Tag Archives: Bandai Namco

Genshin Impact Jadi Game Favorit Mobile Gamers di Asia Tenggara, Final Fantasy 14 Bakal Mulai Dijual Lagi

Minggu lalu, Square Enix mengumumkan bahwa mereka akan kembali menjual Final Fantasy 14 pada 25 Januari 2022. Sementara itu, berdasarkan data dari App Annie, Genshin Impact sukses menjadi game favorit di kalangan pemain mobile game di Asia Tenggara. Pada tahun ini, game multiplayer role-playing shooter Avatar: Reckoning dan game battle royale My Hero Academia: Ultra Rumble bakal diluncurkan.

25 Januari 2021, Final Fantasy 14 Kembali Dijual

Producer dan Director dari Final Fantasy 14, Naoki Yoshida, mengumumkan bahwa game MMORPG itu akan bisa kembali dibeli pada 25 Januari 2022. Memang, pada Desember 2021, penjualan dari game tersebut sempat dihentikan karena ia kebanjiran pemain baru setelah expansion Endwalker diluncurkan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Square Enix mempercepat pembukaan data center baru mereka di Oceania. Mereka akan membuka data center itu pada 25 Januari 2022, dua minggu lebih cepat dari rencana.

Tak hanya itu, Square Enix juga memutuskan untuk langsung mengaktifkan lima server sekaligus di data center Oceania. Padahal, pada awalnya, mereka berencana untuk hanya menggunakan tiga server, sebelum mengaktifkan dua server lainnya di masa depan. Namun, karena adanya lonjakan pemain, Square Enix memilih untuk langsung menggunakan lima server sekaligus, menurut laporan GamesIndustry.

Game Multiplayer Role-Playing Shooter Avatar akan Dirilis untuk Mobile Tahun Ini

Avatar: Reckoning, game multiplayer online role-playing shooter yang didasarkan pada franchise Avatar buatan James Cameron, akan diluncurkan untuk iOS dan Android pada tahun ini. Di game ini, para pemain akan bisa menjelajahi kawasan Pandora yang belum pernah dijamah, bertemu dengan klan Na’vi dan ras alien lainnya, serta melawan pasukan manusia dari RDA. Para pemain bisa melakukan semua ini baik dalam mode solo atau multiplayer.

Avatar: Reckoning bakal diluncurkan di iOS dan Android tahun ini. | Sumber: IGN

Memang, sebagian misi dalam Avatar: Reckoning bisa diselesaikan sendiri, tapi sebagian misi yang lain mengharuskan pemain bekerja sama dengan pemain lain. Game tersebut juga dilengkapi dengan mode PvP. Saat ini, Avatar: Reckoning tengah dibuat oleh Archosaur Games menggunakan Unreal Engine 4. Archosaur adalah developer asal Tiongkok. Sebelum ini, mereka telah membuat Dragon Raja, World of Kings, dan Novoland: The Castle in the Sky, menurut laporan IGN.

Lootex Dapatkan Investasi Sebesar US$9 Juta untuk Buat Marketplace NFT

Minggu lalu, Lootex mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$9 juta. Dana itu akan mereka gunakan untuk mengembangkan marketplace metaverse, yang diharapkan bisa menjadi tempat jual-beli item dari berbagai blockchains. Ronde pendanaan untuk Lootex ini dimpimpin oleh Spartan Capital, Infinity Ventures Crypto, LD Capital, dan Akatsuki. Beberapa entitas lain yang menjadi investor untuk Lootex antara lain Polygon Studio, HTC, Huobi Ventures, dan Morningstar Ventures, lapor VentureBeat.

Yuji Kumagai, Director dari Akatsuki mengatakan, keberadaan marketplace NFT punya peran penting. Karena, keberadaan marketplaceNFT memastikan para gamers bisa bertransaksi secara anonim dan menjamin gamers mendapatkan hak kepemilikan atas NFT yang mereka beli. Sementara itu, Brian Lu, founding partner dari Infinity Ventures Crypto menyebutkan, mereka ingin mendukung visi Lootex untuk membuat marketplace NFT yang tidak hanya transparan, tapi juga terdesentralisasi.

Genshin Impact Jadi Mobile Game Terpopuler di Asia Tenggara

Berdasarkan laporan State of Moble 2022 Report dari App Annie, pada 2021, industri mobile game tumbuh 15%  dari tahun sebelumnya, menjadi US$116 miliar. Pertumbuhan nilai industri mobile game didorong oleh game hypercasual, seperti Bridge Race atau Stumble Guys. Namun, Genshin Impact dari miHoYo masih menjadi salah satu mobile game paling sukses pada tahun lalu.

Faktanya, Genshin Impact sukses mendapatkan gelar sebagai mobile game dengan pemasukan terbesar di Asia Tenggara. Memang, di Malaysia, Singapura, dan Filipina, Genshin Impact menjadi game favorit bagi para spenders, alias orang-orang yang rela menghabiskan uangnya untuk game. Sementara di Indonesia dan Vietnam, Genshin Impact menjadi game terpopuler ke-2 di kalangan para spenders, menurut laporan IGN.

Bandai Namco Perkenalkan Game Battle Royale My Hero Academia: Ultra Rumble

Bandai Namco baru saja memamerkan My Hero Academia: Ultra Rumble, game battle royale yang bisa dimainkan secara gratis. Game itu akan bisa dimainkan di PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch, dan PC via Steam. Seperti yang disebutkan oleh Gematsu, Bandai Namco mengungkap, dalam Ultra Rumble, 24 pemain akan diadu dengan satu sama lain. Sayangnya, mereka tidak menyebutkan kapan game ini bakal diluncurkan.

My Hero Academia: Ultra Rumble bakal diluncurkan tahun ini. | Sumber: IGN

Sebelum dirilis, versi closed beta dari My Hero Academia: Ultra Rumble akan bisa dimainkan oleh sejumlah gamers, yang bisa menjadi testers untuk merasakan pengalaman bermain dari game battle royale tersebut. Jika Anda tertarik untuk menjadi beta tester dari My Hero Academia: Ultra Rumble, Anda akan bisa mendaftarkan diri di situs resmi dari game itu, lapor IGN.

Pemasukan Honor of Kings Capai US$10 Miliar, Konami Buka Kontes untuk Developer Indie

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di dunia game. Salah satunya, Konami baru saja mengadakan kontes untuk developer indie, meminta mereka untuk membuat versi remake atau sekuel dari game klasik buatan Konami. Selain itu, Bandai Namco baru saja memamerkan logo baru mereka. Pada minggu lalu, pemasukan Honor of Kings juga menembus US$10 miliar.

Konami Buka Kontes untuk Developer Indie

Konami menggelar kontes untuk developer indie pada minggu lalu. Dalam kontes itu, para developer indie diminta untuk membuat game yang didasarkan pada seri klasik Konami, seperti Gradius, Ganbare Goemon, dan lain sebagainya.  Game yang dibuat oleh para developer bisa berupa sekuel atau pun remake. Para developer indie juga diberikan kebebasan untuk memilih apakah mereka akan membuat game dengan genre serta gameplay yang sama seperti game klasik buatan Konami atau justru memilih genre yang sama sekali baru.

Kontes ini disponsori oleh Konami. Untuk mengadakan kontes tersebut, Konami juga bekerja sama dengan Shueisha Game Creators Camp. Kontes itu akan dimulai pada 30 September 2021 dan akan berakhir pada 6 Januari 2022, menurut laporan IGN.

Sejak Diluncurkan Pada 2015, Total Pemasukan Honor of Kings Capai US$10 Miliar

Total pemasukan dari Honor of Kings telah mencapai US$10 miliar sejak mobile MOBA tersebut diluncurkan oleh Tencent pada 2015. Honor of Kings menjadi mobile game pertama yang mendapatkan pencapaian tersebbut. Berdasarkan data dari Sensor Tower, pemasukan Honor of Kings pada 2021 saja berhasil mencapai lebih dari US$2 miliar. Hal ini menjadikan Honor of Kings sebagai mobile game MOBA dengan pemasukan terbesar.

Pemasukan mobile MOBA. | Sumber: Sensor Tower

Gelar mobile MOBA dengan pemasukan terbesar kedua diduduki oleh Brawl Stars dari Supercell. Namun, pemasukan Honor of Kings jauh lebih besar dari Brawl Stars, yang mendapatkan US$320 juta pada Januari-Agustus 2021. Posisi ketiga ditempati oleh Mobile Legends: Bang Bang, yang mendapatkan US$220 juta pada periode Januari-Agustus 2021, lapor GamesIndustry.

StreamElements Akuisisi Jaringan Multichannel YouTube, Paragon

StreamElements mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Paragon, jaringan multichannel YouTube yang menaungi beberapa kreator konten ternama, seperti SyperPK, xNestorio, dan Kiingtong. Sebagai perusahaan “YouTube Network & Digital Media”, Paragon menawarkan layanan pada kreator konten untuk membantu mereka meningkatkan kualitas konten serta jangkauan konten mereka. CEO StreamElements, Gil Hirsch mengatakan, dengan mengakuisisi Paragon, mereka ingin bisa memperluas jangkauan mereka ke industri video-on-demands.

“Dengan menjadikan Paragon sebagai bagian dari keluarga StreamElements, kami akan bisa membantu banyak YouTubers ternama untuk memperkaya penawaran mereka dan membantu mereka menambah jumlah penonton mereka,” ujar Hirsch, dikutip dari VentureBeat. “Kami tidak akan memotong komisi para YouTubers dari pemasukan iklan standar. Hal ini sesuai dengan misi kami sebagai perusahaan yang mengutamakan kreator.”

Bandai Namco Pamer Logo Baru

Developer dan publisher Jepang, Bandai Namco, memamerkan logo baru mereka pada minggu lalu. Logo baru ini akan mulai digunakan pada April tahun depan. Logo ini diharapkan dapat mencerminkan tujuan baru perusahaan, yaitu “kebahagiaan untuk semua orang di masa depan.” Dalam logo barunya, Bandai Namco menggunakan “Fukidashi” atau balon kata, yang merupakan cerminan potensi perusahaan untuk menjalin hubungan dengan semua orang dan menginspirasi mereka dengan berbagai “ide yang mengagumkan”, menurut laporan Nintendo Life.

Sony Akuisisi Bluepoint Games

Sony baru saja mengakuisisi Bluepoint Games, yang telah menjadi rekan mereka sejak lama. Bluepoint dikenal berkat sejumlah game remasters dan remakes mereka, seperti versi remake dari Demon’s Souls untuk PlayStation 5, remake Shadow of Colossus untuk PlayStation 4, serta versi remasters dari Uncharted: The Nathan Drake Collection, lapor GamesIndustry.

Sejak Bluepoint didirikan, Sony memang telah menjalin hubungan erat dengan studio itu. Faktanya, Sony menjadi publisher dari game pertama buatan Bluepoint, yaitu Blast Factor, game untuk PlayStation 3 yang dirilis pada 2006. Sebelum ini, Bluepoint juga pernah diprecayakan untuk membuat remake dan remaster dari God of War dan Gravity Rush.

Gundam Evolution Adalah Game Gundam FPS Free-to-Play Mirip Overwatch

Kabar baik bagi seluruh fans Gundam di seluruh dunia, karena Bandai Namco secara resmi mengumumkan game Mobile Suit Gundam terbarunya yang berjudul Gundam Evolution. Dan Bandai-Namco menghadirkan gameplay yang benar-benar baru untuk game satu ini.

Game ini merupakan kelanjutan dari informasi sebelumnya mengenai rencana besar Bandai Namco untuk Gundam, termasuk game baru yang difokuskan untuk esports.

Berbeda dengan game-game Gundam sebelumnya yang selalu menggunakan sudut pandang orang ketiga, Gundam Evolution akan menggunakan sudut pandang orang pertama yang otomatis membuat game-nya menjadi sebuah first-person shooter.

Banyak yang beranggapan bahwa gameplay dari Gundam Evolution ini mirip dengan game Overwatch. Anggapan tersebut muncul karena memang dari video gameplay trailer-nya ada beberapa aspeknya yang punya kemiripan dengan game FPS milik Blizzard tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=5N76riih95A

Yang paling terlihat tentu adalah sistem permainannya, dengan 6vs6 pemain di dalam sebuah arena sempit yang membuat pertarungannya lebih konstan dan intens. Tampilan UI yang diusung pun memiliki kemiripan ala game shooter kompetitif lainnya yang memang mudah dibaca untuk para pemainnya.

Akan ada 3 mode yang telah dikonfirmasi yaitu ‘Point Capture‘, yang akan membuat kedua tim bertarung untuk mempertahankan kontrol terhadap area tertentu dalam map. Sedangkan ‘Domination‘ mengharuskan kedua tim untuk mendominasi 3 titik dalam map.

Dan terakhir adalah ‘Destruction‘ yang mirip dengan sistem klasik Counter Strike yang mengharuskan satu tim untuk menyerang dan menghancurkan objektif sedangkan tim lainnya bertahan.

Gundam Evolution nantinya akan menghadirkan berbagai mecha Gundam dari berbagai seri yang nantinya akan memiliki kemampuan uniknya masing-masing. Untuk awalnya, setidaknya sudah ada 12 Gundam yang telah resmi dikonfirmasi dalam website resminya, yaitu:

  • RX-78-2
  • Barbatos
  • ZakuII
  • Sazabi
  • ∀ Gundam
  • GM Sniper II
  • Methuss
  • Pale Rider
  • Asshimar
  • Dom Trooper
  • Guntank
  • GM

Gundam: Evolution direncanakan untuk meluncur  pada tahun 2022 mendatang dan akan menjadi game free-to-play untuk platform PC. Sayangnya Bandai Namco hanya mengkonfirmasi jadwal rilis untuk Jepang dan belum ada kejelasan kapan game ini akan dirilis untuk wilayah di luar Jepang.

Proyek Tekken X Street Fighter Dipastikan Batal

Di jaman sekarang, kolaborasi antar game atau yang dalam bahasa kerennya disebut crossover menjadi hal yang paling banyak dilakukan oleh banyak game. Sayangnya, di tengah hingar-bingar tren crossover tersebut ada proyek kolaborasi besar yang dikonfirmasi batal yaitu Tekken X Street Fighter.

Game ini dulunya sempat diumumkan oleh Bandai Namco pada gelaran San Diego Comic-Con pada Juli 2010. Game ini bertujuan sebagai pelengkap Street Fighter X Tekken yang telah dirilis oleh Capcom pada 2012 lalu.

Street Fighter X Tekken sebenarnya telah jadi bukti bahwa kerja sama lintas game fighting ini bisa menghasilkan kolaborasi yang unik. Bagaimana karakter-karakter 3D di Tekken dalam game tersebut berubah menjadi 2D dengan gerakan ala Street Fighter.

Dan Tekken X Street Fighter tentu adalah mimpi bagi para fans yang ingin melihat aksi para karakter 2D Street Fighter bila diterjemahkan dalam game fighting 3D milik Bandai Namco Tersebut.

Sayangnya setelah kurang lebih 10 tahun tanpa kejelasan, akhirnya pengembang Bandai Namco mengonfirmasi bahwa proyek Tekken X Street Fighter resmi dibatalkan.

Hal ini secara resmi disampaikan langsung oleh sang produser dari Tekken, Katsuhiro Harada dalam acara “Harada’s Bar Studio”. Dalam talkshow tersebut Harada berbincang dengan game director Tekken 7, Kouhei Ikeda.

“Ya, pengembangannya berhenti tapi kita sudah menyelesaikannya sekitar 30%. Kami ingin menunjukkannya, namun proyek ini telah mati.” Ungkap Harada.

Harada juga menjelaskan bahwa mereka telah mengerjakan banyak hal termasuk desain karakter dan juga gerakan-gerakannya. Hal tersebut dikaitkan dengan karakter Akuma yang hadir sebagai karakter tamu di Tekken 7.

Chun Li seharusnya akan muncul dalam Tekken X Street Fighter (Image Credit: Capcom)

Karakter-karakter Street Fighter lain juga disebut seperti Dhalsim yang sebenarnya telah berhasil ditranslasikan ke dalam Tekken sesuai harapan mereka. Begitu juga dengan Chun-Li yang telah dikerjakan dengan sangat hati-hati dan mendetail.

“Saya berharap saya bisa menunjukkannya kepada Anda. Saya cukup percaya diri.” Lanjut Harada mengenai proyek Tekken X Street Fighter tersebut.  Ikeda kemudian juga berkomentar tentang concept art game-nya yang telah dibuat.

Game Esports Gundam Tengah Dikembangkan oleh Bandai Namco

Gundam adalah salah satu franchise yang mampu bertahan begitu lama dan juga berhasil diadaptasi ke berbagai media, termasuk video game. Meski begitu, Bandai Namco kelihatannya masih melihat peluang untuk memperluas Gundam untuk ikut masuk ke dalam esports.

Hal ini diumumkan pada Konferensi Gundam Pertama di Tokyo. Chief Gundam Officer dari Bandai Namco, Koji Fujiwara mendiskusikan masa depan dari franchise ini dan bagaimana untuk memperkuatnya.

Dari beberapa rencana termasuk memperluas penjualan mainan gunpla dan juga merilis film live-action, Bandai Namco menyebutkan tentang kompetisi esports yang akan dinamai GGGP (Gundam Game Grand Prix).

image credit: ggame-grandprix

Kompetisi ini sebenarnya masih dalam tahap pengembangan oleh Bandai Namco. Untuk awalnya, kompetisi ini akan menggunakan game Gundam EXTREME VS. Maxi Boost On yang sebenarnya sudah ada di arcade sejak 2010 dan sudah masuk ke dalam ranah esports. Versi PlayStation 4-nya yang dirilis pada 2016 (Jepang)/2020 (Worldwide) bahkan akan masuk ke dalam turnamen sekunder Evo 2021.

Ke depannya, Bandai juga menargetkan perkembangan kompetisi ini menjadi event esports berskala global yang akan memusatkan fokusnya pada Amerika Utara. Varian game Gundam yang akan diperlombakan juga akan diperluas pada Mobile Suit Gundam Battle Operation 2 (PlayStation 5/PlayStation 4) dan juga Gundam Breaker Mobile (iOS/Android).

Selain judul-judul yang telah dirilis, Bandai Namco juga mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan sebuah judul Gundam baru yang memang dikhususkan untuk kompetisi esports. Fujiawara juga meminta para fans untuk menunggu informasi lanjutanya.

image credit: pushsquare

Game Gundam berkonsep PvP (Player-versus-player) sebenarnya telah beberapa kali dicoba oleh Bandai Namco sebelumnya. Salah satunya adalah New Gundam Breaker yang dirilis pada 2018 lalu. Namun sayangnya game ini mendapat respon yang kurang positif  dari para fans.

Kali ini bukanlah usaha pertama Bandai Namco menggarap game yang memang dipersiapkan untuk esports. Meskipun memang sebelumnya mayoritas game esports yang mereka buat adalah game fighting (Tekken, Dragon Ball FighterZ, Soul Calibur 6).

Hadirnya konsol next-gen sebenarnya juga memberikan kesempatan bagai Bandai Namco untuk mengembangkan sebuah game Gundam yang benar-benar baru dengan grafik, gameplay, dan bahkan mekanisme yang benar-benar dipersiapkan sebagai game kompetitif.

nimo tv riot games

Nimo TV Bakal Siarkan Konten Wild Rift, Pengiriman Monster Hunter Rise Tembus 4 Juta Unit

Dalam sepekan terakhir, ada beberapa berita menarik yang muncul di dunia game dan esports. Sebagian merupakan berita baik, sebagian yang lain berupa berita buruk. Kabar baik datang dari Nimo TV, yang menjalin kerja sama dengan Riot Games. Melalui kerja sama ini, Nimo TV akan menyiarkan konten dari game-game Riot, termasuk Wild Rift. Sementara itu, Nielsen mengungkap bahwa mereka berencana untuk menutup divisi SuperData mereka.

Nimo TV Bakal Siarkan Konten Game-Game Riot

Nimo TV, merek milik platform game streaming Tiongkok Huya, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan hak siar dari Riot Games di Brasil. Dengan begitu, mereka berhak untuk menayangkan konten serta pertandingan dari game-game Riot, seperti League of Legends, Teamfight Tactics, Valorant, dan Wild Rift. Dua turnamen yang akan Nimo TV siarkan antara lain League of Legends Championship di Brasil dan Valorant Challengers untuk Brasil.

Kerja sama antara Nimo TV dan Riot, yang berlangsung sepanjang 2021, tidak bersifat eksklusif. Hal itu berarti, Riot akan tetap menyiarkan turnamen esports mereka di channel YouTube dan Twitch resmi mereka. Namun, Riot tengah menyiapkan konten eksklusif dari Wild Rift untuk Nimo TV. Pasalnya, Nimo TV memang lebih fokus pada mobile game, lapor The Esports Observer.

Pengiriman Monster Hunter Rise Capai 4 Juta Unit

Capcom mengumumkan, secara global, pengiriman Monster Hunter Rise menembus 4 juta unit. Padahal, game itu baru diluncurkan pada 26 Maret 2021. Besarnya volume pengiriman dari Rise membuktikan bahwa para gamer Switch memang menginginkan game Monster Hunter. Sebagai perbandingan, pengiriman Monster Hunter World — yang diluncurkan untuk Xbox One dan PlayStation 4 — mencapai 5 juta unit, hanya 1 juta unit lebih banyak dari Monster Hunter Rise.

Monster Hunter Rise baru diluncurkan pada akhir Maret 2021 untuk Switch.
Monster Hunter Rise baru diluncurkan pada akhir Maret 2021 untuk Switch.

Kesuksesan dari peluncuran global World memperkuat keyakinan Capcom bahwa Rise juga bisa sukses jika game itu langsung diluncurkan di seluruh dunia. Monster Hunter World adalah game Monster Hunter pertama yang dirilis secara global dan langsung tersedia di Xbox One dan PS4. Sebelum itu, game-game Monster Hunter selalu diluncurkan di Jepang terlebih dulu dan hanya tersedia secara eksklusif untuk konsol PlayStation atau buatan Nintendo, lapor Games Industry.

VSPN Akuisisi Famulei, Perusahaan Manajemen Streamers

Versus Programming Network (VSPN) mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi perusahaan manajemen streamer asal Tiongkok, Famulei. Sayangnya, tidak diketahui nilai dari akuisisi ini. Satu hal yang pasti, Famulei akan beroperasi secara mandiri di bawah VSPN. Operasi Famulei mencakup manajemen talenta, marketing, licensing, dan e-commerce di sektor esports, hiburan, dan livestreaming. Sejauh ini, mereka telah menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi dan pemain esports internasional, seperti Team Liquid, T1, Gen.G, dan Lee “Faker” Sang-hyeok, menurut laporan Esports Insider. Setelah akuisisi ini, VSPN dan Famulei akan fokus pada monetisasi dari influencer dan konten esports.

Nielsen Bakal Tutup Departemen SuperData

Nielsen berencana untuk menutup divisi gaming mereka, SuperData. Alasannya, performa dari divisi itu tidak sesuai harapan. Nielsen mengakuisisi SuperData Research pada akhir 2018. Ketika itu, Nielsen mengungkap, mereka berharap akuisisi ini akan membantu Nielsen Gaming dan Nielsen Esports untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.

Sementara itu, SuperData menyebutkan, setiap bulan, mereka melacak lebih dari 160 juta gamers secara global. Mereka bisa menyediakan data untuk tim dan liga esports serta pelaku esports lainnya. Namun, Nielsen tetap memutuskan untuk menutup departemen SuperData, seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer.

Graffiti Games Mendapatkan Investasi Sebesar US$1,5 Juta

Graffiti Games, publisher game-game indie, mengungkap bahwa mereka telah mendapatkan pendanaan sebesar US$1,5 juta. Dalam wawancara dengan VentureBeat, CEO dan Co-founder Graffiti Games, Alex Josef menyebutkan, nilai perusahaan sekarang mencapai US$4,5 juta, lapor Games Industry.

Blue Fire adalah salah satu game dari Graffiti Games.
Blue Fire adalah salah satu game dari Graffiti Games.

Kucuran dana segar ini akan Graffiti gunakan untuk menambah jumlah pekerja dan mencari proyek-proyek baru. Sepanjang 2020, pemsaukan dari publisher ini naik 10%. Graffiti Games bukan satu-satunya program Josef terkait indie developer. Pada November 2020, dia dan Co-founder Graffiti lainnya, Alex Van Lepp meluncurkan India Game Coach, yaitu jasa konsultasi untuk para developer indie yang bisa didapatkan dengan harga terjangkau atau bahkan gratis.

Nexon Menanamkan US$874 Juta ke Hasbro, Bandai, Konami, dan Sega

Perusahaan game online raksasa, Nexon, baru saja menanamkan investasi sebesar US$874 juta di empat perusahaan ternama, yaitu manufaktur mainan Hasbro serta tiga publisher game: Bandai Namco, Konami, dan Sega Sammy. Keputusan ini diambil setelah dewan Nexon setuju untuk menyuntikkan US$1,5 miliar ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang hiburan. Karakteristik perusahaan yang mereka cari adalah perusahaan yang dapat membangun intellectual property yang menarik dan mempertahankannya secara global.

Mengingat Nexon baru mengalokasikan 58% dari total dana yang mereka siapkan, Games Industry menyebutkan, Nexon kemungkinan akan membuat pengumuman investasi baru di masa depan. Nexon menyebutkan, investasi yang mereka berikan bersifat jnagka panjang dan mereka tidak berencana untuk mengakuisisi perusahaan yang menerima pendanaan mereka di masa depan.

Katsuhiro Harada

Katsuhiro Harada Diangkat Menjadi Supervisor Esports di Bandai Namco

Sepanjang 2018, Bandai Namco adalah salah satu penerbit game yang berperan sangat aktif di dunia esports. Mulai dari penampilan debut Dragon Ball FighterZ di EVO, Tekken World Tour yang akhirnya dimenangkan oleh pengguna karakter Panda, hingga Dragon Ball FighterZ World Tour Saga, rasanya selalu ada kejadian menarik dalam tahun tersebut. Kini Bandai Namco menyambut kedatangan tahun baru 2019 dengan strategi baru pula.

Katsuhiro Harada, director serta produser yang menangani seri Tekken dan Summer Lesson, kini mendapatkan jabatan baru, yaitu kepala dan supervisor tim Fighting Game Esports Strategy di Bandai Namco. Dalam surat terbuka yang disampaikannya lewat media sosial, Harada berkata bahwa Bandai Namco akan terus mengembangkan turnamen serta komunitas esports di sekitar tiga seri fighting game andalan mereka, yaitu Dragon Ball FighterZ, Tekken, dan Soul Calibur.

Katsuhiro Harada
Katsuhiro Harada juga tetap menjadi penanggung jawab seri Tekken | Sumber: Katsuhiro Harada

“Kami sudah merencanakan sebanyak mungkin turnamen resmi selama tahun depan (2019), sambil terus mendukung turnamen yang digelar oleh komunitas. Ditambah lagi, kami juga ingin mencari cara untuk membantu aktivitas turnamen serta komunitas di masa depan,” ujar Harada dalam surat terbuka tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa kondisi Bandai Namco di setiap wilayah bisa berbeda, jadi bila komunitas fighting game memiliki pertanyaan atau masalah, sebaiknya langsung menghubungi kantor Bandai Namco terdekat.

Update kondisi Dragon Ball FighterZ

Anda yang mengikuti dunia fighting game kompetitif mungkin sudah tahu bahwa beberapa waktu lalu Dragon Ball FighterZ sempat mengalami masalah. Game ini ditarik dari sejumlah turnamen besar tanpa alasan yang jelas, namun diskusi di komunitas fighting game memunculkan kecurigaan pada masalah lisensi. Salah satu turnamen besar yang batal menampilkan Dragon Ball FighterZ adalah EVO Japan 2019.

Banyak penggemar Dragon Ball FighterZ yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap Toei Animation, selaku pemegang hak cipta atas film animasi Dragon Ball. Akan tetapi Toei Animation telah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak tahu-menahu tentang penarikan Dragon Ball FighterZ dari turnamen tersebut.

Bila bukan Toei Animation, siapa “dalang” di balik masalah ini? Sulit untuk menebaknya, karena hak cipta akan franchise Dragon Ball itu sendiri dipegang oleh banyak pihak. Selain Toei Animation, ada Bird Studio, Shueisha, Funimation Productions, serta Bandai Namco sendiri yang turut terlibat. Tapi setidaknya kini kemungkinan penyebabnya sudah semakin menyempit. Mudah-mudahan saja masalah ini cepat terselesaikan.

Kedudukan turnamen dalam hak cipta

Menurut Ultra David (tokoh veteran fighting game yang berprofesi sebagai pengacara), legalitas penggunaan suatu properti intelektual (IP) dalam wujud turnamen sebetulnya masih abu-abu. Tapi pada dasarnya, pemegang hak cipta memang berhak mengatur siapa saja yang boleh menampilkan IP mereka di depan publik. Bila dianalogikan dengan olahraga, hak cipta atas olahraga sepak bola memang tidak ada, tapi tetap ada hak cipta atas penyiaran olahraga tersebut, misalnya di stasiun televisi.

Ultra David & James Chen
Ultra David dan James Chen di Capcom Cup 2018 | Sumber: Ultra David

Selama ini legalitas turnamen tidak pernah menjadi masalah karena turnamen itu sendiri skalanya masih kecil. Andai dipermasalahkan pun, biaya yang dikeluarkan untuk mengurusnya di meja hijau akan terlalu besar. Tapi zaman sekarang berbeda. Esports telah menjadi industri bernilai jutaan dolar, dan masalah hak cipta mulai terasa penting untuk diperhatikan.

Ultra David sendiri tidak bisa memastikan siapa yang menyebabkan masalah di sekitar Dragon Ball FighterZ. Tapi hukum atas hak cipta ini sudah sangat jelas. Karena itu ia menyarankan, bila komunitas esports ingin mempertahankan pengadaan turnamen tak resmi, sebaiknya mereka melakukannya lewat bada legislatif, bukan lewat pengadilan. Bila komunitas bisa meyakinkan badan legislatif untuk menciptakan undang-undang mengayomi turnamen esports, itu akan jauh lebih baik daripada “berkelahi” melawan pemegang hak cipta.

Sumber: EventHubs, Katsuhiro HaradaDPG at Law, Toei Animation

Nintendo Menunjuk Bandai Namco Untuk Garap Metroid Prime 4

Sebagai salah satu franchise tersukses miliknya, Nintendo telah merilis tidak kurang dari 13 permainan Metroid di hampir semua console mereka. Namun hingga saat ini, baru ada tiga game di seri Metroid Prime. Berbeda dari sebelum-sebelumnya, Prime merepresentasikan langkah sang publisher membawa seri ini ‘maju’ dan merangkul teknologi game tercanggih waktu itu.

Tidak terasa sudah satu dekade berlalu semenjak permainan terakhir di seri ini dilepas. Metroid Prime 3: Corruption mengusung arahan first-person shooter seperti pendahulunya, dirilis di Nintendo Wii, dan memperoleh dukungan sistem kendali berbasis motion. Tapi ketika fans mengira petualangan Samus Aran di Metroid Prime telah berakhir, Nintendo menyingkap eksistensi game keempatnya di E3 2017.

Metroid Prime 4 diumumkan lewat sebuah teaser singkat berisi logo permainan. Sayang, hampir tidak ada informasi mengenainya kecuali game akan dirilis untuk Switch. Sejumlah jurnalis sempat bertanya pada Nintendo soal siapa yang mengerjakan permainan ini, dan publisher hanya memberi keterangan bahwa Retro Studios, tim yang bertanggung jawab menangani game-game Prime terdahulu tak lagi berpartisipasi.

Minggu lalu, para fans mulai berdiskusi buat mencari tahu siapa developer yang diberi kesempatan untuk mengembangkan Metroid Prime 4. Rumor mulai bergelimpangan di forum Resetera berdasarkan kemunculan lowongan pekerjaan di LinkedIn, kemudian situs Press-Start juga melihat bagaimana tim Singapura Bandai Namco tidak malu-malu mengungkapkan rasa gembira mereka karena ditugaskan ‘buat mengerjakan satu proyek menarik’.

Dan tidak lama setelah kabar tersebut beredar, Nintendo akhirnya mengonfirmasi bahwa mereka memang menunjuk Bandai Namco buat menggarap Metroid Prime 4, namun faktanya sedikit berbeda dari rumor. Tim inti Bandai Namco Studios tengah mencurahkan perhatian mereka pada pengembangan Metroid Prime 4, sedangkan studio Singapura-nya akan fokus membuat game baru lain untuk Switch.

Kolaborasi antara Nintendo dan Bandai Namco sendiri bukanlah hal baru. Developer Jepang itu pernah membantu Nintendo menciptakan Super Smash Bros. di Wii U dan 3DS, serta spin-off Pokémon bertema fighting, Pokkén Tournament.

Belum diketahui kapan Tepatnya Metroid Prime 4 akan meluncur. Menurut saya, permainan akan jadi senjata ampuh Switch dalam berkompetisi dengan para rival jika dirilis di tahun ini. Memang ada cukup banyak game eksklusif Switch yang dijadwalkan untuk mendarat di 2018, tapi judul kuat seperti Metroid Prime tentu akan kembali mendorong penjualan console.

Via Eurogamer.

Versi Remaster Dark Souls Akan Hadir di PC, Xbox One, PS4 dan Switch

Sebagai penerus spiritual Demon’s Souls, Dark Souls menawarkan pemain hal yang belum pernah ada di permainan action-role playing lain: pertempurannya sulit namun sangat adiktif, kemudian developer FromSoftware berhasil menciptakan dunia permainan yang begitu kompleks dan mampu ‘menyampaikan cerita’ tanpa memanfaatkan elemen sinematik.

Dark Souls pertama kali dirilis untuk sistem PlayStation 3 dan Xbox 360, kemudian di-port ke PC setelah publisher Bandai Namco melihat banyaknya konsumen yang mengharapkan game ini hadir di Windows. Versi PC-nya (diberi judul Prepare To Die Edition) menyimpan banyak kendala teknis, tapi dapat dimaklumi karena sebelumnya produser Takeshi Miyazoe sudah mengingatkan bahwa timnya tidak terlalu berpengalaman dalam menggarap game PC.

Kemarin, terdengar sebuah kabar gembira bagi fans yang bermimpi untuk menikmati Dark Souls pertama dengan memanaatkan segala kecanggihan platform game modern. Dalam presentasi Nintendo Direct di tanggal 11 Januari, Bandai Namco mengumumkan rencana buat menghadirkan versi remaster permainan itu ke Nintendo Switch, PC, PlayStation 4, dan Xbox One.

Tentu saja, fokus FromSoftware dan Bandai Namco adalah upgrade pada faktor grafis. Dark Souls versi Switch kabarnya akan menyuguhkan resolusi 1920x1080p 30fps di mode TV, dan 1280×720p 30fps di mode handheld. Lalu pemilik Xbox One dan PlayStation 4 dapat menikmati permainan ini di resolusi 1080p dengan 60-frame rate per detik. Di Xbox One X atau PS4 Pro, resolusi permainan di-upscale ke 4K dan menghidangkan 60fps.

Versi PC sendiri mendapatkan sentuhan istimewa. Di platform ini, Dark Souls siap menyajikan resolusi 4K native dengan tekstur objek 2K, dijalankan di 60-frame rate per detik.

Mungkin Anda yang sempat dikecewakan oleh Prepare To Die Edition melihat upaya porting kedua ini dengan penuh waspada. Namun jangan terlalu cemas. Kemampuan FromSoftware dalam meramu versi PC dari game mereka semakin baik. Dilihat dari sisi teknis, Dark Souls II di PC lebih baik dibanding pendahulunya. Lalu Dark Souls III terasa jauh lebih sempurna dan optimal.

Selain uprade visual, versi remaster Dark Souls juga dibundel bersama beragam add-on yang dahulu dihadirkan via DLC. Akan ada bos Black Dragon, Sanctuary Guardian, dan Artorias of the Abyss; disertai area-area, NPC, musuh, dan berbagai persenjataan serta set baju zirah baru.

Dark Souls ‘Remaster’ rencananya akan meluncur di seluruh platform game current-gen pada tanggal 25 Mei 2018.

Via Polygon.

Game My Hero Academia Baru Akan Meluncur Tahun Depan di Xbox One, PS4, Switch dan PC

Muncul pertama kali di majalah Shonen Jump tahun 2014, My Hero Academia pelan-pelan sukses mengumpulkan fans karena ceritanya yang unik: manga ini fokus pada petualangan seorang anak yang bermimpi jadi pahlawan super meski ia terlahir tanpa kekuatan super. Seri komik ini diangkat ke anime dua tahun setelahnya, dibarengi oleh upaya adaptasi ke video game.

Permainan video pertama My Hero Academia, berjudul Battle for All, dirilis untuk 3DS di pertengahan tahun 2016. Sayang sekali, game ini hanya dilepas secara eksklusif di Jepang. Status dari My Hero Academia: One’s Justice juga kurang lebih sama. Eksistensi permainan tersebut disingkap lewat website teaser berbahasa Jepang, tetapi saat itu belum dikonfirmasi apakah Bandai Namco punya agenda buat meluncurkannya secara global.

Di minggu ini, sang publisher mengungkap berita gembira buat kita semua. Mereka memublikasikan satu trailer anyar untuk permainan bertajuk ‘My Hero Game Project’, dan di akhir video tersebut, Bandai Namco tak lupa menginformasikan bahwa game akan tersedia di console PlayStation 4, Xbox One, PC via Steam dan juga Nintendo Switch di tahun depan.

My Hero Game Project 1

Detail mengenai permainan ini masih sangat sedikit. Di situsnya, Bandai Namco hanya menjelaskan bahwa My Hero Game Project merupakan permainan ber-genre action-adventure, digarap oleh tim developer asal Jepang, Byking Studios. Game tentu saja mengambil latar belakang jagat fiksi My Hero Academia, akan menyajikan pertempuran antara para pahlawan versus supervillain.

My Hero Game Project

Trailer dari My Hero Game Project sendiri memperlihatkan potongan cuplikan pertarungan antara  Izuku Midoriya dengan karakter antagonis Tomura Shigaraki, pemimpin dari faksi League of Villains. Aspek grafisnya mengusung gaya cell shading, sehingga visualnya menyerupai komik. Dalam permainan, gamer diberikan kemampuan untuk meluluhlantakkan bangunan di arena tempur.

My Hero Game Project 3

Beberapa hal yang belum bisa dipastikan adalah ada atau tidaknya pengisian suara dalam bahasa Inggris. Ada cukup besar kemungkinan, percakapan di permainan disuguhkan sepenuhnya dalam bahasa Jepang, dengan teks terjemahan Inggris. Dan sebagai gamer PC, saya pribadi berharap versi port Windows My Hero Game Project digarap secara optimal, termasuk aspek kendalinya.

Saat ini, belum diketahui kapan tepatnya My Hero Academia: One’s Justice akan meluncur, dan apa maksud tulisan ‘Plus Ultra!!’ yang Bandai Namco bubuhkan di trailer-nya.

Via Gematsu.