adanya opsi pembayaran kebutuhan pokok (seperti listrik, telepon dll.) di aplikasi favoritnya tentu akan memudahkan.

Tingginya penetrasi e-wallet disinyalir menjadi faktor kunci peningkatan adopsi dan penggunaan layanan bill payment ke depannya. Di sisi pengalaman pengguna, metode pembayaran dengan e-wallet tergolong paling memudahkan saat ini, terlebih terintegrasi langsung kepada aplikasi tertentu.

Menurut hasil penelitian yang diterbitkan BCG pada pertengahan tahun lalu, penetrasi e-wallet di Indonesia sendiri telah mendekati tingkat kematangan.

Penetrasi layanan e-wallet di Indonesia mendekati tahap matang / BCG

Pihak Ayoconnect sendiri mengatakan bahwa hingga Desember 2021 mereka menargetkan pertumbuhan hingga 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan traksi, termasuk dengan menyajikan bill payment aggregator. Per H1 2021, total transaksi dari jaringan API mereka diklaim meningkat 600% dari 80 mitra integrasi.

Bank Mandiri Ayoconnect

Bank Mandiri Integrasikan Solusi “Autobilling API” Ayoconnect untuk Dorong Kinerja Kartu Kredit

PT Bank Mandiri Tbk mengintegrasikan layanan Mandiri Power Bill dengan solusi Autobilling API dari Ayoconnect. Solusi ini memungkinkan pengguna kartu kredit Mandiri untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.

Dalam keterangan resminya, VP Bank Mandiri Noorman Andrianto mengatakan, kerja sama ini menjadi strategi perusahaan untuk meningkatkan kembali pertumbuhan bisnis kartu kredit.

Pasalnya, mengutip Data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), penjualan kartu kredit turun hingga 30%. Jumlah transaksinya juga turun 28,98% juta menjadi 29,98% dari Januari 2020 (year-on-year). Adapun, pertumbuhan penjualan dan transaksi kartu kredit anjlok dikarenakan banyak berbagai gerai ritel tutup dan masyarakat cenderung mengurangi pengeluaran di masa pandemi Covid-19.

Noorman mengaku, integrasi solusi Autobilling API telah membawa kinerja positif terhadap volume penjualan kartu kredit Mandiri yang tercatat naik sebesar 19%. Sementara, pertumbuhan transaksinya mencapai 23% per akhir 2020 (year-on-year).

“Solusi ini berhasil mendorong kepuasan dan loyalitas nasabah kartu kredit Mandiri. Bahkan Autobilling API juga memperluas cakupan layanan Mandiri Power Bill yang kini dapat menjangkau pembayaran PDAM ke lebih dari 60 kota dan 100 kabupaten di Indonesia. Jumlah merchant kami pun bertambah dari sebelumnya 20 menjadi lebih dari 200,” ungkap Noorman.

Per Q1 2021, jumlah kartu kredit Bank Mandiri yang beredar tercatat sebanyak 1,5 juta kartu dengan volume penjualan sebesar Rp7 triliun. Jumlah kredit yang disalurkan lewat kartu kredit Bank Mandiri berkontribusi sebesar 15% terhadap total kredit konsumen.

Sementara, Co-Founder & COO Ayoconnect Chiragh Kirpalani menambahkan, solusi Autobilling dirancang untuk membantu industri keuangan dalam mengelola dan meningkatkan pendapatan dari transaksi berulang yang komprehensif bagi penerbit kartu kredit, serta aman dan mudah bagi pelanggan.

Menurutnya, pihaknya tengah menjajaki peluang kerja sama untuk membuka akses Autobilling API dengan lebih banyak pelaku di industri keuangan, baik bank dan fintech, dalam waktu dekat.

Sekadar informasi, Ayoconnect merupakan startup marketplace API yang fokus pada pengembangan API di industri keuangan Indonesia. Layanan mereka memungkinkan developer memilih berbagai produk white-label finansial di platform dan meluncurkan dengan cepat ke pengguna.

Dalam lima tahun terakhir, solusi Ayoconnect telah diadopsi di lebih dari 1000 perusahaan Indonesia dan memproses lebih dari 500 juta klik API per tahunnya. Perusahaan kini telah mengantongi pendanaan Rp142 miliar dari sejumlah investor lokal dan internasional, termasuk BRI Ventures, AC Ventures Indonesia, dan Finch Capital.

Layanan keuangan inklusif lewat API

Di era open banking, keterhubungan bank dengan ekosistem keuangan digital menjadi aspek krusial dalam menghadirkan layanan keuangan yang inklusif. Perbankan di Indonesia pun sudah lama mulai merangkul tren tersebut dengan mengimplementasikan Open API.

API atau program aplikasi yang memungkinkan perusahaan terintegrasi antar-sistem dapat membantu mentransformasikan industri keuangan di era digital. Pandemi Covid-19 mungkin dapat dikatakan sebagai faktor yang memecut industri keuangan dan turunannya untuk memudahkan transaksi keuangan.

Bahkan Bank Indonesia (BI) akan segera merilis standar Open API yang ditargetkan terbit tahun ini. Tak cuma inklusi keuangan, BI menilai standar Open API akan meningkatkan efisiensi dalam transaksi pembayaran, meningkatkan inovasi dan persaingan, serta mengurangi risiko.

Di Indonesia, pelaku startup yang menawarkan layanan API bagi perusahaan masih dapat dihitung dengan jari. Misalnya, Brick dan Finanter yang menyediakan layanan API Open Finance, atau Instamoney yang membantu perusahaan mengembangkan layanan fintech remitansi. Ayoconnect sebetulnya juga tak cuma menawarkan solusi Autobilling, tetapi juga solusi seperti Digital Products API dan Payment Point API.