Tag Archives: Bank Aladin

Cara Menggunakan Aplikasi Bank Aladin

Cara menggunakan aplikasi Aladin Bank adalah topik utama di artikel ini. Anda akan mengetahui cara menggunakan semua fitur penting pada aplikasi tersebut. 

Sebelumnya, PT Bank Aladin Syariah atau yang dikenal sebagai Aladin Bank memfasilitasi akses layanan perbankan syariah digital untuk melayani seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha.

Step-step Menggunakan Aladin Bank

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan di aplikasi Aladin Bank. Anda bisa mentransfer, membayar tagihan, menabung di Ala Impian, dan sebagainya. Anda bisa baca fitur dan produknya di sini.

Bagaimana cara menggunakannya?  Pertama, Anda harus membuka aplikasi. Lalu, login agar bisa masuk. Cara selanjutnya tergantung dengan fitur yang ingin digunakan.

Transfer

  • Pada halaman utama, pilih Transfer.
  • Pilihlah tujuan transfer Anda. Misalnya, klik Bank Lain.
  • Selanjutnya, pilih ATM.
  • Masukkan nomor rekening penerima. Lalu, klik Cek Rekening.
  • Pastikan nama penerima dan nomor rekeningnya sudah benar. Anda bisa mengaktifkan Simpan Rekening. Jika sudah, klik Ya, Lanjutkan.
  • Masukkan nominal transfer dengan minimal Rp10.000.
  • Pilih metode pembayaran :
    • BI Fast : biaya admin Rp2.500 dan limit transfer Rp10.000 hingga Rp50.000.000.
    • Online : biaya admin Rp6.500 dan limit transfer Rp10.000 hingga Rp50.000.000.
  • Kemudian, pilih tujuan transaksi :
    • Transaksi Dana.
    • Pembelian.
    • Investasi.
    • Lainnya.
  • Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Perhatikan kembali pada halaman Konfirmasi Transfer. Jika sudah benar semua, klik Transfer.
  • Selanjutnya, masukkan PIN transaksi Anda.
  • Transaksi berhasil. Anda juga bisa mengklik Bukti Transaksi.

Lalu, bagaimana cara mengirim uang ke sesama rekening Aladin? Caranya hampir sama seperti yang di atas.

Yang membedakannya adalah pada langkah kedua Anda harus memilih Sesama Aladin. Selain itu, tidak ada biaya admin juga, lho. 

Tarik Uang Tunai

Sekarang, Anda bisa menarik uang tunai tanpa pakai kartu debit, lho.  Anda bisa melakukannya dari aplikasi dan mengambil uangnya di Alfamart.

Caranya :

  • Pada halaman utama, pilih Tarik
  • Pilih  nominal uang yang ingin Anda tarik. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Setelah itu, tunjukkan kode transaksi ke kasir Alfamart untuk mendapatkan uangnya. Perhatikan batas waktunya agar bisa mengambil uangnya!

Setor Tunai

Sama seperti yang di atas, Anda bisa menyetor uang tunai dari Alfamart. Sebelum itu, pastikan Anda membawa uang tunainya.

  • Pilih menu Setor pada halaman utama aplikasi.
  • Selanjutnya, pilih nominalnya. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Klik Setor Tunai.
  • Kemudian, masukkan PIN Anda.
  • Tunjukan kode setor tunai ke kasir Alfamart dan berikan uang tunai yang sesuai dengan nominalnya.

Ala Impian 

Bagaimana cara menggunakan produk Ala Impian untuk mengatur tabungan Anda? Ikuti langkah-langkahnya berikut ini :

  • Pilih menu Ala Impian dengan klik Ayo Nabung.
  • Geser ke kiri dua kali, lalu klik Mulai Sekarang.
  • Pilihlah salah satu, apakah Anda ingin menabung dengan target atau tanpa target. 

Jika Anda memilih Nabung dengan target, maka :

  • Tulislah impian Anda.
  • Masukkan nominal target saldo Anda.
  • Tentukan target waktunya.
  • Selanjutnya, klik centang untuk pernyataannya.
  • Klik Buat Ala Impian.
  • Kemudian, klik Ayo Menabung!
  • Anda bisa mengambil saldo Anda dari Ala Dompet. Jika sudah, klik Top Up.
  • Selain itu, Anda bisa mengambil dari rekening bank Anda yang lain.

Jika Anda memilih Nabung tanpa target, maka :

  • Tulislah impian Anda, lalu klik Buat Ala Impian.
  • Anda bisa mulai Top Up dari Ala Dompet atau bank lain.

Selanjutnya, Anda bisa menambahkan impian lagi dengan maksimal dua puluh. Pada menu Ala Impian, klik Buat Baru di pojok kanan atas. Langkah berikutnya sama seperti yang di atas.

Ala Berbagi 

Berikut ialah langkah-langkah melakukan donasi dari aplikasi Aladin Bank :

  • Pilihlah menu Ala Berbagi dengan mengklik Ayo Donasi di halaman utama.
  • Pilihlah salah satu produk donasi.
  • Selanjutnya, pilihlah lembaga donasi yang Anda inginkan.
  • Jika sudah memilih lembaganya, klik Donasi Sekarang.
  • Masukkan nominal donasi Anda dengan minimal Rp10.000. Lalu, klik Lanjutkan.
  • Selesai.

Bayar dan Beli 

Anda bisa melakukan pembayaran dan pembelian pulsa, paket data, PLN Prabayar, dan PLN Pascabayar. Pertama, pilih menu Bayar dan Beli  di halaman utama.

Jika Anda ingin membeli pulsa, maka :

  • Klik Pulsa.
  • Masukkan nomor HP Anda dan pilih nominal pulsa.
  • Konfirmasi kembali apakah sudah sesuai. Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Selanjutnya, klik Bayar.
  • Masukkan PIN Anda.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membeli paket data, maka :

  • Klik Paket Data.
  • Masukkan nomor HP Anda dan pilih paket datanya. Anda bisa melihat secara detail paket datanya.
  • Konfirmasi kembali apakah sudah sesuai. Jika sudah, klik Lanjutkan.
  • Selanjutnya, klik Bayar.
  • Masukkan PIN Anda.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membeli PLN prabayar, maka :

  • Klik Token Listrik.
  • Masukkan nomor meter Anda dan pilih nominal token.
  • Konfirmasi pembayaran dengan mengklik Lanjutkan.
  • Lalu, klik Bayar.
  • Masukkan PIN.
  • Selesai.

Jika Anda ingin membayar PLN pascabayar, maka :

  • Klik Tagihan Listrik.
  • Masukkan nomor pelanggan PLN Anda. Lalu, klik Lihat Tagihan.
  • Konfirmasi pembayaran dengan mengklik Lanjutkan.
  • Lalu, klik Bayar.
  • Masukkan PIN.
  • Selesai.

E-Statement 

Bagaimana cara mengunduh e-statement atau mutasi rekening? Caranya dengan :

  • Klik Detail pada kolom Ala Dompet.
  • Selanjutnya, klik Unduh e-statement.
  • Muncullah laporan  mutasi Anda. Anda bisa mengunduhnya dengan mengklik ikon unduh.

Begitulah cara menggunakan aplikasi Aladin Bank. Sekarang, Anda bisa mengetahui cara menggunakan Ala Impian untuk menabung sebagian hasil profit usaha, menyetor uang ke supplier, dan sebagainya. Oh iya, coba baca artikel  bank digital lainnya yang bisa Anda gunakan juga untuk membantu usaha Anda.

Bank Aladin Syariah mengantongi hampir 700 ribu nasabah dalam kurun enam bulan

Dyota Marsudi: Ekosistem “Offline” Jadi Kunci Rangkul Segmen “Unbanked” dan “Underbanked”

Dalam wawancara perdana DailySocial, Presiden Direktur PT Bank Aladin Syariah Tbk (IDX: BANK) Dyota Marsudi bercerita gagasan dan strateginya menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked di Indonesia dengan pendekatan sederhana, yakni menyentuh aspek yang lekat dengan keseharian mereka.

Sebagai langkah awal, Bank Aladin bersinergi dengan salah satu raksasa modern retail PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (IDX: AMRT). Jaringan luas Alfamart menjadi strategi kunci Bank Aladin untuk men-deliver layanannya dengan cara yang efisien dan accessible. Sinergi ini semakin solid kala Alfamart resmi menggenggam sekitar 2,2% saham Bank Aladin.

Bank Aladin sebelumnya bernama Bank Net Indonesia Syariah. Perusahaan resmi berganti identitas pada Juni 2021. Selain Alfamart, perusahaan insurtech asal Tiongkok ZA Tech Global juga masuk menjadi investor Bank Aladin pada April 2022.

Berikut petikan wawancara kami untuk memahami lebih lanjut strategi omnichannel Bank Aladin dalam memperkuat posisinya di industri bank digital.

Ceritakan proses transformasi awal menjadi Bank Aladin?

Jawab: That was a very difficult thing to do. Sebetulnya, kami sudah punya lisensi syariah meski target pasar yang diincar sekarang berbeda. Untuk membangun perusahaan dengan pemilik dan manajemen baru, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, menjalankan dua bisnis secara paralel. Bisnis legacy tetap berjalan, but don’t put too much effort. Wind down secara bertahap, dalam 2-5 tahun akan mengecil.

Kedua, membangun dari nol. Bagi bank, membangun hal baru cukup sulit. Kalau harus menjalankan dua bank sekaligus, baik legacy maupun bank digital, tentu sulit karena bisnis, sistem, dan timnya berbeda. Nah, kami punya tim baru dengan tim yang menjalankan bisnis dan teknologi sebelumnya.

What we did adalah putuskan semuanya dengan cepat. Istilahnya rip the bandage off. Ini terjadi sebelum saya masuk. Saat itu, pemegang saham pengendali (PSP) dan tim mengambil sejumlah tindakan, yakni mencari buyer untuk take over aset, melihat kembali liabilitas, dan hentikan renew sistem. Ada beberapa orang di-let go, tetapi kami minta mereka reapply lagi supaya kami bisa assess.

Apa hipotesis Anda mengenai target pasar dan strategi Bank Aladin?

J: Sedikit kilas balik, sebelum berganti nama, Bank Net Syariah bermain di segmen korporasi, syndicated loan, yang di-drive oleh Maybank Malaysia. Saat itu mereka ingin mengembalikan license [syariah], tetapi OJK memberi kesempatan bagi mereka yang ingin berinvestasi di sini.

Pemegang saham pengendali (PSP) membuat tesis—nah, saat itu saya belum bergabung—yang kebetulan sama dengan yang saya pelajari saat bekerja di Vertex Ventures. Membangun tech company berarti ada dua hal yang bisa dilakukan, yakni (1) membuat existing market lebih efisien dan (2) membuka market baru.

Kami melihat segmen corporate atau ultra high network sudah overserved di sektor perbankan, khususnya layanan keuangan. Sudah ada aplikasi dan produk khusus. Banyak wholesale yang memberikan loan. Jadi segmen ini sudah afluent dan relatif nyaman.

Justru segmen terbesar yang perlu menjadi perhatian adalah middle income dan below. Kami sebut sebagai unbanked dan underbanked yang populasinya mencapai 77%. Ada yang punya rekening, tapi belum dipakai sepenuhnya. Ada juga yang akunnya dormant. Mereka tidak punya akses ke layanan keuangan resmi atau formal.

Alasan mereka tidak punya akses ke layanan keuangan adalah mereka butuh simple product, bukan sophisticated atau produk yang strukturnya rumit. Kemudian, soal akses. Sebelum bank digital ada, buka rekening harus ke bank di mana tidak semua lokasi ada dan tidak buka seharian. Terakhir, dalam sebuah survei, syariah menjadi faktor kedua terpenting saat nasabah menentukan bank. Ini tiga hal utama yang menjadi landasan membangun Aladin.

Simple product dan akses tercermin dari produk. Turunannya adalah partner kami. Saat kami bangun Bank Aladin, partner yang kami ajak kerja sama harus punya kontribusi signifikan terhadap tesis tersebut. Nah, Alfamart paling cocok dengan segmen yang kami incar. Setiap bulan puluhan juta orang datang ke Alfamart. Mereka bertransaksi dalam volume kecil. Selain itu, Alfamart punya 17.000 lokasi gerai di Indonesia. Mereka sudah punya trust terhadap Alfamart dan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat setempat. Bagi segmen yang kami incar, interaksi itu penting. Mereka bisa berinteraksi nyaman.

Akses, trust, dan simple product sudah kami dapatkan. Yang kami lakukan selanjutnya adalah amplify those things. We try and make product as simple and accessible sehingga kami bisa menarik 77% ini, termasuk UMKM, yang belum punya akses ke layanan keuangan dan pinjaman.

Bagaimana transformasi teknologi dan pengembangan produk Bank Aladin?

J: Di awal 2021, tim kami baru 30 orang. Lalu, jumlahnya mencapai 200 orang di akhir 2021. Sekitar 50%-60% dari total headcount kami adalah product engineer. Kalau benchmarking bank secara umum, porsi product engineer bisa sepuluh kali lipat. Namun, kami adalah bank. Everything we do harus di-assess dengan baik. Kami harus compy dengan regulasi.

We run a very nimble company. We start simple. We build things as we go. Bukan [menggunakan model] waterfall di mana harus lengkap dulu baru launch. Kami start pengembangan fitur dari kebutuhan yang paling core, seperti aplikasi untuk onboarding dan fitur transfer. Lalu, kami launch [aplikasi] di awal 2022 setelah mendapat lisensi dari OJK dan BI. Artinya, kami membangun bank digital in less than six months. Everything we build is from scratch, with no legacy issues.

Kami bangun semua teknologi sendiri, kecuali core. Dulu kami pakai Silverlake untuk core banking system. Lalu, kami ganti ke Mambu, which is a cloud-based core banking systemWe are culturally more similar to tech company daripada bank, tetapi operationally we are bank. Kami bukan fintech, P2P, atau multifinance.

Bagaimana penerimaan pasar terhadap aplikasi Bank Aladin?

J: Jumlah nasabah kami yang sudah melewati KYC di Dukcapil dan dijamin LPSini akun aktif, bukan download, phone number, atau emailhampir 700 ribu. Dengan catatan, kami belum push marketing kencang, baru di semester II ini.

Produk funding sudah setengah triliun Rupiah, ini liabilities ya. Sementara, produk financing kami baru mulai. Sudah [salurkan] beberapa ratus miliar, tetapi belum optimal. Primarily, produk financing kami untuk supplier Alfamart, sedangkan funding untuk pengguna retail. Sebagian besar nasabah kami adalah retail.

Kami dapat masukan dari nasabah kami. Ternyata, masih ada yang mengira kami pinjol, which is not good for us. When we go down to tier 2 or 3 cities di mana ada cakupan Alfamart, awareness Aladin belum terserap dengan sempurna. That’s why we’re going to push marketing in second half and establish Bank Aladin‘s name even better. We plan a lot of products, hopefully we get it right. Semoga brand awareness kami lebih kuat dan tidak diasosiasikan dengan pinjol. Siapa tahu, 700 ribu nasabah kami dapat berkembang menjadi tujuh juta.

Apakah Bank Aladin akan go cardless?

J: Kami akan tetap pakai kartu. Kami berikan masyarakat opsi untuk memiliki kartu atau tidak saat registrasi.

Kita bisa merasa optimistis dengan teknologi. Perkembangannya cepat sekali. Lihat saja sekarang banyak tech company besar, bahkan ada yang sudah IPO.  Namun, will everything be cardless or cashless in the next 5 or 10 years? Mungkin in unpopular opinion, menurutku ini belum diketahui. Lalu, what do we need to do? We need to be able to serve the customer today. Kita tidak bisa tunggu 5-10 tahun supaya [adopsi teknologi] mereka siap. Ini mengapa kami approach dengan model omnichannel.

Jaringan omnichannel yang kami miliki, with all due respect, at least from the offline side should be the strongest dari [yang dimiliki] bank digital saat ini. Kami bermitra dengan Alfamart untuk tarik-setor tunai. We have access to over 17,000 location. Ekosistem Alfamart besar dan primarly offline. Digitalisasi online ada di Bank Aladin.

Apakah kami tidak berkolaborasi dengan online platform, seperti e-commerce, ride-hailing, atau travelThe answer is yes, but we believe the offline element is more important now considering the target market is unbanked and underbanked. Saat [ekosistem] offline sudah terbentuk, kami bisa mulai fokus ke online. Kami bisa saja full online, nothing stopping us. Namun, the reason we go offline adalah we know our target segment. We know their behavior. We know what they need. Jadi ini adalah go-to market strategy, bukan capabilities issue.

Apakah ada sinergi pembukaan rekening di gerai Alfamart?

J: Pembuatan rekening butuh KYC. Ini sangat regulated karena ada risk assessment. We don’t plan to do onboarding nasabah di gerai Alfamart karena itu akan menjadi cabang, less-efficient, proses ribet, dan investasi tinggi.

Yang kami lakukan lewat sinergi ini adalah kasir di Alfamart dapat membantu mengarahkan calon nasabah untuk mengunduh aplikasi Bank Aladin dan go through e-KYC process sendiri. Artinya, kami ingin membuat calon nasabah merasa nyaman dengan menggunakan pendekatan Alfamart. Kami membangun aset sendiri yang dapat menjadi complimentary bagi aset yang dimiliki partner.

Apa saja fokus Bank Aladin di tahun ini?

J: Fitur yang kami push sejak awal adalah tarik-setor tunai di gerai Alfamart. Kalau hanya opsi transfer saja, bagaimana tariknya? Sementara, segmen unbanked dan underbanked rata-rata belum punya rekening.

Kami coba buka akses yang simple dan tidak ribet, yakni Alfamart. Nasabah bisa menabung atau tarik tunai di kasir apabila tidak ada ATM. Tech integration is done sehingga kami bisa scale dengan cepat. Kasarnya, tinggal dinyalakan saja. Jadi nasabah bisa lakukan di semua Alfamart di Indonesia. Kami juga akan dorong promosi di Alfamart untuk meningkatkan transaksi dan memahami behavior mereka.

Kami juga ingin fokus untuk financing, to make sure our liabilities is productive. In the next semester, we’ll build financing product untuk UMKM karena we can assess UMKM better than retail. Kami adalah bank, bukan P2P atau multifinance. NPL kami betul-betul diawasi investor.

Mengapa bersinergi dengan ZA Tech? Apa saja produk kolaborasinya?

J: Belum banyak yang tahu bahwa perusahaan insurtech ZA Tech Global punya bank digital dan number one di Hong Kong. They have actually built a winning bank. Belajar dari mereka sangat excitingFor us, insurance seems to be a logical next step. Insurance adalah core product mereka dan kami ada pipeline ke sana, baik itu micro insurance, loan insurance, apapun itu.

Saat ini, kami belum bisa diclose dari sinergi ini. Perlu diketahui, semua produk yang kami bangun hanya untuk segmen kita saja, yakni unbanked, underbanked, dan SME. Kami harus disiplin, apakah [yang dibangun] sesuai dengan kacamata unbanked dan underbanked. Jadi, kami tidak akan bikin [produk] yang kompleks. We always try to make decisions based on data we collect.

Partnership tidak mudah karena chemistry, strategi, dan aspek lain harus cocok. Kita sudah align semua dan hanya masalah timeline saja. Jadi, when we find a good partner, we’ll pull the trigger. 

Application Information Will Show Up Here