Baru-baru ini, Genesis Dogma mengumumkan kerja samanya dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia, Smartfren. Mengutip rilis, Smartfren dan Genesis Dogma nantinya akan menyajikan berbagai edukasi virtual lewat kerja sama ini. Edukasi virtual tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk video, yang berisikan berbagai tips dan trik untuk meniti karir di esports, entah itu menjadi player,shoutcaster, ataupun content creator.
Filipus Fendi atau Bangpen, Co-Founder Genesis Dogma memberikan komentarnya atas kerja sama ini. “Genesis Dogma lahir dari semangat berjuang dan kerja keras untuk membuka berbagai peluang di kancah esports, mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Kerja sama dengan Smartfren menjadi sebuah kemenangan besar untuk para gamers. Lewat kerja sama ini, Genesis Dogma ingin membuka berbagai potensi dunia esports Indonesia lewat konten edukasi virtual yang dibuat. Dukungan Smartfren dengan Kuota Nonstop terbaru tentunya juga akan membuat Genesis Dogma jadi lebih kuat secara pengembangan tim.”
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren menambahkan. “Esports bukan cuma soal keseruan, namun juga kerja keras di baliknya, serta bagaimana seluk-beluk tantangan yang dihadapi untuk bisa mencapai arena tertinggi. Smartfren melihat ada peran yang bisa diambil untuk membuka peluang bagi para gamers nasional, baik itu atlet serius ataupun sekedar rekreasi, dan tidak ada lagi rekan yang paling tepat untuk bercerita soal hal ini selain dari Genesis Dogma.”
Nantinya, konten edukasi virtual tersebut dapat disaksikan di YouTube resmi milik Genesis Dogma. Bukan hanya edukasi saja, tapi hasil kolaborasi Smartfren dengan Genesis Dogma nantinya juga termasuk beberapa konten hiburan yang dapat menemani Anda selama masa pandemi ini.
Genesis Dogma merupakan salah satu dari 5 tim esports pendatang baru di tahun 2020. Tim ini digagas oleh Bangpen bersama dengan sosok artis serta presenter, Grace Blessing Marbun. Musim lalu, Genesis Dogma menjadi salah satu peserta dalam gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Beranggotakan El, Danzo, Stussy, dan Fallen, performa Genesis Dogma belum bisa memenuhi harapan para penggemar, sehingga mereka akhirnya harus puas terhenti di peringkat 21 pada akhir babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 1.
Dengan geliat perkembangan yang begitu lincah juga cepat, tak heran jika kini banyak pihak juga ingin terjun ke dalam ekosistem esports Indonesia, salah satunya dengan membuat tim esports. Karena itu, meski baru berjalan 3 bulan, setidaknya ada 5 tim esports pendatang baru di Indonesia di 2020. Siapa saja mereka? Inilah daftarnya.
The Pillars
The Pillars digagas oleh salah satu musisi ternama di Indonesia, yaitu Ariel dari Band Noah. Debut pertama dari divisi pertama The Pillars sendiri ada pada ekosistem esports Free Fire. The Pillars Claymore segera berkompetisi di liga kasta utama Free Fire Indonesia, yaitu Free Fire Masters League 2020.
Sayang dalam pertandingan debutnya, The Pillars belum bisa menuai hasil yang maksimal. Mereka harus puas terhenti di peringkat 4 Pot A, kalah cukup jauh dibanding pemuncak klasemen pada grup tersebut, yaitu Rosugo Esports.
Walau baru muncul di tahun 2020, namun menurut cerita, The Pillars ternyata sudah ada sejak dari tahun 2003. The Pillars ketika itu bukanlah tim esports, melainkan hanya guild yang jadi wadah berkomunitas pemain Ragnarok Online. Ariel Noah bahkan mengakui, bahwa dirinya adalah pemain yang tergabung dalam komunitas tersebut, saat dia masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas.
“Kita sudah main sedari dulu, cuma memang sekarang dunianya sudah sangat berbeda, industrinya jadi semakin luas. Akhirnya teman-teman yang main Ragnarok hingga mobile games kumpul dan main lagi.” Ucap Ariel kepada Liputan6.com
Tahun 2020, Ariel bersama kawan-kawan lama dari Guild The Pillars tersebut kembali lagi, sampai akhirnya muncul ide untuk mengubah wadah komunitas menjadi tim esports yang lebih profesional. Saat ini The Pillars baru memiliki dua divisi. Selain The Pillars Claymore yang bertanding di skena Free Fire, ada juga The Pillars Slayer yang kini sedang bertanding di skena PUBG Mobile.
The Pillars Slayer bertanding di dalam gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Walau mereka sempat meraung keras pada pertandingan pekan pertama, namun entah kenapa permainan mereka meredup pada pekan-pekan berikutnya. Tercatat, The Pillars Slayer sudah mengamankan 5 Chicken Dinner dari 3 pekan pertandingan. Saat ini mereka bertengger di peringkat 15 dalam klasemen keseluruhan, dengan perolehan sebesar 527 poin.
SPCE
Space Esports atau SPCE menjadi tim esports yang dibesut oleh content creator di YouTube dan Instagram, yaitu Edho Zell. SPCE pertama kali diumumkan pada akhir Desember 2019 lalu, Edho Zell menceritakannya saat diwawancara oleh salah satu media esports di Indonesia.
Tidak seperti The Pillars yang memulai debut tim mereka lewat kompetisi kasta utama, Edho Zell terlihat ingin merintis SPCE lewat komunitas terlebih dahulu. Dalam membangun komunitas, SPCE membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada siapapun yang ingin mencoba merintis karir di dunia esports.
Ketika membuka kesempatan sebesar-besarnya, SPCE di sini benar-benar terbuka terhadap peluang apapun. Tim rintisan lain biasanya akan memulai dari ekosistem esports yang sudah besar dan cukup matang di Indonesia seperti Free Fire, PUBG Mobile atau mungkin Mobile Legends Bang-Bang. Tetapi SPCE muncul dengan cukup berani, membuka jalan pada skena yang belum atau sedikit terjamah di Indonesia.
Maka dari itu, SPCE kini tak hanya memiliki divisi mobile games saja, tetapi juga memiliki beberapa divisi yang memainkan PC game. Jika melihat dari akun Instagram resmi SPCE, saat ini mereka memiliki 3 divisi, yaitu SCPE Alpha yang bertanding di PUBG Mobile, SPCE Delta yang bertanding di PUBG (PC), dan SPCE Charlie yang merupakan tim Overwatch.
Berstatus sebagai tim debutan, mereka sudah berhasil menuai prestasi. Terakhir kali SPCE Delta turut bertanding dalam gelaran Predator League 2020, dan berhasil mendapatkan posisi Second Runner-Up.
Genesis Dogma
Tim berlogokan dinosaurus Tyrannosaurus Rex ini juga menjadi tim esports lain dalam daftar yang dirintis oleh sosok selebriti. Adalah Filipus Fendi (Bangpen) sosok content creator gaming yang dikenal di YouTube dan sosok aktris serta presenter, Grace Blessing Marbun, yang menjadi pendiri dari tim Genesis Dogma.
Berdiri sejak akhir Januari 2020 kemarin PUBG Mobile menjadi divisi pertama dari tim Genesis Dogma. Dirintis oleh Bangpen, yang cukup berpengaruh di komunitas PUBG Mobile, tak heran jika roster PUBG Mobile Genesis Dogma cukup berkualitas. Genesis Dogma berisikan El, Danzo, Stussy dan Fallen, pemain-pemain yang sudah cukup punya pengalaman berkompetisi di skena PUBG Mobile lokal.
Walau baru seumur jagung, tapi Genesis Dogma sudah sempat berkompetisi di beberapa turnamen lokal bergengsi. Sempat turut bertanding di DG League 2020, saat ini Genesis Dogma juga sedang bertanding di dalam gelaran liga PUBG Mobile Indonesia kasta satu, yaitu PMPL ID 2020 Season 1.
Namun demikian, performa Genesis Dogma terbilang cukup tertinggal jika dibanding tim-tim lainnya di gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Danzo dan kawan harus puas hanya mendapat satu kali Chicken Dinner saja sepanjang 3 pekan pertandingan. Dengan perolehan sebesar 149 poin saja, kondisi mereka saat ini sedang terancam di jurang degradasi, berada di peringkat 21 pada klasemen keseluruhan PMPL ID 2020 Season 1.
MORPH Team
MORPH Team mungkin tidak bisa dibilang sepenuhnya sebagai tim esports pendatang baru. Tim yang dibesut oleh sosok selebriti sosmed, Reza Oktavian (Arap) ini sebenarnya bisa dibilang sebagai reinkarnasi dari tim esports yang ia buat sebelumnya, We Against the World (WAW Esports). Berkolaborasi dengan BUBU.com, MORPH Team diumumkan pada awal Februari 2020 lalu dengan divisi PUBG Mobile sebagai ujung tombak.
Divisi PUBG Mobile MORPH Team berisikan pemain-pemain dengan jam terbang tinggi di berbagai kompetisi lokal. Berisikan 3 pemain ex-WAW Esports, yaitu RensKy, noMrcy, dan Zabrol, tim ini juga kedatangan pemain ex-EVOS Esports yang dahulu berhasil menaklukan Bigetron RA di gelaran PINC 2019, yaitu Jeixy.
Pada liga kasta utama PUBG Mobile Indonesia tersebut, MORPH Team sudah menuai hasil yang cukup positif, walau mungkin masih kurang memuaskan. Saat ini Jeixy dan kawan-kawan sudah mengumpulkan 4 Chicken Dinner dari 3 pekan pertandingan dan 604 total poin keseluruhan. Perolehan tersebut membuat mereka bertengger di peringkat 10 dari klasemen PMPL ID 2020 Season 1 keseluruhan.
Walau hanya memiliki divisi PUBG Mobile saja untuk saat ini, namun MORPH Team punya satu keunikan yang menurut saya, membuat tim ini jadi lebih mudah diingat. Hal tersebut adalah bahasa desain yang digunakan untuk seragam serta jaket tim. Menggunakan bahasa desain ala Cyberpunk, penampilan MORPH Team jadi layaknya para Hypebeast yang harga pakaiannya mencapai puluhan juta rupiah, dari baju sampai sepatu.
Team ELVO
Mungkin ini menjadi satu-satunya tim esports pendatang baru dalam daftar yang tidak dirintis oleh sosok selebriti. Tim ini dirintis oleh sekelompok anak muda yang menjalankan bisnis voucher game bernama Elvonesia, yaitu Ibrahim Kamil (Ikamil) dan A. Muiz Farist (Farexcel). Dari sisi manajemen tim, ada sosok yang sudah lama malang melintang di dalam ekosistem game Indonesia, Andrew Tobias, yang dipercayakan menjadi CEO dari Team ELVO.
Kehadiran Andrew Tobias mungkin bisa dibilang jadi salah satu keunikan dari Team ELVO sendiri. Sosok yang sudah lama malang melintang di komunitas game ini mengaku bahwa dirinya ingin keluar dari zona nyaman dengan menjadi CEO Team ELVO. Alhasil, tim ini tampil menjadi seperti apa yang Andrew tahu dan mahir lakukan, tim yang punya komunitas di berbagai game dan hadir di berbagai kota.
Diresmikan pada 1 Januari 2020 lalu, saat ini Team ELVO sudah memiliki tiga divisi, yaitu Free Fire, COD Mobile, dan Arena of Valor. Divisi Free Fire menjadi ujung tombak pertama dari Team ELVO. Team ELVO juga menjadi tim berikutnya yang segera mendapat prestasi saat debut pertama mereka. Mengikuti kualifikasi Piala Presiden Esports 2020 Regional Barat, Team ELVO segera menyabet piala dan lolos ke gelaran final Piala Presiden Esports 2020.
Sayang, Team ELVO belum cukup beruntung saat mereka mengikuti liga Free Fire Indonesia kasta utama, yaitu Free Fire Master League Season 1. Bertanding dengan tim-tim ternama, Team ELVO divisi Free Fire harus rela terhempas di peringkat 4 pot B, kewalahan melawan RRQ Hades yang jadi rival satu grup mereka.
—
Banyaknya kehadiran tim esports di Indonesia tentu akan membuat persaingan, baik prestasi ataupun bisnis, menjadi semakin berat. Namun demikian hal ini menjadi pertanda bahwa ekosistem esports di Indonesia terus bertumbuh besar. Terlebih persaingan menghadirkan inovasi, yang diharapkan membuat ekosistem esports indonesia kian matang di masa depan.
Selain itu, meski tahun 2020 baru berjalan 3 bulan (artikel ini ditulis pada tanggal 30 Maret 2020), sudah ada 5 tim baru yang muncul. Apakah pembuatan tim-tim esports baru ini hanya sekadar latah dari berbagai selebriti? Hanya waktu yang bisa menjawab, apakah ramainya tim-tim esports baru ini memang keputusan yang matang atau latah semata.
Uniknya juga, tidak ada divisi Mobile Legends yang dibentuk oleh 5 tim baru tadi. Padahal, faktanya, Mobile Legends masih jadi salah satu esports paling populer di Indonesia menurut Esports Market Trend 2019 yang dirilis DailySocial. Apakah karena ekosistem esports MLBB yang memang punya tuntutan lebih tinggi dalam keseriusan manajemen dan sengitnya kompetisi, yang terlihat dari MDL dan MPL Indonesia? Atau apakah para pendiri tadi sudah tidak melihat ada peluang bisnis yang menguntungkan dari ekosistem MLBB?
Seiring perkembangan teknologi, game streaming telah mendapatkan tempatnya tersendiri di kalangan para gamers. Melihat keseruan orang bermain game, atau sang streamer berbagi berbagai macam hal jadi salah satu dari beberapa alasan kenapa game streaming dan para streamer kini jadi populer di kalangan gamers.
Streamer memang merupakan salah satu dari banyak pekerjaan di ekosistem esports yang bisa digunakan untuk mendulang keuntungan dan popularitas. Tapi menariknya, pekerjaan ini juga kerap digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya lewat kegiatan maraton streaming.
Di luar negeri, fenomena ini semakin menjamur. Salah satu contohnya ada media IGN yang menggalang dana dalam peringatan National Suicide Prevention Week. Sementara itu, kalau di Indonesia ada Reza “Arap” Oktovian, yang baru-baru ini mengadakan ajang livestream galang dana untuk bencana asap di Riau dan Kalimantan.
Dalam acara bertajuk Livestream For Charity Reza Arap melakukan streaming selama 24 jam, mulai dari jam 1 siang 19 September 2019 kemarin. Acara ini juga mengundang berbagai content creator ataupun streamer lain yang juga populer di kalangan gamers.
Beberapa di antaranya seperti BangPen, WAW.TakaNoMe, hingga SkinnyFabs. Dalam kurun waktu 24 jam, Arap akan melakukan berbagai aktivitas agar tetap dapat menghibur para penontonnya. Bangpen sendiri akan bermain game PUBG Mobile dan Dota 2. Sementara untuk Arap, selain dari PUBG Mobile dan Dota 2, ia akan bermain Fortnite dan beberapa kegiatan selain dari bermain game.
Nantinya, hasil dari penggalangan dana ini akan digunakan untuk membeli alat-alat yang dibutuhkan oleh para korban bencana di Riau dan Kalimantan, seperti tabung Oksigen dan Masker. Belakangan, kondisi di Riau dan Kalimanatan terbilang semakin parah. Dilansir dari Tempo, parahnya kabut asap bahkan sampai membuat 8 bandara di Sumatera dan Kalimantan terpaksa tutup.
Kegiatan ini menjadi sesuatu yang berarti bagi komunitas gamers. Hal ini seakan menjadi bukti bahwa gamers juga bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat lewat kegiatan yang dilakukan, salah satunya seperti Livestream for Charity.
Gelaran Livestream For Charity ini diselenggarakan lewat channel YouTube Reza Oktovian dan juga Bangpen. Bagi Anda yang ingin melakukan Donasi, Anda dapat langsung menuju ke tayangan tersebut.